Cincin Penukar juga tampak kesal, menggerutu: "Ini semua bukan urusanku. Aku baru saja terbangun, baru saja kau kenakan dan bangunkan. Lalu kau langsung menanyai aku seperti ini. Bukankah ini kejam? Bagaimana mungkin aku tahu?"
Perlahan-lahan aku mulai tenang.
Tampaknya dia sama sepertiku, baru saja terbangun. Meski terlihat seperti dia sudah lama menungguku mengenakan dan membangunkannya, nyatanya dia sama tidak tahunya sepertiku.
Tapi satu hal yang pasti: Ini pasti bukan kebetulan. Pasti ada yang sengaja melakukan ini.
Jadi setelah tenang, aku tidak menanyakinya lagi. Aku menghela nafas: "Sudah, sudah. Tidak akan kupaksa. Aku mengerti maksudmu. Kau seperti robot penukar, bisa menukar apapun. Aku memberi barang, lalu bisa tukar dengan barang darimu. Lalu dengan apa aku bisa menukar? Tunjukkan, kemampuan apa yang kau punya? Apa keuntungan yang kudapat sebagai tuanmu?"
Cincin Penukar langsung tertawa: "Katakan saja apa yang kau inginkan, akan kuberitahu syarat penukarannya. Pasti membuatmu terkejut!"
Dengan perasaan kesal karena jawaban tak kunjung datang, kuajukan: "Berikan aku sebotol Erguotou. Tidak, Baigan juga boleh. Atau Madao. Kau tahu? Aku ingin mabuk berat!"
Cincin Penukar tertawa: "Tahu. Aku memiliki database tak terbatas. Sebut saja, langsung kutahu."
"Kemudian sepertinya sedang menyapu sekeliling, akhirnya melihat sebuah pisau belati di atas meja dan berkata, 'Benda ini bisa ditukar, pisau belatinya bagus.'"
Cahaya putih berkilat, pisau belati menghilang.
Setelah itu di pelukanku muncul sebotol minuman keras 'Mendao Lü', masih baru segel.
Aku tertegun dan kaget, ternyata benar-benar bisa didatangkan secara instan.
Penukaran ini terlalu tidak masuk akal.
Dia tertawa, "Sudah lihat kehebatanku? Hmph, kemampuanku masih lebih kuat lagi. Katakan saja apa yang kau inginkan, aku akan beri tahu apa yang harus ditukar. Apa yang kau punya, aku juga bisa beri tahu apa yang bisa kau dapatkan."
Sangat sombong.
Memang punya alasan untuk sombong, karena ini benar-benar kuat, Cincin Penukar memang bukan nama kosong.
Lagipula di akhir zaman sekarang, semua barang tidak ada yang mau, bukankah berarti segalanya bisa ditukar? Benda ini terlalu hebat.
Tapi ada satu masalah, pisau belati itu bukan milikku, itu milik Titan.
Aku segera berteriak, "Cepat kembalikan pisau belati itu! Itu bukan milikku! Aku tidak mau Mendao Lü lagi, cepatlah!"
Cincin Penukar berkata, "Menukar pisau belati dengan Mendao Lü tidak bisa. Ada selisih nilai tukar di ruang ini. Pisau belati bisa ditukar dengan Mendao Lü, tapi Mendao Lü tidak bisa ditukar kembali menjadi pisau belati."
"Bangsat! Cepat kembalikan! Benda itu bukan milikku! Jika tidak kau kembalikan, akan kuhancurkan kau!"
Dia langsung menjadi pengecut, bergumam, "Kamu tidak bisa bicara baik-baik ya? Sungguh, mendapat inang seperti kamu, aku benar-benar sial. Sudahlah, aku beri kamu satu kesempatan ingkar janji, tapi jangan sampai terulang lagi."
"Shua!" Kilatan cahaya putih menyambar.
"Mendao Lü" menghilang, belati muncul kembali di situ, membuat hatiku tenang.
Tapi benda ini terlalu menarik, membuatku sangat gembira. Aku pun tak peduli lagi, asal mengambil barang-barang di meja dan bertanya, "Ini bisa ditukar apa? Yang ini bisa ditukar apa?"
"Aku bukan penukar rongsokan. Tidak semua barang bisa ditukar. Yang ini mungkin bisa ditukar dengan sepotong roti. Yang itu mungkin sepasang sepatu."
"Katanya bukan penukar rongsokan, tapi bisa menukar sepatu. Jelas-jelas penukar rongsokan!"
Aku tertawa terbahak-bahak, semakin asyik bermain-main.
Cincin Penukar tersinggung, "Jika kau terus menghina seperti ini, aku akan matikan fungsi penukaran tingkat rendah. Lihat nanti kau masih bisa menukar atau tidak!"
Aku segera tertawa, "Bercanda kok! Aku hanya bercanda. Kamu baik sekali, mana mungkin aku mengganggumu." Aku terkekeh, "Siapa pun yang menggantung di leherku, apa pun rahasianya, yang penting sekarang semuanya baik. Hidup jadi mudah."
Tertawa terbahak-bahak membuatku sangat bersemangat.
Kebetulan, Titan kembali.
Aku segera menyimpan Cincin Penukar.
Titan tidak bertanya, dengan kebiasaan menunjukkan deretan gigi putihnya, tersenyum lebar: "Kamu belum tidur? Kakek Xia sudah bilang ke aku, suruh aku besok ajak kamu keluar buat kenal lingkungan. Tidur cepat, subuh harus bangun. Waktu itu infeksia belum aktif. Kenali tempat ini dulu."
Aku mengangguk berkali-kali, masuk ke dalam selimut, memegang Cincin Penukar siap mencobanya besok.
Malam berlalu tanpa kejadian.
Hari kedua.
Langit masih gelap, sekitar subuh pukul lima. Baru muncul secercah fajar, Titan sudah bangun membangunkan: "Kak Tang, Kak Tang! Bangun! Waktunya berangkat!"
Membekali diri dengan senjata.
Aku menggosok mata, bangun dengan semangat baru: "Iya, aku bangun sekarang."
Ikut Titan cuci muka, meraba-raba dalam gelap. Tak ada orang lain. Kami berdua keluar dari permukiman.
Aku bertanya: "Selain mengenalkan lingkungan, apa tujuan utama kita kali ini?"
Titan membawa pisau belati dan panah di punggung, tersenyum seperti menara hitam: "Sekarang seluruh kota cuma kita-kita. Jadi harus cari makanan. Persediaan mulai kurang. Tapi kalau tidak ketemu, harus pulang sebelum siang. Karena begitu panas, infeksia akan keluar berpatroli. Makanya kita harus cepat."
Seperti pionir mencari makan, sekalian memperkenalkan tempat ini padaku.
Aku mengangguk, lalu mengikutinya mencari di jalan raya yang luas dan sepi.
Setelah berputar-putar, aku melihat sebuah gedung department store raksasa.
Aku bertanya, "Boleh kita lihat ke sana? Mungkin ada sesuatu yang berguna."
Titan yang bertubuh kekar dan berkulit hitam itu justru sangat ramah, tersenyum menampakkan gigi putihnya, "Oke, mari kita masuk."
Kami pun memasuki gedung itu.
Tujuan utamaku adalah mencari perhiasan emas/perak atau barang berguna lainnya untuk menguji Cincin Penukaran.
Kuusulkan, "Tempat ini terlalu luas, lebih baik kita pisah. Arah sana ada supermarket, mungkin ada barang. Kau ke sana, aku cari di sini. Nanti ketemu di titik ini."
Dia segera tersenyum lebar mengangguk, lalu pergi membawa busurnya.
Aku mulai mencari di area ini.
Seperti penjelasan Cincin Penukaran tadi malam, perhiasan emas bisa ditukar banyak barang. Aku menjelajahi toko-toko perhiasan.
Akhirnya kutemukan sebuah toko perhiasan mewah yang khusus menjual emas sebelum kiamat.
Hampir semua hancur, tapi masih bisa kutemukan beberapa cincin emas, kalung kecil di sudut-sudut atau lantai.
Di zaman kiamat ini, emas sudah tak berharga sehingga berserakan di mana-mana.
Kukumpulkan semuanya menjadi tumpukan kecil puluhan buah, lalu bertanya pada Cincin Penukaran, "Aku mau menukar perhiasan emas ini. Bisa dapat apa?"
“Cincin Penukar memindai dengan cahaya putih dan berkata, "Emas masih sangat berharga, bisa ditukar dengan banyak barang. Katakan saja jenis apa yang kamu inginkan, akan kuberi tahu apakah bisa ditukar atau tidak."”
“Pikiran pertamaku adalah mempersenjatai diri. Pasti ada rahasia besar dalam diriku, tidak boleh hidup sembarangan seperti ini, harus memperkuat diri.”
“Aku langsung berkata, "Berikan Desert Eagle, 100 butir peluru, magasin terisi penuh, plus pisau komando model ikat kaki. Bisa ditukar?"”
“"Bisa, tidak masalah. Bahkan masih ada sisa emasnya."”
“Cincin Penukar memindai dan mengambil perhiasan emas yang dibutuhkan, lalu "Braak!" "Braak!" Sebuah Desert Eagle dan pisau komando dengan sarung ikat kaki muncul di hadapanku.”
“Aku gemetar kegirangan, tertawa terbahak, "Luar biasa! Cincin Penukar sialan, kau memang yang terbaik!"”
“Tertawa sambil segera memeriksa senjata: menarik bolt, memeriksa magasin dan peluru - semuanya berkualitas tinggi. Pisau komandonya tajam maut, langsung kukenakan di betis.”
“Ini memberikanku pondasi yang kokoh.”
“"Tukar lagi! Tukar lagi!"”
“Buru-buru mengumpulkan emas dan perak, mengobrak-abrik seluruh gedung emas hingga toko seberang. Tak ada yang mengklaim lagi, segera terkumpul setumpuk harta yang membuatku bahagia.”
“Dengan Cincin Penukar ini, aku bisa membentuk pasukan bersenjata kecil.”
“Tertawa terpingkal, "Cepat! Aku mau tank, meriam, pesawat tempur, bom atom!" Kegirangan tak terkendali.”
Cincin Penukar menyeringai, "Kalo lu ganti pesawat lu bisa nyetir? Kalo lu ganti bom atom, mau bunuh diri ya? Mau bunuh diri mending minta racun tikus aja, dijamin asli."
Lalu berkata, "Tukar sesuatu yang berguna buat lu sekarang. Kalo enggak, gw simpan dulu. Nanti kalo lu mau tukar lagi, bisa dibubarin jadi poin. Jangan norak kayak orang baru kaya."
"Ternyata bisa diubah jadi poin buat dituker nanti."
Aku tertawa terbahak, "Ini bagus banget, oke dengar saran lu. Jangan gaya orang kaya baru, simpan semua aja. Nanti kalo butuh sesuatu baru minta."
Cincin Penukar menyapu, lalu hilang.
Aku mulai penasaran.
"Dari mana barang-barang yang lu tuker ini? Cuma cincin kecil gini. Kemana barang yang gw kasih ke lu perginya?"
Cincin Penukar menjawab, "Jangan lihat ukuranku. Aku terhubung ke ruang dimensi tak terhingga. Di dimensi lu senjata berharga, di dimensi lain emas berharga, ada yang makanan berharga. Di sini barang lu ga laku. Intinya kita cuma perantara transaksi."
Aku mengerutkan kening, "Jadi... maksud lu banyak orang punya Cincin Penukar?"
Barang sakti ini ternyata produk massal.
Cincin Penukar mencibir, "Ngomong ngalor-ngidul! Alam semesta luas tak terbatas. Di bumi kalian, cuma ada satu Cincin Penukar. Aku dari jagat raya yang maha luas, makanya keliatan banyak. Tapi di planet kalian, ini barang langka."
Terlihat sangat sombong.
Aku ga ngerti konsepnya. Tapi yang penting di bumi cuma aku yang punya, bikin aku semangat banget.
“Tapi lagi-lagi membuatku terkesima, barang bagus seperti ini kenapa digantungkan di leherku, kenapa aku dibekukan dalam es, membuatku terus menggaruk kepala tak mengerti.”
