“Tuan Qiu melihat kejadian ini, langsung panik. Tidak menyangka Lin Dingtian benar-benar mau menyerah, ia segera mundur sambil berkata, ‘Lin Dingtian, pikirkan baik-baik! Nanti saat kelinci mati anjing pemburu disembelih, jangan menyesal. Nasibmu tidak akan lebih baik!’”
Suara berat Lin Dingtian menggema, “Menyesal? Aku menyesal bersekongkol dengan kalian! Menyesal percaya omong kosongmu! Dasar bangsat, kau sudah menghancurkanku! Mati atau tidak saja kau tidak tahu, masih berani bicara mulut manis!”
Segala kekuatan meledak dari tangannya yang memegang topeng. Ia menatap Tuan Qiu, berniat menghabisi orang yang membuatnya terpuruk ini.
Semua ini berubah drastis karena Xianxian ternyata masih hidup. Ini adalah hal yang tak bisa dikhianatinya. Ia tahu betapa rakyat menyembah Xianxian.
Jika benar ia menyerang ibukota dan melawan Xianxian, pasti akan muncul gejolak di pasukannya. Meski tidak sampai memberontak, pasti akan terjadi keresahan.
Orang-orang di He'an dan Jiangbei juga akan berpihak ke Tianjing.
Nama Xianxian tak tergantikan. Dan kini ia bisa melihat jelas di atas gerbang kota itu memang Xianxian asli. Langkahnya mantap mendekati Tuan Qiu.
Tuan Qiu mundur, sementara para menteri dan Ling Yu mulai mengepung.
“Lin Dingtian pasti akan menyesal! Kalian juga takkan bisa menangkapku!” teriaknya sambil mengumpat.
Tiba-tiba angin kencang berhembus disertai ledakan berdarah “Bruuk!” Semua kaget, dan ketika melihat kembali, Tuan Qiu sudah menghilang.
“Xue Dun!”
“Semua orang serentak berteriak kaget, bahkan Lin Dingtian pun tidak menyangka. Saat ingin bertindak sudah terlambat, dia menghilang.”
Chen Xiaowei tak bisa menahan sumpah serapah: “Dia ternyata juga bersekongkol dengan ninja Jepang!”
Kami tidak mengerti, hanya tahu melihat ke sekeliling. Bagaimana bisa tiba-tiba menghilang?
Vivian menjelaskan: “Setelah akhir zaman, orang Jepang pernah mengirim utusan ke sini untuk berkoalisi. Mereka pernah bertanding, salah satu jurus mereka bernama Blood Escape seperti ini. Sangat efektif untuk kabur meski harus kehilangan 80% kekuatan, tapi bisa teleportasi ke tempat jauh. Sudah terlambat untuk mencarinya.”
“Bahkan dengan Jepang dia berkolusi!”
“Ternyata dia bisa kabur dalam kondisi seperti ini.”
Suasana menjadi muram. Di saat-saat genting dia masih bisa lolos. Si Qiu Datou benar-benar pantas mati, menjadi pengkhianat negara, membuat semua orang terus-menerus mengutuk: “Lain kali ketemu, pasti kita bunuh!”
Tapi ini seperti bom waktu. Dia pasti tidak akan tinggal diam, pasti akan kembali.
Setidaknya bom itu sudah jadi bom waktu, tidak menyebabkan kerusakan permanen. Sekarang krisis ini telah berlalu, dan Lin Dingtian yang sudah menyesal pun menyerah. Dengan wajah lesu dan malu, dia menatap ke arah Xianxian.
Xianxian Wang Hao langsung tersenyum dingin: “Biarkan dia kabur. Jenis orang seperti ini jangan lagi dipercaya tipuannya. Dingtian, masuklah. Mari kita bicara baik-baik.”
Dengan isyarat membuka gerbang kota di lantai bawah, masalah langsung terselesaikan. Benar-benar ending bahagia.
"Gerbang kota perlahan terbuka, semua orang bersorak gembira."
Lin Dingtian menghela napas lalu memberi perintah langsung, "Urusan sudah selesai, kalian semua pulanglah. Biar aku yang urus di sini. Ling Yu, Xiao Yu, kalian berdua ikut aku saja."
Para komandan Delapan Naga Langit masih sangat menghormati Lin Dingtian, khawatir dia dirugikan, tetap diam tak bergerak.
Lin Dingtian kemudian berkata, "Perkataan Xianxian tetap kupercaya. Urusanku akan kuselesaikan sendiri, kalian pulanglah."
Suaranya mengguntur bak halilintar.
Akhirnya mereka dengan berat hati memimpin pasukan mundur, berjalan sambil terus menoleh ke belakang.
Sepasang pria-wanita itu mengikuti di samping Lin Shuai, bersama Lin Dingtian sendiri, memasuki gerbang yang terbuka lebar.
Wang Hao menyikutku perlahan, menanyakan langkah selanjutnya.
Kuisyaratkan padanya untuk tenang, "Jangan terburu-buru. Mari turun, angin di sini kencang. Meski Xianxian tidak sakit parah, lebih baik segera turun."
Orang-orang setuju.
Yao Yuexing segera menyangga untuk turun, bahkan keponakan perempuannya sendiri tak menyadari sesuatu yang aneh.
Di depan gerbang, terlihat sosok Lin Shuai yang gagah bak menara besi. Lin Dingtian terlihat lesu namun masih berusaha berlutut satu kaki, sungguh pria sejati.
Xianxian Wang Hao mendekat, "Tianjing selamat dari kehancuran, kau pahlawannya. Janjiku pasti kutepati. Mari masuk, kita bicara baik-baik."
"Baik, Xianxian."
Setelah membantu berdiri, rombongan pun berjalan menuju gedung kantor utama.
Banyak warga Tianjing menyaksikan keributan, situasi hari ini pasti menimbulkan kepanikan, tetapi detailnya tidak jelas.
Aku langsung berteriak: "Lin Shuai, mengusir bajingan yang membunuh Xianxian, Lin Shuai mempertahankan Kota Tianjing, jasa tak ternilai!"
Teriakan pun bergema.
Orang lain yang paham segera ikut berteriak, "Lin Shuai, perkasa, perkasa!" Suaranya tetap mengguntur.
Lin Dingtian sendiri merasa malu, kehilangan semangat heroik hari itu, mengikuti di belakang Xianxian. Tapi bagaimanapun, reputasinya tetap terjaga, dia masih senang.
Seluruh warga Tianjing mulai meneriakkan nama Lin Shuai.
Situasi ini memuaskan semua pihak.
Di sisi lain, Tiga kupu-kupu kecil bekerja cepat. Mereka menemukanku dan melaporkan tugas telah selesai, urusan internal juga beres, membuatku lega.
Sementara itu, Raja Macan Putih, Raja Hydra, Raja Serigala Emas Perak, Kodok Licik, Raja Landak, serta pasukan tikus manusia Zhuge Taolüe masih berada di sana.
Terdengar teriakan: "Lao Wu, Lao Wu, juga adik ipar, kemarilah! Aku ada urusan penting dengan kalian."
Vivian dan aku dipanggil mendekat.
Dengan serius mereka bertanya, "Apa si Dan Dong tua itu setuju atau tidak? Kami semua sudah keluar. Kalau dia tidak setuju, berarti perjanjian dilanggar!"
"Benar, Lao Wu, kalau begitu kau sudah menghancurkan kami semua!"
“Aku segera tertawa terbahak-bahak, "Kakak Sulung, Kakak Kedua, Kakak Ketiga, Kakak Keempat, kalian tenang saja. Mereka sudah setuju, bahkan bersedia duduk sejajar dengan Kakak Sulung, menyerahkan Kota Gunung, semua persyaratan diterima. Tidak ada masalah sama sekali."
Sekarang semua Xianxian sudah menjadi bagian dari kita, apa lagi yang perlu ditakutkan? Semua bisa dibicarakan. Meski ada yang diputuskan tanpa persetujuan sebelumnya, tapi karena sudah menyelamatkan banyak orang, mengusir Tuan Qiu, dan menumpuk karma baik, ini bisa dimaklumi.
Raja Macan Putih dan Raja Hydra akhirnya lega, "Sudah kuduga, Lao Wu tidak akan membohongi kita." Mereka tertawa terbahak-bahak sambil mengangkat tangan berseru, "Matahari bersinar lagi! Biarkan mereka lihat betapa megahnya orang-orang DUNIA LANGIT!"
"Benar, benar, benar!"
Dengan gembira mengikuti pasukan besar berjalan di Kota Tianjing, penampilan mereka yang mencolok menarik perhatian banyak orang.
Karena belum pernah melihat atau mendengar sebelumnya, orang-orang ramai berbisik-bisik saat Pig Emperor sedang membersihkan area luar selama perang. Tapi ini justru menjadi fondasi baik bagi integrasi orang DUNIA LANGIT ke masyarakat.
Karena semua telah berjasa, meninggalkan kesan baik bagi rakyat Tianjing.
Saat itu Du Meng dan Yang Ling mendekat, menengadah memandangku bertanya, "Hei Li Erlengzi, sebenarnya siapa kau? Sekarang sudah berdamai, jujurlah. Sekalipun kau mata-mata, tidak apa. Kau sudah berjasa menyelamatkan Xianxian, aku terima. Sekarang katakan yang sebenarnya."
Mereka tetap merasa aku adalah mata-mata.
Aku mengumpat, mencolek keningnya, "Apa otakmu kemasukan pintu? Kapan pernah aku bohong padamu? Sialan, semua yang kukatakan benar. Kali ini aku ikut Jenderal Chen menjalankan misi, terperangkap di DUNIA LANGIT secara kebetulan, lalu bersumpah persaudaraan dengan Raja Macan Putih, Raja Hydra, dan Raja Serigala Emas Perak. Bukan dalang dalam sama sekali! Aku cuma berbuat baik, tak ada hubungannya dengan konspirasi."
Du Meng masih curiga, merasa semuanya terlalu kebetulan.
Vivian menyeringai, "Dasar bebal! Masih tak bisa melihat yang terjadi. Berpayudara besar tapi tak berotak, benar-benar tak tertolong."
Du Meng tersentak kaget, "Bagaimana kau tahu ukuran payudaraku lebih besar darimu? Dan... kenapa kalian bisa bersekongkol? Apa-apaan ini?!"
Suasana pun menjadi campur aduk antara konyol dan memalukan.
Aku dan Vivian melengos, "Sudah, tak mau berdebat lagi. Pikirkan sendiri! Kalau tetap tak paham, aku juga tak mau menjelaskan."
Kami bergegas meninggalkannya sambil bergumam, "Lebih baik kita lihat bagaimana Xianxian menangani urusan selanjutnya." Melangkah cepat ke gedung kantor utama bersama rombongan Xianxian, langsung menuju lantai tertinggi ke ruang kerjanya. Semua bukti telah dibersihkan rapi. Para pihak yang terlibat dalam insiden ini pun telah berkumpul.
