Lima belas ribu orang maju, berbaris rapi setelah berkumpul.
“Aku pun maju dan berkata kepada 5.000 orang yang tersisa: 'Bagi yang pergi dari sini, tempat ini tetap kampung halaman kita. Kami pasti akan kembali. Bagi yang tinggal, jangan khawatir. Kami akan menyapu bersih sekeliling, membasmi semua Yang terinfeksi. Kodok Licik dan manusia ikan akan menjaga tempat ini. Sekutu kita sekarang, Biro Kavaleri Xue Hun Kota Gunung, juga akan membantu. Kalian bisa hidup tenang.'”
Orang-orang mengangguk setuju, puas dengan pengaturan ini.
Raja Macan Putih menambahkan: "Tiga tahun! Dalam tiga tahun, kami pasti kembali. Saat itu setidaknya wilayah tenggara akan aman, utara dibersihkan. Kami akan mempertanggungjawabkan ini."
Tangannya diacungkan tinggi.
Suasana memanas saat dia berteriak: "Demi DUNIA LANGIT! Ikuti aku basmi habis Yang terinfeksi di sekeliling! Biar yang tinggal tenang, lalu kita ke tenggara!"
"Siap!"
Orang-orang langsung berlarian keluar.
Aku, Kodok Licik, dan Tiga Kupu-Kupu Kecil ikut membantu, meyakinkan warga yang tinggal bisa hidup damai di sini.
Kemampuan penglihatanku yang jauh memandang memudahkan melacak Yang terinfeksi. Aku memimpin: "Kakak Sulung, ikut aku. Aku tahu lokasi mereka."
Terbang ke udara, terlihat konsentrasi terbesar di timur. Kami langsung bergerak ke sana.
Tanpa gangguan Iblis Bumi, dan separuh lebih Yang terinfeksi sudah terbunuh di pertempuran sebelumnya, sisa-sisanya mudah dihabisi oleh 15.000 pasukan kami.
Masih ada dua kekuatan hebat yaitu Raja Macan Putih dan Kodok Licik yang terus membunuh di setiap tempat yang mereka lalui.
Saat itu langsung menyerbu.
Aku juga menunjukkan kekuatan besar, membantai habis-habisan. "Bunuh satu, bunuh sepasang, tak tersisa satupun, habisi semuanya!"
Tak bisa berhenti sama sekali. Aku juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menggunakan kemampuan lingkaran keenam.
Saat Dewa turun ke dunia, Mata ketiga terbuka, menyapu semua seperti laser. Benar-benar pembantaian berdarah.
Tak terkalahkan, kekuatan yang luar biasa.
Raja Macan Putih berkata, "Setelah mencapai tujuh lingkaran, kau bisa disebut petarung sejati. Tinggal selangkah lagi untuk mencapai langit, teruslah berjuang!" Ia tertawa sambil terus membunuh.
Tiga kupu-kupu kecil juga terus berkembang, perlahan memasuki level empat. Kemampuan mereka di bidang Elang Hitam, berpindah tempat, dan menghilang semakin kuat.
Kami terus membersihkan wilayah sekitar, menumpas semua bahaya. Dengan strategi mengalahkan musuh satu per satu, akhirnya kami berhasil membunuh puluhan ribu Yang terinfeksi hingga merasa tenang.
Memandang DUNIA LANGIT, waktunya pergi. Dengan perasaan campur aduk, aku bergumam, "Tiga tahun, baru akan kembali setelah tiga tahun!" Lalu berteriak, "Ayo, ke tenggara!"
Setelah pembantaian selesai, kami meninggalkan DUNIA LANGIT dengan megah. Di bawah pimpinan Zhang Xinyi, kami memasuki Kota Gunung.
Penduduk Zona Zombi terus memandang tak percaya. Tempat yang mereka jaga hampir 20 tahun ini tiba-tiba bisa dimasuki. Mereka juga belum pernah melihat begitu banyak Yang terinfeksi.
Membuat orang terkesima.
Chen Xiaowei saat itu keluar, menyambut kami sambil menunggangi mount.
Dia berkata, "Berangkat sekarang atau istirahat dulu? Jenderal Ye bilang, kalau mau beristirahat, ada tempatnya."
Waktu sudah sore, hari mulai petang.
Aku menatap Raja Macan Putih.
Raja Macan Putih berkata, "Lebih baik buru-buru, mari berkumpul dengan Si Kedua, Si Ketiga, dan Si Keempat. Semakin cepat kita sampai semakin baik."
Aku menjawab, "Kalau begitu mari berangkat. Jenderal Chen, kamu tetap tinggal atau ikut kami?"
Kondisi Ye Gucheng terlihat tidak biasa.
Chen Xiaowei berkata, "Aku lebih baik tinggal sebentar. Kami kan teman lama, akan kucoba bujuk dia beberapa kali."
Itu yang terbaik.
Aku melanjutkan, "Kami akan langsung ke tenggara untuk bergabung dengan Raja Hydra. Untuk sementara tidak ke ibukota. Jika kamu kembali ke ibukota, sampaikan kabar kami ke Xianxian, Yao Yuexing, dan Vivian bahwa kami belum akan kesana."
Dia mengangguk, "Baik, aku paham. Semoga perjalananmu lancar, berhasil membuka situasi di tenggara secepatnya."
Di depan terhampar gurun dan reruntuhan.
Pasukan kami ditambah pasukan tikus manusia kurang dari dua puluh ribu. Sungguh sulit mencapai kondisi seperti Nanjiang dan utara saat ini. Belum lagi kota-kota, semua aspek penuh kesulitan.
Tapi kami percaya diri, karena aku berasal dari tenggara. Masih banyak orang bersembunyi disana, juga Makhluk Biru yang menguasai laut dalam keadaan dorman.
Tapi sudah dua puluh tahun berlalu. Tidak bisa dorman lagi. Mari bertindak.
Aku tersenyum, "Terima kasih atas doamu Jenderal Chen, kami berangkat."
Sekali tepuk, Raja Sisik Ikan kembali meninggalkan Kota Gunung, bergerak megah langsung menuju tenggara.
Zhang Xinyi dan Chen Xiaowei melambaikan tangan di gerbang kota untuk berpamitan, sama sekali tidak menyangka bahwa kelompok kamilah yang akan menciptakan dunia baru.
Pikiranku kini sudah melayang ke arah tenggara, di mana Lao Xia, Xia Yingying, dan Titan sedang menungguku.
Saat berpisah dulu kukatakan padanya akan kembali dalam setengah tahun, tapi nyatanya hanya sebulan lebih aku sudah kembali. Pasti mereka akan terkejut dan senang.
Apalagi aku sudah mengalami perubahan yang sangat besar. Sungguh ingin segera bertemu dan berkumpul kembali dengan mereka.
Raja Macan Putih dan Kodok Licik khawatir dengan nasib Hydra, menggumam: "Entah bagaimana keadaan Kakak Kedua sekarang. Sudahkah mereka menemukan tempat berkemah? Jangan-jangan sampai di sana malah tidak ada tempat memasak. Hampir dua puluh ribu orang, ini pasti sulit."
Mulai merencanakan masa depan.
Kodok Licik berkata: "Harusnya kita minta bantuan ke Xianxian. Wilayah tenggara yang diberikan ke kita memang terdengar bagus, tapi sebenarnya sulit diurus. Bagaikan tulang keras yang susah dikunyah."
Kukatakan: "Kakak Sulung, Raja Kodok, kalian tak perlu khawatir. Dengan kemampuan Kakak Kedua, Kakak Ketiga, dan Kakak Keempat, pasti bisa menemukan tempat tinggal. Untuk hal lain, Xianxian sudah berjanji padaku: selama kita bisa bertahan di tenggara dan menunjukkan hasil, bantuan akan terus mengalir. Dengan kemampuan kita, semua masalah bisa diatasi."
Aku memiliki Cincin Penukar, sama sekali tidak membutuhkan Xianxian. Meski ada 20.000 orang, tetap bisa diatasi.
Selain itu daerah itu dekat laut, sudah ada Makhluk Biru. Bunuh dan tukar menjadi Poin. Senjata, bahan makanan, sumber air, semua kebutuhan pasti tidak sulit.
Pikiranku sudah sepenuhnya terbuka. Membuka wilayah baru dan membagi tanah membuat hatiku berdebar kencang.
Terus melanjutkan perjalanan.
Dari barat daya ke tenggara, harus melintasi beberapa kota. 15.000 orang bergerak dalam barisan panjang. Saat ini sudah sore hari, dengan kecepatan kita mungkin baru bisa sampai besok pagi.
Terus memacu perjalanan sepanjang malam.
Saat tengah malam, terlihatlah Tianjing di kejauhan yang masih terang benderang dan ramai seperti kota yang tak pernah tidur. Selama Xianxian masih hidup, pesta dan kemakmuran terus berlanjut.
Kami terus melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
Raja Hydra menjadi pelopor mencari lokasi yang cocok untuk bermukim. Posisinya menurut perhitungan kami harus berjarak sama dari Kota Jiangbei dan Kota Gunung.
Baru bisa membentuk sudut pertahanan dan merespons dengan tepat.
Membangun kamp bahkan kota, harus terus berlari.
Di bawah bintang-bintang, pasukan Zona Zombi adalah tentara baja. Tak ada keluhan, malah seperti kuda lepas kandang setelah belasan tahun, menggetarkan bumi.
Raja Macan Putih mengaum "Auuummm!" berharap respon dari Raja Hydra. Berlari terus dari senja ke malam, dari malam hingga fajar.
“Matahari terbit dari timur, baru akhirnya ada tanggapan.”
Raja Hydra mengaum keras, tepat di depan kami.
“Akhirnya sampai.”
Setiap orang menghela napas lega. Perjalanan tanpa henti ini membuat semua kelelahan, tapi saat melihat tenda-tenda tak terhitung, serta Raja Hydra, Raja Serigala Emas Perak, Raja Landak, dan Zhuge Taolüe yang menyambut kami di sana...
Senyum pun merekah.
Raja Macan Putih berseru: “Akhirnya sampai! Inilah markas kita. Ayo cepat ke sana, kalian bisa istirahat.”
Semangat langsung berkobar, kuda dipacu kencang. Tikus manusia juga keluar menyambut, matanya berbinar melihat pasukan 15.000 lebih.
Tangan melambai, “Makanan, air, tenda sudah siap. Segera istirahat!”
Raja Hydra dan Raja Serigala Emas Perak berseru: “Kakak Sulung, Lao Wu, cepat ke sini! Kami sudah menunggu lama. Tempat yang kami pilih bagus, kan?”
Sambutan hangat mengalir.
Kami pun berhenti, memandang sekeliling.
Mentari pagi menyingsing, sunyi senyap. Sekeliling hampa, kosong melompong. Kecuali tenda, hanya kami. Di tengah kondisi inilah masa depan akan kami bangun.
Seolah seluruh dunia memberi ruang untuk kreasi. Dadaku berdebar kencang, “Inilah rumah baru dan masa depan kita, yang akan tegak berdiri di sini.”
