Kalajengking Merah adalah pengguna delapan lingkaran, tapi diracuni Kalajengking Hitam. Begitu terkena udara akan langsung menua. Meski punya kemampuan, tak bisa menghentikannya, hingga menjadi seperti sekarang.
Sebenarnya sudah lama kehilangan gelar raksasa.
Pernah kulihat sekali.
Di beberapa acara penting berikutnya juga bertemu lagi.
Semakin memburuk, seperti nenek-nenek kecil.
Perkataan Du Meng ini mengingatkanku. Cincin Penukar sebenarnya bisa membantu banyak hal dengan kemampuannya.
Diam-diam kutanya Cincin Penukar, "Bisakah menyembuhkan penyakit Kalajengking Merah? Begitu kena udara langsung tua, harus dalam suhu konstan."
Cincin Penukar menjawab, "Harus scan kondisi tubuh dulu, aku tidak bisa memastikan."
Artinya masih ada harapan.
Aku pun berbisik ke Du Meng, "Bawa aku menemuinya."
Du Meng sangat senang, mencium pipiku sambil berkata, "Aku tahu pasti kamu bisa, kau benar-benar sahabat baikku... eh bukan, suamiku yang baik."
Ia langsung menyeretku pergi.
Aku benar-benar tak bisa menghadapinya.
Adapun yang lain.
Aku berkata, "Vivian, Yao Yuexing, kalian sibuk dulu. Xia Yingying, Tiga Kupu-Kupu Kecil, Yuna, tunggu di luar saja. Aku akan segera kembali."
Langsung diseret Du Meng pergi.
Yao Yuexing tidak menyukainya, bergumam, "Bisa mengubah homoseksual kembali normal, apa dia sekarang hampir tak terkalahkan?"
Vivian cemburu, memandangi Xia Yingying tapi tak berkomentar, hanya menggeliatkan pinggul, "Yang penting dia mencintaiku dan ada aku di hatinya."
Ia memanggil, "Ayo ikut aku. Mereka pasti lama membicarakan urusan penting. Aku akan tunjukkan kantorku, nanti aku antar kalian."
Tiga Kupu-Kupu Kecil berpamitan pada Yao Yuexing dan pergi ke kantor Vivian.
Yao Yuexian marah bukan main, menghentakkan kaki. Kebetulan melihat Chen Xiaowei membawa barang ke ruang Xianxian untuk melapor, menyaksikan kejadian tadi.
Chen Xiaowei berkomentar, "Bukankah paman sudah bilang? Kau sudah cukup umur, harus cepat bertindak kalau ada yang cocok. Lihat sekarang, dia jadi harta berharga. Aku yakin dia akan menjadi besar seperti Jenderal Ye atau Jenderal Lin."
Menggelengkan kepala pasrah.
Yao Yuexing semakin kesal, "Kalau saja aku bersamanya sejak dulu, pasti sudah kupotong! Sudah punya istri masih selingkuh, keterlaluan!"
Pergi dengan marah meninggalkan debu.
Chen Xiaowei tertawa terbahak-bahak, lalu pergi melapor pekerjaan.
Aku justru diseret Du Meng ke markas besar Kalajengking Merah, melewati pintu demi pintu, terburu-buru sampai ke ruangan tempat sebelumnya mereka menemui aku.
Dia berkata padaku: "Tunggu di sini, aku akan mencari Nyonya Utama untuk menyampaikan kabar baik ini, dan membawanya keluar untukmu."
Pergi dengan penuh semangat.
Aku pun menunggu. Tiba-tiba pintu didorong dengan kasar.
Yang Ling terlihat agak gemetar dan terengah-engah di sana, tersenyum manis menatapku, masih mengenakan pakaian heroiknya, hanya rambutnya yang lebih panjang membuat penampilannya semakin harmonis.
Pasti dia yang berkaki indah dan berbokong molek itu sudah mendengar kabar kepulanganku, lalu datang mencariku.
Aku segera mendekat, memeluknya erat, langsung menempelkan bibirku ke bibirnya, memberikan ciuman manis, lalu menggenggam wajahnya dan bertanya: "Apakah kamu merindukanku?"
Dia mengangguk manja.
Memeluk pinggangku dengan sedikit malu-malu, mengubah sikap dinginnya sebelumnya, sekarang lembut seperti jaket hangat.
Aku membisik di telinganya: "Aku juga merindukanmu, merindukan bokongmu."
Tanganku meremas ke bawah, dua buah seperti bola daging yang kumainkan dengan puas.
Dia langsung memukulku: "Jahat! Jangan macam-macam di sini. Kalau malam ini kamu tidak pergi, aku akan menemanimu." Wajahnya memerah, lalu mendorongku.
Aku tertawa terbahak-bahak, memeluk pinggangnya dan mendudukkannya di pangkuanku.
Memainkan bokongnya, berkata, "Aku tahu, kalian pasti tidak nyaman dengan perbuatanku ini, aku yang diuntungkan, tapi aku sungguh-sungguh akan memperlakukan kalian semua dengan tulus, tidak akan membiarkan kalian sedikitpun tersakiti."
Dia mengangguk manja.
Kemampuannya tidak sekuat perempuan lain, bahkan tidak seperti Xia Yingying, kebetulan mengikuti aku karena takdir yang tiba-tiba, tidak seperti yang lain yang mungkin punya kesempatan meski tanpa kejadian itu.
Lanjutnya, "Di akhir zaman ini, bertahan hidup saja sulit. Aku tidak mau pikir panjang lagi, ikut saja denganmu."
Menciumnya lagi lalu bergumam, "Jangan diusap-usap lagi. Bukan tidak boleh main, lain kali ya? Lain kali boleh?"
Aku tersenyum lebar menarik kembali tanganku.
Tidak lama kemudian.
Du Meng berlari keluar sambil geleng-geleng kepala, "Nyonya Utama tidak bisa keluar, kondisinya sangat buruk. Lebih baik Tuan masuk lihat."
Pasti semakin memburuk.
Aku dan Yang Ling segera menyusul masuk.
Di dalam ada rumah kaca dengan kelembapan sangat tinggi, tidak nyaman saat masuk. Di sana duduk seorang perempuan dengan komputer yang bisa digunakannya.
Semua foto-foto lama.
Hidup seadanya tanpa kegiatan, hanya bisa melihat foto lama setiap hari.
Kami masuk.
Suara Kalajengking Merah bergema, "Raja Prajurit Berbulu ya? Semua kisah Tuan sudah kudengar. Hubungan Tuan dengan Du Meng dan Xiao Yang Ling memang agak nekat, tapi hidup manusia memang tidak mudah."
Dia tersenyum lapang padaku.
Wajahnya keriput seperti orang 70-80 tahun, bahkan mungkin 90 tahun.
Tidak percaya sama sekali.
Hanya dua bulan tidak bertemu, sudah berubah seperti ini. Saat kebangkitan Xianxian sebelumnya, dia tidak muncul. Mungkin saat itu kondisinya sudah parah.
Aku mendekat dan berkata sopan, "Senior, jangan khawatir. Mungkin aku benar-benar punya cara."
Du Meng juga berkata, "Nyonya Utama, Anda tidak tahu, anak ini sangat ajaib. Lenganku putus dan hampir mati, tapi sekarang pulih sempurna."
Dia bahkan memperlihatkan lengannya.
Kalajengking Merah seolah telah menerima takdir, menggeleng sambil tersenyum, "Coba saja, anggap ini kesempatan terakhir dari Langit." Dia melanjutkan, "Jika kesempatan ini benar-benar bisa menyelamatkanku, berarti ini takdir. Waktu itu aku mengirim pesawat tanpa awak untuk menyerang Kalajengking Hitam agar tidak mencurigakan, lalu kamu menyelamatkan Tiga kupu-kupu kecil itu. Sejak itu kita terhubung. Dalam beberapa bulan, kamu sudah menjadi Raja Prajurit Berbulu yang sekarang. Mungkin kamu memang diutus untuk menyelamatkanku."
Tangannya yang keriput menepuk tanganku.
Itu artinya, tidak apa-apa jika tidak bisa disembuhkan.
Aku sudah memerintahkan Cincin Penukar untuk mulai memindai.
Yang Ling dan Du Meng sama-sama memperhatikan.
Yang Ling berkata, "Suamiku, kamu harus berhasil ya."
Aku mengangguk.
Cincin Penukar memberikan jawaban, "Sudah tidak ada harapan. Sudah terlalu terlambat. Jika diobati sejak pertama kali bertemu, masih mungkin. Tapi sekarang penyakitnya sudah masuk sumsum tulang, bahkan sumsum otak. Hampir seluruh tubuh terjangkit. Berbeda dengan luka luar atau dalam seperti yang kamu dan Du Meng alami. Ramuan rekonstruksi gen pun tidak mempan."
Dia juga menghela nafas, "Seperti pepatah dari ras kalian, bahkan dewa pun tak bisa berbuat apa-apa. Ini bukan penyakit yang bisa diobati dengan obat. Penyakit yang tak bisa disembuhkan, itu namanya takdir."
Ini benar-benar di luar perkiraanku. Ternyata ada hal yang tidak bisa dilakukan Cincin Penukar. Aku bertanya, "Coba pikirkan cara lain. Kamu lihat sendiri, dia seperti ibu bagi Du Meng dan Yang Ling, juga baik padaku. Coba pikir lagi."
Cincin Penukar menjawab, "Benar-benar tidak bisa. Jaringan otaknya sudah penuh. Jika menggunakan obat dari planet asing untuk penyakit otak, itu akan mengubahnya menjadi zombie. Sudah terlambat."
Aku tidak mau menyerah dan segera mencari cara lain, "Bagaimana dengan Sarang Induk? Apa Sarang Induk bisa membantu?"
Cincin Penukar berkata, "Kemampuan Sarang Induk adalah mencipta, bukan menyelamatkan manusia. Benar-benar tidak bisa. Sudah benar-benar terlambat."
Setelah berdebat lama, intinya hanya satu: sudah terlambat.
Jika waktu pertama bertemu dulu langsung diobati, mungkin masih sempat. Tapi dalam satu dua bulan terakhir dengan segudang masalah, penyakitnya sudah mencapai sumsum.
Tidak ada jalan lain.
Aku menggelengkan kepala pada Du Meng dan Yang Ling.
Keduanya langsung panik dan berkata ketakutan, "Li Er Lengzi, jangan nakut-nakuti kami! Ini... ini... kenapa tidak bisa?!"
Yang Ling juga berkata, "Iya, kan cuma racun. Bukankah ada penawarnya?"
Aku menggelengkan kepala putus asa, "Penawarnya memang ada, tapi sudah terlambat. Penyakitnya sudah mencapai sumsum tulang, bahkan sumsum otak. Kehendak manusia sepenuhnya bergantung pada otak. Bagian lain masih bisa diatasi, tapi yang ini tidak."
Cincin Penukar masih berbicara, "Jika ditunda-tunda masih bisa, hidup beberapa bulan lebih lama."
Aku bingung, "Maksudmu, dia akan segera mati."
Cincin Penukar diam tidak bersuara.
Kalajengking Merah juga paham, tersenyum legawa, "Ini takdir, takdirku dan Kalajengking Hitam. Matiku berarti. Nanti katakan pada Tiga kupu-kupu kecil itu bahwa aku sudah mati, agar mereka bisa melepaskan. Anggap saja ini perbuatan baik untuk adikku, biarkan mereka hidup bahagia."
Ia menepuk tangan Du Meng dan Yang Ling, "Kalajengking Merah masa depan ada di tangan kalian berdua."
Kedua perempuan langsung menangis, "Tidak, tidak, Nyonya Utama, tidak, tidak mungkin." Mereka merangkulku dan memohon.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.
Tangisan mereka semakin menjadi, di layar komputer masih terpajang foto-foto lamanya, termasuk foto berdua dengan Kalajengking Hitam yang kukenali.
Diambil sebelum akhir zaman.
Tapi semuanya berubah seperti ini, membuatku juga sedih.
Kalajengking Merah berkata, "Raja Prajurit Berbulu sekarang sangat sibuk, jangan tahan dia lagi. Antar dia pergi, jangan bersedih untukku. Melihat kalian punya tempat berpulang, hatiku sudah tenang."
Menyuruh mereka mengantar tamu.
Du Meng dan Yang Ling saling pandang.
Yang Ling yang teliti tetap tinggal, Du Meng mengantarku ke pintu, tiba-tiba langka sekali menyandar di pelukanku sambil terisak, "Mengapa, mengapa harus begini?"
Tangis yang jarang terlihat tulus.
Aku terus menghibur, "Nasib manusia sudah ditakdirkan. Terkadang ada hal-hal yang benar-benar di luar kendali kita."
Dia masih menangis, terus menangis, lalu menggigit bibir dan berkata, "Di sisa waktu ini, mari kita temani Nyonya Utama. Urusanmu bisa diselesaikan dulu."
Tahu ada yang menungguku, tak ingin menunda.
Dengan gerakan tangan mengiba yang penuh keharuan, dia menciumku lalu masuk ke dalam.
Untuk pertama kalinya aku merasa tak berdaya. Tiba-tiba aku menyadari, ada hal-hal yang tak bisa kuubah - itulah takdir. Seperti saat aku membuka mata, tiba-tiba berada di masa kini.
