Keesokan harinya.
Aku terbangun dengan tubuh segar bak baru diremajakan, terutama melihat dua gadis manis telanjang di pelukanku - satu kiri satu kanan, tubuh menggairahkan. Kenangan malam kemarin yang edan...
Membuat jiwa ragaku merasa sangat terpuaskan.
Hidup ini sudah cukup.
Yang Ling menggemaskan dan pemalu namun menggoda, Du Meng seksi dan berani sehingga tak terlupakan. Ditambah postur tubuh mereka yang tinggi, memiliki payudara yang indah dan bokong yang berisi, kulit putih mulus membuatku beberapa kali berasyik-masyuk, terus teringat.
Lupa kalau hari ini masih ada urusan, mencium pipi mereka satu-satu.
Du Meng yang lebih peka langsung membuka mata, tersenyum melihat kegembiraanku lalu memeluk lenganku, bergumam: "Senang sekarang? Tadi malam masih berpura-pura, sekarang kenapa diam saja? Enak banget ya."
Menyembunyikan wajah di pelukanku, tubuhnya yang lembut bagaikan air.
Membuatku tak bisa berkata-kata, hanya bisa mengangguk.
Dia melirik Yang Ling yang masih tidur, lalu mengusap bokongnya sambil tertawa: "Bokong gadis kecil ini bulat sekali, montok dan berisi seperti balon besar." Tertawa terkekeh sambil melihat miliknya sendiri, "Bokongku tidak sebagus dia, tapi payudaraku lebih besar. Jangan pilih kasih ya nanti."
Aku tertawa terbahak, meraih dan memainkan keduanya sambil berkata: "Kalian sama-sama cantik, tentu tak akan pilih kasih."
Membungkuk mencium Yang Ling lagi.
Baru saja terbangun, dia bergumam melihatku dan Du Meng: "Kalian sudah bangun? Aku masih ngantuk." Menguap lalu duduk.
Tapi melihat keadaan ini jadi malu, "Lain kali tidak akan begini lagi. Memalukan sekali, tidak bisa menatap orang lagi."
"Du Meng malah matanya berkilat, melihat ereksi pagiku yang parah, lalu berkata, 'Kalau gitu mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk sekali lagi.'"
"Tapi waktunya sudah tidak muda lagi."
"Nanti kalau ketahuan orang jadi tidak baik."
Aku menggelengkan kepala, "Sudah, sudah. Kalau terus begini, nanti tidak akan ada lagi kesempatan sama sekali."
Barulah Du Meng menghentikan ulahnya.
Setelah berpakaian rapi keluar dari tenda, ternyata waktu belum terlalu siang. Aku langsung membersihkan diri.
Raja Macan Putih dan Raja Serigala Emas Perak baru datang. Setelah semua persiapan selesai, mereka berkata, "Ayo mulai bertindak. Pasukan macan dan serigala tinggal di sini sebagai cadangan. Yang lain sudah dibagi tugas, kita bisa bergerak."
Burung Elang Darah dan Burung Camar Tempur mulai terbang.
Yuna sedang membantu.
Pasukan tikus manusia yang dibantu Zhuge Taolüe juga terpecah, kerugian cukup besar. Hanya tersisa lebih dari 3000, dibagi menjadi dua tim masing-masing 1500 orang.
Raja Macan Putih menambahkan, "Meskipun kemampuan tim kalian tidak lemah, lebih baik Xiao Zhuge ikut kalian untuk berjaga-jaga. Kami sudah ada Mammoth Raksasa dan Pasukan Kavaleri Nightmare, ditambah aku, Lao Er dan Raja Landak, tidak masalah."
"Tentu lebih baik begitu."
Aku dan Zhuge Taolüe adalah teman sejati yang teruji dalam kesulitan. Sudah lama kami tidak bertugas bersama, jadi aku mengangguk terus.
Zhuge Taolüe juga berkata, "Kakak Tang, hari ini kita minimal harus membunuh setidaknya satu Iblis Bumi. Aku sudah tujuh lingkaran, harus mengejar delapan lingkaran."
Kemarin mereka banyak membunuh, Zhuge Taolüe langsung melampaui Tiga Kupu-Kupu Kecil.
Tiga kupu-kupu kecil langsung berkata, "Kami hari ini juga masuk ke tujuh lingkaran, mungkin kami lebih dulu mencapai delapan lingkaran."
Bahkan saling adu cepat.
Tertawa terkekeh-kekeh, suasana penuh keharmonisan.
Raja Macan Putih berkata, "Kalau begitu mari berangkat, makan kita sederhana saja sambil jalan, ambil peta yang kuberikan, nanti malam bertemu di sini, ada masalah bisa langsung menghubungi."
Raja Hydra dan Raja Landak juga mendekat mengatakan, "Kalau hari ini ketemu level sebelas, kita harus kerja sama baik-baik. Tapi dengan kekuatan kita sekarang, level sebelas masih terlalu sulit, kecuali level dua belas baru bisa menghalangi langkah kita."
Level dua belas itu sudah pertarungan berdarah.
Sedangkan level tiga belas cuma satu, wilayah jelajah kita belum terlalu jauh, kecil kemungkinan bertemu, jadi belum perlu dipikirkan.
Aku mengangguk, "Kalau begitu mari pergi."
Membawa Raja Serigala Emas-Perak, Du Meng, Yuna, Xia Yingying, Tiga Kupu-Kupu Kecil, Zhuge Taolüe, serta legiun Sarang Induk yang besar menuju wilayah utara.
Yang Ling tinggal di belakang, mengurusi urusan di sini sekaligus berkoordinasi dengan Chen Xiaowei.
Masih terlihat enggan berpisah.
Kuraih pipinya, menciumnya lama sambil mengucapkan beberapa kata perpisahan sebelum pergi.
Kali ini hanya dua kelompok, tidak seperti lima kelompok sebelumnya, jadi area penyisiran kami sangat luas.
“Aku mengeluarkan peta dari Lin Dingtian, terus-menerus melihatnya mencari informasi yang didapat dari pencarian pesawat tanpa awak. Sambil bicara pada Yuna, "Kamu periksa area sini, generasi ini tidak ada yang terinfeksi. Begitu sampai sini, yang tersebar semakin sedikit. Sangat mungkin bertemu Iblis Bumi, harus ekstra hati-hati."
Iblis Bumi yang kita bunuh kemarin, awalnya membunuh yang kecil dulu, belum membentuk formasi tempur berskala super.
Kali ini berbeda, maju selangkah demi selangkah dengan hati-hati.
Aku membuka Mata ketiga, terus mengamati tanpa melewatkan satu titik pun.
Raja Serigala Emas Perak mengikuti, luka kemarin sudah sembuh. Dia berseru, "Asal ketemu, langsung kita habisi. Lao Wu, tak perlu terlalu hati-hati. Dengan Malaikat Suci dan aku di sini, jaminan aman."
Tertawa terbahak-bahak tanpa peduli.
Aku tersenyum menjawab, "Dengan strategi bertahap, baru bisa meraih kemenangan sempurna."
Du Meng mengisap cerutu sambil manggut-manggut, "Si orang bodoh ini benar, berhati-hati tak pernah rugi." Melemparku sebatang, "Nih, isap."
Aku menyalakannya, jengah dengan julukan 'orang bodoh'. "Tak bisakah panggil namaku? Jangan kasih julukan."
"Suka-suka aku."
Du Meng tertawa ngakak.
Sekarang yang lain pun ikut tertawa.
Xia Yingying dan Tiga kupu-kupu kecil tergelak-gelak, menutup mulut tak henti.
Aku menggerutu, "Ikut-ikutan dia, nanti jadi tidak karuan." Menjewer kepala Du Meng keras-keras untuk melampiaskan kekesalan.
Tapi dia tetap santai, tertawa terus.
Tiba-tiba, Yuna terbang mendekat dengan cepat.
"Dia masuk ke Pejuang Delapan Cincin, posturnya tidak berubah tapi kecepatannya semakin tinggi, bahkan Pejuang Sembilan Cincin biasa tak bisa menyaingi. Dia muncul di hadapanku dan berkata: 'Situasi tidak normal, para Yang terinfeksi sedang gelisah dan bergerak maju ke arah kita secara menyeluruh. Pasti karena pertempuran total kita kemarin, pihak mereka sudah bersiap dan menyerang sejak pagi.'"
Ini sangat masuk akal, para Yang terinfeksi takkan berhenti begitu saja.
Lagipula Iblis Bumi punya kecerdasan, mereka akan melakukan serangan balik.
Aku bertanya: "Berapa jumlah mereka? Ada berapa Iblis Bumi?"
Semua orang langsung tegang, mendengarkan dengan seksama.
Yuna menjawab: "Aku melihat tiga Iblis Bumi di depan, berada di rute yang akan kita lalui. Sepertinya mereka keluar dari wilayah masing-masing untuk menghalangi kita."
"Tiga?"
Ini jadi masalah. Muncul tiga sekaligus, di luar kemampuan kita untuk dihadapi.
Raja Serigala Emas Perak berkata: "Kalau dua, aku dan Malaikat Suci bisa menghadapi masing-masing satu, masih ada peluang. Tapi tiga... itu sulit."
Yang lain mulai panik.
Zhuge Taolüe menambahkan: "Tiga Iblis Bumi berarti pasukan yang terinfeksi pasti mencapai jutaan. Pasukan tikus kita yang 1.500 orang tak berarti apa-apa."
Jumlah Burung Elang Darah dan Burung Camar Tempur telah mencapai 170.000, memenuhi langit. Angkatan Udara kita takkan kalah jumlah.
Sedangkan Pasukan Mammoth dan Kavaleri Nightmare seharusnya bisa bertahan. Serangan mereka bisa menghantam pasukan musuh, tapi bagaimana dengan yang level tinggi?
Dengan tiga Iblis Bumi, pasti ada lebih banyak Monster Api tingkat sembilan. Aku sampai menggeleng-gelengkan kepala.
Tidak tahu harus berbuat apa.
Utamanya di tempat Raja Macan Putih, Raja Hydra, dan Raja Landak, mungkin situasinya sama, semuanya sulit.
Saat itu Yuna tiba-tiba berkata: "Aku melihat tiga ekor, tapi ketiganya bergerak berurutan. Wilayah mereka terpisah jarak, dan pasukan yang terinfeksi ada di mana-mana, belum berkumpul. Yang pertama di garis depan, dengan kecepatannya, paling lama satu jam. Dua lainnya di kiri dan kanan, juga berjarak sekitar satu jam. Jadi selama kita bertindak tepat, bunuh yang pertama, lalu bisa hadapi dua berikutnya."
Ini kabar baik.
Seketika semua tersenyum lebar.
Raja Serigala Emas Perak bahkan berseru, "Kalau begitu mari kita serang! Begitu Iblis Bumi pertama terbunuh, segera berkembang biak, lalu hadapi yang kedua dan ketiga. Jika benar-benar mentok, gabung dengan Raja Macan Putih. Mereka pasti juga punya masalah, serang bersama!"
Dengan begitu semuanya OK.
Aku mengangguk, "Kalau begitu mulai! Serbu cepat, temui Iblis Bumi pertama." Di tanah utara, Senjata Pothian dikibaskan sambil berlari kencang. Tak peduli apa di depan, pokoknya terus membunuh, tanpa henti.
