"Nama sejati?"
Aku bingung, "Apa maksud nama sejati? Bukankah nama aku Li Tang? Apa maksud kalian?"
Aku melihat hamparan Alam Semesta yang luas, kapal yang mungkin pesawat antariksa atau bukan, makhluk yang mirip manusia tapi bukan manusia. Bagaimana ini bisa terkait dengan nama sejati?
Sebuah suara yang sangat aneh, tidak bisa diucapkan atau dibaca dengan cara apapun.
Pokoknya aku benar-benar bingung.
Sarang Induk menjelaskan: "Tuan, setiap makhluk memiliki nama sejatnya. Li Tang adalah nama yang diberikan orang lain. Sebenarnya ada nama asli yang melekat pada esensimu. Ini mungkin terasa ganjil, tapi makna kehidupan yang paling penting adalah menemukan jati diri sejati."
Kau hampir menemukan dirimu, menemukan nama sejatimu. Ini adalah titik awal kekuatanmu, tapi kau belum bisa membacanya. Hanya sepenggal kalimat, mungkin baru saja terbangun, masih belum jelas. Butuh waktu sampai akhirnya terungkap.
Ini terkait dengan prinsip-prinsip dasar alam semesta, jangan khawatir. Contohnya aku, disebut Mesin Perang dan Kehancuran, itu adalah nama sejatiku. Cincin Penukar juga sama, setiap makhluk memilikinya. Tapi mungkin ada yang tidak bisa menyentuhnya!"
Aku semakin bingung, terus menggaruk kepala. "Maksudmu aku alien, terkait dengan alam semesta? Ini semua ngaco banget."
Semakin tidak mengerti.
Sarang Induk buru-buru menjelaskan: "Tidak, setiap individu hidup memilikinya. Kau hampir mati, jadi mendapat berkah dari musibah dengan mengetahuinya. Mungkin terkait energimu, atau hal lain. Tidak jelas, tapi aku juga pernah merasakan sesuatu, samar-samar. Level sepuluh sepertinya belum bisa mengetahui semua rahasia alam semesta."
Jadi setelah bicara panjang lebar, tetap tidak ada jawaban.
Yang kuketahui hanyalah suara yang kudengar itu adalah nama sejatiku.
Nama sejatiku adalah suara aneh itu, membuatku tak berani membayangkannya. Segalanya semakin kacau, tidak tahu harus berkata apa.
Cincin Penukar berkata: "Tuan, yang harus kau lakukan sekarang adalah cepat sembuhkan tubuhmu. Urusan lain jangan dipikirkan dulu. Setelah pulih, lakukan yang ingin kau lakukan. Itu yang terpenting. Hal-hal seperti ini akan muncul perlahan. Mungkin hanya semacam nomor identifikasi setiap orang, tidak berarti apa-apa. Santai saja, jangan terburu-buru."
Perkataan ini benar. Langkah demi langkah.
Meski masih membuatku frustasi, aku menghela napas lega dan tak bertanya lagi. Biarkan waktu yang memberi jawaban, selesaikan dulu yang harus dilakukan sekarang, perlahan-lahan mencari tahu.
Lalu berpaling ke kerumunan orang: "Aku sudah baik-baik saja, semuanya boleh kembali ke urusan masing-masing. Aku akan beristirahat, tunggu Jenderal Ye dan Raja Macan Putih kembali, baru bahas langkah berikutnya. Waktu istirahat ini sangat berharga."
Du Meng menyambung: "Benar, sudah bertempur begitu lama, semuanya perlu istirahat."
Melihat kondisiku, mereka pun pergi tanpa mengganggu. Yang penting sudah tenang karena aku baik-baik saja. Hanya Tiga kupu-kupu kecil dan beberapa perempuan yang tinggal untuk mengurus urusannya.
Yao Yuexing tak enak tinggal: "Ibukota pasti khawatir mendengar kabar koma Anda. Aku akan kembali memberi kabar agar mereka tenang, lalu menunggu kepulangan kalian."
Beranjak pergi.
Dalam ingatanku saat sekarat, dia juga menangis. Kukatakan: "Baiklah, biarkan Tiga kupu-kupu kecil menemanimu. Kupu-Kupu Hitam bisa terbang cepat. Sampaikan ke Jenderal Ye, Raja Macan Putih, Xianxian dan Vivian tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Untuk urusan selanjutnya, terserah mereka. Semua orang di sini siap perintah."
Yao Yuexing mengangguk.
Tiga kupu-kupu kecil enggan tapi urusan besar penting, akhirnya ikut pergi.
Aku bersiap kembali ke tenda untuk beristirahat.
Tiba-tiba Sarang Induk kembali berbicara dalam pikiranku: "Tuan, masih ada satu hal yang belum kusampaikan. Aku tahu tentang Posisi Terpilih, ingin menjelaskannya."
Aku hampir lupa.
Dan pada hari itu juga ingin merekrut Shen Xuan sebagai Posisi Terpilih, sepertinya cukup dengan mencapai kemampuan tertentu, aku pun berkata: "Kalau begitu jelaskanlah, aku juga penasaran."
Sarang Induk menjelaskan satu per satu, "Setelah mencapai tingkat sembilan, aku mulai memahami hal ini. Orang-orang dalam Posisi Terpilih sangat kompleks - ada yang merupakan pemilik asli Cincin Penukar yang sudah mati, setelah mencapai kemampuan tertentu otomatis ditetapkan sebagai Posisi Terpilih dan terserap masuk. Ada juga rekan pemilik Cincin Penukar sebelumnya yang kemampuannya memadai, setelah meninggal dikirim ke Posisi Terpilih oleh pemilik cincin lalu diciptakan kembali. Hanya saja sebagian ingatan akan hilang, perlu waktu untuk mengingat keseluruhan memori."
"Selain itu, ada makhluk hidup sangat kuat yang masuk secara sukarela untuk mencapai keabadian di Alam Semesta yang luas. Pada hari itu aku membujuk Shen Xuan agar mau masuk secara sukarela. Dengan begitu dia bisa menjadi Posisi Terpilih."
"Sedangkan Yuna dan Ina, kemungkinan termasuk dalam salah satu kategori ini. Detail pastinya harus menunggu sampai kesadaran mereka pulih sepenuhnya. Sebelum terpilih, mereka bisa menyimpan sebagian memori agar tidak sepenuhnya tersesat. Ini juga alasan kemampuan mereka belum maksimal - harus berkembang bertahap, dan tergantung tingkat Sarang Induk yang menciptakan mereka. Banyak keterbatasannya."
Kira-kira demikian penjelasannya.
Aku mulai memahami konsep Posisi Terpilih, mengangguk perlahan: "Jadi selama Yuna dan Ina terus meningkatkan kekuatan, kecerdasan mereka akan sepenuhnya terbangun. Jika ada rekan yang meninggal namun memenuhi syarat, kita bisa merekomendasikan masuk ke Posisi Terpilih."
Yuna di samping berkata, "Benar, tapi harus mencapai kemampuan tertentu baru bisa merekomendasikan. Sedangkan kita yang terpilih masuk ke Posisi Terpilih, alasan spesifiknya masih harus kita cari tahu sendiri dengan terus menjadi kuat."
Teka-teki ini akhirnya terpecahkan.
Begini keadaannya.
Tapi asal-usul Sarang Induk dan Cincin Penukar masih menjadi misteri, juga identitasku. Sepertinya harus bertanya ke Sang Nabi di hamparan pasir itu.
Dan juga Jepang.
Sungguh berharap Shen Xuan si idiot tingkat dua itu tidak mati, bisa bekerja sama dengan baik, maka semuanya akan OK.
Tapi dia sudah membunuh Lin Dingtian, membunuh begitu banyak orang, bahkan hampir membunuhku. Apalagi akhirnya aku harus menggunakan jantungnya untuk bertahan hidup. Aku tersenyum, "Baiklah, jika hanya ini masalahnya maka tidak apa."
Lalu bertanya lagi, "Ngomong-ngomong, kamu bisa merasakan aku dalam bahaya lalu datang menolong. Lalu wilayah kekuasaanmu bagaimana? Ditinggalkan semua? Setelah masuk level sepuluh bisa bergerak bebas?"
Sarang Induk mengangguk, "Benar. Setelah level sepuluh tidak perlu wilayah lagi. Aku habiskan semua isi wilayahku sebelum datang ke sini, tak tersisa. Sekarang aku bisa bergerak bersamamu. Saat menemukan tempat yang lebih baik menurutmu, aku akan membangun sarang baru."
Dia pasti merasakan, di daerah ini sudah tidak ada Yang terinfeksi lagi.
Jadi di daerah ini tidak ada lagi yang bisa membuatnya kuat.
Aku tertawa, "Kamu ini... licik sekali. Aku akan memberimu tempat baik untuk terus berkembang."
Di lautan masih ada Yang terinfeksi tak terhitung banyaknya, tidak perlu khawatir dia kelaparan.
Sarang Induk tersenyum manis, "Tuan, aku pasti akan puas dengan pengaturanmu. Aku juga pasti akan terus menjadi kuat untuk membantumu."
Lalu dia berkata lagi, "Oh ya, Tuan, kali ini saya menyerap Shen Xuan dan mendapatkan banyak energi. Meskipun sekarang Tuan punya banyak pembantu, saya rasa kita harus menciptakan satu lagi, entah Posisi Terpilih atau buatan sendiri. Malaikat suci sudah jadi jenderal perang, kekuatan Tuan juga semakin besar, lebih baik ciptakan Penjaga Bayangan."
"Penjaga Bayangan?"
Aku bingung, "Penjaga Bayangan itu apa? Menciptakan satu boleh juga, Posisi Terpilih? Aku tidak ingin membuat lagi."
Posisi Terpilih menyimpan banyak rahasia. Diriku sendiri sudah punya banyak urusan. Jika menciptakan lagi, akan semakin rumit. Agak enggan.
Tiba-tiba Yuna merekomendasikan, "Tuan, tidak akan terlalu merepotkan. Saya merasakan seorang teman saya yang juga Posisi Terpilih, yaitu Penjaga Bayangan, bisa membantu. Rahasia kita bertiga adalah satu rahasia, tidak akan menambah masalah."
Ini cukup bagus.
Aku berkata, "Kalau begitu katakan, kemampuan apa itu? Aku ingin dengar dulu."
Sarang Induk menjelaskan, "Penjaga Bayangan sangat berguna. Dia bisa bersembunyi di bayanganmu tanpa diketahui siapa pun. Saat nyawamu terancam, dia akan muncul membantumu. Atau kau bisa menyuruhnya mematai-matai seseorang dengan bersembunyi di bayangan orang itu, tanpa diketahui. Sangat bagus."
Kedengarannya tidak buruk.
Aku mengangguk terus, "Bisa membantuku di saat genting, lagi pula teman Yuna dan Ina, juga bisa mematai-matai orang. Kalau begitu mari kita ciptakan."
Dengan adanya dia, akan ada pembantu saat serangan terakhir.
Tubuh Sarang Induk mulai berpendar untuk menciptakan.
Saat itu Du Meng, Yang Ling, dan Xia Yingying semuanya ada di situ. Mereka menyaksikan dengan takjub sebuah benda terbungkus keluar dari sarang.
Setelah itu, sosok itu berdiri. Di balik pakaian hitam ketatnya, terlihat dua golok melengkung pendek terselip di punggung. Kepalanya memiliki dua tanduk, kulitnya agak gelap, tingginya setengah kepala lebih dari Yuna dan Yuena.
Tubuhnya sangat kekar dan tampan. Begitu muncul, Sarang Induk menyemburkan banyak gelembung Energi, yang langsung dia makan.
Situasi ini terasa sangat aneh.
Du Meng bertanya, "Apa ini?"
Aku tersenyum menjawab, "Penjaga Bayangan, diciptakan untuk melindungiku. Sama seperti Yuna dan Ina."
Ketiga wanita itu tak percaya, "Kau maksud Yuna dan Ina bukan manusia? Mereka diciptakan? Oleh Sarang Induk ini?" Mereka menatap Yuna.
Wajah cantik sempurna itu mengangguk, "Ya, aku sama seperti dia. Kami sama-sama Posisi Terpilih."
Ketiganya tak tahu harus berkata apa, hanya menggeleng-gelengkan kepala. Meski telah melihat Sarang Induk, mereka belum pernah menyaksikan kemampuannya yang membuat terpana.
Penjaga Bayangan itu selesai makan dan sepenuhnya terbentuk. Wajahnya tak berubah, tampak langsung mencapai level Delapan Cincin. Dia menatapku, lalu seperti Yuna dan Ina saat pertama muncul, berlutut satu kaki dengan satu tangan di dada dan tangan terulur: "Posisi Terpilih, Penjaga Bayangan, Angin Pagi, menghadap Rajaku."
Aku menjabat tangannya.
Barulah dia berdiri.
