Saat kita merencanakan operasi menyusup ke kamp musuh di malam hari, langkah demi langkah mempraktikkannya.
Kota Kerajaan Dubai sudah benar-benar kacau. Tak menyangka kekuatan kita begitu besar, langsung menghancurkan semua robot yang semula dipersiapkan untuk ekspedisi timur, hanya tersisa dua terakhir, bahkan satu helikopter pun tidak ada.
Kacau balau total.
Ophelia sebagai penanggung jawab operasi ini, yang belum pernah kalah di Eropa, kehilangan kewibawaannya tadi. Dahinya berkerut, diam seribu bahasa.
Dia sadar kali ini terlalu arogan. Kehilangan begitu banyak pasukan militer, akan sulit mempertanggungjawabkannya nanti.
Seluruh formasi Bizantium khususnya Pasukan Salib Suci, kelompok tujuh orang, hanya ada sepuluh unit. Hari ini satu unit hancur, tersisa satu. Ribuan robot itu, plus Pasukan Kalajengking, sama berharganya. Semua itu tulang punggung Bizantium.
Yang selama ini merajalela tak terbendung di Eropa, mengira tak ada tandingannya, ternyata kalah. Tangannya tiba-tiba menepuk bangunan di sampingnya, pikirannya kosong.
Ini reaksi karena otaknya bekerja terlalu keras.
Hao Chen di belakang segera menyangga, berkata, "Yang Mulia, lebih baik kita kembali. Orang-orang ini sulit dihadapi, perlu direncanakan matang-matang."
Tugasnya adalah melindungi Ophelia, tentu tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan padanya.
Tapi Ophelia adalah pribadi yang sangat ambisius, dijuluki Bloody Mary di Eropa. Bagaimana mungkin dia mengizinkan kekalahan begitu saja? Seperti kucing hutan betina yang marah, dia menggeram, "Panggil semua pejabat pengurus Kota Kerajaan Dubai itu ke sini!"
Terperosok dalam lumpur, mundur bukanlah gayanya. Mengubah rawa menjadi daratan, lalu melangkah mantap melewatinya - itulah yang akan dilakukannya.
Tak lama kemudian, Bai Hechou, Abdul, dan Rubah Gurun yang sudah menjadi staf non-aktif pun datang, berdiri di hadapan Ophelia.
Seperti anak kecil yang berbuat kesalahan.
Terutama Bai Hechou dan Abdul yang menyaksikan adegan perang itu, mengetahui mereka menderita kerugian besar, hanya bisa menundukkan kepala tanpa bicara sambil bergumam dalam hati.
Masih mampukah kita?
Saat ini di seluruh Kota Kerajaan Dubai hanya tersisa ratusan tentara salib dan dua robot, tak ada lagi pasukan lain. Mereka pun hanya bisa berdiri terpaku tanpa berani bernapas keras.
Khawatir mereka akan meninggalkan Kota Kerajaan Dubai dengan selamat.
Ophelia tentu menebak pikiran mereka. Duduk dengan anggun, dia berkata satu per satu, "Coba jelaskan, keadaan sebenarnya seperti apa? Laporan kalian semalam berbeda dengan kenyataan. Jangan coba-coba membuatku marah lagi, atau kalian tahu akibatnya."
Pasukan jutaan orang bagi mereka adalah hal sepele, bahkan puluhan juta yang terinfeksi bisa dibantai tanpa ragu.
Tapi beberapa ahli justru sulit dihadapi, merekalah penentu segalanya.
Bai Hechou kini tak berani bicara. Tak disangka muncul begitu banyak ahli. Ia memandang Abdul.
Abdul juga tak bisa menjawab, lalu menatap Rubah Gurun.
Rubah Gurun sudah putus asa total. Setiap hari mabuk, hari ini juga minum tapi tidak mabuk. Dengan berani mendengus: "Aku tak tahu apa yang mereka katakan padamu, tapi orang-orang ini sulit dikalahkan. Beberapa kali kami bertempur, awalnya kami lebih kuat, mereka lemah, tapi akhirnya mereka yang menang. Kali ini mereka datang dengan persiapan, kalian tak mungkin menang."
Disertai sendawa alkohol.
Abdul membentak: "Apa maksudmu? Tidak kau lihat robot-robot itu? Orang Timur mana mungkin sanggup melawan?"
Rubah Gurun tertawa getir. Dulu di bawah pimpinan Raja Dubai dan Aragorn, mereka begitu berjaya. Tapi sekarang...
Hatinya ingin menangis. Andai bukan karena masih punya istri dan anak, sudah lama ia memaki-maki.
Ophelia ikut bersuara: "Ceritakan dari awal. Apa akar permusuhan ini? Kapan mulai? Jujurlah! Jika berbohong, kubunuh kalian perlahan. Jangan lewatkan satu detail pun!"
Hanya dengan memahami situasi secara menyeluruh, kita bisa mengenal musuh dengan baik.
Bai Hechou dan Abdul saling pandang, lalu mulai bercerita.
Kisah Bai Hechou membunuh ayah dan saudara laki-lakinya sudah bukan rahasia lagi, jadi semuanya diungkap. Untuk menyelamatkan nyawa, tidak ada pilihan selain jujur, sama sekali tidak salah. Mulai dari Tuan Qiu menemui mereka, hingga kedatangan para perempuan itu.
Ophelia mengerutkan kening, "Lalu bagaimana dengan Tuan Qiu itu?"
Perempuan itu merasa orang ini licik, memanfaatkan semua orang untuk melawan Timur.
Namun jawaban yang didapat adalah, "Dia menghilang."
Bai Hechou mengumpat: "Ini semua salah dia, dialah yang memicu masalah. Kebanyakan orang ini juga datang menyerbu, tapi hasilnya sekitar dua minggu lalu, dia lenyap tanpa jejak."
Ophelia hampir ingin membanting meja. Setelah dimanfaatkan, bahkan pelakunya tidak tersisa. Ini membuatnya mulai meragukan kecerdasan orang tersebut.
Perempuan itu sendiri, meski terseret dalam masalah dan merasa terjebak, akhirnya mulai memahami situasi. Setelah berpikir sejenak dia berkata: "Menurut firasatku, Li Tang yang licik itu pagi tadi membawa 3 juta pasukan, hanya sedikit yang kembali. Sekarang pasti ingin balas dendam, kemungkinan besar malam ini akan menyerang diam-diam."
Dia berdiri dan berkata: "Kita tunggu saja kedatangannya, sambut dengan 'tutup pintu lepas anjing'." Memandang Bai Hechou, Abdul dan Rubah Gurun, dia menambahkan: "Kalian para Pejuang Sembilan Cincin jangan hanya berdiri. Saatnya bertindak."
Mereka saling memandang dengan bingung, tapi semua menyanggupi dengan mengangguk berkali-kali: "Tenang saja, jika dia datang, kami pasti mengerahkan semua kemampuan."
Ophelia tidak langsung menjawab, malah bertanya lagi, "Bagaimana dengan Sang Nabi kalian? Berapa lama lagi dia akan keluar dari masa bertapa? Namanya sangat termasyhur bahkan sampai Eropa, kenapa dia tidak muncul?"
Saat ini dia membutuhkan semua bantuan eksternal. Orang-orang ini hanya bisa menunda, tidak bisa menyelesaikan masalah.
Bai Hechou menghela napas pasrah, "Sang Nabi sedang bertapa. Dia sama sekali tidak tahu tentang semua ini, belum keluar. Kami juga tidak bisa memaksanya keluar."
"Begitu ya."
Dia tidak terlalu memaksa, hanya berkata, "Baik, aku akan menunggu dia keluar. Tiga hari? Berani sekali kau mengancam! Bloody Mary sepertiku tidak mudah dikalahkan. Datanglah malam ini, kuberi kau tiga hari."
Dia pergi dengan senyuman dingin.
Haochen mengikuti di belakangnya.
Ophelia memerintah, "Kirim laporan ke atas bahwa kita menghadapi masalah besar. Hamparan Pasir dan Kota Kerajaan Dubai sudah dalam genggaman kita. Dengan energi, kita punya segalanya. Minta Dewan Tetua untuk membantu."
"Dewan Tetua?"
Haochen agak ragu, "Apakah Patriarkh akan menyetujui? Kita sudah kehilangan terlalu banyak. Eropa juga masih membutuhkan mereka."
Tiba-tiba Ophelia menatap Haochen dengan tatapan penuh wibawa yang tak terbantahkan.
Haochen segera membungkuk, "Yang Mulia, hamba akan segera mengurusnya." Dengan peralatan modern, langsung mengirim faks. Tapi entah apakah bisa datang tepat waktu.
“Cuaca mulai gelap secara bertahap, seluruh Kota Kerajaan Dubai diselimuti cahaya bulan, diterpa angin teluk dan hamparan pasir tak berujung. Bahkan Ophelia yang berdiri di puncak istana kerajaan tak bisa menahan gumam, "Sayang sekali menghancurkan kota seindah ini, sungguh disayangkan."”
Dia menatap bulan lagi, "Jangan mengecewakanku malam ini, datanglah ya." Tertawa terkekeh-kekeh seperti gadis kecil, tidak seperti Bloody Mary licin yang penuh intrik.
Kami yang sudah makan malam di Kota Langit mempersiapkan segala sesuatunya, semua sudah siap dan berkumpul bersama.
Aku berkata, "Untuk operasi ini, kita tak perlu banyak orang. Cukup pasukan elit saja. Terlalu banyak orang malah merepotkan. Aku, Raja Serigala Emas Perak, Kecantikan Seperti Giok, Du Meng, plus Aragorn, Ina, dan Yuna sudah cukup. Yang lain bertahan di sini untuk mengantisipasi serangan balik. Jika mereka datang, ingat! Segera kabur membawa semua orang. Kita tidak bisa menahan serangan berat mereka, paham? Nyawa manusia paling berharga, hal lain bisa dirundingkan."”
Lan Heyue, Titan, dan Xia Yingying yang tinggal mengangguk-angguk, "Kami akan menunggu kalian pulang. Tenang saja pergi."”
"Mari mulai aksi!"”
Rencana penyusupan dimulai. Dengan diam-diam kami meninggalkan Kota Langit, terbang rendah dan melesat di hamparan pasir, langsung menuju Kota Kerajaan Dubai.
Bahkan penduduk kota pun belum terjaga.
Aku masih terus mengingatkan, "Orang-orang Eropa ini kemungkinan besar dibawa oleh Qiu Datou. Hari ini dia tidak muncul, mungkin masih ada rencana cadangan, bahkan sudah memperhitungkan serangan mendadak kita. Tapi kita harus tetap sukses, dan yang terpenting adalah membunuh Qiu Datou serta Bai Hechou. Dua orang ini kunci utama, lalu ada Ophelia. Sisanya jangan pedulikan, yang penting harus membuat keributan. Meski tidak bisa menembus pertahanan, minimal harus menyebabkan kerugian bagi mereka."
Beberapa orang mengangguk cepat.
Semua sudah diatur sebelumnya. Io dan Yuena akan membuat kekacauan di atas, sementara kami menerjang ke bawah. Membawa Aragorn bertujuan untuk menunjukkan diri, memperlihatkan kepada seluruh penghuni Kota Kerajaan Dubai.
Tugas lainnya adalah membunuh. Dengan tekad bulat, kami menyergap dengan cepat.
Di bawah sinar bulan, Kota Kerajaan Dubai segera terlihat, dingin dan penuh hawa kematian. Mayat rekan kami pagi tadi telah membuat pasir gurun merah oleh genangan darah.
Tapi dalam satu malam, tiupan angin pasir akan menyamarkan semua jejak ini.
