Aku ingin tahu situasi di luar laut. Setelah bisa mengontrol, aku berenang mati-matian, mati-matian. Tapi mikroorganisme itu dalam persepsiku hanya sebesar biji semangka.
Lautan luas yang tak bertepi, bisa dibayangkan.
Dan banyak Makhluk-makhluk Biru yang menghasilkan listrik di laut untuk memperkuat diri. Saat aku berenang ke atas, tanpa sengaja, aku dieliminasi.
Sekali lagi menjadi kesadaran yang melayang-layang tanpa pengetahuan apa pun, terus berganti-ganti, tak bisa mengendalikan apa pun. Bahkan serangan kali ini membuat penglihatanku kabur.
Tak bisa mendengar suara lagi.
Membuat semua usahaku sia-sia, benar-benar membuatku frustrasi.
Intinya sangat menyiksa. Ingin berteriak tapi tak bisa. Kehidupan tanpa siang-malam yang melayang ini membuatku ingin menangis tapi tak berdaya, bahkan tak bisa melampiaskan kekesalan.
Tapi kali ini aku mulai memahami beberapa hal.
Meski kesadaran pembunuhanku hilang, empat kesadaran itu terus melindungiku. Mungkin karena itulah aku masih memiliki kesadaran dan bisa bertahan dalam kondisi seperti ini.
Hidup di atas daging dan darahku sendiri - artinya jiwaku belum pergi, masih terbungkus di sini.
Tapi bagaimana caraku hidup kembali? Ini masalah besar. Meski bisa mengendalikan mikroba seukuran biji semangka, banyak Yang terinfeksi raksasa telah memakanku.
Mustahil bagiku untuk mengambil kendali.
Sangat menyiksa, terutama saat kesadaranku melayang tak menurut, terus berganti-ganti. Tak ada ide bagus bagaimana keluar dari keadaan ini.
Tapi aku sudah memutuskan: saat ada kesempatan mengendalikan mikroba lagi, jangan sembarangan kabur. Jika kabur, bahkan kesempatan seperti ini pun tak akan ada.
Tapi apa gunanya mengendalikan mikroba? Tumbuh perlahan? Ini jelas mustahil, seperti mimpi di siang bolong. Hanya punya kesadaran tanpa kemampuan - benar-benar membuatku sesak.
Bahkan terkadang lebih menyiksa daripada mati, tetapi ketika mengingat begitu banyak orang yang menantiku, aku tetap menggigit gigi bertahan, terus beralih dalam keadaan melayang-layang ini, beralih.
Berharap ada kesempatan.
Sementara daging dan darahku, setelah sekian lama, telah tersebar ke mana-mana, terkadang potongan kecil daging pun akan beralih.
Bagaimanapun, aku terus melayang di setiap sudut Bumi.
Tentu saja, daratan sudah tidak mungkin lagi, situasi seperti Monster Darah sebelumnya jarang terjadi, sungguh memprihatinkan, dan jika dibunuh, terkena serangan kuat lagi, akan lenyap.
Jadi kesempatanku untuk beralih semakin sedikit, tapi masih puluhan ribu, karena Jiwa telah menghancurkanku menjadi serpihan, sehingga tidak sepenuhnya musnah.
Perlahan-lahan kesempatan pun datang.
Beralih ke sebuah mikroba, tiba-tiba membuatku yang melayang tak terbatas ini bersemangat, mengambil kendali, tiba-tiba bisa bergerak leluasa.
Membuatku sangat gembira, bahkan merasakan dingin yang aneh, merasa sepertiku lebih kuat dari sebelumnya, tapi tidak berani bergerak, hanya diam di situ.
Mikroba tidak memiliki mata, tapi aku bisa melihat, banyak mikroba lain di sekitarnya, semuanya di dasar laut, bahkan Yang Terinfeksi pun tidak bisa menulari.
Karena semuanya mikroba bersel tunggal.
Aku diam di situ, mengendalikan mereka sambil merayap perlahan, merayap perlahan, setelah waktu yang tidak diketahui lamanya, tiba-tiba muncul ide di kepalaku.
Aku memakan semua mikroorganisme ini, apakah aku akan menjadi lebih kuat? Tapi bagaimana cara mikroorganisme menyerang mikroorganisme lain? Semuanya begitu besar, terlalu sulit. Tanpa cangkang tubuh, di bawah lautan, terbawa arus.
Aku kembali patah semangat, tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung.
Ingin menangis, bahkan nyaris putus asa. Tapi dalam keadaan seperti ini, aku bahkan tidak bisa tidur, tidak bisa mengambil kendali. Ini hampir membuatku gila. Namun mikroorganisme yang terlalu lama kulekati tiba-tiba berubah.
Entah karena apa, atau faktor lain, yang jelas mereka berubah. Muncul darah, benar, memberiku secercah kehangatan. Meski hanya sekejap, tetap bisa kurasakan.
Kemudian mikroorganisme lain justru mengerumuniku. Aku tidak mengerti kenapa ini terjadi, tapi tiba-tiba semuanya menyerbu. Mereka bahkan membuka mulut kecil-kecil dan memakanku sedikit demi sedikit.
Kesadaranku kembali berpindah, kali ini benar-benar kacau. Semua kesadaranku diserang mikroorganisme. Ke mana pun aku beralih, selama mikroorganisme itu bisa menyerang, mereka langsung menyerbu seperti air bah.
Membagi dan memakanku.
Perlahan membuatku sangat ketakutan. Apa yang terjadi ini? Mengapa tiba-tiba semua mikroorganisme di lautan menjadi bersemangat?
Seperti menemukan target, mereka mencari serpihan daging dan darahku untuk dimakan.
Semakin sedikit, semakin sedikit.
Membuatku berpindah-pindah lebih cepat, lebih cepat, dan sangat cemas. Apakah aku akan dimakan mikroorganisme ini? Tentu saja, ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dan hanya di laut dalam, mikroorganisme ini ada, sedikit ke atas sudah menjadi wilayah Yang terinfeksi.
Jadi tidak sepenuhnya mustahil.
Tapi ketika semua daging dan darahku di dasar laut habis dimakan, mereka malah mulai mengepung beberapa Yang terinfeksi seperti pasukan air bah, tapi hampir seperti bunuh diri.
Tapi mikroorganisme terlalu banyak, semut pun bisa membunuh gajah, dan mereka menyerang Makhluk Biru yang tidak terlalu kuat, bahkan berhasil mendapat hasil. Aku yang melihatnya merasa sangat tidak percaya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan mikroorganisme di seluruh Bumi melakukan hal yang sama, di banyak tempat.
Tentu saja, bagi seluruh Bumi, ini tidak menimbulkan gelombang apa pun, tetap berjalan seperti ini, terus berlanjut.
Aku pun tidak peduli lagi, terus berpindah-pindah dengan melayang.
Tapi ketika suatu kesempatan tak sengaja melihat mikroorganisme berkembang membentuk lapisan luar, aku tersadar: mereka sedang menguatkan diri.
Mereka menjadi kuat setelah menyerap Energi dan kesadaranku, memulai evolusi.
Evolusi seperti ini seharusnya membutuhkan ratusan juta tahun, tapi karena situasi mendadak ini, dipercepat. Perlahan lebih banyak mikroorganisme memiliki lapisan luar keras.
Ratusan juta jumlahnya, sebesar biji kuaci, mengambang lalu menyerang dengan lebih ganas. Dasar laut tiba-tiba jadi sangat ramai, meski tetap pertempuran kecil, seolah ada yang merencanakan.
Menghadapi Makhluk Biru level rendah.
Lalu memakannya, tapi yang utama tetap memakan dagingku.
Dan aku masih bisa menyadari dengan jelas bahwa mereka semua telah memakan dagingku dan terpengaruh secara mental olehku. Mengapa ini terjadi, tidak jelas.
Bagaimanapun, situasi saat ini adalah: mikroba-mikroba tak terhitung mulai berevolusi secara masif, seolah-olah invasi besar-besaran Yang terinfeksi lainnya sedang muncul.
Menyaksikan mereka menjadi semakin kuat di dasar laut setiap hari, terus berubah, menyerang lebih banyak Yang terinfeksi, dan mengambil lebih banyak dagingku - situasi ini cukup menarik perhatianku.
Sepertinya tujuan evolusi mereka memang untuk hal-hal ini.
Hari demi hari berlalu, frekuensi peralihanku semakin berkurang.
Tapi beberapa peralihan masih berguna: melihat benua Eurasia dimana para Kaisar Kekasih tak terhitung menyerang Kota Harapan, dengan banyak orang melakukan pertahanan di sana.
Ada meka, ada manusia.
Juga para pemilik kesadaran yang dengan ayunan tangan bisa menghancurkan musuh menjadi debu.
Jiwa-jiwa pun mengemudikan pesawat luar angkasa untuk bertempur. Orang-orang yang kukenal muncul dengan wujud jiwa, tapi tanpa otak sehingga tak bisa mengendalikan Atlantis.
Mereka hanya bisa bertahan di sana.
Pertempuran jadi kacau, tapi kerjasama para pemilik kesadaran semakin baik dan terorganisir. Kehidupan Wang Hao berhenti menyerang dan mulai membantu mencegah para pemilik kesadaran terluka.
Pedang Tajam, Kesombongan dan lainnya memimpin serangan. Tingkat pencerahan mereka meningkat sehingga pertarungan seimbang, menjadi perang gesekan.
Jiwa menunggu Pembunuhan, juga tidak terburu-buru, lalu terbang kembali, terus memproduksi Kaisar Kekasih, menyerang dari berbagai tempat.
Jadinya juga sibuk, seluruh Bumi, setiap tempat sedang berperang.
Tak pernah bosan.
Maka tak ada yang menyadari perubahan di dasar laut, sedikit demi sedikit, mikroorganisme-mikroorganisme itu berevolusi melampaui waktu hingga memiliki gigi, tidak hanya bisa menyeruduk dengan lapisan luar yang keras, tapi juga menggigit.
Dan jumlahnya puluhan miliar, sehingga semakin banyak Yang terinfeksi mati, semakin banyak kesadaran yang terpotong menghilang, aku tahu, semua ini karena alasan itu.
Aku juga semakin lama hanyut dalam waktu, perlahan menerima takdir, aku akan mati, tidak tahu sampai sejauh apa evolusi mikroorganisme-mikroorganisme ini.
Tapi sepertinya aku tidak akan melihatnya.
Dengan pasrah mendengar yang terakhir yang terpotong dimakan, dicerna oleh mereka.
Sedangkan yang terakhir setelah evolusi tak terhitung adalah Makhluk Biru tingkat delapan, kekuatan alamnya luar biasa, bukanlah hal yang bisa ditandingi mikroorganisme-mikroorganisme itu.
Tapi mikroorganisme-mikroorganisme itu tetap menyerangnya, situasinya bukan lagi semut menggigit gajah sampai mati, tapi semut ingin menghancurkan Bumi.
Satu gigitan demi satu gigitan, jutaan mikroorganisme menyerang, terus menyerang, begitulah caranya mereka ingin melahap kesadaran terakhir yang bisa kusambungkan.
