Ini mungkin pemikiran kebanyakan orang selama tiga bulan terakhir. Banyak yang belum bisa move on, terutama karena serangan gencar Jiwa yang membuat mereka tak berdaya.
Kerinduan yang semakin menjadi, ditambah helaan napas pasrah.
Patriarkh yang saat ini masih seimbang antara sisi manusiawi dan tingkat pencerahannya berkata: "Orang mati tak bisa hidup lagi. Ini yang tidak diinginkan siapa pun. Pembunuhan belum muncul, otak dan kesadaran lain juga belum muncul. Sebenarnya ini bagus untuk kita. Asalkan kita terus mengalami pencerahan, Jiwa pasti akan mati."
Pedang Tajam juga menambahkan: "Benar, Jiwa sudah sepenuhnya tercerahkan. Tanpa dukungan Pembunuhan, dia tidak terlalu kuat. Jadi jangan terlalu khawatir. Belum sampai tahap harus meninggalkan Bumi. Lagi pula, mau pergi bagaimana? Mars punya pintu ruang dimensi, tapi bagaimana kita ke Mars? Tanpa Otak, kita tak bisa mengoperasikan Atlantis."
Mendengar ini, kebanyakan orang pun mengurungkan niat tersebut.
Tapi tetap saja belum ada cara efektif untuk melawan Jiwa.
Hampir selalu Jiwa yang melancarkan serangan, sementara mereka terus bertahan. Seluruh Bumi sudah hancur berantakan.
Terutama perasaan gelisah yang samar di hati, membuat mereka sangat tertekan, khawatir suatu saat Pembunuhan muncul terlebih dahulu.
Meskipun kemunculannya tidak serta-merta membuat pencerahan sempurna, kekuatan Pembunuhan melampaui pemilik kesadaran biasa, dan Jiwa sepertinya sedang menyimpan energi, bersiap membantu Pembunuhan.
Pesawat luar angkasa itu bisa digunakan.
Wei Yi mengandalkan itu satu-satunya.
Sedangkan para pemilik kesadaran ini, yang tidak ingin merusak Bumi, proses pencerahan mereka sangat lambat - bahkan sangat lambat, mengingat Ruang Dimensi, kesombongan, es dan keinginan belum mencapai tahap pencerahan.
Membiarkan Kehidupan dan Pedang Tajam mengalami pencerahan gila-gilaan tetap tidak bisa menyaingi kecepatan Jiwa.
Kekacauan yang terjadi kembali membuktikan kata-kata Jiwa: tanpa otak, para pemilik kesadaran ini ibarat pasir berhamburan tanpa arah jelas.
Dewa Laut Yao Yao berkata: "Daripada begini, lebih baik kita serang markasnya. Selalu bersikap pasif tidak baik, kita tidak bisa terus diam saja."
Ini membuat semua orang tercerahkan, muncul perubahan berbeda.
Wei Yi menggelengkan kepala berulang kali: "Setelah pencerahan sempurna, hampir semua bisa terdeteksi. Ini tidak mungkin. Jika kita menyerang, dengan kemampuan Jiwa sekarang akan langsung ketahuan. Bisa dihancurkan satu per satu, atau dijebak saat menyerang. Jadi kita harus tetap bertahan di sini, berharap Pedang Tajam dan Kehidupan cepat mencapai pencerahan, atau munculnya otak/pemilik kesadaran lain."
Sekali lagi semua orang terdiam.
Belisni dan Pandora yang cepat marah langsung berkata, "Kalian ngobrol saja, kalau sudah ada solusi beri tahu kami, kami akan patuh." Lalu pergi.
Belisni juga telah banyak berubah, tiga bulan pertempuran besar telah mengurangi keinginannya.
Pandora terus memikirkan, setelah keluar ia menatap langit dan mendesah, "Kakak, menurutmu apakah dia benar-benar mati? Masih bisa hidup kembali?"
Belisni memeluk bahu adiknya, "Dasar bodoh, dia bukan pemilik kesadaran. Mati ya mati. Lagipula jika kita mati ya benar-benar mati. Yang disebut 'kesadaran tidak mati' hanya merujuk pada kesadaran, bukan diri kita. Hanya dengan tidak mati kita bisa hidup selamanya."
Tapi ia juga mendesah, "Dia selalu bisa menciptakan keajaiban, semoga kali ini juga begitu."
Tapi benarkah? Semua orang tahu mustahil seseorang yang sudah hancur menjadi bercak darah tanpa anggota tubuh utuh bisa hidup kembali, namun tetap merasa tak berdaya.
Pandora berkata, "Dia mati, bagaimana dengan teman-temannya dan para wanitanya? Ah, kenapa dulu dia tidak mundur duluan? Andai kabur lebih awal, situasinya tidak akan separah ini."
Belisni merasakan hal sama, tapi kenyataan tak bisa diubah.
Mereka pun tenggelam dalam keheningan.
Kemudian Kehidupan dan Patriarkh juga keluar. Keempatnya yang cukup akrab itu berkata, "Istirahatlah. Mungkin sebentar lagi ada pertempuran sengit. Jangan dipikirkan, istirahat dulu."
Kedua perempuan itu mengangguk lalu pergi.
Sekarang seluruh manusia berkumpul di atas Atlantis, tempat lain sudah tidak aman.
Wang Hao dan Patriarkh menuju ke area perkumpulan manusia.
Ophelia, Haochen, Grand Lector, dan lainnya sudah berada di sana. Orang-orang dari Tianjing dan penduduk Kota Kerajaan Dubai juga hadir, namun jumlah mereka tidak mencapai seratus ribu.
Inilah sisa-sisa terakhir umat manusia sekarang. Segala sesuatu yang lain sudah hancur lebur tanpa bekas.
Saat mendekat, Ophelia mengeluh: "Patriarkh, sampai kapan kita harus hidup seperti ini? Kapan semua ini akan berakhir?"
Raja Macan Putih datang bersama Raja Hydra dan Raja Serigala Emas Perak: "Benar, persediaan makanan mulai menipis lagi. Meski kita punya mesin penghasil sayur dan padi, populasi terlalu banyak. Tanpa cadangan tetap tidak cukup."
Hussein dan Rubah Gurun menambahkan: "Persediaan daging juga hampir habis. Manusia tidak bisa bertahan lama tanpa daging."
Semua faksi saling bersahutan mengeluh.
Patriarkh yang sudah murung mencoba menenangkan: "Kita tidak punya pilihan. Di luar sini kita tidak bisa melawan Jiwa. Bertahanlah sebisa kalian. Sudah tiga bulan - seharusnya sudah ada pemilik kesadaran yang muncul."
Entah Yang terinfeksi, atau manusia.
Tapi sekarang belum ada petunjuk sama sekali.
Mereka pun tahu semua ingin segera melewati masa sulit ini. Dengan putus asa mereka berkata: "Jika Dia ada di sini, mungkin tidak akan begini keadaannya."
Seketika suasana kembali hening.
Raja Macan Putih pun berkata, "Aku akan pergi menjenguk Vivian dan yang lainnya, merekalah yang paling terluka." Lalu ia pergi.
Raja Serigala Emas-Perak di sana juga menghentakkan kakinya, "Kenapa aku bukan pemilik kesadaran? Jika iya, pasti bisa membantumu. Omong kosong kesadaran ini akan muncul di siapa ya?"
Dia juga sangat kuat, tapi ini bukan lagi soal kekuatan. Ini persis seperti ulangan perang ribuan tahun lalu yang muncul kembali di Bumi, jadi kita hanya bisa jadi penonton.
Ophelia berkata, "Aku akan pergi menghibur rakyat biasa, biar mereka bisa beristirahat dengan tenang." Dia juga menghela napas lalu pergi.
Kehidupan dan Patriarkh saling memandang pasrah, menatap langit sambil bertanya, "Kenapa dengan mengukir nama kita di patung bisa membuat kita sadar? Semua patung sudah punya wujud, tapi kenapa otak belum muncul juga?"
Patriarkh pun tak tahu jawabannya, hanya mengeluh, "Kesadaranku masih terbatas, tak bisa memikirkan jawabannya. Bukankah Wei Yi sudah bilang? Otak adalah yang terkuat di antara kita Tiga Belas. Bahkan Raja-Raja Kuno pun tak ada yang bisa menyainginya. Jadi wajar jika butuh waktu lebih lama."
Keduanya kembali menghela napas.
Seluruh penduduk Atlantis juga mengelus dada. Saat ini terasa seperti menunggu kepunahan.
Sambil berjongkok tak berdaya melawan serangan Jiwa, seseorang bergumam, "Cepatlah sadar. Jika Kehidupan sudah sepenuhnya tercerahkan, pasti akan sangat kuat."
Sekarang di antara kesadaran-kesadaran ini, Wang Hao adalah yang terkuat, tapi masih belum mencapai pencerahan sempurna. Kemampuannya tidak cukup untuk membalikkan kekalahan total, membuatnya terus menggelengkan kepala.
Dia sendiri juga sangat menyadari, tanpa bantuan sumber daya, mustahil mencapai kesempurnaan dalam waktu singkat. Yang bisa dilakukan hanya berusaha maksimal dan menyerahkan pada takdir.
Ketika Raja Macan Putih menemukan Vivian, Xia Yingying dan beberapa perempuan lainnya, mereka sudah seperti mayat hidup - duduk dengan pandangan kosong. Saat evakuasi dari Tianjing, jika bukan karena usaha khususnya mencari mereka,
Mereka mungkin sudah mati, bahkan tidak berpikir untuk kabur.
Bahkan Du Meng yang biasanya periang pun terlihat linglung, tapi berkat sifatnya yang kuat akhirnya berkata: "Raja Macan Putih, Anda datang."
Raja Macan Putih mengangguk, "Ya, saya datang melihat kondisi. Sekarang sumber daya terbatas, kalau ada kebutuhan apapun beri tahu saya. Untuk hal-hal kecil saya masih bisa membantu."
Saat ini setiap orang hanya makan 1-2 kali sehari, para pejuang level tinggi hampir tidak makan sama sekali demi menjaga operasional Atlantis.
Du Meng menggeleng, "Kami masih punya kemampuan, tidak masalah. Bagikan saja ke orang-orang itu." Tiba-tiba matanya berkaca-kaca.
Entah teringat apa lagi.
Yan Ruyu yang kurus masuk tergopoh-gopoh: "Tiga kupu-kupu kecil itu lagi merengek minta mati, sudah saya pukul sampai pingsan. Beginilah kalau dibiarkan terus!"
Seluruh ruangan serentak menghela napas pasrah.
Sedangkan Lao Xia dan Titan saat itu juga datang dan berkata, "Kalian tidak boleh seperti ini, arwah Li Tang di alam baka pun tidak akan tenang. Bangkitlah semangat." Namun hal ini justru membuat semua orang menangis.
