Kepala Stasiun Transit Galaksi mengusirku dari pusat kota seperti mengusir roh jahat ke gedung kantor utama mereka. Tempat yang pernah kukunjungi sekali ini...
...masih dengan cara ditangkap, seperti narapidana.
Kali ini bagaikan dewa, semua orang tak berani menatapku, tertekan oleh medan energiku sampai tidak berani bernapas.
Atau mungkin aura Raja-Raja Kuno yang kubawa membuat mereka dipenuhi rasa hormat.
Nenek sihir dan Wali Kota Uta pun sama.
Terutama tadi, dengan satu serangan yang bahkan belum kulanjutkan, Wali Kota Uta sekaliber itu sudah tak berdaya. Meski dalam hati tidak terima,
tapi mereka tahu diri mereka hampir tidak bisa berbuat apa-apa.
Demi ras mereka sendiri, demi takdir masa depan, terpaksa merendahkan kepala, sambil melirik nenek sihir.
Nenek sihir tetap tenang, sambil tersenyum berkata: "Jangan lihat aku, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dulu saat mereka datang, kalian yang memohon agar aku pergi. Sekarang hutang bud ini, aku dengan senang akan nikmati hasilnya."
Ketiga orang itu dulu terlibat dalam rencana yang bisa dibilang konspirasi kecil untuk mengusir kami.
Sebenarnya bukan masalah besar, hanya ingin menghindari keterlibatan.
Tapi siapa sangka, dalam setahun lebih, aku kembali dengan status sebagai otak, langsung meminta bantuan dan melibatkan mereka.
Tidak bisa tidak merasa frustasi.
Tapi ini sudah tidak bisa diubah lagi.
Kepala Stasiun Transit Galaksi bergumam: "Di Alam Semesta, Stasiun Transit Galaksi mungkin terlihat perkasa, tapi ibarat daun willow yang takkan sanggup menahan murka Raja-Raja Kuno. Hanya bisa pasrah."
Dengan napas berat, mereka pun mengikuti.
Semua ini tentu tidak luput dari pendengaranku, tapi aku tak terlalu serius, yang penting mereka bisa membantu. Yuwei juga masih punya beberapa anak buah.
Nanti kumpulkan semua kemampuan mereka, ikut aku kembali ke Bumi. Ditambah aku dan dua belas kesadaran lainnya, masa Jiwa dan Pembunuhan masih bisa menang?
Tentu, mustahil meminta mereka mempertaruhkan nyawa untuk kita. Tapi teknologi tinggi seperti pesawat luar angkasa juga bisa. Pokoknya jalanin dulu selangkah demi selangkah.
Setibanya di sini semuanya berjalan cukup lancar.
Masih tujuh hari lagi, cepat perkuat pasukan.
Setelah masuk ke sebuah ruangan,
nenek sihir berkata: "Alam Semesta ini luas, kau juga tahu. Yuwei masih Perompak Bintang, mencari dia tidak akan mudah. Jadi kau harus sabar, tapi pasti akan kupercepat."
Aku mengangguk, "Yang penting ketulusan. Aku tak peduli harus membunuh beberapa orang lagi untuk menunjukkan kekuatanku. Tapi kalau berhasil, ada hadiahnya."
Kuperhatikan ketiga orang ini.
Kupikir nenek sihir cukup baik, lebih bisa diandalkan daripada dua lainnya. Tanpa kepentingan besar, bisa kurekrut. Kuangkat tangan dan empat bola api tiba-tiba muncul.
Berkilauan di telapak tanganku.
Persis empat kesadaran: Api, Air, Lapar, dan Cahaya.
Bisa kuberikan ke siapa saja.
Ketiganya langsung terpana. Tak hanya datang sendiri, aku bahkan membawa empat kesadaran - harta tak ternilai di Alam Semesta yang dicari banyak orang selama ribuan tahun.
Keabadian, Raja-Raja Kuno.
Seketika mereka semua membeku.
Aku mengeluarkan 'Lapar', jari mengetik, mengarahkannya ke nenek sihir, langsung menyatu dengan tubuh pendeknya.
Penyatuan kesadaran Raja-Raja Kuno secara alami menciptakan perubahan dahsyat: awan bergejolak, langit berubah warna, membawa transformasi besar bagi nenek sihir.
Dia tak menyangka aku akan langsung memberikan kesadaran Raja Kuno padanya dengan begitu mudah. Seketika berbagai gambaran membanjiri pikirannya.
Sebuah aliran Energi mulai merambat melalui anggota tubuhnya.
Dengan getar gembira dia berseru: "Hebat! Aku tak perlu lagi mengecilkan tubuh untuk menjaga keseimbangan energi! Kini aku adalah Lapar, Raja Kuno, abadi!"
Di Alam Semesta, waktu adalah fondasi yang mengubah segalanya.
Menjadi Raja Kuno berarti kebal terhadap waktu, hampir abadi. Ini juga merepresentasikan keaslian dan otoritas yang berbeda dari ras lain.
Energi terus memancar.
Ruangan ini, bahkan gedung ini mulai bergetar hebat. Ini baru permulaan, kehancuran lebih dahsyat akan segera menyusul.
Wali Kota Uta dan Kepala Stasiun Transit Galaksi terpaksa mundur gemetar, mata mereka berbinar penuh kekaguman yang membuat tenggorokan mereka berdesir.
Kuulurkan tangan melindunginya dalam lapisan pelindung yang kusiapkan, memfasilitasi proses penyatuan dan pencerahannya.
Kemampuan nenek sihir memang sudah sangat kuat, setara dengan pemilik kesadaran yang baru pertama kali mencapai pencerahan. Dengan menyatukan Lapar saat ini, tentu saja levelnya semakin naik ke lapisan atas.
Sedangkan Lapar sendiri sebenarnya berada di posisi tengah dalam tiga belas kesadaran.
Hanya Yu Ge yang terlalu tolol, makanya levelnya begitu rendah. Dengan diberikan kepada nenek sihir, pasti bisa memaksimalkan perannya.
Perlahan tubuhnya mulai membesar, menjadi mirip seperti manusia yang kita bayangkan - tinggi sekitar 175 cm, tetap anggun.
Setiap gerak-geriknya menunjukkan kekuatan yang melampaui batas awal kemampuannya, bahkan melebihi satu level.
Dia sebenarnya termasuk ras tertua yang pertama muncul. Pernah dia katakan, statusnya hampir setara dengan Raja-Raja Kuno, hanya saja peradaban bangsanya tidak sejauh yang dicapai Raja-Raja Kuno.
Tak disangka, kini dia menjadi penerus Raja-Raja Kuno.
Meski tidak ada hubungan darah, pemberian dariku adalah segalanya.
Dia tertawa terbahak-bahak menggelegar, "Rasanya luar biasa! Sungguh tak terbayangkan!" Energi medan energinya berpusar liar.
Kekuatannya kini 2-3 kali lipat lebih besar dari sebelumnya.
Pencerahannya langsung melonjak drastis, hampir melebihi delapan puluh persen.
Kontras dengan Bumi yang justru semakin melemah, ini terkait dengan kekuatan dasarnya yang memang sudah luar biasa.
Kemudian dia terbang menghampiriku, "Sekarang kita berada di pihak yang sama."
Dia resmi masuk dalam daftar tiga belas kesadaran.
Secara alami mereka akan mendekatiku, karena aku adalah pemimpin mereka.
Aku langsung berkata, "Aku bisa memberikannya, juga bisa mengambilnya kembali. Aku sudah sepenuhnya mencapai pencerahan. Kuharap kau berusaha keras membantu kami menghancurkan Pembunuhan dan Jiwa. Tentu saja, ini juga untuk membantumu sendiri. Pada momen ini, dengan mendapatkan kesadaran Raja-Raja Kuno, kau otomatis menjadi musih Jiwa dan Pembunuhan."
Rasa lapar ini memang tak terduga, tapi dia tetap mengangguk berkali-kali, "Tenang saja, Aku sudah bosan dengan Omong kosong Stasiun Transit Galaksi ini. Sekarang aku sudah menjadi Raja-Raja Kuno, tentu harus menjelajahi lebih banyak tempat baru."
Tertawa terbahak-bahak.
Seketika mencucikan tangan dari hubungan dengan Wali Kota Uta dan Kepala Stasiun Transit Galaksi.
Keduanya jelas iri berat. Kesempatan abadi begitu saja terlewat, membuat mereka frustasi. Matanya masih menatap tiga kesadaran di tanganku.
Tentu saja takkan kuberi. Asal ada nenek sihir yang mau membantuku sudah cukup. Kukatakan, "Pergilah cari Yuwei. Aku tunggu kabarnya."
Nenek sihir segera mengangguk dan pergi dengan gembira, "Otak, tenang saja, pasti kuselesaikan."
Keduanya terpaksa menemani. Saat keluar dengan perasaan iri, mereka berkata, "Nenek sihir, Ini berbeda dari yang dijanjikan awal. Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dari kami."
Nenek sihir tertawa terbahak-bahak: "Jika kubilang aku tak tahu apa-apa, kau pasti tak percaya. Tapi sekarang aku sudah tahu sedikit. Semua yang dialami kesadaran sebelumnya, kulihat jelas seperti membalik buku. Planet tempat mereka tinggal disebut Bumi, dia baru saja menyadari otaknya tapi sangat kuat. Jadi bantulah dengan tenang, selebihnya tak akan rugi."
Seketika menjadi orangku.
Keduanya menggerutu kesal, menyuruh orang segera mencari Yuwei. Bisa dibayangkan, nanti Yuwei mungkin juga akan menjadi salah satu pemilik kesadaran.
Sangat iri.
Nenek sihir pergi mengonsolidasikan anak buahnya.
Kini dia adalah Raja-Raja Kuno, tak perlu lagi urusan sampah. Segera menyusun kembali kekuatan untuk melawan Pembunuhan dan Jiwa, karena tak bisa dibunuh.
Sebagai pemilik kesadaran, dia juga harus mati.
Aku memanfaatkan waktu ini mempelajari Sarang Induk yang belum terbangun, berkata pada Cincin Penukar: "Pindai terus di dalam, lihat ada masalah apa."
Cincin Penukar yang terus memindai menjawab pasrah: "Seperti tertidur. Dulu banyak kesadaran mengendalikan monster besar ini. Kini hanya Sarang Induk sendiri. Energinya terlalu besar, mungkin butuh waktu untuk mencerna, atau mungkin masuk ke Bentuk Ketiga."
"Bentuk Ketiga."
