Kita Tiga Belas pemilik kesadaran, bersama Sarang Induk dan pembantu yang kudatangkan, tetap di Bumi menyaksikan Jiwa dan Pembunuhan menyatu di sana, seolah juga menyerap energi.
Air laut tak terhitung mengalir ke dalam pusaran raksasa mereka, tertarik masuk ke dalamnya.
Bahkan dengan kecepatan mengejutkan, nyaris bisa dilihat permukaan laut menyusut, kecepatan dan kekuatan itu melampaui imajinasi.
Dalam air laut tercampur berbagai sumber daya, seolah sambil melakukan fusi, juga membantu Pembunuhan mencapai pencerahan, menyedot sumber daya Bumi.
Wang Hao pun berkata: "Tidak boleh terus begini, lihatlah Bumi sekarang sudah seperti ini. Jika dilanjutkan, tamatlah semuanya."
Jika kita semua pergi sekarang, Bumi akan menjadi planet mati. Takkan ada yang tahu pernah ada peradaban apa di sini.
Tertidur dalam keagungan Alam Semesta.
Menjadi sejarah, dan takkan pernah ada yang tahu bahwa pernah ada makhluk berperadaban seperti manusia di sini.
Leluhur kita, sejarah kita, budaya kita akan musnah. Meski asal usul kita terkait dengan Raja-Raja Kuno zaman purba.
Tapi kita tetap punya sejarah dan leluhur sendiri. Mutlak tidak boleh mereka menghancurkan Bumi.
Kuteriakkan: "Sarang Induk, halangi mereka! Jangan biarkan mereka terus merusak Bumi!" Lalu kulihat kedua belas pemilik kesadaran lainnya: "Keberhasilan atau kegagalan ada pada momen krusial ini. Tidak bisa ditunda lagi, maju!"
Energi kembali berkumpul.
“Dua belas orang lainnya, sebagian besar masih memiliki pola pikir Bumi yang ingin mempertahankan rumah kita, tiba-tiba menyokong punggungku. Energi yang dikeluarkan tidak menghujam ke fusi yang masih dalam proses peleburan itu.”
“Melainkan menyerang pilar air sumber daya yang mereka hisap.”
“Seketika terbuka dengan sendirinya.”
“Sarang Induk bahkan terbang menghalangi, mencegah entitas fusi itu menyerap.”
“Mereka sepertinya masih dalam proses fusi, belum utuh. Hanya suara hantu jiwa yang terus bergema, 'Kakak, kakak, tolong balas dendam untukku.'”
“Suara itu semakin melemah tapi makin membuat hati mengeras.”
“Salah satu Raja-Raja Kuno yang abadi, perwakilan jiwa itu, lenyap begitu saja. Sungguh pilu mendengarnya.”
“Pembunuhan masih terus meraung, menyerap kemampuan jiwa. Pemutusan hubungan mereka dengan sumber daya Bumi membuatnya semakin mengamuk.”
“Energi yang berputar semakin dahsyat, semakin tak terbayangkan.”
“Kami hampir tak bisa menahan. Utamanya karena seluruh Bumi hampir terbalik arah putarannya olehnya.”
“'Bagaimana bisa sekuat ini, energi yang sedemikian besar?'”
“Membuat kami sulit mempercayainya.”
“Dalam pemikiranku, tak banyak data tentang fusi kesadaran. Sepertinya tak ada Raja-Raja Kuno yang benar-benar mencobanya.”
“Aku? Waktu itu benar-benar menggunakan metode pembawa berbeda, tidak bisa dianggap fusi.”
“Sedangkan fusi kesadaran adalah usulan Pembunuhan dan Jiwa.”
Otak telah menolak, jadi pada momen ini, seolah hanya mereka berdua yang tahu. Keduanya benar-benar menyatu saat ini.
"Sungguh di luar nalar!"
Pedang Tajam, Kesombongan, Keinginan, Es, dan Spiritual tak bisa menahan decak kagum.
Wei Yi menambahkan, "Dengan lebih banyak data milikku, efeknya seharusnya berlipat ganda. Ini seperti rekombinasi dua kesadaran, regenerasi total. Jadi benar-benar tak bisa diprediksi sekuat apa nanti."
Sarang Induk dan Xiao Huo mendekat, karena pada detik penyatuan ini, kami sama sekali tak bisa menghalangi.
Kemampuan Sarang Induk sekarang sudah sangat kuat. Energi Anjing Tutul di sana nyaris melampauiku.
Aku bertanya, "Bentuk apa yang kau capai sekarang? Bentuk ketiga seharusnya bentuk akhir, kan? Seperti apa rupa bentuk akhir itu?"
Sarang Induk menjawab, "Dalam memori kebangkitanku, tak ada Sarang Induk yang pernah mencapai bentuk akhir. Kalaupun ada, mungkin sudah menjadi sejarah. Yang tercatat di alam semesta saat ini, hanya segelintir Sarang Induk yang mencapai bentuk ketiga, apalagi bentuk akhir. Jadi aku juga tak yakin. Tapi sekarang aku di puncak bentuk ketiga, benar-benar kuat."
Penuh keyakinan.
Tapi di sisi berlawanan dari fusi pembunuhan dan jiwa, ada juga kegelisahan tersembunyi.
Xiao Huo yang pemalu pun ikut gelisah saat ini.
Dua puluh pesawat luar angkasa itu sudah membantu. Urusan selanjutnya bukan lagi wilayah mereka, dan takkan sanggup mereka urusi.
Sang Pangeran dari Negeri Api, Kepala Stasiun Transit Galaksi, Wali Kota Uta, serta Rakun Kecil, Manusia Pohon dan rombongan lainnya juga sedang menanti dengan penuh harap.
Yang takut tetap takut, yang ingin membantu terus membantu.
Aku pun berteriak: "Pergilah kalian, jaga Atlantis! Jika kami celaka, tolong rawat mereka seperti kehidupan luar angkasa dari planet-planet yang runtuh itu, biarkan mereka bertahan di Stasiun Transit Galaksi."
Ini seperti wasiat terakhir.
Meski para perempuan itu tak mungkin melalui lagi proses kehilangan dan mendapatkan kembali, tapi kita harus punya persiapan.
Karena situasi telah berubah terlalu banyak secara tak terduga.
Sang Pangeran dari Negeri Api yang sudah ketakutan langsung berkata: "Tenang, kami pasti akan menyelesaikannya." Lalu pergi dengan membawa pesawat luar angkasa kerajaannya.
Kepala Stasiun Transit Galaksi dan Wali Kota Uta tampak bimbang, ingin membantu sampai tuntas tapi akhirnya menghela nafas: "Baik, kami akan menunggu di luar."
Mereka pun terbang pergi.
Wang Hao berkata: "Jangan berpikir negatif, kita masih di pihak yang unggul. Ini bukan saatnya berwasiat. Kau, kali ini harus bertahan sampai akhir!"
Pandora dan Belisni berseru: "Kami yang harus mati duluan baru giliranmu! Jika perlu, fusi-kan kami! Hutang nyawa kami berdua pasti akan kami bayar. Sejak tahu kau hidup kembali, kami sudah memutuskan ini."
Sungguh tulus.
Mereka seharusnya sudah mati. Entah bagaimana mendapat kesadaran dan hidup kembali - semua ini takdir.
Dan takdir mereka terjalin mirip dengan takdirku.
Di sisi lain.
Nenek sihir, Yuwei, dan malaikat suci juga menyatakan sikap, "Tidak mati, tidak hancur, bukan berarti tidak bisa mati. Kita juga bisa berkorban, karena jika mereka tidak mati, semua orang akan mati."
Sebagian besar sudah memikirkan pengorbanan.
Ophelia tidak senang, "Kau ini bocah bodoh cuma membawaku ke kubangan ini. Kukira ini hal baik, sekarang malah jadi buruk. Seandainya tidak begini..."
Wang Hao berkata, "Hal baik pasti diikuti hal buruk. Tidak mungkin kau dapat semua keuntungan."
Meludah sambil berkata.
Masih ada sedikit perselisihan.
Aku berkata, "Sudahlah, tidak ada gunanya berdebat terus. Lihat saja nanti sampai level mana ini akan berkembang. Dan Ophelia, aku memilihmu karena harap kecerdasanmu bisa membantu kita. Cepat pikirkan cara! Kalau fusi mereka tidak bisa dihentikan, kita harus siapkan strategi untuk menghadapi pasca-fusi."
Ophelia menjawab, "Shen Xuan tidak banyak bicara padaku. Pencerahanku juga belum cukup. Aku tahu bulu apa? Bagaimana mau membantu? Benar-benar tidak tahu."
Juga terlihat panik.
Yang lain sebagian besar pasrah karena tidak paham tentang fusi kesadaran total dua entitas ini, terus-menerus menghela napas, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sarang Induk berkata, "Tidak bisa? Aku akan langsung menghancurkan mereka. Membesar, menggigit sekaligus. Sekalipun tidak bisa mencerna, masuk ke keadaan tidur pun boleh."
Ini cara nekat, dan belum tentu berhasil.
Aku terus menggelengkan kepala, "Cari yang lain lagi. Cara ini tidak bisa."
Dan fusi di sana akhirnya berakhir di tengah gemuruh tak terhitung, desir angin, dan aura yang mengguncang langit. Tak memberi kita waktu untuk berpikir, perlahan Bumi juga berhenti bergetar, langit dan bumi kembali ke warna aslinya.
Muncul di hadapan kita sebuah makhluk hidup yang aneh, benar.
Wujud perempuan itu, tapi sangat ganjil. Satu sisi adalah Ke Yunyu, sisi lain adalah perempuan berambut pirang yang memejamkan mata. Dua perempuan ini masing-masing menguasai separuh tubuh.
Terbelah kiri-kanan.
Seperti hantu.
Delapan lengan, tinggi sepuluh meter, dua mata - satu ungu-hitam, satu merah tua. Seolah menyiratkan penggabungan dua kemampuan, mencapai puncak Raja-Raja Kuno.
Membuat kami menggigil ketakutan, memandang dengan ngeri, "Apa-apaan ini?"
Kami tak bisa melihatnya, tapi bisa merasakan: makhluk hidup di depan mata ini, fusi dua kesadaran, bagai gunung berapi.
Siap meledak, dan saat itu terjadi mungkin kami tamat.
Dia pun menatap kami, energinya bocor sembari tertawa terbahak-bahak, "Aturan Alam Semesta bukanlah mutlak! Bisa diubah! Kalian lihat? Inilah wujud fusi kesadaran! Akan kubicarkan penyesalan padamu!"
Gelombang energi menggulung datang, menyapu kami terbang. Melebihi imajinasi kami. Seketika kami menjadi santapan di piring mereka, daging di talenan.
