Merasakan Bumi baru bagai menemukan benua tak bertuan, sangat berbeda dengan planet kita yang hampir hancur akibat ulah sendiri.
Segala sesuatu memancarkan keajaiban. Pohon-pohon raksasa yang menjulang tinggi hingga menyentuh awan, binatang purba yang sesekali meraung dari kejauhan.
"Auuu! Auuu!" Raungannya mengguncang langit dan bumi.
Pasukan Raja Macan Putih telah mulai merobohkan pepohonan di tepi pantai ini untuk membangun permukiman baru. Pterosaurus beterbangan, sementara Tiranosaurus raksasa mendekat untuk menyerang kita.
"Pokoknya membuat kami pusing melihatnya, ada segala macam. Bahkan beberapa bunga juga menyerang, membuat Raja Macan Putih dan kawanannya sedikit terdesak. Mereka berubah wujud manusia-hewan, menggempur habis-habisan sambil berteriak: 'Bunuh semuanya, makan daging dinosaurus! Yang kecil simpan untuk dijadikan mount! Cepat ikuti, selesaikan lahan kosong sebelum siang agar kita bisa makan!'"
Raja Serigala Emas Perak, Raja Hydra, Rubah Gurun, dan lainnya mulai maju menyerang dengan penuh semangat.
Para dinosaurus masih melawan tanpa takut, suasana jadi sangat ramai. Titan, Hussein, Haochen juga ikut membantu membangun rumah baru.
Pepohonan tumbang berantakan, ribuan dinosaurus terbunuh. Tapi bagi Bumi sekarang ini hanya puncak gunung es, jadi mereka terus maju cepat tanpa ragu.
"Mari membangun rumah baru kita!"
Setiap orang tersenyum bahagia, sangat puas dengan tempat ini.
Sedangkan kesadaran-kesadaran lain yang memiliki Energi besar tetap di Atlantis untuk memulihkan luka pertarungan tadi.
Hanya Kehidupan, Ruang Dimensi, Pandora, dan Belisni yang keluar. Mereka juga mengamati semuanya dengan gembira.
"Dunia manusia dan binatang, Bumi baru, segalanya baru. Sejarah akan kita kuasai, luar biasa!"
Sangat bersuka cita.
"Kecantikan Seperti Giok, Du Meng, dan beberapa perempuan lain juga sangat gembira, berkata: 'Akhirnya semuanya selesai, kita bisa bersantai sepenuhnya.'"
"Mendengar kata 'tiga tahun', mereka pun berkata: 'Kalian juga jangan terlalu banyak berpikir, cepatlah, lagipula kita harus tinggal di sini, pilihlah tempat.'"
"Du Meng kemudian mengusulkan: 'Lihat, di sana. Jika kita membangun rumah kayu di pohon raksasa yang menjulang ke awan itu, bagaimana? Pasti bagus.'"
"Tiga kupu-kupu kecil mengangguk-angguk, 'Benar, di situ saja, sangat indah!'"
"Aku juga merasa ini ide bagus. Rumah kayu yang sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin, hidup tenang bersama mereka selama tiga tahun dengan bahagia. Aku tersenyum: 'Cepat beri tahu mereka, jangan sampai pohon itu ditebang.'"
"'Benar! Jika ditebang, hilang sudah.'"
"Du Meng segera terbang (bersayap) ke sana dengan girang, berteriak: 'Biarkan pohon besar itu untuk kami!'"
"Yang lain juga mulai memilih lokasi. Beberapa sudah mulai merapikan pohon-pohon yang ditebang, mempersiapkan bahan untuk membangun rumah. Banyak yang memiliki kemampuan khusus, prosesnya sangat mudah, bisa diselesaikan dengan cepat."
"Aku berkata kepada Kecantikan Seperti Giok dan beberapa perempuan: 'Kalian juga bantu. Buatlah semacam kota kecil, lingkungi area ini. Gerbang utama menghadap ke lautan, bagian belakang sebaiknya ada gunung. Bisa menggunakan kayu atau batu, perlahan-lahan saja, tidak perlu terburu-buru.'"
"Kecantikan Seperti Giok mengangguk setuju, 'Baik, akan kusampaikan pada mereka. Kami segera membantu.'"
"Xia Yingying dan Yang Ling juga ikut pergi. Riuh-rendah suara tawa mereka menunjukkan betapa senangnya mereka, semua sangat menyukai tempat ini."
Hanya tersisa tiga kupu-kupu kecil yang mengelilingiku, terutama Kupu-Kupu Bunga yang semakin memikat setelah setahun lebih tak bertemu, kini telah menjadi gadis dewasa.
Kupu-Kupu Hitam dan Kupu-Kupu Putih juga sama, semuanya calon-calon kecantikan.
Dengan suara manja mereka berkata: "Tuan, kali ini kami mengira kau telah mati, hampir saja bunuh diri. Kami tak bisa hidup tanpa Tuan, bahkan sesaat pun. Dulu Tuan bilang tunggu sampai kami dewasa, tapi bunga yang mekar harus dipetik saat indahnya. Kami tak ingin menunggu lagi."
Kupu-Kupu Putih menambahkan: "Kami sudah bicara dengan beberapa Nyonya Utama, mereka setuju asalkan Tuan kembali, kami bisa menjadi wanita Tuan."
Sedikit malu-malu.
Kupu-Kupu Hitam juga berkata: "Jika Tuan tak suka warna kulitku, tak masalah. Akan kusuruh mereka ubah dengan teknologi tinggi."
Kupu-Kupu Hitam tidak benar-benar hitam, terlihat seperti gadis blasteran dengan kulit sawo matang sehat yang cantik.
Kubelai pipinya sambil berkata: "Ubah apa? Tak perlu. Kalian sudah cantik begini. Sabarlah, biarkan aku pulih dulu, nanti akan kuhabiskan kalian sampai tak tersisa."
Pikiranku masih belum sepenuhnya jernih.
Tiga kupu-kupu kecil itu segera mengangguk sambil terkikik-kikik, "Tuan harus tepati janji ya!" Lalu berlari gembira seolah ingin berbagi kabar dengan Du Meng dan yang lain.
Tinggallah aku sendiri, berdiri memandang Bumi yang baru.
Perasaan begitu banyak bercampur aduk. Setelah melalui semua ini, akhirnya bisa benar-benar menikmati hidup. Semua masalah sudah jelas, jadi semakin legawa.
Banyak kenangan muncul. Adegan saat aku hidup kembali itu seolah terulang di depan mataku. Tak kuasa aku bergumam, "Segalanya telah berubah."
Lama tak bisa tenang.
Rasanya perlu setidaknya beberapa bulan untuk pulih sepenuhnya. Mustahil bisa move on dalam waktu sesingkat ini.
Juga teringat Sang Pembunuhan. Saat dibawa masuk ke permainan ini, entah kenapa justru membuatku tersenyum.
Kehidupan dan kesadaran lain dari belakang memeluk lenganku, "Saudara, ini takdir. Tak perlu merenung lagi. Sejak kita bertemu sampai sekarang, siapa sangka kau adalah Otak sementara aku Kehidupan?"
Pertemuan pertama, dia kerangka yang kami tangkap. Sekarang? Masih kerangka juga. Meski hanya kesadaran, bentuknya tak berubah.
Kukatakan, "Wujud kerangkamu mengerikan. Cepatlah dapatkan tubuh baru! Dengan kemampuanmu pasti mudah. Nikmatilah hidupmu."
Wang Hao menyeringai, "Sejak kecil aku jadi bahan eksperimen. Tak punya ikatan emosional. Lebih baik begini. Justru kau yang terlalu sentimental."
Melirik ke Belisni dan Pandora.
Hubunganku dengan Pandora punya ikatan. Meski jadi kesadaran, ingatan tetap ada. Tapi Belisni... tak tersisa apa-apa.
Wang Hao tertawa terbahak, lalu pergi dengan Patriarkh untuk membantu.
Belisni masih berkata, "Kau punya banyak wanita, tapi jangan sakiti adikku. Aku sih tak apa, kau tak suka padaku, aku juga tak mau memaksa."
Pergi meninggalkan tempat.
Hanya tinggal aku dan Pandora.
Pandora masih terlihat agak malu-malu. Sebenarnya sebagai pemilik kesadaran, banyak hal sudah tak berarti karena kekuatannya sendiri, tapi sepertinya bayanganku masih melekat padanya.
Aku menghampirinya dan berkata, "Hidup tak ada penyesalan. Apa yang sudah dilakukan jangan disesali. Aku tak akan mengecewakanmu. Sekarang kita rekan seperjuangan, juga kekasih."
Memeluknya, gadis cantik seperti boneka dengan rambut ungu panjang, kucium keningnya.
Dengan malu dia mengangguk, "Nyawaku adalah pemberianmu, segalanya milikmu." Dia menggigit bibirnya, "Semua yang terjadi di gua itu kuingat jelas. Mulai sekarang aku jadi wanitamu."
Dia pun menciumku balik.
Aku hanya tersenyum getir. Segalanya telah berakhir, saatnya memberi penjelasan pada para wanita.
Tiba-tiba pandanganku tertuju pada Yao Yuexing yang masih mengawas dari Atlantis.
Yao Yuexing dan aku sudah lama kenal. Masih teringat jelas saat berlatih halberd bersamanya di Aula Latihan bawah bulan. Tak disangka akhirnya kami tak bersatu.
Tentang kabarnya yang hampir bunuh diri karena urusanku, aku sudah tahu. Meski ada faktor lain, tapi ini membuktikan...
Perasaannya padaku.
“Aku juga punya perasaan padanya. Setelah mengalami begitu banyak hal, semua itu sudah kupahami. Aku terbang mendekat dan berkata, ‘Kenapa tidak turun melihat? Ramai sekali di sini.’”
Aura dirinya berubah total. Dulu dia wanita es yang dingin, sekarang terlihat agak sakit-sakitan tapi tetap memesona. Menghadap angin laut yang sepoi-sepoi, dia tersenyum, “Aku sedang memikirkan masa lalu. Sekarang kusadari, pembekuanmu selama 100 tahun dan semua yang terjadi setelahnya seolah sudah diatur khusus untukmu. Kaulah pemenang terbesar.”
Banyak hal memang benar-benar sudah diatur.
Soal menjadi pemenang...
Aku memandang sekeliling lalu tertawa, “Kalau sedang beruntung, siapa bisa menghalangi? Mati sekali tapi bisa hidup lagi. Masuk akal enggak? Belum lagi ada gadis cantik yang bahkan tidak dekat denganku rela mogok makan untukku. Ini semakin tidak masuk akal!”
Aku memeluk pinggangnya, “Sebenarnya aku selalu tertarik padamu. Tapi karena berbagai kesalahan dan kesempatan yang terlewat, sekarang... ikutlah denganku.”
“Jahat!”
Yao Yuexing berusaha melepaskan diri tapi gagal. Pipinya memerah karena kaget dengan seranganku yang langsung ke fisik. Dia mendesis, “Sudah punya banyak wanita, masih mau aku juga? Tidak punya malu!”
Aku semakin menggila, menciumnya sambil berkata, “Aku adalah Otak, Raja-Raja Kuno, penguasa Bumi. Di zaman dulu, kaisar kecil pun punya selir berlimpah. Ini punyaku masih sedikit!”
Yao Yuexing mendorong sambil berkata: "Sekarang ini peradaban, satu suami satu istri, hanya kau yang tak tahu malu."
Aku segera menyahut: "Lihatlah sekarang, ini hampir seperti masyarakat purba. Saat itu belum ada ikatan pernikahan, jangan bertele-tele. Aku tahu isi hatimu, biarkan aku tenang boleh? Bagaimanapun juga hatimu sudah kuketahui."
Yao Yuexing masih ingin membela diri, gengsi, tapi tak kuasa melawan.
Tiba-tiba kuraih bibirnya, memeluk tubuhnya, berciuman hingga langit gelap. Awalnya dia tentu menolak, tapi perlahan akhirnya luluh juga.
Baru kulepaskan sambil tertawa: "Begini kan baik? Ngapain ribet. Aku akan bicara pada mereka. Yang penting kita saling mencintai."
Terlihat juga Du Meng sedang membabat ranting pohon besar itu untuk membuat rumah kayu, lalu kuayunkan tangan.
Dia pun tersenyum mengayunkan tangan balik, berteriak: "Ayo bantu! Kita bangun rumah besar bersama-sama." Terus melambai-lambai.
Yang lain juga sibuk dengan aktivitas masing-masing, semuanya riuh rendah.
