"Dua nona cantik, boleh lepas sekarang? Lenganku hampir copot." Caesar akhirnya tidak tahan bersuara. Yisha segera melepaskan, sementara Alena setelah melepas dengan lembut mengusap-usap lengan Caesar, membuat Kao dan Zhebie iri bukan main.
Hubungan mereka berdua jelas terlihat. Siapa sangka Putri Alena yang tinggi hati bisa berbuat demikian. Kalau diceritakan pasti tidak ada yang percaya. Ternyata Caesar juga jago dalam hal ini, sampai bisa mengait hati Putri Alena.
Yisha tidak bisa menghindari perasaan sedikit kecewa di hatinya. Meski hubungannya dengan Caesar bukanlah jenis yang romantis, siapa yang bisa memahami pikiran perempuan? Namun melihat keduanya begitu mesra, Yisha tetap senang untuk mereka. Hanya saja, rintangan antara mereka benar-benar bisa digambarkan seperti jurang yang lebar. Tapi sekarang tidak ada yang akan merusak suasana dengan sikap tidak peka.
"Barrier magis yang sangat kuat! Hanya segelintir orang di seluruh Maya yang bisa membuat ini," kata Yisha dengan kagum. Sebagai penyihir, dia bisa merasakan dengan jelas kedalaman kemampuan di balik ini, benar-benar mencapai tingkat kesempurnaan.
Caesar tidak berniat menjelaskan. Kini dia tahu gurunya mungkin bukan dari klan laut, tapi dia juga tidak bisa memastikannya. Mempertimbangkan hubungan antara klan laut dan manusia, lebih baik tidak membicarakannya. Gurunya juga menghilang entah kemana. Masalah asal-usulnya mungkin baru akan terjawab saat mereka bertemu kembali.
Kamar itu sederhana namun nyaman, dengan tata letak yang unik (kebiasaan manusia dan klan laut tentu memiliki perbedaan tertentu). Kao dan yang lain juga tidak banyak bertanya. Mereka sendiri tidak suka diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan, yang perlu dikatakan pasti akan diungkapkan sendiri.
"Yisha, kurangi penggunaan gulungan sihir. Itu tidak baik untuk latihan kekuatan magismu," kata Caesar sambil tersenyum. Untuk mencapai tingkat seperti ini, Elina masih perlu banyak pengorbanan.
"Iya tahu, cerewet sekali."
"Siswa Yisha, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Kenapa aku merasa ada keakraban?" tanya Elina.
"Harus diakui, dibandingkan Putri Clara yang terlalu mencolok, Yisha lebih menyukai Putri Alena. Meskipun orang itu memiliki kondisi yang menindih segalanya, tapi sangat tulus dan tidak dibuat-buat. Orang seperti ini sulit untuk dibenci."
"Hehe, aku juga. Bisa berkenalan dengan Yang Mulia Putri, ini semua berkat teman sekelas kita Caesar."
"Panggil saja Alena."
Hubungan Alena dan Caesar pertama kali dijadikan bahan candaan orang lain. Perasaan ini benar-benar manis dan malu, membuat hati Alena berdebar kencang.
Kao dan Zhebie sangat mengagumi Yisha. Meski terkadang agak tidak terduga, Yisha tidak pernah grogi menghadapi siapapun, bahkan saat berhadapan dengan putri. Ini bukan sekadar pura-pura tenang. Ketenangan dan keluwesan itu adalah refleks alaminya. Senyumnya yang santap namun pas, sedikit berkurang kenaifannya, lebih banyak keduniawiannya.
Mereka berdua sebenarnya sangat ingin berkomunikasi dengan sang putri, tapi itu hanya sebatas angan-angan.
Mungkin secara bawah sadar Caesar tetap ingin datang ke sini. Meski dia merasa khawatir dan murka atas hilangnya Mardon, di tengah luasnya lautan ini, itu adalah satu-satunya keluarga dan orang yang tahu asal-usulnya. Sekeras apapun kehidupan Caesar, di hatinya tetap ada kerinduan akan rumah yang hangat dan penuh kebahagiaan.
Alasan Caesar enggan datang ke sini adalah karena tempat ini selalu mengingatkan terlalu banyak kenangan.
"Perempuan itu sensitif, Yisha sudah memperhatikan ekspresi Caesar yang terlihat rindu namun menolak, 'Prajurit Petualang Bintang Enam yang agung, bisakah kau ceritakan pengalamanmu pada kami?'"
Sambil mengelus-elus meja kursi, senyum Caesar mengembang dengan rasa manis-pahit yang tak jelas. Hari ini dia terlihat agak melankolis.
"Seperti yang kalian lihat, sejak aku punya ingatan, aku sudah ada di sini. Meski di luar tempat ini mewakili kematian, kenyataannya memang begitu. Setiap detik di Laut Maut Bermuda dipenuhi pembantaian. Hanya monster laut terkuat yang bisa bertahan di sini, pertarungan tiada henti. Tapi mungkin berkat anugerah Dewa Laut, mereka tak pernah menyerangku." Senyum Caesar mengandung celaan diri.
"Gila, bos! Di sini berarti Dewa Laut nomor satu, kamu nomor dua dong! Kalau ada bahaya tinggal kabur ke sini, aman! Kalau bisa kendalikan monster laut ini, wanjir, kita bakal tak terkalahkan di enam lautan!"
Kao langsung mulai berkhayal, tangannya tak berhenti meraba-raba kapaknya. Tingkah konyolnya membuat kesedihan Caesar lenyap seketika.
"Haha, mimpi di siang bolong itu sudah kualami bertahun-tahun."
"Sudah kuduga! Mimpi pahlawan itu selalu serupa."
Zhebie memalingkan wajah, berusaha menjaga jarak dengan duo kurang ajar itu.
"Ah, Bei Bei, apakah kau Prajurit Petualang Bintang Enam?"
“Ya.” Caesar mengangguk, sebenarnya dengan kemampuan timnya saat ini, gelar itu tidak memalukan, hanya prosesnya yang agak ekstrem. Kecuali ada tugas yang di luar dugaan, level harus dikumpulkan sedikit demi sedikit. Caesar juga merupakan rekor dalam sejarah Serikat Petualang.
Di kemudian hari, ketika Caesar menyelesaikan pencapaian besarnya, Serikat Petualang baru membuka arsip tersebut, membuat orang terbelalak.
“......Bei Bei, siapa? ...Kalian.”
Begitu Yisha mengatakan itu, Elina dan Caesar keduanya memerah wajahnya. Sebutan yang awalnya hanya di antara mereka berdua, tiba-tiba dibongkar orang lain membuat agak canggung.
Tapi selalu ada yang nekat. Kao di samping tertawa terbahak-bahak, “Kuno amat, ini sama kayak nama kucing-anjing sembarangan manusia ya... Bos galak juga punya sisi imut gini, wahaha!”
“Siswa Kao, kamu senang sekali ya tertawanya?”
Caesar mengangguk.
“Kalau tertawa sekali lagi, akan kulempar kamu keluar buat ngobrol baik-baik dengan saudara peri laut di luar.” Ucap Caesar lembut, tapi siswa Kao merinding, dengan patut menutup mulut dan berlagak anak baik.
Caesar juga belum berpengalaman, banyak hal ingin dibicarakan dengan Elina. Elina pun demikian, dia susah payah menyelinap keluar. Tapi dengan banyak orang sekitar, jadi sulit mengungkapkan isi hati.
“Siswa Caesar memang luar biasa. Masih ingat kasus cedera Putri Clara yang heboh beberapa tahun lalu? Sebenarnya salah satu syarat utama perawatannya adalah kristal iblis monster laut tingkat super dari suku Lao Mu. Ini adalah misi mustahil yang ditetapkan Serikat Petualang, tapi dia berhasil menyelesaikannya. Putri Clara terus mencari sang penyelamat hidupnya.” Yisha berbicara mewakili Caesar, dia juga ingin menguji sesuatu.
Elina tidak terlalu memperhatikan. Dia tidak akan cemburu buta karena hal konyol seperti ini. Meski Clara nakal, sebenarnya dia sangat baik dan menggemaskan. Elina juga menyukai adik perempuan yang seharusnya menjadi kakak ini.
Caesar juga tidak ambil pusing. Hal ini membuat Yisha heran. Jika mereka kekasih, seharusnya tidak seperti ini. Mungkin hanya teman baik? Tapi juga tidak mirip.
Yisha tentu tidak bisa memahami. Waktu mereka benar-benar bersama sebenarnya tidak banyak, tapi setiap detik dan menitnya membekas dalam ingatan. Hal-hal seperti ini juga tidak pernah mereka pikirkan ke arah itu.
“Kalian duduk-duduk di sini saja. Aku akan mencari silsilah keluarga Carolot. Lambang keluarga mereka sangat familiar bagiku, ada di sebuah kapal besar. Katanya benda itu terbuat dari sutra ulat langit yang tahan air-api, kebal racun. Seharusnya tidak rusak.”
“Bagaimana jika dimakan monster laut?” Kao yang berdiri di samping tiba-tiba menyela. Melihat pandangan tajam semua orang, dia langsung tahu telah mengatakan hal salah lagi.
“Tidak mungkin, silsilah itu direndam dalam wan nian chan xiang, aroma yang dibenci monster laut.”
Wan nian chan xiang, bisa dibilang setiap tetesnya bernilai ribuan koin emas. Selain wewangian menyegarkan, juga berfungsi mengusir monster laut. Kelangkaannya sudah pasti, bagi kebanyakan klan laut ini hanyalah barang legenda, bahkan keluarga kerajaan pun jarang memilikinya.
Menggunakan begitu banyak... untuk merendam, benar-benar kemewahan tingkat ekstrim.
"Ah, Yisha bagaimana kamu tahu?" Kao tidak tahan untuk diam.
"Sederhana, tertulis di buku. Baca lebih banyak buku, jangan cuma main pedang terus."
Melihat pandangan tajam Yisha, Kao yang malang hanya bisa tutup mulut. Setiap bicara selalu salah, hari sial. Tidak heran Zhebie diam saja, licik betul.
"Kami temani kamu. Semakin banyak orang semakin kuat tenaga." Elina berkata penuh perhatian, sama sekali tidak ingin berpisah darinya.
Caesar dan yang lain baru berjalan beberapa langkah, gelombang kejut dahsyat menyapu datang. Tubuh mereka terhempas, perairan depan mulai bergolak - pertempuran sengit sedang terjadi.
Pencuri Bangsawan suku Oken, seekor monster laut tingkat super raksasa mengibas-ngibaskan tentakelnya. Enam hiu ajaib tingkat super sudah mengepungnya. Gigi tajam mereka mampu menghancurkan batu, tapi yang paling menakutkan adalah keganasan dan kegilaannya. Dengan kemampuan auto-berserk, pasti bertarung sampai mati.
Hiu magic biasa di laut lain paling-paling mencapai tingkat sembilan, di mana hiu magic tingkat sembilan sudah menjadi personifikasi dari sesuatu yang mengerikan. Namun yang di sini jelas lebih besar satu lingkaran dibanding di luar. Hiu magic tingkat super benar-benar pertama kali kulihat. Mereka tidak hanya memiliki kekuatan dahsyat, tetapi juga daya tahan yang tidak dimiliki ras biasa, ditambah karakteristik serangan kelompok. Ini bertolak belakang dengan prinsip umum bahwa semakin kuat sesuatu maka jumlahnya semakin sedikit.
Hiu-hiu magic mulai berenang mengganggu, siaga setiap saat untuk menyerang. Gerakan yang terlihat lambat bisa berubah menjadi serangan secepat kilat kapan saja. Gigi-gigi tajam dan rapat terus bermunculan, sementara otot-otot di tubuh mereka mengeras. Di tubuh mereka mulai muncul jejak-jejak magic.
