Biasanya pertempuran terjadi antara klan laut dengan monster laut, jarang ada situasi apresiasi seperti ini, apalagi adegan sebrutal ini. Di laut biasa atau zona petualangan, monster laut tingkat super jarang muncul. Bahkan monster laut di atas tingkat tujuh saja tidak banyak. Monster laut kuat biasanya memiliki wilayah kekuasaan sendiri, dan monster laut lemah tidak akan sembarangan memasuki wilayah tersebut. Tapi di sini berbeda. Dibandingkan dengan luas wilayah luar, meskipun Laut Maut Bermuda tidak kecil, tetap tidak cukup untuk menampung begitu banyak monster laut tingkat super. Maka di Bermuda, perang hidup-mati tidak pernah absen. Hanya monster laut terkuat yang bisa bertahan hidup.
“Untuk Siklus Tak Terputus hidup dan mati, Caesar sudah terlalu sering menyaksikannya. Tapi jumlah monster laut di sini tidak berkurang karena pertarungan, selalu ada yang baru bergabung. Saat kecil, hal favorit Caesar adalah menonton pertempuran mereka, dari situ dia mempelajari banyak karakteristik dan kelemahan monster laut. Mungkin ini bakat, dia sangat mudah melakukan pengamatan detail.”
Pertarungan monster laut membuat Caesar dan teman-temannya berhenti. Kesempatan langka untuk menyaksikan pertarungan monster laut tingkat super dari jarak dekat seperti ini.
“Kasihan si Oken, diserang enam lawan. Ah, hidup ya...”
“Murid Kao mau ikut membantu?” Yisha tersenyum jahat. Murid Kao tiba-tiba merasakan aura pembunuh yang menusuk.
……Selain dia, yang lain tidak terlalu wajar.
“Hehe, Yisha jangan menakut-nakutinya. Hukum rimba di sini, kita cukup jadi penonton pasif saja.”
“Tapi ini sangat tidak adil! Enam lawan satu, itu juga hiu iblis tingkat super. Sepertinya nasib Oken sudah ditentukan!”
“Benar, sesama monster laut tingkat super, jumlah menentukan segalanya!” Kao juga setuju. Jika satu lawan satu, Oken pasti menang. Satu lawan dua masih belum pasti, tapi satu lawan enam mustahil.
“Serangan kelompok monster laut tingkat super yang langka.”
“Sebenarnya hiu iblis tidak mungkin mencapai tingkat super. Mungkin hanya di sini makhluk aneh seperti ini bisa muncul.”
"Kemampuan serangan gabungan mereka yang sudah kuat sejak awal memang jarang ada lawan yang bisa menghalangi. Jika ini terjadi di luar, pasti sulit dibayangkan."
"Caesar, kenapa senyummu licik begitu? Apa kami salah ngomong?!"
Caesar merasa dirugikan, kapan dia senyum licik? Temperamen Yisha hari ini benar-benar aneh.
"Mereka bukan tandingan Cakar!"
Hiu magic Kelas Super mulai menyerang. Gerakan renang lambatnya mulai bertambah cepat. Duri-duri tulang panjang dan kokoh tumbuh di tubuhnya. Cahaya biru redupnya memberikan tanda-tanda tidak baik.
Byur! Pisau-pisau air bermunculan dari sirip punggungnya yang seperti gergaji. Serangan dilancarkan dari enam arah sekaligus. Ini berbeda dengan pisau air ahli sihir biasa. Jika pisau air ahli sihir biasa diibaratkan pisau buah, maka ini adalah kapak Kao.
Menghadapi serangan, Cakar justru santai. Seluruh tubuhnya terbungkus kubah pertahanan magic berbentuk lingkaran. Magic level ini belum cukup untuk menaklukkan pertahanan semacam itu. Enam hiu magic langsung menyusul dengan serangan fisik yang jauh lebih ganas. Mereka juga tahu kelemahan Oken - harus menyerang kepala di bagian tengah, terutama kedua matanya.
Paling tidak kedua pihak akan mengalami kerugian. Ini adalah pemikiran Zhebie dan kawan-kawan. Bagaimanapun juga mustahil membayangkan monster laut apa yang bisa bertahan dari serangan enam hiu magic yang sudah meningkat levelnya, apalagi yang langka bisa mengendalikan magic.
Semuanya berjalan seperti yang diperkirakan, pertahanan magis Oken dihancurkan oleh serangkaian pisau air tajam dari hiu-hiu magis. Enam hiu magis itu mengarahkan gigi-gigi bergerigi mereka ke kepala Oken yang botak dan berlemak. Begitu tergigit, hiu-hiu ini tak akan berhenti sampai mati - bahkan jika tubuh mereka hancur, gigi mereka tetap takkan melepas.
Adegan mengejutkan muncul. Tentakel raksasa yang terlihat lambat tiba-tiba berakselerasi, mengejar ketertinggalan dan berhasil membelit perut enam hiu magis yang menyerang dengan kecepatan tinggi. Pengisap sebesar meja di tentakel menempel keras pada tubuh logam hiu-hiu itu. Tubuh hiu magis yang terlihat kuat itu ternyata terdeformasi oleh hisapan, sementara racun paralisis terus disuntikkan. Paralisis biasa takkan mempan pada hiu magis tingkat super, tapi ini bukan paralisis biasa.
Hiu-hiu magis itu berjuang sia-sia. Mereka mencoba melepaskan diri dengan kekuatan fisik, namun mata besar Oken menatap penuh ejekan pada perjuangan terakhir mangsa. Tentakelnya mengerut, menghancurkan tulang-tulang hiu magis yang kuat itu hingga akhirnya mereka menyerah.
Monster laut tingkat super Oken yang hampir tak tersentuh kini mengalihkan pandangannya ke Caesar dan kelompoknya, mendekat sambil membawa enam hiu magis itu.
“……Bos, kita sebaiknya minggat dulu ya?” Kao melihat gerak-gerik orang itu mencurigakan, jelas mengincar mereka. Berhadapan dengan monster BT seperti ini jelas bukan keputusan bijak.
“Musuh tak bergerak, kita tak bergerak.” Caesar menyunggingkan senyum licik.
“Kalau musuh bergerak, kita tamat. Dasar, selalu bikin deg-degan.” Gumam Kao sambil kedua tangan mencengkeram erat kapak perang, siap tempur kapan saja. Zhebie telah memasang anak panah, hanya dua gadis cantik yang masih diam.
Monster laut Oken perlahan mendekat. Dari jarak dekat, daya hantamnya semakin mengerikan. Tubuh sebesar bukit memancarkan kilau hitam pekat aneh. Jika mengira tubuhnya lembut, itu salah besar. Bahkan hiu iblis pun sulit menggigitnya. Kulit monster laut tingkat super memang tidak terlalu keras, tapi memiliki ketangguhan dan kelicinan ekstra, membuat serangan sulit fokus.
Suasana semakin mencekam. Kao dan Zhebie siap menyerang kapan saja. Begitu ada tanda-tanda serangan, panah sakti Zhebie akan langsung menembus kedua matanya. Tapi mengingat kecepatan lawan, Zhebie juga tidak yakin 100%.
Tiba-tiba, gurita laut menjatuhkan enam tentakel yang melilit hiu iblis. Dengan santai ia mengangkat dua tentakel tersisa, entah dari mana mengambil selembar kain layar putih lalu dikibas-kibaskannya.
“……Dia nyerah?”
"Yisha bertanya dengan bengong, benarkah ini wilayah Laut Maut Bermuda? Yisha agak bingung."
"Hehe, Cakar, lama tak jumpa, masih kekar ya. Kayaknya ganti-ganti tentakel bagus untuk kemampuan regenerasimu!"
Caesar tersenyum mengambang, mendarat di atas kepala monster laut, duduk di sana sambil menoleh ke Kao dan kawan-kawan: "Mau ikut naik? Empuk lho."
Semua menggelengkan kepala dengan keringat dingin.
Cakar menumpuk hiu-hiu magis, memutar mata besar dengan manja, lalu menunjuk hiu di tanah dan mengibas-ngibaskan tentakelnya.
"Tenang, aku sudah lama tidak makan gurita. Bantu bersihkan sirip hiu dan kristalnya."
Seolah paham, Cakar "tersentuh" membersihkan hiu. Sirip hiu yang keras langsung dicabut, tentakelnya menusuk tubuh baja hiu magis, mengeluarkan kristal Kelas Super dengan presisi.
Kekuatan, kekerasan, kelincahan, kecepatan - semuanya terlihat dalam aktivitas sederhana ini. Kao dan kawan-kawan terpana. Monster laut kuat biasanya mengabaikan teknik, tapi Cakar ini licik. Menggunakan umpan dan trik dengan tepat, bahkan kabut bius suku Oken tak mempan.
"Sudah, sisanya boleh dibawa pergi."
Dapat izin, Cakar dengan lega menyemburkan beberapa gelembung dan menyapu sisa bagian hiu iblis, makan siang pun tersedia.
