Saat memurnikan Caesar tadi, kekuatan cahaya terkuras parah, hampir diserap Caesar. Meski magic pemulihan adalah keahlian utamanya, sisa kekuatan ini tak cukup. Karinina di udara bertahan hanya dengan keinginan - dia harus lindungi Yang Mulia.
Barisan Cahaya yang nyaris runtuh memastikan kabut arwah tak bisa menyelimuti, para prajurit masih punya daya tempur. Semua kapal dagang yang mengikuti telah lenyap dalam kabut. Saat kabut hitam menyergap, ribuan arwah jatuh dari langit seolah terlahir dari kabut. Perlawanan prajurit biasa jadi tak berarti. Padahal semua prajurit senior dikonsentrasikan di T.S. Titanic, bagaimanapun Marti menganggap nyawa orang lain tak sebanding dengan dirinya.
Melihat tak bisa menghalangi gerak pengepungan arwah, tiba-tiba seorang figur melesat. Dua ksatria perak mencoba menghadang tapi tak sanggup - kecepatan orang itu terlalu dashyat.
Dalam sekejap Caesar telah meninggalkan lambung kapal. Qi Tempur Laut menyembur ke angkasa, mengambangkan tubuhnya di udara. Dua prajurit perak ternganga, memandang tak percaya pada pemandangan di depan mata.
……Apakah ini bajak laut tadi?
Qi tempur macam apa itu? Bisa mengendalikan udara dengan bebas! Itu seharusnya hak eksklusif Qi Tempur Emas, hak prerogatif dewa!
Caesar tak peduli. Dengan teriakan keras, arwah yang menyambar langsung hancur berantakan oleh Qi Tempur Laut. Kabur sendirian bukan masalah besar, tapi menyelamatkan orang-orang ini cukup sulit. Prajurit sekaliber apapun tak bisa menyaingi daya hancur ahli sihir. Andai ada sepuluh delapan Magister Sihir sekarang, pasukan tulang perusak lingkungan ini bisa dibersihkan dalam beberapa gebrakan.
……Masalahnya, di seluruh benua dan lautan, berapa banyak yang bisa mencapai kelas magis?
Kekuatan Caesar sendiri cukup untuk menahan serangan arwah manapun, makhluk-makhluk ini tidak menjadi ancaman baginya. Saat ini, kompresi sihir adalah satu-satunya cara serangan yang baru dipelajarinya.
Seketika dua puluh lebih bola air mulai dikompresi secara serempak. Para ahli sihir yang sedang memulihkan diri tertegun menyaksikan Caesar di udara.
Si Sinting, benar-benar sinting! Menggunakan kompresi sihir seperti ini, belum tentu arwah yang membunuhnya, dia mungkin sudah meledak sendiri duluan.
Para prajurit Perak pimpinan Rafael tetap bisa mengamati perkembangan pertandingan sambil bertarung. Performansi bajak laut kecil itu membuat semua orang terkejut. Tak ada yang lebih paham daripada prajurit - saat qi tempur dan elemen memberontak, memiliki qi sekuat itu tapi masih bisa menggunakan sihir... itu pun kompresi sihir!
Caesar tak peduli. Kerangka terbang yang mendekat hancur oleh qi tempurnya. Fokusnya hanya pada bola kecil di depannya - benda berbahaya yang mudah meledak.
Seakan merasakan krisis, pasukan arwah menjadi gila. Begitu bola sihir selesai, dia melemparkannya sekuat tenaga ke kerumunan arwah, lalu menyambar Pendeta Wanita di udara dan menekannya ke dek sambil berteriak, "SEMUA TIARAP!"
Sebenarnya saat Caesar melemparkan, para ahli sihir langsung merebah di geladak seperti kelinci. Mereka mungkin lebih tahu daripada Caesar betapa mengerikannya benda aneh itu.
Gemuruh~~~
Dentuman seperti monster terdengar dari bawah laut, ledakan dahsyat disertai gelombang raksasa. Kapal besar Tytania II berguncang hebat. Prajurit di kapal terlempar ke sana kemari, mencengkeram palang dengan putus asa. Jatuh ke laut saat ini berarti ajal.
Untungnya stabilitas kapal baja puluhan kali lebih baik dari kapal biasa, atau sudah terbalik. Jurus Caesar ini benar-benar mengundang arwah.
Setelah kapal stabil, semua mengangkat kepala... Darah nyaris muncrat! Ledakan tadi memang membersihkan sekelompok arwah, jalan depan sementara terbuka. Tapi entah dari mana, lebih banyak monster arwah muncul dari dasar laut... Berbaris-baris Pasukan Kuda Laut Arwah Ksatria menghalangi jalan, mata merah darah mereka sangat menjijikkan.
Caesar menggerutu, menarik Pendeta Wanita di bawahnya. Gadis kecil itu masih syok, hanya bisa melongo memandang Caesar.
Jadi pahlawan zaman sekarang terlalu sulit. Demi Karinina, Caesar ingin menyelamatkan mereka, tapi tidak mau mengorbankan nyawa.
"Ikut aku, aku hanya bisa menyelamatkanmu. Mau?"
“Caesar berbisik pada gadis kecil, Dokkalinnina yang ditarik Caesar hanya bisa mengangguk tanpa bisa berkata-kata.”
“Caesar juga malas beromong kosong, Ksatria Bulan Suci sedang mendekati Pendeta Wanita dengan cepat. Tampaknya demi Pendeta Wanita mereka mengabaikan arwah. Jika terkepung justru merepotkan. Caesar mengembangkan Qi Tempur Laut, menggendong Kalinina dan terbang ke utara.”
“Seketika semua arwah memusatkan pandangan pada Caesar dan Pendeta Wanita. Seluruh pasukan arwah meninggalkan kapal dan bergerak ke arah dua orang di udara.”
“Goblok, grup tak berotak ini! Target sebesar itu malah mengejar kami!”
“Tak tahu mengapa arwah begitu ngotot pada dirinya atau Pendeta Wanita. Tapi di otak Caesar hanya ada satu kata - kabur!”
“Qi Tempur Laut dipacu maksimal untuk lari. Di belakang, pasukan arwah yang megah mengikuti... betapa spektakuler pemandangannya.”
“Ksatria Bulan Suci naik pitam, tapi qi perak mereka tak bisa terbang. Mereka hanya bisa bertahan sesaat di permukaan laut. Kehilangan Pendeta Wanita membuat mereka ingin bunuh diri.”
“Pangeran Marti Si Gemuk sampai senyum-senyum sendiri. Perubahan dari neraka ke surga! Pasukan arwah malah mengejar Pendeta Wanita. Wahaha, sempurna!”
“Yang Mulia, segera putar kapal dan ikuti Pendeta Wanita! Bajak laut itu berani menculiknya. Kita harus menemukan Pendeta Wanita!”
“Ahem... Ksatria Rafael, seperti yang Anda lihat, pasukan arwah di sana terlalu banyak. Kita pasti tewas. Lagi pula, dia bukan bajak laut lagi. Sudah diterangi Tuhan, menjadi pelayan-Nya. Tidak lihat kemampuannya? Itu mukjizat hanya dari Tuhan. Tenang, Tuhan akan melindungi Paduka Pendeta.”
Krek! Pedang panjang Rafael sudah menempel di leher gemuk Marti. Qi perak menusuk membuat lemak di tubuhnya gemetar. “Yang Mulia Marti, putar kapal!”
“Anda... haha, baiklah kita bicara. Putar, putar!”
“Bangsat! Kalian semua ingat baik-baik. Nanti kalau ketemu gue, bakal gue perlakukan lebih buruk dari mati!”
Dua puluh prajurit perak berdiri di geladak, gelisah melihat bayangan pasukan arwah yang tersisa. Tugas mereka melindungi Pendeta. Tanpa Pendeta, mereka kehilangan nilai eksistensi. Dua ksatria penjaga khusus murka ingin membunuh. Jika tak menemukan Pendeta, mereka pasti mati penuh penyesalan.
Marti memandang para fanatik gereja sambil bergumam. Entah dapat imbalan apa sampai menghormati gadis itu seperti ibu sendiri. Mending minum anggur Borosso untuk tenangkan diri. Ah, hidup memang tak mudah.
Alasan Marti setuju dengan mudah adalah karena hari hampir subuh, benar-benar malam yang menegangkan.
