Bahkan sekuat manusia, pemanah tetaplah peran pendukung. Daya tembus dan jangkauan panah adalah keunggulan terbesarnya. Meski kekuatan serangan sihir lebih tinggi, tetapi membutuhkan kualitas personil yang sangat tinggi dan jangkauannya juga terbatas. Legenda mengatakan jangkauan sihir bisa diperluas jika dipimpin Magister Sihir, namun tetap saja pemanah tetap profesi kelompok. Dalam pertarungan satu lawan satu para ahli, tidak pernah ada pemanah yang muncul. 90% prajurit manusia menggunakan pedang, sebagian menggunakan pisau, kapak, atau senjata aneh lainnya.
Kombinasi petualangan sering menyertakan pemanah, namun umumnya lawan juga berasal dari latar belakang prajurit. Pemanah yang benar-benar terkenal murni karena panah memang ada, sayangnya tidak masuk kategori tingkat atas.
Kemunculan seorang pemanah dari pihak klan laut membuat Ksatria Bulan Suci terkesan lucu. Menggunakan profesi pemanah ala manusia ini sungguh menggelikan, apalagi ada perbedaan pendapat internal di pihak mereka.
Clarisse tidak terlalu mempercayai Zhebie. Meski tahu Zhebie adalah teman Caesar, kondisi ini tidak bisa hanya mengandalkan semangat persahabatan - dibutuhkan kemampuan tim yang nyata. Dia tentu berharap Roye yang turun tangan.
Elina juga ragu-ragu. Dia lebih memahami hubungan di antara mereka. Bersikap vokal saat ini jelas berarti meremehkannya. Untungnya Yisha Beier berbicara, "Siswa Zhebie, tolong urus mereka. Tenang saja, orang-orang ini bukan lawannya."
Meski beberapa orang meragukan sumber kepercayaan diri Yisha Beier, pembicaraan sudah sampai ke tahap ini dan tak bisa ditarik kembali. Bagaimanapun, Clarisse sudah mempersiapkan skenario terburuk.
Rafael melihat pemanah berwajah serius ini merasa tak perlu turun tangan agar tak merusak martabat ksatria. "Kolotz, giliranmu. Jangan sia-sia membuang waktu."
Seorang ksatria tinggi besar berdiri dengan wajah kaku. Setelah memberi hormat, pedangnya terhunus. Tak meremehkan lawan meski itu pemanah. Harus menyelesaikan serangan cepat.
Zhebie menggerakkan busur panahnya sebagai isyarat. Ksatria Bulan Perak mengaum, qi perak menyembur. Tanpa trik, pedangnya langsung menusuk ke arah Caesar. Serangan paling frontal. Sekalipun lawan melepaskan panah, takkan tembus qi peraknya.
Cara menghadapi pemanah sama seperti ahli sihir. Justru pemanah lebih mudah ditaklukkan dibanding ahli sihir andal yang sangat mengerikan.
Seketika, anak panah terpasang. Bulan purnama.
Di sekitar Zhebie tiba-tiba muncul gelombang sihir. Sinar melesat menuju Ksatria Bulan Suci. Penglihatan dan kecepatan prajurit perak ini sebenarnya tak buruk, tapi tetap terkejut dengan panah ini. Kecepatannya membuat mustahil menghindar. Pedangnya menghantam.
Boom~~~
Saat ujung pedang bersentuhan dengan panah, ledakan terjadi. Zhebie sudah menghilang, melompat tinggi membentuk busur. Sepuluh anak panah. Saat mendarat, busurnya sudah terlipat.
Ahli sihir Manusia juga menyadari sesuatu tidak beres, ujung panah yang terlihat biasa ternyata mengandung kekuatan magis aneh, bahkan tidak mirip dengan elemen magic manusia. Perlu diketahui bahwa pembuatan panah magic sangat sulit dan mahal, hanya keluarga kerajaan seperti Cagliari yang memiliki kemampuan ini.
Kolotz yang terkena serangan itu murka, terkena serangan di depan banyak orang sungguh memalukan. Tapi dia tak sempat memikirkan hal lain, sepuluh anak panah lagi melesat dengan kecepatan tinggi, sudah memperhitungkan rute menghindarnya. Ke mana pun dia mengelak pasti akan kena.
Prajurit Perak tetaplah Prajurit Perak. Jika tidak bisa menghindar, mengapa harus menghindar?! Qi tempur meledak, pedang panjang diayunkan dengan garang. Dia akan menyapu semua serangga mengganggu ini. Meski ledakannya terdengar keras, tapi sama sekali tidak bisa melukainya.
Tapi ketika dia bersiap siaga, perubahan aneh terjadi. Panah-panah yang semula sejajar tiba-tiba berubah formasi seperti pusaran, berputar membentuk garis lurus lalu tiba-tiba berakselerasi. Menghindari pedang dan langsung menghantam qi tempur-nya. Satu, dua, tiga,... Semua tepat di titik yang sama.
Distribusi qi tempur merata, area yang relatif mudah terkonsentrasi adalah anggota gerak. Di bagian lain sangat sulit untuk memusatkannya. Perubahan datang terlalu cepat, saat Koloț ingin melakukan serangan balik sudah terlambat, hanya bisa mundur untuk meredam benturan. Anak panah-anak panah ini ternyata membawa kekuatan serangan ganda. Pada panah kelima, qi tempurnya bahkan tertembus, sementara lima anak panah tersisa berhenti tepat di depan wajahnya - ujung panah hampir menyentuh bulu keringat. Dua diantaranya mengarah ke mata. Bayangkan akibatnya jika lima panah ini menembus tubuh. Seketika keringat dingin mengucur deras.
Ekspresi Rafael bermuram durja, namun tak ada yang bisa dilakukan. Qi tempur perak Koloț baru mencapai level tiga, sementara kemampuan tim lawan benar-benar tak terukur - sama sekali tak menganggap Koloț sebagai ancaman.
"Baik, kami KALAH. Pangeran Mardi, tolong kumpulkan orang-orangnya sekarang."
Si gemuk menatap anggota klan Feishi di depannya dengan rasa penasaran. Ada kesan familiar dalam gaya serangannya, seolah pernah melihat atau mendengarnya sebelumnya. Sungguh aneh.
Seorang pemanah dari ras laut mengalahkan prajurit perak manusia jelas menjadi berita besar. Bagaimanapun Zhebie hanyalah rakyat jelata. Namun Zhebie sama sekali tak menunjukkan sukacita. Matanya mengawasi gerak-gerik awak kapal dengan cermat. Ia yakin jika bertarung secara jujur, mustahil orang-orang ini bisa menahan Caesar.
"Roye dan Xiao Bote sebenarnya tidak terlalu peduli dengan hidup-mati Caesar, lebih baik kalau mati saja. Tapi mereka cukup memperhatikan Zhebie dan Kao. Kao ini juga figur luar biasa, meski sekarang belum menonjol, tapi sulit diprediksi sejauh apa potensinya nanti. Lagipula pemilik Kapak Vakum Slash Ghana Luo jelas bukan orang sembarangan. Namun Zhebie lebih mengejutkan lagi, kekuatan yang ditunjukkannya tidak terlalu istimewa tapi bisa menang dengan mudah. Kondisi seperti ini biasanya hanya terjadi dalam pertarungan dengan jarak kemampuan yang sangat lebar, padahal lawannya adalah prajurit perak yang jelas-jelas bukan lawan mudah."
"Dan semua orang ini berkumpul di sekitar Caesar, bahkan mendapat perhatian dari dua putri,... Caesar ini semakin terlihat mencurigakan."
Secara refleks Roye dan Xiao Bote saling memandang, sama-sama melihat kekhawatiran di mata satu sama lain.
Melihat semakin banyak awak kapal yang datang, Elina dan Clarisse semakin kecewa. Saat itu, dua kepala muncul dari kejauhan. Caesar merasa sudah waktunya muncul, sebelum kedua tim pasti bertikai. Tentu saja dia sudah berpesan pada Karin Nina sebelumnya dan juga mengenakan helm Suku Kerang.
Begitu mereka muncul, ketegangan antara kedua pihak langsung menghilang. Bola pertama yang melesat adalah si kecil yang bergoyang-goyang lambat, langsung disundul oleh Kao sampai terpental.
"Haha, Bos, dari dulu tahu kau punya nyali besar, nggak gampang mati!"
"...Kalian pada ngapain ini?" Caesar pura-pura heran bertanya.
“Kao bermata maling yang sangat tajam, langsung melihat Pendeta Wanita yang bersembunyi di belakang Caesar, \"Wah, gadis bangsa manusia yang lucu sekali, Bos, dari mana diculik?\""
……
