Caesar dan teman-temannya juga bukan tipe yang cari masalah. Beberapa bangsawan sombong seperti itu memang selalu ada, tidak perlu dihiraukan.
Tapi saat mendengar nama Caesar, orang itu justru tersenyum licik.
Saat Caesar dan rombongan bersiap pergi, Grandet mengangkat tangan menghalangi mereka. “Maaf, para bangsawan Kakek. Toko kumuh ini tidak melayani bangsawan. Silakan pergi.”
Semua tertegun. Tampaknya kedua tim tidak menyangka Grandet akan turun tangan. Pedagang seharusnya menjaga keharmonisan, apalagi menyinggung bangsawan berkuasa seperti Kolorisio jelas tidak bijaksana.
"Lao bu si de, kamu salah minum obat ya? Tau nggak ini siapa di depanmu? Masih mau cari makan di sini nggak?"
"Gue emang tua bangke, mau gimana? Dasar bocah! Udah gue bilang, nggak mau layanin ya nggak mau! Mau kamu bangsawan atau keluarga kerajaan, semua minggir dari sini!"
"Berani-beraninya menghina keluarga kerajaan! Tambahin hukumannya! Tangkap dia!"
Kolorisio nggak pernah diperlakukan seperti ini, apalagi oleh rakyat jelata. Anak buah di belakangnya langsung mau main tangan, tapi Caesar maju menghadang.
"Sepertinya tamu-tamu bukan mau minum, tapi cari masalah."
Kolorisio mengamati Caesar di depannya. Ini orang yang berniat jahat pada Putri Clara?
Dasar! Cuma rakyat jelata She'ou biasa, berani-beraninya mengincar Putri Clara yang cantik. Pantas dihajar! Kalau bukan karena dia tak sengaja dengar Pangeran Xiao Bote bicara, mana tahu ada kodok jelek ini. Pangeran Xiao Bote masih bisa dimaklumi, persaingan adil dan punya kualifikasi. Tapi ini orang siapa? Target kita kali ini!
Kolorisio menahan anak buah yang sudah siap serang, dengan sombong berkata: "Cari masalah? Kami datang untuk minum. Tapi orang ini nggak cuma larang masuk, bahkan menghina keluarga kerajaan! Menurut hukum wilayah Putri Duyung, menghina keluarga kerajaan bisa kena kurungan sebulan! Hotel ini juga harus ditutup!"
Awalnya dikira bangsawan ini idiot, tapi tiba-tiba dia mainin hukum wilayah untuk berdebat.
“Meski awalnya mereka yang bersikap tidak sopan, tapi bagaimanapun juga ini adalah bangsawan, sudah biasa jika bangsawan memesan seluruh tempat. Kondisi saat ini sangat tidak menguntungkan.”
“Hehe, Tuan Corolissio, ini tidak ada hubungannya dengan pemilik bar. Anda mau memesan seluruh hotel ini, tapi saya sudah datang lebih dulu dan tidak berniat pergi. Jika mau minum, kita bisa minum bersama. Atau silakan cari tempat lain.”
Caesar memindahkan sorotan ke dirinya sendiri. Jelas orang ini sengaja cari masalah. Meski dia tidak ingin cari masalah, tapi juga tidak takut. Bangsawan kecil sepertimu tidak ada artinya.
“Oh, jadi maksudmu kamu mau melawan bangsawan?”
Orang itu ingin memprovokasi Caesar, sayangnya trik ini tidak mempan. “Pernyataanmu salah. Saya hanya ingin minum sendiri. Apakah minum sama dengan melawan bangsawan? Kalau begitu berarti seluruh klan laut selain bangsawan dilarang minum?”
Orang-orang tertawa terbahak. Tak disangka Caesar juga jago berdebat.
Corolissio memang bukan tipe yang tenang. Awalnya ingin menjebak lawan dengan kata-kata sebelum bertindak, tapi ternyata lawannya lancar bicara. Tak mau buang waktu, “Ayo, hancurkan tempat ini! Berani menghina saya!”
Orang-orang di belakang langsung menyerbu, mereka adalah pasukan penjaga kota dengan kelincahan yang sangat gesit. Sayangnya, ini adalah bar yang sempit. Petualang dan tentara bayaran memang ahli dalam perkelahian kacau. Beberapa ahli sihir yang dibawa Kololisi'ao bahkan belum sempat melepaskan mantra sudah dikeroyok tentara bayaran hingga babak belur. Murid-murid Akademi Karang juga ikut menyerbu, mabuk mereka memuncak dan emosi yang tertahan meledak. Untuk sesaat, Naga Air beterbangan di mana-mana, kedua tim bertarung dengan penuh semangat.
"Bajingan, mati kau!"
Target Kololisi'ao adalah Caesar. Tujuannya adalah melumpuhkan pria ini agar berhenti mengganggu Putri. Sayangnya, dia terlalu impulsif. Tidak mengecek kemampuan tim Caesar, tidak berpikir - kalau memang mudah diatasi, buat apa Xiao Bote berkomentar panjang lebar? Pasti sudah diselesaikannya sendiri.
Sebagai Putri Duyung, Kololisi'ao cukup mahir menggunakan sihir. Langsung dia lepaskan Cincin Beku ke arah Caesar, disusul dua gelombang Naga Air. Tapi tiba-tiba bayangan Caesar menghilang, lehernya mendadak tercekik saat diangkat.
Bertarung jarak dekat dengan prajurit seperti Caesar jelas bunuh diri.
"Hentikan!"
Melihat tuan mereka ditangkap, kedua tim yang sedang asyik berkelahi berhenti. "B-bajingan! Lepaskan Pangeran! Keluargamu akan dibasmi sampai ke akar-akarnya!"
"Hukum sembilan keluarga? Sayangnya, aku hanya sendiri, tak ada yang bisa dihukum. Oh, masih ada orang tua itu, tapi kemampuan magis si orang tua itu bahkan Raja Merfolk dan Raja Naga Laut pun tak bisa menahannya. Orang macam ini takkan punya harapan seumur hidup."
<>Caesar tidak berkata-kata, hanya mencekik leher <>Corolissio sambil menatapnya tajam. Gelombang niat membunuh menusuk jiwa orang itu. "Pergi sekarang, atau kau takkan lihat mentari esok hari! Ingat, namaku Caesar Alexander, silahkan cari masalah kapan saja!"
Usai bicara, dia melempar <>Corolissio seperti sampah. Para antek buru-buru menangkapnya. <>Corolissio sudah pingsan, fisik ahli sihir memang terlalu lemah.
"Bocah, aku ingat kau! Jangan lari, tunggu di sini!" teriak seorang pengawal dengan gagah-gagahan.
Kerumunan orang menggotong <>Corolissio ke tabib. Orang-orang tertawa terkekeh, "Cuma sampah pengecut!"
"Sudah, jangan tertawa lagi! Yang perlu pergi segera pergi. Hari ini sampai sini, besok datang minum lagi." <>Grandet mengusir orang dengan muka masam.
"Bos, ini masalah kami, kami tak boleh pergi."
"Cukup, cukup! Melawan apa? Aku punya koneksi di istana, ini cuma masalah kecil. Kalian yang tinggal malah bikin masalah. Cepat pergi!"
Tanpa kompromi, dia mengusir Caesar dan kawan-kawan, lalu mengunci gawang bar. Tapi di luar pintu tergantung papan aneh tambahan.
“Adik kecil hati-hati, grup ini tidak akan berhenti begitu saja. Jika ada kebutuhan, cari kami, paling-paling tinggalkan tempat ini!” Giant Force menepuk bahu Caesar sambil tertawa.
Caesar mengangguk sambil tersenyum, “Tenanglah, aku bisa menyelesaikannya.”
Sejujurnya Caesar sama sekali tidak takut dengan karakter seperti ini, paling-paling mengakhiri konflik dengan format tantangan. Dia masih sangat percaya diri dengan kemampuan timnya.
