Naga api di depan mata ini tiga kali lebih besar dari Giok Naga milik Dragon Knight Stradial yang pernah dilihat Caesar. Kekuatan klan naga tingkat tinggi umumnya sebanding dengan tinggi badan dan berat badan.
Caesar memberi isyarat diam agar Celine tidak bergerak. Entah ada pintu keluar atau tidak, mereka harus memeriksanya. Saat meninggalkan terowongan panjang, seolah melewati barrier tak kasat mata, hawa panas menyergap. Jika Celine ikut keluar, suhu yang melonjak tiba-tiba bisa membuatnya pingsan. Tapi Caesar tetaplah Caesar. Ciri khas klan laut nyaris tak terlihat padanya, dan dia juga tidak merasa takut api.
Qi Tempur Laut tipis menahan panas. Ras tingkat tinggi biasanya sangat sensitif terhadap qi tempur dan sihir. Caesar hanya bisa menggunakan pertahanan minimal. Tanpa itu, dia akan matang. Mengangkat kepala, akhirnya dia tahu di mana pintu keluar itu.
Dia sedang berada di dasar kawah gunung berapi yang sudah mati, sementara markas besar itu terletak di bawah gunung. Tak heran tak ada yang bisa menemukannya. Bahkan jika ada yang sampai ke sini, pasti sudah dijadikan barbekyu oleh naga api mengerikan ini... Entah dia suka rasa asin atau tawar.
Qi Tempur Laut-nya memiliki kemampuan terbang, membawa Kailin pun tak masalah. Masalahnya adalah saat mengerahkan Qi Tempur Laut sepenuhnya, naga besar yang sedang tertidur pulas ini 99% pasti akan terbangun. Semburan api satu kali saja bisa mengantarkan mereka pulang ke rumah leluhur. Benar-benar masalah pusing kepala, tapi kondisinya memang seperti ini - dia tak bisa meninggalkan Kailin.
Jangan-jangan harus berhadapan langsung dengannya?
Memandangi ukuran tubuh naga api itu, dia segera membuang pikiran gila itu. Orang tua itu selalu bercerita tentang legenda pemburu naga, para pahlawan omong kosong itu hampir pasti hanya membantai klan naga kelas rendah. Untuk menghadapi naga api level bos besar seperti ini, lebih baik menjaga jarak.
Pikiran Caesar tiba-tiba terputus. Dalam penglihatannya muncul sebilah pedang. Sebenarnya pedang itu sudah ada di sana, di samping kepala naga api. Saat naga itu melingkarkan tubuhnya dan menundukkan kepala, pedang itu tertutupi. Baru setelah naga itu menggelengkan lehernya, pedang itu terlihat.
Begitu melihat pedang itu, mata Caesar langsung terpaku ditarik tak bisa lepas. Dulu saat orang tua itu sedang bereksperimen, dia selalu ingin melihat, tapi orang tua itu tak pernah mengizinkan. Saat itu dia bilang "Melihat saja takkan mengurangi bagiannya", tapi orang tua itu menjawab "Begitu melihat, kau takkan bisa melepaskan pandangan". Sekarang dia baru mengerti maksud kalimat itu.
"Ketika melihat pedang itu, rasa panas dan naga api lenyap. Hanya ada pedang itu di pandangan - pedang berat tanpa sarung, tanpa kilau, tanpa hiasan mewah. Bentuk dan materialnya biasa seperti barang pasar loak. Tapi kehadirannya memancarkan aura penguasa tunggal langit-bumi, sebuah tekanan yang semakin besar saat diperhatikan."
Menggerakkan kepala keras-keras, berusaha melepaskan daya tarik itu. Dengan mental baja, Caesar memutuskan pandangannya. Di tengah panas menyengat, keringat dingin mengucur. Pedang itu terlalu mengerikan, seolah punya kekuatan magis penelan jiwa. Memaksa diri mundur ke terowongan, tekanan itu pun hilang.
"Apa yang terjadi? Bisakah kita keluar?" Kailin menyangga Caesar dengan cemas, kepeduliannya terpancar jelas.
"Hehe, terima kasih. Tidak apa. Kita di bawah gunung berapi mati. Pintu keluar ada di atas, tapi naga api di luar mungkin tak akan melepaskan kita. Suhu di luar sangat tinggi, nanti buat perisai air di sekitar tubuh sebelum keluar."
Sebagai ras air, kemampuan dasar ini pasti dimiliki. Lagipula sebagai cucu kepala sekolah, seharusnya dia cukup tangguh. Selama tidak berhadapan langsung dengan naga api, tidak akan ada bahaya.
"Tapi apakah itu akan membiarkan kita pergi?"
“Sampai sekarang, otak Caesar masih dipenuhi bayangan pedang itu. Seumur hidupnya, Caesar hanya pernah memiliki keinginan kuat untuk menguasai satu hal, yaitu Elina. Tapi itu masih dalam ranah asmara. Inilah pertama kalinya dia merasakan keinginan akan kekayaan. Tadi, meski ada begitu banyak kristal, baik dia maupun Kailin tidak menyentuhnya. Tapi Caesar sangat ingin mendapatkan pedang itu.”
“Setelah merenung sejenak, Caesar hanya bisa menggelengkan kepala pasrah. 'Kemungkinan menghindarinya sangat kecil. Klan naga tidak seperti monster atau putri duyung yang mudah ditipu. Aku akan mengalihkan perhatiannya dulu, lalu kembali menjemputmu.'”
“Kailin sadar dirinya telah menjadi beban. Air matanya berkaca-kaca. Dalam kondisi Caesar sendiri, dia pasti bisa meninggalkan tempat ini dengan mudah. Tapi dengan membawa dirinya, dia harus memperkuat qi tempur. Tingkat kemungkinan terdeteksi naga merah sangat tinggi. Begitu terdeteksi, Kailin pasti tidak akan sanggup menahan serangan api dahsyat. Caesar sedang mempertaruhkan nyawanya untuk mengalihkan naga merah. Nyawa mereka berdua kini terikat bersama.”
“'Kakak Besar, jangan sampai menangis! Kalau kau menangis, aku tidak akan peduli lagi padamu!'”
“'Aku... aku terharu. Sudah memperlakukanmu kasar dan menipumu sampai ke sini, semuanya salahku.'”
“'Lupakan saja. Ini mungkin sudah takdir. Lagipula, aku tidak punya kebiasaan meninggalkan teman.' Ucap Caesar datar. Dia sudah bersiap untuk pertarungan mematikan.”
“'Kita... sudah jadi teman?'”
“'Setelah melalui begitu banyak hal, menurutmu apakah kita bisa disebut teman?'”
“'Hore, akhirnya aku punya teman!'”
“Baiklah, jangan terlalu bersemangat dulu, apakah kita bisa keluar hidup-hidup masih jadi masalah internal.”
Qi tempur merambat ke pedang panjang di tangan, sepertinya kualitasnya bagus, bisa menahan Qi Tempur Laut-nya, tapi batas maksimalnya tidak diketahui. Harus dipahami, mencapai tingkat kesadaran seperti mereka, mencari senjata yang cocok sangat sulit. Jika waktu itu Styralia menggunakan senjata, mungkin gue benar-benar tidak bisa menahan sepuluh jurus. Sebuah senjata suci bisa memaksimalkan performansi qi tempur, dan dengan identitas Styralia, pasti senjatanya mampu menahan sepuluh persen qi tempurnya.
Di klan laut, hanya Sepuluh Senjata Suci yang memenuhi syarat. Tapi Sepuluh Senjata Suci itu entah sudah hilang dalam aliran sejarah atau berada di tangan keluarga kerajaan. Bagi golongan bangsawan, itu sudah menjadi kehormatan dan simbol mereka, diwariskan turun-temurun oleh para raja. Ras manapun yang merebut senjata suci mereka berarti berhadapan dengan seluruh suku, bahkan jika tersisa satu orang pun akan merebut kembali senjata itu.
Karena itu Kapak Vacuum Ghana-Ro di tangan Kao tidak ada yang berani merebutnya. Kalaupun dicuri, tidak ada yang berani menggunakannya. Begitu ras She'ou mengetahuinya, pasti akan mengerahkan seluruh pasukan. Mereka hanya mengakui kapak, bukan pemakainya. Apalagi ras She'ou termasuk kelompok rakyat jelata terbesar yang tidak bisa diremehkan sembarangan.
“Jika, jika kamu... Aku akan menemanimu.”
“Haha, dasar gadis bodoh! Bertahan hidup dalam kondisi apapun adalah prinsip pertama. Apalagi gue belum mau mati dan tidak boleh mati!”
Bayangan wajah memikat Elina muncul di pikiran, kepercayaan diri dan aura berwibawa Caesar langsung melambung. Ini cuma naga merah doang! Gue bahkan pernah menghajar ksatria naga!
“Puluhan bola air muncul di sekitar Caesar, mulai dikompresi. Kali ini semua keahlian andalan harus dikerahkan. Menggunakan sihir air sebagai momok untuk melawan penguasa api adalah pilihan terbaik. Untungnya dia mempelajari teknik kompresi magis. Jika menggunakan bola air biasa, mungkin Naga Api akan tertawa terbahak-bahak.”
“Di sekeliling Caesar telah tergantung lebih dari dua puluh bola kompresi, ini sudah batas maksimal kendalinya. Setelah menarik napas dalam, dia melangkah keluar dari barrier. Begitu keluar, sepasang mata sebesar lentera sang Naga Api langsung melebar bulat. Di sarangnya sendiri dia mencium aroma elemen air yang paling dibencinya, dan itu sangat murni.”
“Hai, kawan! Salam kenal, aku Caesar!”
“Bola-bola air terkompresi yang hampir tak terkendali itu menghujam ke arah Naga Api. Hadiah perkenalan ini cukup layak, jurus ini disebut 'serang lebih dulu sebelum diserang'!”
“Suara naga mengguncang langit. Tubuh merah raksasa itu menyala dalam kobaran api. Bola-bola air terkompresi Caesar hanya membuat beberapa percikan api lalu lenyap tak berbekas.”
“Kesalahan! Sungguh kesalahan fatal! Harusnya semua bola air dikompresi jadi satu untuk daya ledak terkonsentrasi. Serangan ini mungkin cukup untuk monster biasa, tapi sama sekali tak berarti bagi Naga Merah perkasa ini.”
“Sayangnya Caesar tak punya kesempatan lagi. Sang Raja Naga Merah Panpas murka besar melihat makhluk kecil ini berani menantang otoritasnya. Dengan raungan menggelegar, aura naga yang dahsyat menerjang. Qi Tempur Laut Caesar berkobar-kobar.”
Suara makhluk ini sekeras penyanyi tenor legendaris Pavarotti. Kali ini benar-benar menemui batu sandungan. Naga Giok milik Styralia dibandingkan dengan yang di depan mata ini terlihat seperti kurang gizi.
（Pavarotti: Senior dari ras Sirona seratus tahun lalu, dijuluki sebagai tenor terbaik ras Sirona, suaranya menggema ribuan mil.）
Api yang menutupi langit menyambar dari atas. Caesar mengerahkan seluruh tenaga untuk melompat menghindar... Gila, bahkan batu pun menguap.
Dia sudah memperkirakan betapa menakutkannya lawan ini, tapi tak menyangka akan seganas ini. Meski hanya bertubuh lebih besar, serangannya luar biasa ganas. Jika terkena semburan apinya langsung, nyaris mustahil selamat.
Memang dia punya kepercayaan diri pada pertahanan Qi Tempur Laut-nya, tapi belum sampai level kebutaan.
Satu-satunya keuntungan adalah kelincahan!
Caesar mengerahkan Qi Tempur Laut dan terbang sekuat tenaga menuju kawah gunung berapi. Angin puting beliung dari bawah menyapu tubuhnya, menghantamnya ke tebing gunung hingga menjadi "lukisan dinding". Naga Merah sudah berada di depannya, mengepakkan sayap raksasa dengan tatapan merendahkan pada makhluk lemah ini. Sudah bertahun-tahun tidak ada serangga kecil yang berani mengganggunya. Andai saja bukan karena rasa bosan ingin menggerakkan tubuh, serangan tadi sudah bisa menghancurkannya.
Caesar mengerahkan qi tempur dan melesat keluar, benar-benar dahsyat! Tampaknya kecepatan orang itu juga tidak kalah. Kelambanan tak pernah berlaku pada klan naga tingkat tinggi. Hari ini, kalau mau keluar hidup-hidup, tidak main-main nyawa!
Qi Tempur Laut ditingkatkan hingga 60%, pedang panjang di tangannya mulai bergetar tak stabil. Tapi ini sudah jauh lebih baik dari harapan. Ukuran kecil punya kelebihan sendiri. Di udara, Caesar mempercepat sekuat tenaga, serangkaian bayangan sisa menyambar ke arah Naga Merah.
Serangan adalah pertahanan terbaik.
Tapi begitu mendekati Naga Api, semua bayangan sisa lenyap seketika. Kekuatan api yang dahsyat membuat Caesar yang seluruh tubuhnya diselimuti Qi Tempur Laut pun kehabisan napas.
Klan naga memang perkasa, tapi naga memiliki sisik terbalik—itulah satu-satunya kelemahan.
Caesar yang sudah melesat ke leher naga besar mulai mencaci legenda yang menyesatkan. Katanya menyerang sisik terbalik saat seperti ini adalah satu-satunya cara menimbulkan luka mematikan. Tapi...×◎!＃＃￥％! Sisik terbalik itu seluruhnya terbakar api ganas, dan yang disebut titik vital justru ada DI BAWAH sisik terbalik—padahal sisik itu sendiri adalah yang paling keras di tubuh Naga Merah.
Senjata yang baru diambil Caesar langsung hancur di serangan pertama, sama sekali tidak menimbulkan kerusakan. Malah memprovokasi Naga Merah—api di tubuhnya berkobar-kobar, lava di dasar gunung berapi pun bergolak hebat, seakan merasakan amarah Raja Naga.
