Alena sama sekali tidak heran dengan kehadiran Kao dan tiga lainnya, juga tidak menunjukkan sikap putri. Kecantikan dan karismanya justru memancarkan kebaikan. Sebaliknya, Clarisse agak terlalu menusuk dengan aura keputriannya yang terlalu mencolok.
Kao dengan sigap mengosongkan posisimu, "Silahkan duduk, Putri Alena."
"Meski sudah beberapa kali bertemu, semua orang masih agak kaku di hadapan kecantikan dan reputasi Elina. Kao yang dikenal sebagai Pangeran Suku Kerang, meski termasuk sosok penting, tetap tak ada bandingannya dengan putri ketiga Suku Naga Laut ini."
"Panggil saja aku Elina, nanti Caesar marah."
Elina tersenyum ramah, memberi muka Caesar sepenuhnya. Setiap lelaki pasti akan merasa percaya diri mendengar perkataan seperti ini. Kao sudah sangat mengagumi, bahkan Zhebie pun tak kuasa memberi thumb-up.
Caesar kami yang jarang sombong ini pun kali ini membiarkan dirinya berbangga. Memiliki kekasih sempurna seperti Elina selalu menjadi satu-satunya kebanggaan Caesar.
"Sudahlah, jangan saling mesra-mesraan di sini. Masih ada seorang gadis cantik di sini!" Yisha tertawa.
"Di mana? Di mana? Kok aku tidak melihat!" Kao yang di samping segera menimpali, pura-pura mencari ke sekeliling.
"Kao, hmph! Hari ini ada tamu jadi kau sementara diampuni. Lain kali baru aku menghitungmu."
Meski Elina hadir, Yisha tetap bersikap seperti biasa. Tidak seperti gadis kebanyakan yang langsung terjepit atau dipenuhi kecemburuan. Soal ini, Caesar dan yang lain sangat mengaguminya.
“Elina juga tidak punya teman perempuan, bukan karena tidak mau, tapi tidak bisa. Dia terlalu cantik, gadis biasa yang bersamanya akan merasa minder. Saat di Kota Raja Naga Laut, dia hanya bersama dua kakak perempuannya. Bahkan di Kota Raja Duyung yang disebut sebagai pusat kecantikan, hanya Clarisse yang bisa menyainginya. Meskipun Clarisse selalu ribut, tapi itu membuat kehidupan Elina menjadi lebih berwarna.”
“Kembali ke topik utama, Elina. Masih tentang masalah itu. Hari ini aku dengar tentang ulang tahun Ratu, mungkin ada hubungannya dengan kejadian malam itu.”
“Aku juga sedang khawatir tentang ini. Aku menyuruh pengawalku untuk menyelidiki. Orang itu meski bukan figur penting, tapi dia anggota fanatik pasukan penjaga kota dan orang kepercayaan Gubernur Pasukan Penjaga Kota. Jika hal ini terkait dengan Keluarga Renault, maka ini benar-benar akan menjadi masalah besar.”
“Kekuatan Keluarga Renault menempati peringkat ketiga di wilayah perairan Putri Duyung, hanya di bawah Raja Duyung Alexis dan Keluarga Xiao milik Xiao Bote. Yang paling krusial, kepala keluarga Renault saat ini - ayah dari Kolorisio yang pernah dipukul Caesar - adalah Gubernur Pertahanan Kota. Ini masalah serius. Gubernur ini sekarang sangat dipercaya oleh Yang Mulia Alexis.”
“Keluarga Renault ingin memberontak!”
Tiba-tiba Yisha mengucapkan kalimat yang menggemparkan, membuat semua orang terkejut.
“Ini... sepertinya tidak mungkin.” Kao tampak tidak bisa bereaksi cepat.
"Aku juga merasa tidak mungkin. Yang Mulia Alexis sang Raja Duyung sangat didukung rakyat, wilayah Putri Duyung terus makmur selama Perang Bulan Suci. Bahkan secara kemampuan tim, keluarga kerajaan Alexis memiliki keunggulan mutlak. Para prajurit tidak akan mudah berkhianat, bahkan Gubernur Renault pun tidak bisa. Yang Mulia Alexis juga ahli tingkat atas, beraninya mereka?"
"Salah! Menurutku ini pasti pemberontakan. Tentu Renault tidak mungkin menggunakan pasukan kota untuk memberontak. Tapi dia tidak perlu bertindak sendiri. Cukup menyalahgunakan wewenang untuk memasukkan orang-orang yang tidak seharusnya, lalu saat semua orang kehilangan kekuatan dalam pesta, biarkan arwah melakukan pembantaian. Bunuh yang menghalangi, tuduh Keluarga Xiao sebagai kambing hitam, semuanya akan terlihat wajar! Ingat, dari yang kita lihat, kemampuan pasukan arwah memang memungkinkan ini. Pencuri dalam rumah sendiri sulit dihindari!"
Yisha berkata dengan nada terkesima, seolah-olah sedang berada di situasi tersebut. Meski detail konspirasi tidak jelas, tapi menurutnya gambaran besarnya seperti yang dia katakan.
Jelas perkataan Yisha telah mempengaruhi yang lain, terutama Elina yang merasa ini kredibel. Meski klan laut sedikit lebih baik dari manusia, itu masa lalu. Setelah Perang Bulan Suci, banyak klan laut belajar hal-hal manusiawi, termasuk ambisi akan kekuasaan dan harta. Begitu akar ini tertanam, pertumbuhannya sangat menakutkan. Apalagi dalam sejarah klan laut, hal seperti ini pernah terjadi.
“……Apakah kita harus pulang?” Kao melihat wajah orang-orang di sekitarnya, lalu buru-buru mengangkat tangan, "Aku tidak bilang apa-apa. Kalau harus berperang, aku bisa mengerahkan beberapa orang. Mungkin tidak banyak, tapi sangat andal. Semuanya menurut Bos."
Perkataan Kao mewakili posisi Suku Kerang She'oubei. Ini adalah kudeta istana! Dari situasi Kao sendiri, sebaiknya tetap netral dan menjaga diri. Dia bukan mewakili diri sendiri, tapi sebuah keluarga legendaris. Ucapannya ini benar-benar menunjukkan pengorbanan besar.
"Jangan panik. Aku akan menyuruh orang menyelidiki kondisi sebenarnya. Setelah itu kita baru membuat rencana. Sebelumnya jangan membangunkan ular tidur. Jika bisa mengendalikan bukti nyata, kita bisa langsung menghadap Yang Mulia Alexis. Lebih baik tidak melalui Elina. Bagaimanapun perkembangan situasi, ini tidak menguntungkanmu. Caesar, kamu adalah Guru Clarisse. Kalau benar-benar tidak ada cara, tetap harus kamu yang melakukannya!"
"Aduh, kenapa harus aku?"
"Atau kamu mau kami yang pergi?" Yisha menatap Caesar dengan tegas. Yang lain hanya bisa mengibaskan tangan pasrah. Jelas, aturan kelompok kecil mereka tetap tidak berubah. Meskipun Caesar sebagai kepala, Yisha adalah penasihat strategi. Dalam kebanyakan kondisi, keputusan Yisha adalah final karena tak ada yang bisa memberikan solusi lebih baik.
"Benar, kita harus menyelidiki dapur. Orang itu tidak mungkin mudah dalam meracuni. Dan menurutku, Renault juga tidak berani meracuni semua orang. Kalau tidak, meski dia bisa naik tahta, pasti akan dikepung oleh berbagai kekuatan besar. Ini artinya dia harus meracuni dengan tepat. Jika tidak bisa mengendalikan dapur, itu mustahil. Mengendalikan pasukan penjaga kota memang sulit, tapi mengontrol staf dapur ada banyak cara, bukan, Yisha?"
Caesar akhirnya menemukan poin kunci, akhirnya bisa mendapat sedikit keuntungan. Setiap kali Yisha yang selalu dapat perhatian, sangat membuatnya kesal.
Yisha melirik ke atas ke arah Caesar, "Masih perlu kau katakan? Bukan hanya dapur, semua dayang yang pernah kontak dengan pasukan penjaga kota juga bermasalah."
"Hmm, setidaknya Elina ada di sini, jaga martabatku dong." Caesar menggaruk kepalanya dengan malu. Terhadap saudara seperjuangannya, dia selalu tak punya cara, apalagi menghadapi Nona Yisha yang sudah menguasainya.
