Beberapa hal melekat dalam darah, perbedaan kecil pun bisa mencerminkan banyak hal.
Kao menatap Caesar dengan kaku, tiba-tiba tertawa: “Kepala, kapan kau belajar bercanda kering? Tampaknya levelmu masih belum cukup.”
Yang lain juga hanya tertawa ringan. Jelas setiap anggota klan laut pasti tahu ritual Pemilihan Raja Laut, seperti halnya manusia perlu makan.
Memanfaatkan celah ini, Reno tua tiba-tiba maju. Yang lain paham pertunjukan utama akan dimulai. Keluarga legendaris Reno tiba-tiba mengeluarkan gebrakan mengejutkan, pasti bukan sekadar untuk merayakan ulang tahun Sang Ratu. Semua tahu, sekadar basa-basi saja sudah cukup. Yang berlebihan ini pasti ada maksud tersembunyi.
“Yang Mulia, Sang Ratu, di momen bahagia ini, hamba Reno punya usulan.”
“Oh, silahkan,” kata Alexis dengan tenang.
“Putri Clara telah dewasa. Yang hadir hari ini adalah para elit wilayah perairan Putri Duyung, semua bakat muda berbakat berkumpul. Menurutku sudah saatnya menentukan perjodohan untuk sang putri. Hal ini juga sangat penting bagi stabilitas wilayah perairan Putri Duyung kita.”
Sebelum Yang Mulia Alexis sempat menjawab, lawan lama Reynolds, Xiao Guangtian maju, "Laksamana Reynolds terlalu terburu-buru. Sang putri masih sangat muda, membicarakan pernikahan sekarang masih terlalu dini bukan?"
"Paduka Xiao Guangtian, saya tidak bermaksud menikahkan segera. Setidaknya pertunangan perlu ditetapkan. Bukankah Yang Mulia Cristina yang mulia juga dinikahkan dengan Baginda Raja pada saat yang tepat seperti ini dulu?"
Reynolds telah mempersiapkan segalanya. Ia tahu pasti Lao Xiao akan menghalangi, namun hari ini harus dipaksakan. Jika perjodohan ini ditetapkan sebelum kejadian berlangsung, maka serangkaian aksi berikutnya akan lebih bermakna. Naik tahta pun akan terwajar. Sejujurnya ia juga sangat menyayangi Clara. Jika gadis ini bisa menjadi menantu perempuannya tentu bagus, sekaligus menjaga stabilitas kekuasaan kerajaan. Peluangnya menjadi penyanyi utama ritual Pemilihan Raja Laut juga sangat besar - kabar baik bagi bangsa Putri Duyung yang setidaknya bisa memberi tekanan pada keluarga kerajaan lain.
"Hehe, Yang Mulia Laksamana. Hal ini menyangkut kebahagiaan Putri Clara dan stabilitas Keluarga Kerajaan Putri Duyung. Harus dipikirkan dengan strategi jangka panjang. Bukankah Yang Mulia terlalu ikut campur?"
“Pangeran, pendapat Anda keliru. Seperti yang Anda katakan, ini menyangkut stabilitas Keluarga Kerajaan Putri Duyung kami. Tentu bukan masalah pribadi. Sebagai anggota keluarga kerajaan, apakah salahnya hamba menunjukkan kepedulian?”
“Mana mungkin kepedulian Yang Mulia salah? Adakah calon yang Yang Mulia usulkan?”
Keduanya saling bersahutan bagai pantun berbalas. Meski saling duel fisik, jelas mereka sama-sama sangat memperhatikan pernikahan sang Putri. Tanpa disadari, diskusi yang awalnya membahas pantaskah pernikahan Putri dibicarakan hari ini, telah berubah menjadi perdebatan tentang siapa calon yang cocok.
Dialog mereka bagai serangan gencar. Yang lain hanya menyaksikan dalam diam. Tak ada yang berani ikut campur di momen ini. Lagipula, di wilayah perairan Putri Duyung, kekuatan selevel mereka berdua sulit ditandingi.
“Paduka Yang Mulia Ratu, hamba berani merekomendasikan putra hamba, Kolorisiao. Dia dan Putri bisa dibilang teman sejak kecil. Putra hamba pun setia tanpa syarat pada Sang Putri.”
Bagi politikus, tebal muka adalah kelebihan terbesar. Jika bicara soal teman masa kecil, Kolorisiao jauh kalah dari Xiao Bote. Tapi mau bagaimana lagi? Xiao Bote si pria tampan itu memang lebih disukai.
“Hehe, Yang Mulia. Merekomendasikan diri sendiri tak masalah. Tapi putra Anda baru-baru ini terlibat skandal yang menggemparkan kota. Jika Putri sampai menikahi keluarga Anda, reputasi wilayah perairan Putri Duyung kami bisa ternoda!”
"Xiao Guangtian tanpa basa-basi menyodok titik lemah orang itu. Meski di luar ada berbisik-bisik sinis, tapi saat ini perlu sedikit menyinggung Yang Mulia Raja dan Ratu."
Reno dengan wajah datar dan hati tak berdebar, "Yang Mulia, beberapa hari lalu putra hamba memang bertengkar fisik dengan mahasiswa baru Akademi Karang. Tapi itu semua karena kecintaannya pada Putri, akibat hasutan dari orang yang mengatakan ada rakyat jelata She'ou yang memanfaatkan keramahan Putri untuk berniat jahat. Inilah yang menyebabkan putra hamba mengorbankan status dan reputasi untuk berduel dengan orang itu. Cintanya pada Putri telah mengalahkan segalanya. Kini mereka telah berbaikan menjadi teman baik. Adapun bisikan-bisikan sinis itu, kemungkinan fitnah dari orang-orang picik. Mohon Yang Mulia dan Ratu bijaksana menilainya."
Bahkan Caesar dan kawan-kawan yang ingin muntah ini harus mengakui kefasihan lidah orang itu sungguh luar biasa. Perkara hitam seperti ini bisa diputihkan sedemikian rupa... Sejarah mencatat, dahulu kala ada profesi bernama pengacara yang makan dari berbicara. Sangat cocok untuk Yang Mulia Jenderal.
Kebetulan saat pesta baru dimulai, Korolishio kembali menunjukkan antusiasme dan kesan baik yang besar pada Caesar, seolah membuktikan ucapan Yang Mulia Jenderal.
"Yang Mulia, jika Yang Mulia Jenderal sudah begitu blak-blakan, hamba tua ini pun tak perlu berpura-pura. Putra hamba Xiao Bote telah tumbuh besar bersama Putri sejak kecil, ini disaksikan banyak orang. Hubungan mereka juga sangat harmonis. Menurut hamba, selain mempertimbangkan kepentingan kerajaan, keinginan Putri sendiri juga perlu dihargai!"
Xiao Guangtian sangat yakin dengan anaknya, Putri pasti tidak akan memiliki sedikit pun ketertarikan pada orang seperti Klorisio, dan pengorbanan selama bertahun-tahun ini baru terlihat pada momen seperti ini.
……Sayangnya Xiao Guangtian tidak memahami satu prinsip: cinta tidak memiliki logika. Yang pertama dibutuhkan adalah intuisi dan impulsif, dan Putri Clarisse jelas merupakan perwakilan tipikal dari tipe seperti ini.
"Putra dari kedua menteri terkasih bagaikan naga dan phoenix di antara manusia, Yang Mulia sangat memahami hal ini. Namun urusan ini tetap harus sesuai dengan keinginan Clara sendiri."
Clara sama sekali tidak tertarik dengan saling serang dan membumbungkan diri antara dua rubah tua ini. Mengenai pernikahan, tentu harus menjadi keputusannya sendiri karena menyangkut berkah seumur hidupnya. Meski demikian, dia bukanlah sosok yang sama sekali tidak mengerti keadaan, dia paham identitas dan kondisinya. Namun mengorbankan kebahagiaan seumur hidupnya untuk pertukaran mustahil dilakukan. Meski saling menyerang, kedua tua-tua ini tidak lupa menyebut satu poin: stabilitas wilayah perairan Putri Duyung harus dipertimbangkan, dan harus pantas untuk sang Putri - yang intinya menyingkirkan kandidat lain. Inilah mungkin satu-satunya hal yang disepakati keduanya.
"Yang Mulia Putri, dari segala aspek, putraku Xiao Bote dan Yang Mulia adalah pasangan yang ditakdirkan langit dan bumi!"
"Yang Mulia Putri, ketulusan hati putraku Klorisio hanya bisa dibuktikan oleh langit! Demi Yang Mulia, dia rela melakukan segala pengorbanan!"
"Oh, Yang Mulia Gubernur, kata-kata tidak boleh diucapkan sembarangan. Putri menyuruhnya mati, tapi mungkinkah dia benar-benar mati?" Xiao Guangtian tersenyum santai. Tampaknya si rubah tua Renault hari ini bertingkah aneh, terlihat sangat bersemangat. Biasanya kelemahan seperti ini tidak akan terjadi.
"Yang Mulia Xiao Guangtian, apakah provokasi seperti ini menurut Anda bermakna? Pada saat genting, putra saya pasti akan berdiri membela kehormatan Putri!"
"Hehe, kalau omongan kosong tak ada gunanya, lebih baik kita tentukan kemenangan atau kekalahan dengan kompetensi sejati. Kebetulan bisa jadi hiburan untuk pesta!"
Xiao Guangtian sangat yakin. Putranya adalah perwakilan generasi muda putri duyung, sedangkan Xiao Bote hanya ahli bersenang-senang. Meski tak ada celah besar, kemampuannya jelas diragukan - baru-baru ini dia dipermalukan oleh seorang rakyat jelata.
"Oh, itu bagus!"
Bahkan Xiao Guangtian yang biasanya tenang terkejut. Di atas singgasana, Alexis dan Kristina juga heran. Semua tahu Kolo Lishio tak mungkin menang melawan Xiao Bote. ...Apakah mereka ingin Kolo Lishio mengandalkan hoki?
Mendengar ini, Xiao Bote melompat ke arena. Tatapannya penuh kesombongan, sama sekali tak menganggap Kolo Lishio sebagai saingan. Meski duel ini merendahkan identitasnya, dia justru bersyukur - keributan ini membawanya lebih dekat ke Putri. Kini situasi berubah menjadi duel pernikahan antara dia dan Kolo Lishio.
“Clarisse pasti akan pusing!”
Yisha Beiel tersenyum ringan, tak bisa menjelaskan perasaannya. Seolah semua hal berada dalam kendali gadis ini. Sikap tenang seperti ini jarang terlihat di klan laut. Meski terkesan sulit dijangkau, justru memancarkan pesan yang membuat orang ingin "memetiknya".
"Bukannya bagus? Yang Mulia Xiao Bo Te cukup cocok untuk Clarisse. Sudah saatnya ada yang mengurus si gadis itu."
Ucapan Caesar membuat kedua perempuan itu tersenyum getir. "Hanya kau yang berani berkata begitu tentang Clarisse. Kalau dia dengar pasti takkan berhenti mengganggumu. Meski Yang Mulia Xiao Bo Te baik, sayangnya bukan tipe yang Clarisse suka."
"Oh, tapi Xiao Bo Te kan lumayan. Meski penampilannya kurang menyenangkan, masih jauh lebih baik dari Klorisio."
Elina dan Yisha Beier menggelengkan kepala tanpa berkomentar, membuat Caesar bingung seolah ini urusannya.
Elina tak bisa mengungkapkan - bagaimanapun ini saingannya. Yisha Beier lebih jeli melihat: meski cengkeraman Clarisse pada Caesar mungkin belum mencapai level cinta, rasa suka jelas ada. Ada tipe gadis yang justru suka mengganggu orang yang disukai.
Tapi setelah melihat Putri Alena, Yisha Beier juga tak bisa berkata-kata... Benar-benar hubungan segitiga yang rumit.
Para bangsawan pun ramai berdiskusi. Acara yang awalnya biasa saja ini tiba-tiba berubah menjadi pertarungan maut dua kekuatan besar - sungguh aneh.
Kololishio juga berdiri di tengah tanpa rasa takut, penonton penasaran dengan performa "pengecut" ini.
Saat itu, pelayan mulai menghidangkan makanan dan anggur lezat. Semua orang menerimanya secara refleks. Manusia memang suka keramaian, pertarungan api seperti ini pantang dilewatkan.
Memandang gelas kristal, Caesar menjilat ringan. Reaksi aneh Kololishio membuatnya lupa kejadian sebelumnya. Elina dan yang lain tidak menyentuh anggur mereka, memandang Caesar. Mengenai racun, Caesar memang ahli... Tidak ada racun di dalamnya.
