"Kepala, jangan-jangan guru liar ini pakai pentungan bergerigi?"
"Bisa jadi!"
Caesar juga berpikir perempuan sebaiknya seperti Elina. Tadinya mengira Yisa sudah tidak feminin, ternyata masih ada yang lebih ekstrem. Benarlah pepatah 'lautan selalu ada yang lebih dalam'!
"Tenang! Sekarang sambutan dari Kepala Sekolah!"
Edinburgh dengan puas menggantikan posisi guru Cersei. "Para siswa, kalian adalah elit akademi. Untuk pertukaran pelajar tahun ini, berjuanglah demi kejayaan sekolah dan memperebutkan slot ritual Pemilihan Raja Laut. Ini kemenangan ganda untuk masa depan kalian dan sekolah."
"Cukup, cukup! Giliranku!" Lao Jiao di samping sudah tak sabar. "Jangan dengarkan omong kosongnya! Intinya: Bawa kejayaan untuk sekolah sekaligus kesempatan untuk kalian. Siapa malas akan kueliminasi! Yang tidak bisa mengikuti progres, siap-siap pulang!"
“Tantangan pertama, ketahanan! Mulai sekarang kalian berdiri di sini berjemur di bawah mentari. Siapa pun dilarang menggunakan qi tempur, elemen air, bergerak, atau berbicara!”
“……Guru, kalau mau ke toilet gimana?” Teman sekelas Kao mengajukan pertanyaan yang jadi masalah internal semua.
Kumis Lao Jiao langsung berkibar marah: “Tidak dengar larangan bergerak? Sekarat pun di sini! Satu, dua, tiga, mulai!”
Dua puluh orang langsung membeku di tempat. Bagi ras air, berdiri tanpa pertahanan di terik mentari jelas bukan kesenangan – ujian ketahanan sejati!
Kao paling kesal. Dikiranginya akan piknik, tas penuh barang masih tergantung di punggung. Inikah yang disebut manusiawi?
Dua kepala sekolah dan guru cepat-cepat mendirikan tenda. Lao Jiao mengeluarkan papan catur, sementara Kepala Sekolah Edinburgh mengeluarkan set teh dari entah mana, mulai melakukan ritual penyeduhan.
“Hihihi, Manusia memang ahli menikmati hidup. Sayang cuma bisa dilakukan di darat. Lao Ding, dari mana kau dapat harta karun ini? Buatkan aku satu set dong.”
“Pergilah cari tempat dingin! Ayo main catur.”
“Bermain catur, menyesap teh, menyaksikan penderitaan orang lain – sungguh kesenangan tertinggi kehidupan.”
Di luar, Caesar dan kawan-kawan mendengar omongan mulia para kepala sekolah itu... Hidup memang begini – kebahagiaan mereka dibangun di atas siksaan kita. Tapi siapa yang berani protes pada kepala sekolah?
Guru Yamira sibuk meracik sesuatu di dalam tenda, sedangkan Guru Qiesi sambil minum air terus mengawasi para pelajar dengan tatapan tajam......tangannya memang memegang pentungan bergigi.
Pentungan bergigi yang garang, tak perlu penjelasan!
Terik matahari yang menyengat masih bisa ditahan prajurit berkulit baja dan klan naga yang punya keunggulan alami. Diam tak bergerak jelas ujian mental, tapi bagi ahli sihir ini sangat berbahaya. Klan laut yang mengalami dehidrasi juga perlu perlindungan. Kondisi saat ini benar-benar mempertaruhkan nyawa. Tak lama kemudian beberapa orang mulai limbung.
Diddy termasuk yang paling parah. Anak kecil yang dulu pernah satu tim dengan Caesar ini sepertinya berasal dari Suku Dausu Dolphin di Enam Wangsa Besar. Tapi melihat tubuhnya yang lemah, tidak mirip peserta pelatihan konsentrasi. Mukanya paling pucat, sepertinya sebentar lagi akan kolaps.
Benar saja, pria malang ini jadi yang pertama tumbang. Memalukan saudara sebangsa!
Guru Qiesi mendekat lalu mengangkatnya dengan satu tangan dan melemparnya ke dalam tenda. Sementara Guru Yamira menuangkan cairan yang telah disiapkan ke mulutnya.
"Anak buahmu sudah tumbang satu!" Edinburgh tertawa sambil menggerakkan bidak, "Makan!"
"Yang tertawa di akhir lah pemenangnya, aku menghindar!"
"Goblok, lu preman! Udah dibilang kuda nggak bisa jalan lurus, cepat taruh!"
"Kenapa kuda nggak bisa lurus? Kalau nggak lurus kan ntar dimakan." Lao Jiao melirik ke atas.
"Sudah kubilang seratus kali, harus ada aturan baru ada yang menang atau kalah. Kalau kamu masih curang, aku berhenti main!"
"Dasar pelit! Cuma seekor kuda. Makanlah, semoga kamu kekenyangan!"
Seiring waktu, semakin banyak orang yang terjatuh. Segala ahli sihir telah tersingkir, termasuk Elina yang dijatuhkan Clarisse. Padahal dengan kemampuan Suku Naga Laut, seharusnya tidak tersingkir secepat ini. Di lapangan tinggal tersisa Caesar, Zhebie, Kao, Roye, dan Badi.
"Lihat kan, Lao Ding? Sudah kukatakan ribuan kali, pemenang sejati baru ketahuan di akhir. Skor 4-1, aku sekakmat! Sekakmat, skak, skak-skak-skak!"
Edinburgh menggerakkan bidak sambil tertawa, "Lao Jiao, tetap tenang. Katamu sendiri, bagaimana bisa menentukan pemenang sebelum akhir? Lihat, si bodoh yang bawa tas itu sudah tak sanggup menahan."
Kao berusaha mempertahankan martabatnya, tapi kenapa beban di tubuhnya semakin berat? ... Dan ada bau busuk dari belakang, jangan-jangan makanan besarnya yang seafood sudah basi?
Dalam keadaan linglung, Kao terjatuh dengan suara Bruuum! Mulutnya masih komat-kamit menyebut seafood lezatnya.
"Jangan sebut si idiot itu. Aku heran kenapa Kapak Vakum memilih makhluk bersel satu begini."
Saat itu, semua orang di tenda sudah bangun. Ramuan Guru Yamira sangat manjur. Mungkin mereka tak pernah menyangka bisa pingsan hanya dengan berdiri diam. Benar-benar masalah internal yang aneh.
“Empat orang yang tersisa benar-benar hebat, Caesar, Roye, Badi, Zhebie, tetap tak bergerak, bahkan tidak berkeringat sedikit pun.”
“Sepertinya hari ini tidak akan ada kemenangan atau kekalahan yang jelas.”
“Omong kosong! Skorku 3-1, tentu aku yang menang!”
“Tidak benar! Selama masih ada satu orangku, kemungkinan kemenangan akhir masih ada. Lihat ini, pion kecil menyeberangi sungai menekan kereta!”
Saat itu Kao juga terbangun. Hal pertama yang dilakukannya adalah memeriksa tasnya... Langsung menangis. Semua rusak. Sambil memandangi keempat orang di luar, Kao yang cerdik tiba-tiba mendapat ide spontan.
“Taruhan dibuka! Saudara-saudari, pasang taruhan pada empat petarung di arena! Tebak siapa yang akan meraih kemenangan terakhir!”
Teriakan Kao langsung memancing minat yang lain. Pada dasarnya mereka semua adalah putri atau pangeran yang tidak kekurangan uang.
“Anak sialan, apa yang kau lakukan?!” Lao Jiao sudah berdiri di depan Kao. “Aku taruh 100 koin emas pada kemenangan Caesar!”
“Aku juga! 100 koin emas untuk Roye!”
Tentu saja tak ada yang membawa tunai. Semua dicatat. Ahli pencatat di sini adalah Nona Yisha Beier. Semua agenda tersendiri ini tercatat jelas di otak mereka.
“Ini tidak boleh dibiarkan. Aku akan memberi mereka tekanan!”
Kepala Sekolah Karang melayang ke udara. Tubuh gemuknya seolah tak berbobot, menunjukkan penguasaannya terhadap udara yang sudah sangat matang. Caesar dan ketiganya yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba merasakan tekanan dari atas yang semakin meningkat.
Energi tempur Badi yang pertama bereaksi, jadi...OUT！
Jelas Badi lebih mengandalkan insting tubuh, saat Mental yang lemah, kendali atas kekuatan masih jauh dari sempurna.
Yang mengejutkan semua orang adalah Zhebie, pria pendiam bertubuh kurus ini ternyata bisa bertahan begitu lama, sedangkan Caesar dan Zhebie secara alami diakui sebagai yang terkuat.
Edinburgh mengamati Zhebie dengan cermat, pemuda ini juga tidak biasa. Kulitnya seolah memiliki atribut aneh yang bisa menyebarkan tekanan, baik dari sinar matahari maupun aura, pengaruh aktual yang diterimanya sangat minim.
...Sungguh tidak adil, sepertinya Akademi Edinburgh perlu reformasi. Klan rakyat jelata menunjukkan tren kebangkitan besar-besaran.
