Lao Jiao juga merasakan pandangan anak buah Elina yang aneh ke arahnya. “Kenapa? Kalian pikir saya sengaja mengincar mereka? Hmm, sebagai pendidik, saya menganggap kalian semua seperti anak sendiri. Guru yang tegas akan melahirkan murid yang hebat!”
Meski penjelasan Tuan Lao Jiao terdengar berselubung kemuliaan, yang lain tetap skeptis. Reputasi Yang Mulia Kepala Sekolah Karang sebagai pendendam memang sudah melegenda.
Ujian selevel ini membuat gadis-gadis cantik yang menyaksikan hampir pingsan. Rusak wajah? Lebih baik mati! Untungnya Sang Kepala Sekolah masih punya otak, mengerti betapa penting kecantikan bagi wanita, lalu mengubah sistem tes ini dengan lebih manusiawi.
Nasib peserta lain tidak seberuntung itu. Siapa bilang penampilan tidak penting bagi lelaki? Disengat monster semacam ini sungguh menyiksa. Sialan! Ekor berduri sepanjang tangan menghujam daging, rasanya sepuluh ribu persen tidak nyaman. Lebih parah lagi, lebah sihir abnormal ini punya rahang besar yang mengerat dengan suara “kreek” menakutkannya.
Karena tubuhnya diolesi cairan khusus itu, lebah sihir menyerang dengan ganas seperti sedang birahi.
Yang pertama terkena dampak adalah Barty. Postur tubuhnya terlalu besar sehingga sulit menghindari serangan kecil-kecil ini. Jika menggunakan energi tempur, kecepatannya mungkin akan melonjak drastis, tapi tetap saja tidak ada cara untuk menghadapi serangan seperti ini.
"Guru, kasihan sekali. Dengan postur Barty yang begitu besar, bagaimana pun dia menghindar pasti tidak akan bisa," gumam para siswi yang masih memiliki rasa iba, apalagi Barty dikenal sangat polos.
Yang Mulia Kepala Sekolah sama sekali tidak berpikir demikian. "Dalam pertempuran, lawan tidak akan berhenti menggunakan senjata tersembunyi hanya karena postur tubuh besar. Justru kelemahan yang mencolok harus lebih diperhatikan, terutama Barty yang punya bakat bagus. Dia harus dilatih seperti anjing. Kelincahan gerak harus jadi fokus utama serangan."
Kedua kepala sekolah mengangguk setuju. Barty yang malang harus berjuang menghadapi hari-harinya ke depan. Meski kulit ras monster-binatang terkenal tebal, tusukan bertubi-tubi tetap tak tertahankan. Barty melompat-lompat kesana kemari mencoba menghindar, tapi sia-sia dihadapan lebah sihir. Dalam sekejap tubuhnya penuh luka tusuk. Yang lebih parah, dia tidak boleh melawan. Saat terakhir kali berusaha melepaskan diri, talinya tidak putus tapi malah pohon yang tertarik roboh.
Guru Caesar maju mengendalikan lebah sihir yang masih menggerakan capitnya. Dengan menunjuk pentungan bergerigi, dia membentak: "Kau! Lompat kodok sepuluh ribu kali! Berani berhenti, kau mati!"
Batti adalah orang jujur, Caesar bilang apa dia lakukan. Sebelum datang, Caesar menyuruhnya patuh, jadi dia terus patuh, dengan polos melakukan lompat katak.
……Satu ekor yang sangat besar.
Postur tubuh lainnya terjaga baik, di saat ini mulai mendominasi. Serangan dua lebah sihir masih memiliki celah, tertusuk sekali-dua kali takkan mati. Hanya saja di hadapan para putri, mereka berjuang mati-matian menunjukkan sisi maskulin lelaki, gigit gigi berlari sekuat tenaga.
Xiao Bote geram sekali. Kenapa tidak adil? Dua item ini jelas menyasar ahli sihir. Mana ada perlakukan semena-mena begini pada ahli sihir? Ini benar-benar... benar-benar, Goblok, datang lagi!
Identitas seperti Xiao Bote pasti pernah latihan dasar di bidang ini. Kali ini dia mengerahkan tenaga cadangan terakhir. Berbeda dengan lainnya, di depan Clarisse dia harus tetap menjaga kesan sportif nan gagah. Melelahkan!
Tapi dibandingkan, mereka masih cukup beruntung. Paling menderita adalah Caesar dan Roye. Tambahan dua ekor konsepnya berbeda total. Menghadapi serangan empat arah, kesulitan menghindar berlipat ganda. Sekalipun mereka kuat, tetap lebih kerepotan daripada yang lain.
Kao dari She'oubei dan Alva lebih baik. Kecepatan Suku Kerang memang tidak terlalu tinggi, tapi cangkang kerang bawaan lahir adalah perlindungan terbaik. Jika tidak bisa menghindar, hadapkan cangkangnya. Ini termasuk bertahan pasif, tapi masih bisa mengulur waktu.
Jumlah benjolan di wajah dan tubuh saudara sebangsa pria mulai bertambah secara bertahap, stamina juga semakin menipis mendekati batas kehancuran. Tapi tidak semua seperti ini. Zhebie jauh lebih santai dengan gerakan elegannya. Dua lebah sihir tidak bisa mengancamnya, selalu menghindar di celah-celah dengan mudah dan anggun.
Tapi ada yang tak tahan melihat orang lain nyaman. Yang Mulia Kepala Sekolah melambaikan tangan, dua lebah milik Bati dialihkan ke Zhebie. Seketika benjolan besar muncul di tubuh Zhebie, kecepatannya pun meningkat.
Dua Pak Senior tertawa terkekeh penuh kemenangan, "Hehe, berani main gaya di depan kami. Dua kurang jadi empat, empat kurang jadi enam!"
Elina dan yang lain mulai mengkhawatirkan keselamatan mereka sendiri karena hari-hari mereka juga tak akan mudah. Yang Mulia Kepala Sekolah tak akan memberi keringanan berlebihan hanya karena identitas mereka.
Sengat lebah sihir selain rasa sakit yang ekstrem juga memiliki efek mati rasa. Gerakan ahli sihir semakin melambat. Siswa tampan kita Xiao terkena di dahi... langsung mencapai pencerahan.
Caesar, Roye, Zhebie berkeringat deras, mental dan otot hampir mencapai titik kritis. Tapi tak semua seburuk ini. Ada bocah kecil yang meski sibuk namun kondisinya jauh lebih baik, yaitu Diddy. Si lemah ini selalu bisa menghindar secara ajaib setiap dikepung, jadi meski kacau-balau, mungkin hanya dia yang belum tersengat.
"Saat itu semua saudara seperjuangan sangat mengagumi Barty yang bisa menarik hingga pohon sebesar tong putus. Sayangnya yang ingin melakukannya tak punya tenaga, sementara yang mampu mendapat sorotan mata dari Kepala Sekolah. Pandangan itu sudah mengisyaratkan: jika berani main curang, hukumannya pasti lebih berat dari sekadar lompat kodok."
"Pengurasan tenaga ini benar-benar sampai ke tulang sumsum. Akhirnya Yang Mulia Kepala Sekolah berbelas kasihan, menyelamatkan mereka dari serangan lebah sihir. Di tempat itu, selain beberapa orang yang masih mempertahankan martabat, semua lainnya terjatuh terkapar. Mereka menatap langit sambil terengah-engah, seluruh tubuh lemas tak berdaya. Setelah terpanggang matahari dan melalui proses yang berlarut-larut ini, hanya sedikit yang masih bisa bangun."
"Semua berdiri! Tidak boleh tiduran! Caesar, siapa yang berani tetap berbaring, siap-siap dihajar dengan pentungan!"
"Melihat sorotan mata Guru Caesar yang penuh semangat dan provokatif, semua pelajar secepat kilat bangkit dari tanah."
"Ternyata batas mereka belum tercapai ya!"
"Bisa dipertimbangkan untuk menambah latihan besok!"
Byur-byur~~~
"Saat itu Kepala Sekolah Edinburgh menghampiri para siswi. 'Sudah cukup istirahat, teman-teman sekalian?'"
"Memandang senyum manis Yang Mulia Kepala Sekolah, Clarisse dan yang lain menggigil ketakutan, refleks mengangguk."
"Hehe, bagus sekali. Jadi, item terakhir latihan kalian hari ini adalah keterampilan rumah tangga wanita: memasak dan mendirikan tenda!"
"Elina dan yang lainnya tertegun. Di sini semuanya adalah putri atau pangeran, mana pernah melakukan hal seperti ini. Tentu saja Clarisse pengecualian, tapi hanya sedikit yang bisa membuatnya memasak sendiri. Saat dia memasak perlu N set peralatan, sini daerah terpencil tak ada apa-apa."
"Apakah ada keraguan? Jika tidak mau, bisa juga menerima latihan lebah sihir. Saya pribadi tidak keberatan."
Para gadis segera bergerak. Bercanda, menerima misi perusakan wajah itu lebih baik menabrak gunung.
