Rekan-rekan pria yang kelelahan akhirnya menyelesaikan perjuangan hari pertama. Untung ramuan Guru Yamira sangat efektif, bengkak cepat mereda. Setelah berlarut-larut begini, hubungan jadi lebih akrab, bagaimanapun juga kita sudah berbagi susah senang.
Dua Yang Mulia Kepala Sekolah segera menyesali keputusan mereka. Awalnya mereka ingin menghilangkan sifat manja para gadis ini, tapi... Sekarang ini sudah bukan masalah kemanjaan lagi. Jika dibiarkan terus begini, pasti akan tidur di alam terbuka.
Akhirnya dalam pilihan antara martabat dan perut, dua kepala sekolah bijaksana secara serempak memilih yang terakhir. Rekan pria yang sudah bekerja keras seharian, ada yang menangkap ikan, ada yang mendirikan tenda.
"Caesar, ayo kita tangkap beberapa ikan bersama. Aku hanya akan memasak untukmu," Clarisse melompat-lompat mendekati Caesar. Sebagai putri yang memang aktif, kegiatan outdoor ini membuatnya sangat gembira.
"Sebenarnya Elina ingin mendekat saat tidak ada yang memperhatikan, tapi melihat Clarisse begitu inisiatif, Elina juga merasa sedikit cemburu. Dibandingkan dengannya, dirinya sepertinya terlalu banyak pertimbangan. Padahal di wilayah perairan Putri Duyung, selama Roye tidak melapor, kabar angin lainnya tidak akan berpengaruh. Lagipula gosip bukan hal baru sehari dua hari. Tidak boleh terus begini. Jika ada wanita yang membuatnya tidak sepenuhnya percaya diri, Clarisse adalah salah satunya. Bahkan sebagai sesama wanita pun dia sangat menyukainya, apalagi Caesar?"
"Clarisse, ayo kita bersama-sama! Aku beri tahu ya, Caesar punya jurus rahasia bisa membuat masakan lezat yang tidak bisa dibuat orang biasa!" Elina menyambung sambil tertawa.
"Oh, benar? Kok aku tidak tahu!"
"Hmm, lebih baik kita selesaikan pekerjaan sebelum Yang Mulia Kepala Sekolah marah. Aku yang akan menangkap ikan!"
Lebih tepat disebut keributan daripada menangkap ikan. Bagi klan laut ini memang hal sepele,... Masalahnya di sini tidak ada peralatan masak maupun bumbu yang memadai.
Tapi ikan-ikan kecil pun tidak tinggal diam. Diteror oleh gerombolan dewa-dewa jahat ini, mereka semua lari sejauh mungkin. Meski kata orang begitu terlihat pasti tidak bisa lolos, tapi kalau tidak terlihat ya tidak ada cara.
Jelas kedua Yang Mulia Kepala Sekolah sangat kecewa dengan kemampuan bertahan hidup murid-murid di alam liar. Ini sungguh aib klan laut. Dari raut wajah mereka, jika tidak bisa menyajikan hidangan lezat dalam waktu singkat, hampir pasti konsekuensinya akan ditanggung sendiri.
Saat itu Diddy dengan malu-malu mendekati tepi pantai, kedua tangannya merendam di air laut. Riak-riak gelombang menyebar bagaikan dering panggilan... Tak lama kemudian, muncul kawanan ikan raksasa di permukaan laut. Skala sebesar ini jelas bukan migrasi alami, pastilah dipanggil oleh Diddy... Benar-benar unik Suku Dausu Dolphin ini. Diddy yang terlihat lemah ini rupanya punya keahlian, kalau tidak Yang Mulia Kepala Sekolah takkan memilihnya. Setidaknya krisis makan malam ini teratasi.
Semua memilih ikan dan udang yang paling gemuk. Tapi menghadapi makhluk-makhluk yang masih melompat-lompat ini, mereka pun bingung. Apakah harus dimakan mentah? Jika direbus pakai elemen air, rasanya juga akan tawar.
Kao dan yang lain sudah dengan sadar mengumpulkan ranting untuk Caesar. Meski tanaman di sini sulit terbakar, dengan elemen api murni sebagai pemicu, batu pun pasti akan mengeluarkan asap.
Bagi Kao dan kawan-kawan, ini saat yang paling dinantikan. Berkah sudah di depan mata, mereka duduk mengangkat pantat seperti hewan peliharaan menunggu Caesar mulai memasak. Yang lain mengeluarkan persediaan mereka, tapi setelah seharian terjemur, hampir semuanya sudah tak layak makan. Satu per satu mulai memandangi ikan dan udang di tangan sambil mencari akal.
Sementara itu, Caesar sudah menyiapkan penyangga dengan rapi. Kapak Vakum Jianaluo milik Kao digunakan untuk mengukir kayu. Untuk barbekyu, tentu harus menyiapkan tusukan kayu yang rapi dan estetik. Tentu ini terutama untuk kedua Putri serta Nona Yisha Beier yang cantik. Mengingat dia sepupu Yisha, semua harus memberi sedikit martabat. Untuk yang lain? Tidak dipedulikan.
Tak lama kemudian, aksi Caesar membuat kedua Kepala Sekolah yang menunggu jadi tertarik. Kayu diukir menjadi tusukan sate, ikan dan udang ditusuk. Kao dan lainnya sibuk membantu sebagai asisten. Sedangkan Caesar... Saat bola api besar menyembur dari tangan Caesar, wajah semua orang berubah pucat. Bahkan ada yang sampai menjatuhkan ikan ke tanah. Hanya mereka yang sudah kenal Caesar tidak terkejut. Kedua Kepala Sekolah mengangguk-angguk, Kepala Sekolah Karang malah tersenyum jahat. Kedepannya, dia akan mengandalkan "cap emas" Caesar untuk membangun reputasi sekolah. Sekarang lihatlah mana sekolah kerajaan brengsek yang berani meremehkan lagi! Rakyat jelata pun bisa melahirkan ahli.
Aroma menggoda segera menyebar dari tangan Caesar. Rasa itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan masakan berbasis elemen air. Orang-orang di sini belum pernah mengalami Perang Bulan Suci. Sebenarnya, di kalangan klan laut juga beredar kabar bahwa makanan manusia adalah yang terhebat di Maya. Konon, dalam hal kenikmatan, tak ada satu ras pun yang bisa menyaingi seperseribu pun kemampuan manusia. Namun makanan manusia tidak bisa diangkut ke dasar laut, dan tidak mungkin juga naik ke permukaan hanya untuk makan. Kecuali beberapa ras khusus, kebanyakan klan laut enggan meninggalkan laut sepanjang hari, seperti halnya manusia - kecuali nelayan tertentu, jarang yang mau masuk ke dasar laut.
Setelah mengalami hari yang melelahkan, aroma ini membuat semua orang tidak tahan, bahkan Roye dan Xiao Bote sekalipun. Dalam kondisi tertentu, mental manusia sangat rapuh. Para gadis memanfaatkan kelebihan alami mereka dengan mengerubungi Caesar. Tentu saja, Elina dan Clarisse mati-matian mempertahankan hak dan posisi mereka. Bahkan Yisha Beier, entah mengapa seolah sudah akrab dengan Caesar, beberapa gerakannya lebih familiar daripada Elina dkk. Ketiganya berdiri bagai benteng super, tak ada yang bisa merebut hak mereka. Makanan hanya boleh didistribusikan melalui tangan mereka.
Kedua kepala sekolah dan dua guru mulai memanfaatkan hak istimewa mereka, berebut posisi pertama. Pandangan penuh tensi tinggi mereka menyiratkan ancaman: Siapa yang berani merebut, besok akan berhadapan dengan Dewa Laut.
“Yang Mulia Kepala Sekolah dengan hati-hati mengambil sepotong. Meskipun mereka tidak ikut dalam Perang Bulan Suci, pengalaman mereka luas. Makanan manusia biasa sudah pernah mereka cicipi, tapi yang di depan mata ini pasti lebih istimewa. Caesar bahkan menaburkan sesuatu yang aneh di atasnya, membuat Yamira si alkemis penasaran. Rasa saat digigit... Oh, Dewa Laut yang agung, ini benar-benar luar biasa! Keempat guru menggigit bagian pertama dengan pelan, lalu langsung menelan sepenuhnya pada gigitan kedua. Langkah berikutnya adalah mengulurkan tangan.
Pandangan Guru Qie Si ke arah Caesar membuat setiap saudara sebangsa laki-laki merinding. Nafsu dari neraka itu benar-benar mengerikan. Oh, Dewa Laut melindungi, hanya ini satu-satunya hal yang tidak kami irikan.
Putri Elina dan Clarisse dengan setia membantu mempersiapkan hidangan. Tak lama kemudian giliran mereka sendiri yang menikmati. Bagi seorang koki, ini sendiri sudah merupakan kenikmatan.
"Wahaha, Kepala! Setelah olahraga, tidak ada yang lebih memuaskan daripada makan kenyang. Ikuti bos, jangan menoleh ke belakang!" Kao terus mengoceh sambil makan seperti kebiasaannya... Caesar selalu curiga, apakah anak nakal Kao ini hanya mengikutinya untuk mengisi perut?
Zhebie hanya diam sambil melahap makanan. Meski sedikit bicara, kecepatannya tak kalah dari yang lain. ……Badi adalah masalah internal. Dia menangkap ikan sebesar dirinya sendiri, kepala ikan itu sangat besar. Memanggang dengan api biasa tak mungkin. Caesar langsung menggunakan elemen api untuk memasak. Untungnya penguasaannya terhadap api pemanggangan sudah sempurna. Teman sekelas Badi yang tidak pilih-pilih makanan ini, baru pertama kali dalam hidupnya merasakan makanan seenak ini. Satu gigitan, setengah kepala ikan langsung lenyap.
"Caesar, kamu makan dulu. Sisanya biar aku saja." Elina menyerahkan Kao Yu kepada Caesar, lalu mengambil alih proses pemanggangan.
Orang biasa pasti sudah grogi dan malu-malu, tapi Caesar justru santai sambil makan sambil membimbing Elina membolak-balik ikan. Pengaturan api barbekyu sangat krusial - terlalu mentah akan amis, terlalu matang jadi tak berasa.
Clarisse awalnya makan dengan gembira, tapi melihat keduanya saling bertukar pandangan mesra, rasa makanan di mulutnya tiba-tiba jadi hambar. "Caesar, aku juga mau memanggang!"
"Hehe, boleh saja. Ayo kita bersama-sama, tapi hati-hati dengan apinya ya." Elina duduk di samping, menarik Caesar ke bagian tengah untuk memberi tempat pada Clarisse.
Semua tertegun melihat Putri Clara tanpa sungkan duduk di sebelah Caesar. ……Putri Clara dikenal sangat perfeksionis kebersihan dan tak suka orang mendekat. Apa karena terlalu asyik makan ikan panggang sampai lupa diri?
“Tapi makanan yang dipanggang langsung oleh kedua putri ini pasti sangat langka dalam seratus tahun, belum tentu juga ini kali pertama mereka membuat sesuatu untuk orang lain.”
Tiba-tiba suara bel berbunyi di benak semua orang——Kali pertama sang putri!
Sekelompok orang langsung berkerumun di depan api, menunggu daging panggang yang baru matang. Tak lama kemudian, ikan panggang Elina dan udang panggang Clarisse selesai bersamaan. Saat semua orang hendak mengulurkan tangan, mereka menyadari kedua putri sama sekali tidak menghiraukan mereka.
Caesar yang sedang sibuk mempersiapkan barbekyu terakhir tiba-tiba menemukan sepotong ikan panggang dan udang panggang besar dihadapannya.
“Caesar, kau sudah lelah seharian. Ayo, coba ikan panggangku.”
“Udang lebih bergizi, penuh protein. Ayo, makan udang!”
Kedua putri itu mengawasinya dengan tajam. Pilihan harus dipertimbangkan matang-matang, jika tidak sangat berbahaya. Elina memandang dengan mata penuh perasaan, sementara Putri Clarisse menyimpan ancaman dalam senyumannya.
Ancaman itu adalah negosiasi dengan iming-iming manis yang tak bisa ditolak!
Caesar sangat paham temperamen Clarisse. Jika dia tidak memberi martabat padanya sekarang, pertemuannya dengan Elina di masa depan pasti penuh kesulitan. Tapi yang lebih penting saat ini adalah perasaan Elina yang sama sekali tak bisa dia tolak.
Jadi!
Di tengang iri hati semua orang, teman sekelas Caesar menyambar ikan dengan tangan kiri dan udang dengan tangan kanan. Meski mulutnya agak kecil untuk memasukkannya bersamaan, saat ini yang kecil harus dipaksa menjadi besar.
"Orang lain cemburu sampai ngiler, tapi hanya Caesar yang tahu rasanya - manis bercampur sedih... Keterampilan barbekyu kedua Putri ini sebenarnya... masih bisa ditolerir, tapi kenapa pakai lada sebanyak itu, pedasnya minta ampun!"
