“Ha, haha, lupakan ucapanku. Waduh, batu ini terlalu besar, ck ck, pasti karena aku genius.”
“Goblok~~~”
Candaan aside, kedua Kepala Sekolah serius. Semua mulai merenungi batu itu. Tidak berlatih jelas bukan pilihan.
Bati menatap batu lalu melihat jari tebalnya. Dia lebih suka menghancurkan dengan satu pukulan. Teknik berbelit-belit ini sulit baginya. Tapi dia paham keahlian Kepala Sekolah itu. Bagaimana memecahkan batu besar hanya dengan satu jari tanpa energi tempur? Remukan ini bersifat total, menunjukkan kekuatan penghancur internal. Jika mengenai manusia hidup, pertahanan biasa tak akan mempan.
Elina berada di samping Caesar. Prajurit naga laut bukan hanya prajurit tapi juga ahli sihir, namun karena Caesar, dia memilih jalur prajurit. Baik prajurit naga laut maupun Caesar sebenarnya lebih mengutamakan gaya serangan fisik. Kemampuan magis hanya digunakan saat serangan jarak jauh. Di bidang ini, Suku Naga Laut memang memiliki banyak kitab legenda luar biasa yang bisa melepaskan serangan mirip mantra terlarang.
"Caesar, aku merasa samar bahwa di detik itu, tangan Kepala Sekolah pasti bergerak, dan seharusnya ada efek energi tempur yang terlibat."
Memandang Elina, Caesar selalu merasa tidak ada kesulitan yang tak teratasi. Mungkin karena kehadiran seseorang, Elina masih terlihat agak malu.
"...Benar! Aku sedang berpikir, titik itulah yang seharusnya menjadi kunci. Dan yang ingin disampaikan Kepala Sekolah mungkin tentang pemusatan kekuatan. Saat bertarung sehari-hari, kita terlalu menyebarkan energi, terutama saat menyerang. Seperti ketika kita menghancurkan batu tadi, sebagian besar kekuatan terbuang percuma!"
Di kejauhan, Lao Jiao tertawa, "Caesar, perkataanmu benar. Satu-satunya kekuatan, sebenarnya tak peduli seberapa besar tenaga yang kalian kerahkan, kuncinya ada pada titik kekuatan. Jika kalian memahami 'satu' yang tunggal ini, itulah pelajaran kalian. Hanya dengan pemahaman sejati kalian bisa menjadi ahli sejati, sekaligus kunci penentu kemenangan dalam level yang sama. Saat bertarung melawan rubah kecil Styralia itu, dia pasti menahan diri. Rupanya dia juga khawatir dengan daya pahammu. Wahaha, akhirnya klan laut kita bisa merebut kembali sedikit martabat. Sejujurnya, aku sudah puas jika dalam lima tahun kalian bisa sepenuhnya beralih dari teori ke praktik,... Bangsat, Lao Ding! Aku belum pikun, ini giliranku bergerak!"
"Satu-satunya 'satu'?"
Caesar tidak terlalu menghiraukan pujian. Semakin dalam cintanya pada Elina, semakin jelas targetnya: menjadi lelaki yang layak untuk Elina, membuat seluruh klan laut memberi dukungan pada mereka. Saat ini masih jauh dari cukup. Target pertamanya sekarang adalah menyapu bersih enam jagoan terbaik itu, mengikuti Ritual Pemilihan Raja Laut. Dengan begitu pasti akan menambah nilai tawar. Kadang motivasi lelaki memang berasal dari wanita. Ingat legenda kuno tentang orang yang murka demi kecantikan, tanpa peduli benar salah, pria itu cukup jantan.
Meski gaya bicara Kepala Sekolah sembrono, setiap katanya berisi pengalaman berharga. Satu dan titik, konsentrasi kekuatan, siklus Qi Tempur Laut?
Caesar semakin larut dalam meditasi internal. Qi Tempur Laut tetap berputar tak kenal lelah di tubuhnya. Mungkinkah mengubah jalur pergerakannya?
Memikirkan itu, Qi Tempur Laut di dalam tubuhnya tiba-tiba berubah sesuai kehendak mentalnya. Saat dia mencoba memusatkan energi ke jari, alih-alih menyebar, Qi Tempur Laut terkonsentrasi penuh di ujung jarinya. Saat Caesar membuka mata, terlihat lingkaran biru kecil di jarinya yang sama sekali tidak terasa kekuatannya dari luar, tapi dia tahu ini adalah pemusatan murni Qi Tempur Laut dari dalam tubuhnya.
Caesar perlahan menempelkan jarinya ke batu. Dia bisa merasakan kekuatan yang tertahan di ujung jari, sensasi yang benar-benar ajaib. Tiba-tiba jarinya bergetar, seluruh energi menyembur masuk ke batu - dari satu titik menyebar ke tak terhitung titik, seperti air meresap halus ke pori-pori batu. Kekuatan ini merasuk begitu dalam sehingga mustahil ditahan.
Bruuum! Batu raksasa itu meledak menjadi pecahan-pecahan... Hanya sedikit lebih besar dari Kepala Sekolah, dan persis seperti efek yang dimaksud.
Lao Jiao dan Lao Ding ternganga. Meski tahu Lao Jiao suka membumbungkan cerita, Kepala Sekolah Edinburgh mengakui kemampuan sejatinya. Teknik pembunuh bertumpu kekuatan ini benar-benar menunjukkan tingkat kesadaran seorang prajurit dalam menguasai tenaga. Dulu di masa muda, Lao Jiao butuh setahun lebih untuk memahami ini, sampai guru mereka begitu girang menyebutnya genius ratusan tahun sekali... Tapi anak ini hanya butuh setengah jam!
Kedua Kepala Sekolah juga tidak bisa melepaskan permainan catur, mereka berdua berjalan ke tumpukan batu. Lao Jiao mengambil serpihan batu, mengamatinya hilir mudik, lalu menatap Caesar. "Bangsat! Kau ini manusia atau bukan? Dulu gue butuh setahun untuk memahami ini, tapi pencapaianmu sudah sejauh ini!"
Lao Jiao sadar telah menemukan harta karun. Tak disangka ini bukan harta biasa. Melihat serpihan batu ini, meski api pemanggangan masih kurang pas, tapi untuk pertama kalinya sudah memberikan efek nyata... benar-benar berlebihan.
Saat ini pandangan semua pelajar ke Caesar penuh kekaguman. Tentu ada juga sedikit kecemburuan.
Para penyihir di sisi lain juga berhenti sementara untuk ikut menyaksikan keramaian. Lagipula, Kepala Sekolah sendiri sudah terbangunkan.
"Edinburgh juga menatap Caesar dengan bengong, 'Kau benar-benar genius! Mungkin ini genius langka klan laut kami dalam ribuan tahun! Hahaha, wilayah perairan Putri Duyung kita kali ini pasti akan dapat reputasi dan kekayaan!'"
"Tentu saja! Kepala adalah genius, mutlak tak ada masalah!"
Bagi mereka yang pernah mendengar kekuatan Caesar, tak menyangka sehebat ini. Sebenarnya Caesar sendiri tak merasa istimewa. Kunci utamanya adalah siklus aliran Qi Tempur Laut dalam tubuh dan efek nyata dari penglihatan batin yang memberinya pemikiran ini. Tak disangka langsung sukses saat dicoba.
"Cukup, Caesar boleh istirahat. Kalian ngapain melongo? Lanjutkan latihan! Kalau latihannya tak bagus, tak usah makan!"
"Bukannya Kepala Sekolah bilang hari ini selama ada satu pelajar yang paham, itu sudah cukup?" Seorang pelajar bertanya dengan wajah polos.
Lao Jiao yang berwibawa melirik ke atas, "Bagaimana, mau suruh dia gantikanmu ke medan perang juga? Lihat apa lagi, lanjutkan!"
Harus diakui langkah Caesar kali ini sangat brilian, memberi tekanan besar pada ahli seperti Roye. Termasuk Kao dan yang lain mulai serius, meski tidak sekuat Caesar, tapi mereka juga tak mau ketinggalan terlalu jauh. Harga diri para pemuda ini sebenarnya sangat tinggi.
Zhebie juga merenung. Meski mustahil baginya menghancurkan batu kosong, Kepala Sekolah mengizinkannya menggunakan panah. Sebenarnya mirip dengan anak panah Bakuretsu-nya, tapi di mana letak perbedaan terbesarnya?
Setelah rasa iri, kesuksesan Caesar juga memicu ambisi para pemuda. Mereka kembali menyelami latihan dengan sepenuh hati.
Caesar termenung menatap batu. Ia masih meresapi keberhasilan tadi, tapi tiba-tiba muncul pertanyaan besar di otaknya. Ia sama sekali lupa lingkungan sekitar dan mulai mengetuk-ngetuk batu itu tanpa tenaga. Setiap ketukan memantul kembali, lalu frekuensinya semakin cepat.
Sebuah pencerahan aneh dan belum pernah ada sebelumnya muncul di benaknya. Kegembiraan mendadak membuatnya ingin segera mencoba. Yang lain tidak terlalu memperhatikan, mengira ia hanya ingin mengukuhkan sensasi itu. Karena Kepala Sekolah tak bermaksud memintanya berbagi pengalaman, tak ada yang berani bertanya.
Caesar berdiri di depan sebuah batu, kembali mengulurkan tangannya. Kali ini lebih khidmat dari biasanya, bahkan penuh semangat. Bruuum~~~
“Kedua kepala sekolah berhenti melangkah, telinga Kepala Sekolah Karang langsung tegak, wajahnya menunjukkan keterkejutan yang luar biasa, sulit dipercaya!”
