"Lupakan dulu itu! Bagian belakang ini bagaimana? Qi tempur sekuat apapun tak mungkin bisa hancur berantakan langsung seperti ini!"
"Begini Guru. Saat benturan pertama, saya menemukan tidak semua qi tempur berfungsi menyerang. Sebagian seperti terpantul kembali justru menghambat serangan lanjutan, membuat efek serangan jadi buruk. Waktu pantulan itu sangat-sangat singkat, sulit dijelaskan. Saya berpikir apakah mungkin melakukan dua ledakan titik beruntun dalam waktu tersingkat, sehingga kekuatan pantulan terus menyerang. Atau dengan tren seperti ini mendorong kekuatan agar performansi maksimal!"
"Hasilnya kamu langsung melakukan itu?" Lao Jiao bertanya dengan wajah kosong.
"Caesar agak malu sambil menggaruk kepala, 'Iya, ini pertama kalinya aku mencoba mengendalikan qi tempur. Ternyata meski agak sulit, tapi bisa melakukan dua kali ledakan dalam sekejap. Cuma agak capek, dan aku sendiri juga tidak menyadarinya. Perlu banyak latihan pasti bisa lancar.'"
"'......Kamu tahu apa yang ingin kulakukan sekarang?'"
"Caesar refleks menyampingkan tubuh, 'Kepala Sekolah...'"
"'Ah, Lao Ding, apa di keluargamu ada gadis cantik yang belum menikah? Kenalkan padanya. Pemuda ini masa depan cerah!'"
"'Tidak perlu kau ingatkan! Aku sekarang sampai ingin langsung punya anak perempuan.'"
"Byur~~~"
"Sungguh luar biasa mereka bisa membicarakan omong kosong dengan serius seperti ini."
"'Hmm, Guru ada masalah? Apa metode yang kulakukan ini salah?'"
“Kedua Yang Mulia Kepala Sekolah saling bertatapan lalu tak bisa menahan tawa, ‘Aih, langit memang tak adil. Hanya kamu yang bisa memikirkan hal seperti ini. Sejujurnya, teori semacam itu mungkin sudah terpikir oleh orang selama ratusan tahun, tapi yang pasti berhasil hanya kamu. Ini semua tergantung pada Qi Tempur Lautmu dan teknik sirkulasinya yang aneh. Orang biasa meski punya ide ini mustahil mewujudkannya. Intensitas qi tempur atau energi tempur tidak relevan, baik itu energi emas kelas atas manusia maupun aura naga bawaan – semuanya sama. Paling-paling mereka bisa menyerang beruntun dengan kecepatan tinggi. Tapi secepat apa pun tetap berbeda dengan serangan beruntunmu yang bisa mencapai seperseribu nafas. Benar sekali, prinsip dasar serangan titik Guru juga seperti ini: meminimalisir efek mematikan kekuatan untuk mencapai efek serangan optimal. Bukan bermaksud menyanjung, tapi seiring pertumbuhan Qi Tempur Lautmu, seluruh dunia bisa kamu taklukkan. Kapan kamu bisa mencapai serangan tiga-tiga, empat-empat?’”
Kepala Sekolah Edinburgh menyambung dengan tersenyum, “Saat itu kamu akan tak tertandingi dalam duel satu lawan satu!”
“Haha, sejujurnya awalnya aku agak khawatir. Enam Wangsa Besar punya kitab legenda warisan yang akan mengeluarkan kekuatan di luar biasa saat duel sesungguhnya. Kekuatanmu memang bagus, tapi tanpa bakat itu. Tapi melihat kemampuan pemahamanmu dan qi tempur aneh itu, sekarang justru merekalah yang kukhawatirkan.”
“Benar. Tidak tahu apa yang bisa mereka sodorkan sebagai pendamping terbaik untuk murid kita.”
Tiba-tiba tawa Lao Jiao terhenti. "Lao Ding, kapan dia jadi 'murid kita'? Meski akrab, prinsip tetap harus dijaga. Dia tak pernah belajar darimu!"
"Lao Jiao, tak perlu marah dan coba menjebakku. Kau cuma mengincar sedikit sihirmu. Tenang, Caesar juga ahli sihir-sekaligus-prajurit. Aku pasti akan mengajarkan semua tanpa rahasia."
Kepala Sekolah Edinburgh tak mempermasalahkannya. Di usia mereka, tak ada yang lebih indah dari menemukan penerus seperti ini.
"Caesar, hari ini kau bisa belajar mandiri. Istirahat atau bantu teman sekelas juga boleh. Tapi jangan bicarakan teknik dua pukulan itu - tingkat kesadaran yang tak terjangkau justru bisa menghancurkan semangat mereka. Bantu mereka di bagian dasar saja jika bisa."
Lao Jiao tak memaksa. Faktor utama tetap qi tempur aneh itu yang tak bisa ditiru. Andai bisa dipelajari, dialah yang pertama akan mempelajarinya.
"Iya, Kepala Sekolah."
Kedua guru itu bersukacita. Hasrat bertahun-tahun terpenuhi, ditambah murid berbakat. Sungguh kebahagiaan sejati.
“Meski tidak mendengar detail percakapan di dalam tenda, semua orang jelas melihat ekspresi gembira dan pujian kedua kepala sekolah. Tampaknya mereka sangat puas dengan Caesar. Mungkin tak ada yang menyangka, dalam pelatihan konsentrasi Tiga Besar Klan Laut dan dua ahli muda, seorang rakyat jelata dari Suku She'oubei justru menjadi pusat perhatian, hampir mengalahkan semua orang. Tak heran ketiga gadis cantik itu mendekatinya - perempuan memang suka dekat dengan ahli, itu wajar.”
“Teman sekelas Caesar, aku masih belum paham. Bisa jelaskan lagi?”
Elina mengedipkan mata dengan wajah nakal. Entah kenapa, ia ingin terlihat dekat dengan Caesar di depan umum. Mungkin dalam hatinya ia sangat haus pengakuan, ingin menandai pria ini sebagai miliknya.
“Dengan senang hati.” Caesar membalas dengan humor lewat salam bangsawan yang anggun, tentu saja ala manusia, tapi memang terlihat menawan.
Caesar dan Elina mulai berdiskusi pelan-pelan. Agar tak mengganggu yang lain, Elina sengaja memilih tempat yang lebih jauh.
“Hihi, Beibei bodoh, performansimu hari ini sangat keren!”
“Benarkah? Kalau begitu, putri ketigaku yang manis, pantaskah hadiahkan ciuman?”
“Jahat! Baru saja sudah jadi mulutmu jadi licin,... Sekarang tidak boleh.”
Pipi Elina memerah padam, jelas menunjukkan gelora cinta. Dalam hatinya seribu kali ingin mengiyakan.
“Ngomong-ngomong, bagaimana sih caramu melakukannya? Kamu nggak lihat Roye sampai sakit hati? Di Suku Naga Laut, dia termasuk jenius kelas atas. Dari generasi muda, nggak ada satu pun yang bisa jadi lawannya. Tapi sejak ketemu kamu, selalu kalah. Bener-bener jadi momoknya deh.”
Elina tersenyum manis. Meski tidak berminat pada Roye, dia senang melihat kekasihnya mengungguli orang itu. Ini membuktikan instingnya yang tajam. Segalanya seperti sudah ditakdirkan – pertemuan mereka di gudang anggur, dimasukkan ke dalam tong yang sama, seolah meramalkan takdir yang menyatukan mereka.
Caesar tidak menyembunyikan apapun dari Elina. Dia menceritakan detail dua teknik berbeda yang digunakan dan cara kerjanya. Putri yang cantik itu kembali terkejut, “Kamu hebat!”
Pujian Elina mungkin sederhana, tapi dipandang dari sejarah klan laut, belum pernah ada Putri Suku Naga Laut yang memuji dengan nada kagum seperti ini. Bakat Caesar jauh melampaui klan naga yang terkenal punya bakat luar biasa.
“Elina, menurutku ini ada hubungannya dengan kitab legenda kungfu itu. Buku itulah yang membuatku bisa mencapai siklus ini. Nanti malam kita pelajari bareng ya.”
Elina mengerutkan alis, “Aku sudah baca berkali-kali. Semua instruksimu kulakukan dengan serius. Aku yakin bakatku nggak buruk-buruk amat, tapi anehnya tetap nggak ngerti. Mungkin kitab legenda itu memang khusus disiapkan untukmu.”
Tiba-tiba Caesar teringat satu poin kunci. Meski metodenya sendiri tak bisa ditiru, tapi ucapan Kepala Sekolah benar. Kuncinya adalah bagaimana memusatkan qi tempur ke satu titik. Bagi Elina mungkin awalnya sulit mengendalikan, tapi dengan banyak latihan pasti akan sukses.
Setelah menyampaikan pemikiran ini ke Elina, ternyata itu membuka kesadarannya. Meski menyerang adalah bentuk pemusatan qi tempur, tapi belum pernah dilakukan dengan sedemikian tenang - sedikit demi sedikit memusatkan qi tempur ke satu titik. Awalnya pasti lambat dan merepotkan, tapi kalau sudah mahir, efek nyata mungkin akan sangat baik.
