Karena sudah tahu rahasianya, tentu harus memberitahu saudara seperjuangan. Setidaknya bisa memberi inspirasi. Tentang cara mengaplikasikannya, itu tergantung individu - ini tidak bisa diajarkan.
Guru membimbing masuk pintu, latihan tergantung diri sendiri.
Tentu orang ambisius seperti Roye sama sekali takkan meminta nasihat pada Caesar. Lebih baik terhempas sampai mati.
Roye merenung dalam diam. Sebenarnya dia sudah paham prinsipnya. Sejujurnya, dengan bakat klan naga-nya, jurus seperti ini bukanlah masalah. Tapi seperti kata Kepala Sekolah, mustahil menguasai penerapan sebenarnya tanpa latihan keras berkepanjangan. Tapi Caesar jelas-jelas...
Otak Roye agak berkabut. Dia berusaha keras tetap tenang. Iri pada orang lain tak berguna. Kini dia harus mengakui, bakat Caesar mungkin memang lebih baik dari klan naga.
Bakat adalah kebanggaan klan naga, potensi diam-diam ini juga meninggalkan bayang-bayang psikologis dalam hati Roye, yaitu kehilangan kepercayaan diri. Caesar tanpa sengaja telah memberikan pukulan psikologis kepada teman sekelas Roye.
Makan siang masih menjadi tanggung jawab Caesar. Hingga siang hari tidak ada yang bisa memasak, jari-jari yang digunakan berlebihan sampai patah. Untunglah Guru Yamira ahli dalam hal ini, efek pelembapan sihir air meski tidak cepat, tapi jika dipadukan dengan ramuan khusus sangat efektif.
Para penyihir menderita sambil terus-menerus melepaskan mantra. Awalnya masih baik-baik saja, tapi saat kekuatan magis hampir habis menjadi sangat menyiksa. Terutama ketika hanya cukup untuk membuat satu bola air, guru perempuan galak sudah memburu-buru. Akhirnya bertahan sampai waktu makan siang.
Clarisse langsung merebut posisi di samping Caesar untuk menikmati makanan. Kenakalan Putri yang bandel ini sudah menjadi hal biasa, tidak ada yang berani merebut tempatnya.
Sementara Elina dengan natural duduk di sisi lain. Semua orang mulai terbiasa dengan keberuntungan Caesar dalam hal asmara, apalagi performansi Caesar memang luar biasa. Ditambah sifat Caesar yang baik hati, selalu memasak makanan lezat untuk semua. Seperti pepatah "menerima pemberian merasa malu, makan pun merasa tak enak bicara". Semua harus memberi sedikit martabat. Bahkan Roye dan Xiao Bote pun harus mengakui masakan Caesar memang enak. Awalnya masih menjaga martabat, tapi begitu mulai makan tak bisa berhenti.
Beberapa hari berikutnya semua orang melakukan hal yang sama. Kelompok prajurit berusaha memahami rahasia konsentrasi kekuatan, sedangkan para penyihir terus-menerus melepaskan mantra. Sejujurnya ini adalah latihan dasar yang paling membosankan. Kebanyakan orang tidak mau berlatih ini, apalagi para ahli yang justru meremehkannya. Prosesnya sangat menyiksa. Kekuatan magis Putri Clara memang sejak lahir sudah hebat, Yisha Beier juga cukup baik, terlebih dia menguasai dua elemen. Biasanya mereka hanya memikirkan cara meningkatkan level sihir dan mempelajari mantra yang lebih rumit. Hampir tidak ada yang mau melakukan latihan potensi yang hasilnya tidak signifikan namun sangat melelahkan ini.
Setelah beberapa hari, para penyihir kelelahan. Meski ada sedikit peningkatan kekuatan magis, tidak banyak. Semua berjuang demi harga diri. Para prajurit terus menusuk-nusuk sepanjang hari, bahkan jari Roye dan Bati yang tangguh pun membengkak. Meski sudah memahami konsep memusatkan kekuatan, tetap saja jauh ketinggalan dibandingkan Caesar.
Semakin lama, para pelajar mulai mengeluh. Tapi karena tekanan dari dua Kepala Sekolah, meski ada keluhan harus tetap melanjutkan. Apalagi ada pentungan bergigi serigala Guru Qie Si. Mau tidak mau harus patuh.
Caesar selama ini selain bekerja sebagai koki, sebagian besar waktunya digunakan untuk belajar magic dari Edinburgh. Tapi sungguh memusingkan, bahkan Edinburgh pun tak bisa mengatasi hambatan magic Caesar. Meski begitu, dalam beberapa detail kecil masih ada bimbingan. Walau kedua Kepala Sekolah sudah sangat puas dengan Caesar, sayang sekali kemampuan magic dan kontrolnya hanya bisa melepas sihir kompresi. Tapi tak ada yang sempurna, Caesar sekarang sudah membuat mereka sangat bangga.
Caesar di siang hari juga merenungkan tentang pengoperasian Qi Tempur Laut. Dia pernah mencoba serangan tiga kali berturut-turut. Ternyata hal yang terlihat sederhana ini sulit dipraktikkan. Dua serangan berturut masih mungkin, tapi untuk yang ketiga, pergerakan qi-nya langsung mandek bahkan terputus-putus. Tampaknya tiga serangan berturut seperti kata Kepala Sekolah memang tidak mudah, dan kekuatannya pasti sangat menakutkan.
Caesar dan Elina sudah jatuh cinta pada pulau kecil ini. Meski lelah, mereka menikmatinya. Tapi malam hari mereka tak bisa lagi bersantai karena teman sekelas Xiao Bo Te mengusulkan pemisahan area tidur pria-wanita demi kenyamanan dan menjaga nama baik para putri serta dua guru wanita. Dua Kepala Sekolah akan berjaga di bagian tengah.
Usul Yang Mulia Xiao Bo Te disetujui. Yang paling senang adalah dirinya sendiri... Jika terus-menerus begini, dia akan terkuras habis. Kalau bukan demi kedua putri, pasti sudah sejak lama dia Bruuum membunhi si wanita galak itu dan menenggelamkan pulau ini.
“Lao Ding, para pemuda ini sepertinya sudah tidak bisa diam lagi.”
Tiga hal favorit Lao Jiao dan Edinburgh saat berkumpul adalah bertengkar, berkelahi, dan bermain catur – pokoknya harus ada yang memutuskan kemenangan atau kekalahan.
“Kalau bisa diam itu aneh. Pemuda sekarang mulut tinggi tapi kemampuan rendah, selalu ingin sukses instan. Padahal semua teknik serangan tingkat tinggi berkembang bertahap dari yang dasar. Menurutku justru bagus Caesar belum bisa melepaskan sihir tingkat tinggi. Sihir berbeda dengan energi tempur dan qi tempur prajurit kalian. Yang terpenting itu penguasaan elemen dasar. Sayangnya, tak ada yang tahan untuk tidak fokus ke sihir tinggi – aku juga begitu. Meski Caesar terus berlatih sihir rendah, sulit dibayangkan bagaimana jadinya setelah ia menembus blokade ini. Mungkin akan berkembang sangat cepat dan menakutkan!”
Edinburgh menatap Caesar yang masih tekun melepaskan bola air di kejauhan dengan serius.
“Aku setuju. Setiap kesulitan sebenarnya adalah batu loncatan kesuksesan, apalagi dalam kondisinya. Lambat laun pasti terpecahkan, terutama karena anak ini tidak pernah menginginkan yang muluk-muluk. Ada aura berwibawa yang tersembunyi, bijaksana dalam bertindak. Tidak tahu kau perhatikan atau tidak, tapi kurasa ada aura kemuliaan yang secara alami terpancar dari setiap gerak-geriknya.”
Lao Jiao menghela nafas, jelas keduanya memikirkan masalah yang sama.
“Orang ini... Jika baik, akan membawa kesejahteraan bagi dunia. Jika jahat, akan mengacaukan segalanya. Ini takdir langit.”
“Lao Ding, kita tidak perlu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi. Segalanya sudah ditakdirkan, sukses atau gagal semua akan berlalu. Kita hanya perlu mengalir secara alami. Beberapa hal memang sudah ditakdirkan, bukan sesuatu yang bisa kita ubah.”
“Hahaha, kapan Lao Jiao jadi begitu religius? Ini tidak sesuai dengan karakter pribadimu.”
“Waktu membuat manusia menua, negeri ini terus melahirkan bakat-bakat baru. Harus diakui, tidak bisa tidak menerima kenyataan ini.”
Pagi itu, semua murid berbaris rapi. Seolah kembali ke hari pertama, namun kondisi mental mereka sama sekali berbeda. Awal kedatangan, mereka seperti tuan dan nona bangsawan yang sedang berpelesir. Kini mata mereka memancarkan kematangan yang bahkan mungkin tak mereka sadari sendiri. Semangat mereka kini benar-benar berubah.
“Hmm, para siswa. Hari ini... baiklah, akan kujelaskan. Kita akan memulai uji coba tahap kedua. Kulihat kalian sudah jenuh beberapa hari ini. Ini saatnya menguji hasil latihan. Efek nyatanya akan kalian rasakan sendiri. Sekarang kalian boleh membentuk grup sendiri. Targetnya memburu putri duyung level sembilan, atau kristal iblis monster dengan ukuran setara. Jangan coba-coba menipu dengan membawa barang bekas!”
“Waktu diberikan satu bulan. Selesaikan atau tidak, harus kembali melapor. Tentu saja selama misi, lakukan sesuai kemampuan. Jangan sampai nyawa melayang. Baik, mulai lah berkelompok. Setelah terbentuk, daftarkan ke Guru Yamira lalu kemas bagasi dan berangkatlah.”
“Mengenai pengelompokan, mata semua orang mulai berkedip-kedip. Jelas para pria tampan ingin satu grup dengan gadis-gadis cantik. Caesar tentu ingin satu grup dengan Elina, namun kondisinya tidak sesederhana itu. Melihat pandangan mengancam yang dilontarkan Clarisse, aku dan Elina hanya bisa tersenyum kecut.
“Guru, apakah boleh sendirian?” Caesar mengangkat tangan bertanya.
“Tentu saja boleh.”
Para Yang Mulia Kepala Sekolah tidak merasa terkejut. Di mata mereka, mencapai tingkat kesadaran seperti Caesar, justru lebih cocok sendirian. Bagaimanapun, di beberapa tempat berbahaya, jumlah orang banyak malah tidak baik. Tentu para kepala sekolah juga tidak ingin semua murid kuat berkumpul bersama karena itu akan mengurangi tantangan.
Putri duyung level sembilan memang sulit ditaklukkan, tapi Zhebie dan yang lain juga ingin mencoba tantangan ini. Tidak bisa selalu mengandalkan jumlah orang. Sementara Bati sudah mendapat instruksi sebelumnya untuk mengikuti Kao. Masalah Bati bukanlah seberapa sulitnya putri duyung level sembilan, tapi bagaimana menemukannya dan selamat kembali. Biasanya tempat yang dihuni putri duyung level sembilan tidak pernah benar-benar aman.
Putri duyung tidak akan berduel satu lawan satu.
"Kurang lebih semua orang mengira Caesar akan berpasangan dengan seorang putri, tapi anehnya Caesar tidak melakukannya. Tentu saja keputusannya disetujui mayoritas. Kedua putri jelas tidak akan mengambil inisiatif mendekatinya, ini juga konsensus umum. Saat menekan rasa iri hati, mereka juga merasa Caesar agak bodoh. Dengan kesempatan ini, jika bisa menghabiskan waktu sebulan berduaan dengan seorang putri, segala kemungkinan bisa terjadi. Apalagi Putri Clarisse adalah pilihan terbaik, mengingat bangsa putri duyung lebih romantis dibanding Suku Naga Laut yang banyak aturan. Mendapatkan Clarisse sama dengan mendapatkan tahta wilayah perairan Putri Duyung."
Xiao Bote langsung gatal hatinya saat Kepala Sekolah mengumumkan. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Tapi baru melangkah, tubuh besar Guru Marton sudah menghalangi, hampir membuatnya terhempas ke dinding. Di bawah pandangan mengancam Marton, Xiao Bote terpaksa mundur.
Sementara itu kedua Yang Mulia Putri sudah berjalan bergandengan tangan untuk mendaftar. Jelas mereka tidak mau satu kelompok dengan siswa pria lain.
