Pertempuran telah dimulai, magic terus-menerur dihujamkan ke bawah, gelombang arwah tumbang tapi gelombang yang lebih kuat segera mengisi posisi.
Mereka tidak mempedulikan hidup dan mati, hanya menguras kekuatan magis sang ahli sihir. Taktik menguras seperti ini hanya bisa digunakan secara brutal oleh arwah. Christina memahami situasi pertempuran dengan jelas. Perang bukan pertarungan individu. Necromancer Fouldes telah menyusup ke dalam pasukan arwah. Jelas terlihat ada ratusan titik penyihir dalam keseluruhan pasukan arwah. Bahkan ahli kelas atas pun tak bisa menembus masuk, karena arwah setara Kelas Super yang lebih kuat masih belum bertindak. Mereka justru menikmati pemandangan arwah kelas rendah berduyun-duyun menjadi tumbal, bahkan sangat rakus menginginkan aura kematian yang menyelimuti wilayah perairan ini.
Korban mulai berjatuhan di pihak Putri Duyung. Meski terlindungi oleh pertahanan kota magic, jumlah korban masih sangat sedikit. Namun setiap kehilangan satu prajurit berarti berkurang permanen. Sementara orang itu sama sekali tak peduli korban. Formasi keseluruhan pasukan arwah terus menekan ke depan. Hampir semua magic terkuras untuk menghadapi pasukan arwah di garis depan. Seolah merasakan taktik ini sangat efektif, arwah kelas rendah yang dikendalikan necromancer semakin gila menyambar. Bahkan ksatria arwah berhenti melangkah, sementara aura kematian turun membelenggu. Arwah monster laut kelas rendah berduyun menumpuk di dinding pertahanan. Tugas mereka hanya menguras, toh bagi pasukan arwah mereka tidak berarti apa-apa.
Meski sangat tidak ingin, pasukan putri duyung yang bertahan di kota tidak bisa mengabaikan arwah tingkat rendah ini. Sihir tetap dilancarkan seperti biasa. Menara penyihir Kota Raja Duyung telah menyiapkan kristal iblis yang cukup untuk memaksimalkan kekuatan setiap penyihir. Dalam waktu singkat belum terlihat kemenangan atau kekalahan, dan para penyihir sudah mengirim sinyal - kota-kota di sekitar kota kerajaan akan segera mengorganisir pasukan untuk menyelamatkan sang raja... Tapi yang dikhawatirkan Christina justru ini, pasukan bantuan yang tergesa-gesa datang mungkin malah akan terperangkap dalam pasukan arwah, ini bukan yang ia inginkan.
Sedangkan komandan pasukan arwah Foulds tetap tenang bagaikan nelayan yang sedang memancing. Merebut Kota Raja Duyung hanyalah percobaan, mereka tidak harus merebutnya. Tak ada yang lebih memahami menakutkannya sistem pertahanan magis kota kerajaan selain Jenderal Shui Chi. Serangan kali ini hanyalah uji coba taktik sekaligus eksperimen pengepungan kota. Adapun arwah yang dipanggil dari klan laut rendahan, bagi mereka hanyalah sampah. Tujuan lain adalah mengepung titik untuk memukul bala bantuan - pembantaian pasukan klan laut tidak hanya memperkuat pasukan arwah, tapi juga menyerap kekuatan hidup besar-besaran untuk memperkuat qi arwah.
Rencana dasar laut pasukan arwah kali ini sangat matang. Mereka tidak panik, segalanya mencari peluang dalam stabilitas. Kini arwah bukan lagi existensi redundant yang bisa diperlakukan semena-mena. Mereka ingin secara terbuka menduduki posisi di Maya - semua ini berkat penguasa arwah. Mereka ingin menciptakan negara abadi.
“Ibu, begini terus tidak bisa. Mereka jelas-jelas sedang menguras kita. Lihat, yang menyerang hanya anak buah kecil, sementara kita harus mengeluarkan serangan 100%.”
berkata dengan khawatir. Si gadis ini memang punya penglihatan yang tajam, tapi Christina berpikir lebih jauh. Kekhawatiran terbesar menjadi kenyataan - kota terdekat dari kota kerajaan, setelah mendengar kabar bahwa kota kerajaan dikepung pasukan arwah, langsung mengirim pasukan pendahulu. 30.000 pasukan pendobrak klan laut telah tiba, semuanya kavaleri kuda laut seragam.
Tapi begitu memasuki medan perang, mereka langsung dikepung arwah yang jumlahnya puluhan kali lipat. Yang mereka hadapi adalah elite dari arwah: ksatria arwah, necromancer, monster arwah Kelas Super, kombinasi tempur tingkat atas.
Pertempuran segera pecah. Jenderal klan laut meneriakkan pekik perang untuk membangkitkan moral prajurit, "Prajurit! Hunus pedang kalian! Pertahankan Yang Mulia kita! Lindungi putri tercantik kita! Serang!!!"
Semua kuda laut raksasa mengencangkan tubuh mereka, seketika melesat seperti sekelompok anak panah menghujam pasukan arwah yang tak terbatas!
Prajurit sejati: melakukan yang mustahil. Di medan perang, tidak ada jalan mundur.
"Setiap unit pasukan arwah juga menyerang di bawah pimpinan naga tulang dan putri duyung Kelas Super. Pertempuran ini tanpa suspense sama sekali, pasukan arwah unggul baik dalam kekuatan maupun jumlah. Apalagi sekarang mereka memiliki kedisiplinan tempur yang belum pernah dimiliki sebelumnya. Serangan mereka bagai menghancurkan pertahanan yang menelan nyawa klan laut. Di medan perang, teriakan perang bergema. Clarisse menatap pemandangan ini melalui cermin magis dengan rasa tak percaya - prajurit-prajurit klan laut dibedah hidup-hidup oleh arwah, ada yang langsung kehilangan nyawa karena aura kematian naga tulang lalu bangkit sebagai zombie. Ekor naga raksasa menyapu bersih, puluhan prajurit klan laut yang masih hidup tercabik-cabik hingga tulang dan daging bertebaran."
"Pada detik ini, Clarisse menyaksikan setiap adegan dengan jelas. Para prajurit ini datang untuknya. Clarisse mau tegar, tapi air mata tak bisa ditahannya lagi."
"Christina diam-diam mengamati dari samping. Ia tidak mencegah. Mungkin ini masih terasa kejam bagi Clarisse, namun sebagai satu-satunya penerus Keluarga Kerajaan Putri Duyung, cepat atau lambat ia harus menghadapi semua ini. Mungkin sekarang sudah saatnya ia mulai belajar."
"Persiapan meriam energi magis!"
"Siap, Yang Mulia Ratu!"
Puluhan prajurit segera menyampaikan perintah. Tak lama kemudian, seluruh kota kerajaan diselimuti cahaya magis. Sungguh tak terbayangkan bahwa kota kerajaan itu sendiri merupakan bangunan magis raksasa. Patung putri duyung yang berjejer di sepanjang tembok Kota Raja Duyung tiba-tiba "hidup".
Bagian belakang patung-patung itu berjejer platform batu giok. Di setiap platform, sepuluh magus meletakkan tangan di atas batu giok yang awalnya redup. Setelah sistem pertahanan kota diaktifkan, semua batu giok memancarkan cahaya hijau redup, sementara tembok kota berpendar cahaya magis. Tembok tebal ini ternyata bukan hanya terbuat dari batu keras - di bagian tengahnya terpasang berbagai sistem magis. Setelah ratusan tahun penyempurnaan, kota kerajaan ini benar-benar menjadi benteng pertahanan.
Sinar energi murni mulai menyapu area pasukan arwah. Serangan energi murni seperti ini mustahil dilakukan oleh makhluk hidup individual, tetapi bisa diciptakan melalui proses transformasi kompleks. Asal-usul teknologi ini mungkin sudah terlupakan, namun kehebatannya terus diwariskan antar generasi penerus. Raja Duyung generasi sebelumnya pasti mengetahuinya, sayangnya belum sempat menggunakannya.
Di mana pun semburan energi dari putri duyung di udara mengenai, area tersebut langsung bersih. Jangkauan dan akurasi yang luar biasa, dengan sasaran tepat pada pasukan inti iblis yang bersembunyi di balik pasukan pengalih. Para necromancer tak mau kalah, bersama-sama membentuk perisai pelindung, namun tak sanggup menahan gempuran terkonsentrasi meriam energi magis. Patung putri duyung mengandung N kristal iblis kelas premium - hanya Istana Putri Duyung yang bisa menyediakan kemewahan seperti ini.
Para penyihir melakukan sistem rotasi. Meski meriam energi magis dahsyat, kebutuhan energinya sangat tinggi. Jika terlalu lama digunakan, penyihir akan menghadapi kelelahan magis. Tak ada ras lain yang mampu kecuali putri duyung - ras penyihir sejati!
