"Kehadiran sang gadis langsung menyedot semua perhatian. Tapi para lelaki di bar itu tahu hari ini bukan hari keberuntungan mereka. Gadis secantik ini jelas bukan untuk mereka. Mereka hanya menatap, tak ada yang berinisiatif membelikannya minuman atau mencoba berkenalan."
"Gadis Suku Hiu itu berputar memperlihatkan posturnya. Kebanggaan yang terbangun membuat para lelaki yang otaknya sudah dipenuhi alkohol tak kuasa menelan liur. Elastis seperti apa gerangan?"
"Ck ck, reputasi tak sebanding kenyataan. Kukira lelaki Ibukota Romantis ini sangat ramah, ternyata membiarkan gadis cantik berdiri begitu saja. Benar kan, Pangeran Prometheus?"
"Sambil berbicara, gadis Suku Hiu itu sudah berjalan mendekat, matanya masih terus menyisir sudut-sudut ruangan."
"Hmm, Marilyn, lama tak jumpa. Mari, duduklah."
"Prometheus segera mempersilakan gadis cantik itu duduk dengan ramah, menyuruh bartender menghidangkan minuman. Tampak jelas dia juga cukup khawatir menghadapi wanita ini. Wanita yang bisa membuat Prometheus bersikap seperti ini pasti memiliki temperamen yang luar biasa. Kabarnya wanita Suku Hiu terkenal pedas, dan yang ini mungkin yang paling pedas di antara yang pedas." Caesar dan yang lain saling pandang, sama-sama tahu di dunia ini wanita sulit dihadapi, harus hati-hati agar tidak kebakaran jenggot.
"Mengingat Anda punya tamu, kami akan berpamitan dulu. Mari berkumpul lagi lain waktu bila ada kesempatan."
Sambil berkata demikian Caesar bersiap bangkit, namun si gadis mengangkat alisnya. "Pria tampan ini, kenapa langsung mau pergi begitu melihat wanita cantik? Ini sangat tidak sopan, lho."
"Hmm, Saudara Caesar, duduklah lebih lama lagi. Ini Nona Marilyn, Bunga Suku Hiu. Mari lebih akrab di masa depan."
Aduh! Dari penampilannya saja sudah tahu wanita ini merepotkan. Prometheus juga bukan orang baik. Caesar sangat pusing menghadapi wanita yang merepotkan dan malas berurusan, hendak menolak dengan halus. Tapi Diddy yang terus minum tiba-tiba menyela, "Kepala, minum lagi. Awalnya pedas, semakin diminum semakin enak."
"Lihat, anak muda yang menggemaskan ini sudah bicara. Lelaki sejati harus tetap di tempat! ... Luo Luo, sampai kapan kamu mau bersembunyi di belakang si raksasa ini? Apa mau ikut pergi bersama mereka?"
Entah sejak kapan Lolademan sudah pindah posisi. Saat Caesar dkk hendak pergi tadi, Lolademan sangat gembira. Tapi sekarang...
“Haha, kenapa tidak, aku hanya bercanda. Kamu kan tidak ada di klan, kok bisa sampai di sini?”
Gadis cantik itu tersenyum genit, menyilangkan kedua kaki panjangnya dengan anggun. Hampir semua mata tertarik, kecuali meja Caesar. Prometheus dan Rollardman sama sekali tidak melirik. Bati sibuk dengan makanannya, Diddy dengan minumannya, Zhebie tidak memperhatikan siapa pun, sementara Caesar terus memandang ke sekeliling sengaja menghindari wanita di seberangnya.
Marilin naik pitam. Benar kata pepatah, orang yang sejenis akan berkumpul. Sekelompok bajingan tak berperasaan dan pengecut yang hanya berani bernafsu!
“Kenapa aku tidak boleh ke sini? Ini acara pertukaran akademi yang menghimpun bakat-bakat terbaik. Aku datang mencari calon suamiku!”
Rollardman yang bergumam pelih ditangkap basah oleh Marilin. “Roro sialan! Ngomong apa lagi? Cepat bilang, atau ku kebiri kau!”
Semua mengernyit. Wanita ini benar-benar garang, lebih kejam dari lelaki.
“Hehe, jangan marah dong. Syaratmu terlalu tinggi: harus perjaka, tampan, kemampuan luar biasa. Lagipula ibumu terlalu gahar. Siapa yang tahan? Demi kamu, aku sudah dipukuli ibumu tiga kali. Lepaskan aku, ya?” Rollardman mengeluh pusing.
“Hmph! Kata ibuku, lelaki baru bisa dipercaya kalau masih perjaka. Pokoknya kamu sudah janji sama ibuku. Hari ini kalah, esok menang! Kalau kalah harus membantuku mencari!”
“Ah, Kakak Besar, memaksaku juga percuma. Kalau aku ini perjaka, pasti kuserahkan diriku untukmu. Tapi mencari lelaki yang kau inginkan di Suku Hiu sama mustahilnya seperti bertemu Dewa Laut!”
"Hah, satu kesalahan menghancurkan segalanya. Ibu Marylin itu sosok legendaris di Suku Hiu, terutama dalam seni berjudi. Dulu Rolandman nekat menantangnya tanpa tahu diri, akhirnya babak belur. Ilmu bela diri si nenek tua itu juga terkenal kejam, di Suku Hiu juga masuk tiga besar. Susah sekali dihadapi! Siapa berani ganggu putrinya, Dewa Laut pun takkan beri muka. Bahkan Prometheus juga kena imbas. Tapi lelaki macam apa yang bisa memenuhi syarat-syarat gila itu?"
"Siapa bilang aku harus cari dari Suku Hiu? Ke sini justru mencari jodoh!"
"Oh, begitu ya!" Prometheus dan Rolandman serentak menatap Caesar, membuatnya panik mengibaskan tangan.
"Wah, Jangan rendah hati Caesar. Nona Marylin cantik muda, keturunan kalangan kaya raya, punya ibu yang sangat berpengaruh. Dukungan seperti ini sangat berharga! Dan kujamin, dia masih perawan. Andai saja aku belum ternoda, mana mungkin kesempatan emas ini kuberikan padamu!"
Rolandman pura-pura membuat ekspresi penyesalan, sementara Prometheus di sampingnya menggelengkan kepala besar-besar.
Bangsat! Pikir Caesar ini idiot? Perempuan bermasalah seperti itu sangat merepotkan. "Berkah" macam begini sama sekali tak ada hubungannya dengannya.
"Kaisar belum sempat menjawab, gadis cantik dari Suku Hiu sudah mulai menginterogasi, "Hmm, penampilanmu cukup maskulin walau masih kalah gagah dari Suku Hiu. Kau dari suku apa? Pasti bukan keluarga kerajaan. Tak masalah, Nona di sini tidak pernah memandang status. Ada keahlian khususmu?"
Saat kritis seperti ini tak boleh sembarangan. Sebelum yang lain menjawab, Kaisar buru-buru menyahut, "Nona Marilyn, saya rakyat jelata dari She'oubei. Keahlian? Cuma biasa-biasa saja, jauh dari kriteria Anda. Lagipula saya sudah punya kekasih. Tapi teman saya Zhebie ini bangsawan jomblo yang tampan dan berkemampuan luar biasa. Bagaimana pendapatmu?"
Zhebie yang tadinya ingin menonton keributan langsung memuntahkan minumannya, matanya menyala-nyala, "Aku... bukan perjaka!"
Dingin...
Aduh, rupanya si pendiam Zhebie menyimpan rahasia besar. Ini gosip panas! Harus disebarkan saat pulang nanti. Hehe.
"Tuan Kaisar ya? Jangan terlalu rendah diri. Luo Luo dan Xiu Mi itu orang-orang sombong. Fakta bahwa mereka mau minum bersama kalian sudah membuktikan kemampuan timmu. Tenang, asal memenuhi kualifikasi, Nona akan menerimamu!"
Marilyn condong ke depan. Di balik pakaian ketatnya, lekuk tubuh yang menggoda terlihat jelas. Sungguh memesona.
Tapi taktiknya salah sasaran. "Hehe, Nona Marilyn, saya sudah punya kekasih. Kau tidak memperhatikan itu ya?"
“Hm, tak perlu takut punya orang yang disukai, asal tidak melakukan hal yang melampaui batas. Bisa juga menyukaiku, apa aku tidak cantik? Untuk urusan lain mungkin tidak berani jamin, tapi di Suku Hiu kalau aku mengaku nomor dua tak ada yang berani ngaku nomor satu, benar kan, Luo Luo!”
“Benar, benar, sepenuhnya tepat. Nona Marilyn pasti adalah gadis tercantik di Suku Hiu kita. Kelebihan gadis cantik Suku Hiu baru bisa dirasakan setelah mencoba, dijamin tidak menyesal!”
Prometheus di samping tak lupa menambah bara. Ini kesempatan baik untuk melepaskan diri dari perempuan bermasalah ini, “Aku jujur, aku bocorin. Tuan Kaisar ini adalah orang yang mengalahkanku waktu itu, bahkan sampai melukai Ayah!”
Gadis cantik itu langsung terkena pukulan telak mendengar ini, “Kau... kau adalah Kaisar itu? Murid Grand Avonturir Jurang?”
Semua mata di bar langsung tertuju ke sini. Tempat ini memang untuk menggosip, tapi tak ada yang menyangka akan mendengar kabar seheboh ini, setara kekuatan mantra terlarang. Murid Grand Avonturir Jurang, orang yang mengalahkan Prometheus... pemuda ini?
Demi Dewa Laut, untung tadi tidak gegabah. Katanya orang ini sampai melukai Raja Paus Rafael... benar-benar gahar!
“Ini... ada sedikit kesalahpahaman. Aku bukan muridnya. Lagipula waktu itu Prometheus sama sekali tidak mengerahkan seluruh kekuatannya, jadi tidak bisa dijadikan patokan.”
Kaisar cepat-cepat menggelengkan tangan menyangkal.
“Jangan dengarkan dia! Waktu itu transformasi pausku belum sempurna, bahkan dengan kekuatan penuh pun aku bukan lawannya!”
"Benar, aku juga mau bocorin rahasia!" Rolandman berbisik di dekat telinga Marilyn, Caesar yang berada di dekatnya jelas mendengar... Ternyata dia membongkar hubungan Caesar dengan Elina dan Clarisse, benar-benar jahat!
Kali ini Marilyn tidak bisa tidak tertarik. Awalnya khawatir hanya pertunjukan kosong, tapi ternyata menemukan harta karun. Dia sudah lama kesal karena namanya tidak masuk dalam tiga besar klan laut. Apa bukan kecantikan? Tiga perempuan itu hanya bisa pura-pura polos, ini tidak adil.
"Tuan Caesar, ke depannya mohon bimbingannya ya."
Sekarang Caesar akhirnya paham mengapa Prometheus dan Rolandman pusing menghadapinya. Dia juga tidak tahan! Rolandman tidak punya kesempatan, sementara dia sendiri tidak berminat. Ini bagaimana? Selama ini hanya dengar lelaki paksa perempuan, tidak pernah dengar kasus terbalik begini.
"Hehe, berkenalan dengan Nona Marilyn adalah kehormatan bagi Caesar. Di turnamen kali ini banyak pahlawan, pasti Nona akan menemukan berkahnya. Menurut prosedur sekolah, kami harus segera kembali. Permisi dulu, lain kali aku yang traktir."
Setelah berkata demikian, dia menarik Diddy sambil menutup mulutnya. Bati dan Zhebie mengangguk mengikuti Caesar keluar, sama sekali tidak memberi kesempatan bicara. Jika tetap tinggal... konsekuensinya serius!
Penyair keliling yang baru saja pamer retorika diam-diam mengambil bungkusan. Orang miskin tidak punya harga diri, kalau ada yang mentraktir ya ambil saja.
“Hoi, kalian berdua makin berani ya! Hal seru begini malah pada sembunyi-sembunyi datang tanpa kabarin gue!”
“Putri bangsawan, keberadaanmu kan selalu nggak jelas. Cuma kamu yang bisa cari orang, mana ada yang bisa nemuin kamu!” Prometheus tersenyum kecut.
Bicara soal ibu Marilyn, sosoknya sejajar dengan Enam Wangsa Besar. Meski pengaruh Keluarga Carol lebih besar, jangan pernah remehkan ibu yang dijuluki Penyihir Darah ini. Legenda mengatakan di masa mudanya dia punya "hubungan khusus" dengan para raja laut. Tapi akhirnya memilih hidup lajang karena rumitnya urusan hati. Harta karun terbesarnya adalah jaringan kasino terluas di klan laut, tersebar di wilayah Enam Wangsa, terutama markas utama di kota kerajaan Suku Hiu. Di sini semua bisa dipertaruhkan, asal berani.
Rolandman si korban malang ini dulu masuk kasino cuma buat mendekati cewek. Eh malah hampir kehilangan nyawa sendiri. Sekarang dia ketiban sial bertemu setan hidup ini. Urusan "mengorbankan hutan demi satu pohon" jelas bukan gayanya!
“Hmph, hari ini mood Nona lagi baik. Nggak mau ribut. Orang ini oke, jadi milik gue. Kalian yang urusin!”
……
Prometheus dan Rolandman saling bertukar pandang penuh tanya. Urusan kaya gini minta dibantuin? Baru dengar!
"Nona Marilyn, cinta bukan seperti ini. Ini, kamu harus menggunakan kemampuanmu sendiri. Lagipula dengan daya tarikmu, mana mungkin dia bisa menghalangi? Benar kan, Xiumi?"
"......Benar, sepenuhnya benar. Lebih nyata daripada kebenaran, aku setuju sepenuhnya!"
"Cukup, kalian berdua tak perlu menjilatku. Untuk sementara orang ini ditetapkan sebagai target utama. Kalian pergi cari tahu shio dan tanggal lahirnya, kondisi saat ini - semakin detail semakin baik. Terutama konfirmasi hubungannya dengan Elina dan Clarisse. Selain itu, perhatikan juga target lainnya. Ibu bilang, harus melebarkan jaring selebar mungkin biar persentase keberhasilannya tinggi."
"......Siap, kami akan melaksanakannya."
Prometheus menginjak kaki Loradman dengan keras. Dasar bajingan yang cari masalah! Kompetisi penting sebentar lagi masih harus direpotkan oleh urusan seperti ini. Malangnya Luo Luo yang terjepit di kedua belah pihak hanya bisa tersenyum kecut sambil menahan sakit.
Suatu tempat di dasar laut.
Ini adalah daerah tandus. Karena terletak di laut dalam dengan kontur berbahaya dan arus kacau yang ganas, hampir tak ada jejak kehidupan. Sesekali terlihat beberapa makhluk laut, tapi jika mengikuti sedikit cahaya ke kedalaman laut, akan terlihat kilau pucat menyakitkan di dalamnya.
Empat arwah yang sepenuhnya diselimuti bayangan hitam dengan aura kematian berdiri di hadapan energi hitam yang lebih pekat. Segala sesuatu tentangnya tersembunyi dalam kegelapan, kekuatan kematian tak berujung seolah menyatakan bahwa kematian adalah kekuatan terkuat di dunia ini.
"Giaguru, kau membuatku sangat kecewa. Tahu?"
"Bayangan paling kiri segera berlutut, 'Yang Mulia Penguasa, maafkan kesalahanku. Tak kusangka Naga Sihir tiba-tiba muncul mengacau. Kekuatan kematianku masih fluktuatif, tak mampu melawan magic terang.'"
Energi hitam mendengus, "Kali ini kupahami. Segera kumpulkan peta Dewa Laut dan temukan benda yang tertera! Kuinginkan itu - tak peduli caranya! Jika gagal lagi, akan kugunakan metode lebih langsung. Paham?!"
"'Siap Yang Mulia. Kami sudah punya rencana matang.'"
"'Bagus. Tak mau dengar proses, hanya hasil. Pergilah! Gunakan tubuh sempurna dan kekuatan baru yang kuberi untuk membangun tanah harapan baru para arwah. Ha ha ha ha...'"
Tertawa gila itu menyusut perlahan hingga lenyap.
Empat pria berjubah hitam tetap berlutut, baru bangun setelah beberapa saat.
"'Giaguru, kau mempermalukan kami! Dulu kau Raja Putri Duyung, tapi dua kota kerajaan pun tak bisa ditaklukkan! Kami ikut terseret!'"
"'Jenderal Shuimei, sudahlah. Orang yang mendapat perhatian khusus Sang Penguasa pasti luar biasa. Kondisi tak terduga wajar terjadi.'"
"'Hmph! Tak percaya anak kemarin sore bisa sehebat itu. Jangan-jangan ada yang sengaja melemahkan permainan.'"
Giaguru tak membantah. Bayangannya memudar perlahan lalu menghilang.
"'Jangan-jangan dia punya niat lain?'"
"'Mungkin.'"
"'Lalu kenapa tadi kau membelanya?!'"
"Hehe, keluarga kerajaan kita punya banyak waktu. Bertahun-tahun sudah kami tunggu, tak masalah menunggu sebentar lagi. Mari kita tonton pertunjukan bagus ini. Tidakkah kau merasa saling menghancurkan itu menarik? Terjebak dalam pusaran nurani dan ambisi, arwah yang berpindah haluan di tengah jalan memang tidak murni, jiejiejie......"
"Hahaha, tetap saja kau yang paling jahat! Pantas saja wajahmu jelek!"
"Jelek? Selera estetika terbelakangmu setelah ratusan tahun tetap tak berubah! Siapa yang berani bilang jelek melihat postur tubuh ini?"
Pinggiran Kerajaan Duyung.
Seorang perempuan jomblo sedang berjalan cepat. Meski memakai cadar, lekuk tubuhnya yang anggun menunjukkan kecantikannya. Di waktu seperti ini, di tempat sepi dan liar, seorang gadis sendirian sangat berbahaya. Apalagi Kerajaan Duyung sekarang penuh dengan orang-orang campuran. Segala macam orang bergegas ke sini - sifat suka keramaian tidak membedakan baik dan jahat.
Dua petualang dari Klan Kepiting menghalangi jalan gadis itu. "Nonik, mau ke mana? Daerah ini tidak aman, biar Kakak-kakak temani ya."
"Benarkah? Hu hu... syukurlah, akhirnya ketemu orang baik. Aku lelah dan lapar, boleh minta makanan dulu?"
Gadis itu menurunkan cadarnya. Ekspresi polos dan pemalu itu membuat dua prajurit kepiting berambisi membara. Jarang sekali menemukan barang bagus seperti ini, apalagi masih perawan dari Wangsa Daus. Kali ini mereka benar-benar untung bisa menikmati perawan bangsawan.
"Tentu saja tidak masalah, di dunia ini siapa yang tidak kenal dengan 'Kepiting Laut Ganda' yang suka menolong. Ini, kami bawa oleh-oleh khas, makanlah."
Salah satu dari mereka mengeluarkan makanan dan menyodorkannya, sambil ingin memanfaatkan kesempatan untuk meraba tangan mungil gadis itu. Tapi sang gadis menghindar dengan halus, "Dua Kakak jangan buru-buru. Aku belum ada tenaga, kalian juga... tidak akan nyaman. Aduh, aku tidak mau bicara lagi."
Gadis itu makan dengan malu-malu. Dua petualang itu hampir meledak kegirangan. Tak disangka bertemu gadis manis yang begitu paham situasi. Pantas saja hari ini terasa ada keberuntungan.
Gadis suku Daus sedang asyik makan bersama dua serigala tua di sampingnya. Dua petualang itu sudah tidak sabar, ingin mendekat dan meraba-raba untuk memuaskan nafsu. Baru beberapa langkah, tubuh mereka tiba-tiba lemas seperti bola yang kempes, lalu muncul tiga bayangan goyah di tempat itu.
Gadis yang sedang makan itu juga berhenti, "Aku bilang, kalian bertiga sangat membosankan! Kenapa terus mengikutiku sepanjang jalan?!"
"Duel!"
"Sudah kukatakan ribuan kali! Kita semua peserta pertandingan, tidak boleh bertarung diam-diam! Nanti diskualifikasi!"
"Duel!"
"Benci sekali! Cuma bisa mengulang kata itu terus! Kalian suku ubur-ubur memang idiot semua! Aku tidak mau peduli lagi!"
Gadis kecil itu pergi begitu saja setelah menepuk pantat selesai makan, tiga bayangan pun bergoyang-goyang mengikutinya. Sesekali mereka menyebut-nyebut soal duel. Bahkan Lilyth yang biasa merasa jago menggoda orang pun jadi kesal. Sungguh langka menemukan orang yang tak bisa dihadapi dengan cara kasar maupun halus. Tapi dia tak mau melakukan pertandingan tanpa arti ini, apalagi lawannya adalah ubur-ubur yang goyah. Tak ada semangat!
Awan badai berkumpul, para jagoan dari berbagai penjuru berdatangan ke Kota Raja Duyung. Pertempuran besar akan segera dimulai...
Diskusi Panel Ritual Pemilihan Raja Laut.
Presenter Kao: "Halo semua, saya Kao. Kao dari K, Kao dari O. Sebenarnya yang paling tampan di buku ini adalah aku, paling humoris adalah aku, paling disukai adalah aku... Saranku, jadikan aku pemeran utama!"
Diddy mengayunkan belati di sekitar tubuh Kao: "Kepala, bagian mana yang mau dipotong?"
Kaiser tersenyum tipis: "Pilih yang paling lunak di atas, atau yang paling lunak di bawah."
...Konten tidak pantas untuk anak-anak, hilang dari radar.
Zhebie: "Di sini saya jujur, sebenarnya saya suka bicara. Tapi katanya orang berkelas harus misterius, hemat kata. Jadi beginilah caraku. Berbicara ada filosofinya, terbagi menjadi 'ber' dan 'bicara'. Tampak mudah tapi sulit..."
Tiba-tiba seorang botak muncul: "Halo semua! Biksu Mengyi dari Kuil Mimpi. Saya bisa menjelajah waktu-ruang, setelah 500 tahun akhirnya menemukan penerus sehebat ini. Ikutlah aku!"
Zhebie yang sedang berjuang dibawa pergi oleh biksu...
“Penguasa Arwah muncul secara mengejutkan, aura kematian menyebar, wibawanya menggentarkan, pandangan sekilasnya memusnahkan ratusan nyawa.”
“Halo semuanya, aku Visanderu, orang dekat memanggilku Xiao Wei. Bagi yang suka, tolong beri suaramu, teriakkan bersamaku - Gaya ku adalah kurusku, oh yeah!”
Penguasa Arwah membuat formasi yang sangat keren,...cuaca hari ini cerah sekali,...kenapa kalian semua memandangku dengan tatapan begitu serius?
Elina: “Kak Kedua, katanya sup tulang sangat mengisi ya?”
Clarisse: “Juga mempercantik, tulang ini mungkin sudah puluhan ribu tahun, pasti sangat bernutrisi!”
Yisa: “Ck ck, tidak higienis sama sekali, kita harus mengejar selera. Ingat toko khusus Yisa - tidak beli yang tepat, hanya beli yang mahal!”
Penguasa Arwah: Dingin..., teman-teman, di dunia ini kita harus saling menghargai martabat. Jarang bisa tampil, eh, eh, jangan ditarik, aku akan hancur... ini pinjaman...
