Kaisar dan kawan-kawannya sedang mempersiapkan diri, Kolorissio juga sibuk bersiap. Awalnya dia tidak terlalu berharap - masa iya Kaisar mau menerima undangannya di saat seperti ini? Tapi kalau bisa datang tentu lebih baik. Yang paling senang tentu Xiao Bote dan Roye. Semakin lama ditunda, posisi mereka semakin lemah.
Lokasi yang ditentukan Kolorissio adalah Istana Mimpi Air. Di Kerajaan Duyung, mana ada lelaki yang tidak tahu Istana Mimpi Air? Tempat itu adalah surga. Dari namanya pasti semua sudah paham maksudnya: pusat hiburan lengkap dengan fasilitas makan-minum-bermain. Peringkatnya termasuk yang tertinggi di klan laut, tapi harganya juga selangit. Para dayangnya semuanya gadis duyung cantik - ciri khas lokal. Musik dan fasilitasnya top banget. Kalau mau melakukan hal-hal 'lain', selama ada uangnya, semua keinginan bisa terpenuhi di sini.
Kolorissio tentu mampu membiayai, jadi dia mengadakan jamuan untuk Kaisar di sini, bahkan itu adalah jamuan spesial, dan dia juga memberi instruksi khusus – dia pelanggan tetap di sini, jadi petugas pasti akan memenuhi permintaan layanan khususnya.
Sejujurnya, meski sering keluar masuk istana kerajaan, Kaisar tetap merasa canggung di tempat ini... Gadis-gadis di sini berpakaian terlalu minim, dan mata berkaca-kaca mereka terus-menerus menyiratkan sesuatu. Untungnya pelayan langsung membawanya ke ruang privat yang sudah dipesan Kolorissio setelah mengetahui identitasnya.
Seperti dugaan semua orang, kamarnya sangat luas – bisa menampung belasan orang tanpa masalah. Untuk menunjukkan kemewahan, meja makan yang digunakan adalah meja panjang khusus pesta besar, dikelilingi penari dan penyanyi. Suara Putri Duyung memang termasyhur, tentu tidak boleh ketinggalan di sini. Lagipula bisa tampil di tempat ini pasti luar biasa.
...Sayangnya tujuan Kaisar datang ke sini bukan untuk ini. Agak disayangkan – tujuannya adalah makan!
"Haha, Teman Sekelas Kaisar, terima kasih sudah datang! Aku khawatir kau menolak!"
Kolorissio menyambut dengan senyum lebar.
"Tidaklah. Kita semua teman sekelas, pertengkaran kita dulu justru jadi pengikat persahabatan. Undangan dari teman sekelas, mana mungkin Kaisar menolak?"
"Terlalu sopan. Silakan, silakan."
Kolorissio menepuk-nepuk tangan, para dayang pun mulai menyajikan hidangan lezat dan minuman anggur. Dua putri duyung tercantik tidak pergi, melainkan tetap mendampingi Kaisar - satu menyangga botol anggur, satunya lagi melayani Kaisar menyantap hidangan. Begitu pandangannya tertuju pada suatu hidangan, sang putri duyung akan menyuapkannya dengan anggun. Setiap gerakan mereka terlatih khusus, mampu memamerkan postur tubuh sempurna sekaligus menonjolkan aura elegan. Jelas ini hasil latihan para ahli, karena dalam bidang ini, daya tarik justru terletak pada kesan samar dan jarak yang terjaga.
Kaisar adalah lelaki, itu sudah pasti. Meski bisa melihat daya tarik mereka, Kaisar bukanlah pria biasa. Menyebut mereka perempuan rendahan jelas keterlaluan - kedua putri duyung ini memang luar biasa cantik, dan jelas masih perawan... Kaisar mulai curiga. Jika tujuannya sekadar menjalin hubungan, mengapa harus mengorbankan "modal" berharga seperti ini? Dia bukan idiot. Jelas-jelas kedua gadis ini dipersiapkan khusus untuknya.
Situasi ini semakin menarik. Ada maksud apa di balik semua ini?
Pandangan keduanya bertemu. Secara spontan mereka menyungging senyum khasnya, "Haha, mari Kaisar teman sekelas! Aku duluan yang bersulang. Biar air lalu menjadi penghapus dendam!"
Kaisar mengangkat piala anggurnya, "Yang Mulia terlalu rendah hati. Sejatinya kita tak pernah bermusuhan. Lagipula kita sama-sama berjuang demi kejayaan Akademi. Bukankah kita seharusnya menjadi sekutu?"
“Kolorissio memang tidak terlalu diperhatikan di antara orang banyak, orang ini juga tetap memegang prinsip rendah hati, melewati babak kualifikasi tanpa gejolak, benar-benar tak ada yang menyadarinya. Tapi Kaisar pernah menyaksikan kemampuan sejatinya, orang ini tidak biasa, kemungkinan tidak kalah dari Xiao Bote. Yang paling terkenal belum tentu yang terkuat.”
“Hehe, aku yang terlalu kuno. Mari, saya minum duluan sebagai penghormatan!”
Sambil berkata demikian, Kolorissio menghabiskan minumannya sekali teguk. Jika tidak menyaksikan perbuatannya, sulit membenci dirinya.
Kaisar juga minum dengan lega. Bagaimanapun dia tidak takut diracuni orang itu,... Lagipula sepertinya tidak perlu. Dari sudut manapun, alasan mereka tidak cukup kuat. Apalagi Kaisar paling tidak takut dengan hal seperti ini. Justru lebih baik jika mereka mencoba meracuninya.
“Haha, kemampuan Teman Sekelas Kaisar semakin mengagumkan. Hanya beberapa hari tidak bertemu sudah membuat kemajuan pesat. Aku benar-benar iri sekaligus kagum. Mungkin ini bakat alam yang tidak bisa ditandingi. Kemenangan Teman Sekelas Kaisar dalam kompetisi ini sudah pasti!”
“Pangeran terlalu sopan. Banyak sekali pesaing kuat dalam pertandingan ini. Aku tidak punya kepastian mutlak, hanya akan berusaha semampunya.”
“Teman Sekelas Kaisar terlalu formal. Jangan panggil 'Pangeran' lagi. Anda tahu kondisi saya. Memanggil gelar seperti itu justru menjadi sindiran. Panggil saja Kolor, kita tidak perlu menjaga jarak.”
Kolorissio tersenyum kecut, ekspresinya sama sekali tidak dibuat-buat. Perkataannya sangat realistis, berani mengungkap bekas lukanya sendiri, membuat Kaisar sedikit mengaguminya. Sayangnya Kaisar juga bukan orang yang bisa dianggap remeh.
"Kalau begitu saya tidak sungkan lagi, Saudara Kolor. Menurut saya dunia luar tidak memperhatikanmu, kemampuan timmu mungkin melebihi Yang Mulia Xiao Bo Te!"
Kaisar memuji dengan tulus.
Hati Kolorissio mendadak ciut, ia segera membantah, "Saudara Kaisar jangan bercanda, kemampuan saya yang pas-pasan ini saya sendiri pahami, tidak pantas disebut."
Sial! Roye dan Xiao Bote sedang berada di balik layar, semua kejadian di sini bisa terdengar jelas. Kalau Kaisar berkata begitu, bukankah itu mencari masalah untuknya?
"Benarkah? Kerendahan hati adalah kebajikan manusia, tapi kami klan laut menganut prinsip realitas. Jangan bahas ini lagi, menyia-nyiakan hidangan lezat di atas meja adalah pemborosan."
"Benar, benar! Mari kita makan! Kalian masih bengong apa lagi!"
Dua dayang cantik segera menyajikan hidangan untuk Kaisar, mendekat penuh tubuh ke Kaisar namun tidak benar-benar bersentuhan, membentuk lengkungan elegan yang memungkinkan Kaisar melihat pemandangan "megah" hanya dengan sedikit menoleh. Sungguh hiburan ganda. Mereka jelas telah mendalami psikologi lelaki. Namun Kaisar dalam hati mengejek,... Tiba-tiba ia tersadar: Mustahil Kolorissio tidak tahu hubungannya dengan Elina. Menurut intel Yisa, skenario ini mungkin terkait Xiao Bote dan Roye. Kolorissio yang sedang terdesak pasti butuh dukungan. Keluarga Xiao adalah "gunung penopang" besar. Alexis ingin menciptakan pemerataan kekuasaan – di atas ada kebijakan, di bawah ada solusi. Jika keluarga Reynolds dan Xiao bersekutu, bukankah itu menguntungkan kedua belah pihak? Layaknya sepasang kekasih, wajar saja mereka "bermain mata".
Tema utama perjamuan Hongmen kali ini rupanya adalah rayuan sensual.
Kaisar yang telah menguasai inti persoalan pun mulai menikmati hidangan. Trik-trik remeh ini tak mempan padanya. Bagi-Nya, cinta dan nafsu adalah satu kesatuan. Urusan orang lain bukan wilayah-Nya, tapi bagi-Nya sendiri, hal sakral seperti ini tak boleh diperlakukan sebagai mainan anak-anak. Dalam hal ini, Ia jelas berbeda dari golongan Xiao Bote.
Melihat Kaisar makan minum sepuasnya, Kolorissio justru merasa gelisah di dalam hati. Namun Roye dan Xiao Bote yang berada di belakang layar sangat gembira. Asal orang itu mau makan, pasti akan muncul masalah. Hmph, dengan anggur dan wanita cantik, tidak perlu khawatir orang ini tidak terjebak. Begitu kejadian terjadi, bahkan jika baru akan terjadi, pasukan lain akan segera bertindak. Putri Alena pasti tidak akan memilih lelaki dengan mental lemah dan perilaku buruk. Roye sudah menahan diri bertahun-tahun, mana mungkin membiarkanmu mendapatkan segalanya dengan mudah. Xiao Bote di sisi lain juga demikian, pasti akan menghancurkan khayalan polos Clarisse. Hal-hal seperti putri dari rakyat jelata hanya pantas ada dalam novel, di dunia nyata tidak bisa diterapkan. Hmph, Kaisar yang emosinya tidak stabil mungkin bahkan akan gagal dalam turnamen duel. Benar-benar taktik membunuh dua burung dengan satu batu.
“Kaisar makan dengan lahap, sama sekali tidak sungkan. Fisiknya yang kebal terhadap racun memang hebat. Sebenarnya, Kolorissio juga tidak akan menggunakan cara rendahan seperti memberi obat dalam minuman. Kunci masalahnya terletak pada dua dayang. Dayang Putri Duyung telah mengoleskan wewangian khusus di dada putih lembut mereka - bukan sesuatu yang alami, melainkan ramuan khusus. Awalnya aromanya terasa ringan dan murni, menyegarkan pikiran, namun perlahan merangsang saraf. Saat otak lelaki terangsang, reaksi mudah muncul di area lain. Suara merdu dan alunan musik di samping pun mulai berubah bernada flirting, meski masih jauh dari kesan mesum. Kolorissio mengendalikan porsinya dengan baik, tidak berlebihan agar tidak mencurigakan. Setelah mengalami banyak peristiwa pahit, Kolorissio kini lebih bisa menahan diri daripada siapapun. Ketangguhan Suku Hiu Perawat hanyalah permainan anak-anak di hadapannya.”
“Tiba-tiba seorang pelayan masuk dan berbisik di telinga Kolorissio. Kolorissio mengerutkan alis, jelas tidak ingin ada gangguan di saat seperti ini. Namun Kaisar di seberang sudah bertanya.”
“Saudara Kolor, ada masalah? Ah, aku lupa! Hari ini seharusnya mengajak Kao dan kawan-kawan makan bersama untuk merayakan lolosnya kita ke babak berikutnya. Jangan-jangan Kao yang datang?”
"Kolorissio belum sempat menjawab, Kao sudah menerobos masuk, 'Goblok, kepala, kamu benar-benar tidak adil! Sendirian di sini makan makanan besar, meninggalkan kami sekelompok orang di sana. Aku sih tidak apa-apa, tapi bagaimana bisa membiarkan dua putri menunggu lama!'"
"'Ini semua salahku, lupa, lupa, Saudara Kolor. Sepertinya aku harus berpamitan dulu.'"
"Kolorissio segera berdiri, 'Tidak, tidak, ini salahku. Seharusnya tahu Kaisar punya urusan sehingga tertunda sehari. Begini saja, lebih baik kita manfaatkan hari ini. Aku juga sudah lama ingin berkenalan dengan teman sekelas Kao, penerus Kapak Vakum Karnaro memang luar biasa. Mari duduk dan minum beberapa gelas. Yang lain akan kusuruh pelayan untuk memberitahu.'"
