Sekarang banyak orang yang bingung, memang benar masalah yang mereka pikirkan mati-matian, kalau tidak dianggap tidak menghormati pahlawan mereka, yaitu gelar siswa Kaisar Alexander. Mayoritas ahli memiliki julukan sendiri, seperti Andrei yang meski baru debut tapi sudah dapat gelar Dewa Api, Diddy dengan Julukan Malaikat Maut yang Tersenyum, Bati sang Prajurit Tangguh, Kao dengan Kapak Penguasa juga begitu. Tapi Kaisar yang kemampuannya luar biasa malah belum punya gelar. Bukan tidak mau, tapi Kaisar terlalu misterius dan sulit dipahami, orang-orang tidak bisa menentukan posisinya dengan pasti.
Kemampuan sebagai ahli sihir-sekaligus-prajurit sejati, semangat tak tergoyahkan di lapangan, plus hati yang mampu menampung bakat. Benar-benar energi emas sang Raja. Kaisar sekarang saja sudah sehebat ini, level kultivasinya di ilmu bela diri di masa depan pasti tak tertandingi di dunia. Ajang pertukaran ini hanyalah ujian pertama untuk menunjukkan taring.
Julukan Kaisar Agung Kaisar tiba-tiba populer. Hanya gelar sebesar ini yang layak menyandingi kemampuan Kaisar yang tak tertandingi. Tentu banyak juga yang mengejek gelar ini, menganggap Kaisar terlalu sombong. Kaisar Agung? Omong kosong! Dalam sejarah klan laut belum ada yang berani pakai gelar ini. Julukan seperti Raja Iblis Pengacau dll hanya barang kwetiauw. Lagipula Kaisar belum menang kompetisi. Tentu saja julukan ini bukan buatan Kaisar sendiri. Terserah mau dipanggil apa, klan laut tidak pelit seperti manusia. Kebebasan berpendapat, mau panggil apa saja asal senang. Dan Kaisar Agung memang enak diucapkan.
Mendengar gelar ini, Kaisar juga merasa antara ingin tertawa dan menangis, tapi tetap ada perasaan tertentu. Ketika seluruh stadion bersorak untuknya, memang terasa seperti menjadi penguasa dunia. Tak heran banyak orang menyukai kekuasaan, kepuasan seperti itu memang sulit ditolak.
Selain pertandingan Kaisar, pertandingan lain juga cukup menarik. Lawan yang kuat memang mudah memicu percikan api. Seperti Kao yang terpaksa menggunakan kapak perang. Dialah peserta pertama yang menggunakan senjata suci. Begitu Kapak Vakum dikeluarkan, efeknya benar-benar luar biasa. Serangan ganasnya membuat lawan tak bisa membalas. Toh tak semua orang punya kekuatan seperti Kaisar yang bisa melawan senjata suci. Sea Wave Slash dari Kapak Vakum Jianaluo memang sangat gahar, meski sempat mengalami kesulitan. Penggunaan senjata suci yang terlalu dini juga menunjukkan keterbatasan kemampuannya sendiri.
Peserta lain lancar-lancar saja, terutama Bati. Kalau saja Kaisar tidak terlalu mencuri perhatian, penampilannya juga cukup menonjol. Lawan dibuat tercengang oleh kelincahan di balik tubuh besarnya, integrasi serangan dan pertahanan yang menjadi ciri khas benteng pertahanan. Zhebie dan Diddy lolos dengan mudah. Kaisar sama sekali tidak mengkhawatirkan kemampuan mereka, terutama Zhebie. Anak ini suka diam-diam beraksi. Kemampuan memanahnya yang luar biasa bahkan membuat Kaisar pusing. Sejujurnya, Kaisar sendiri cukup lincah dan terkadang suka pamer. Tapi Zhebie sama sekali tidak punya hobi seperti itu. Untuk melihat kemampuan aslinya, benar-benar butuh lawan yang kuat sebagai pendamping terbaik.
Pertarungan antara Elina dan Clarisse adalah satu-satunya yang bisa mempertahankan popularitas. Daya tarik gadis cantik sama sekali tidak boleh diremehkan. Keduanya berhasil lolos. Lawan Elina cukup kuat, namun Putri Ketiga Klan Naga bukanlah palsu. Dengan mengintegrasikan kristal naga Raja Naga Es, aura naga bawaan Elina secara alami membawa kekuatan dingin yang secara bertahap akan memperlambat gerakan lawan selama pertarungan - sebuah keuntungan tak terduga... Sedangkan lawan Clarisse bisa dibilang relatif lebih lemah. Bagaimanapun ini adalah kandang sendiri Putri Duyung, tak seorang pun ingin membuat Putri Clara kehilangan muka. Tentu semakin jauh babak, lawan akan semakin kuat dan tidak ada cara lain.
Setelah pekan pertama pertarungan sengit, 128 peserta langsung berkurang separuh. Tingkat eliminasi ini sungguh terlalu tinggi. Namun masuknya ke babak utama justru menunjukkan daya rusak para peserta. Lapangan yang rusak dan tidak bisa digunakan mencapai tiga puluh sembilan. Staf terpaksa bekerja lembur untuk perbaikan darurat. Tentu saja publik 100% mendukung daya rusak seperti ini - barulah bisa menunjukkan kelas dunia.
Sore hari, pulau ini tetap ramai seperti biasa, di mana-mana ada berbagai acara yang diorganisir oleh panitia pertandingan. Ini adalah waktu yang menyenangkan bagi penonton, namun sebagian besar peserta memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Para ahli sihir melakukan penyesuaian kondisi mental, karena pengurasan energi dari pertandingan sengit sama sekali tidak boleh diremehkan - jika tidak, mereka sendiri yang akan dirugikan. Para prajurit juga sedang bermeditasi untuk memulihkan stamina. Setiap pertandingan saat ini sangat krusial. Meskipun di luar banyak gadis cantik yang antusias, bersenang-senang di saat seperti ini jelas merupakan tindakan bermain api. Panitia juga telah menetapkan zona khusus peserta untuk menjamin istirahat mereka.
Kaisar pun tidak berani lengah. Seorang diri ia melakukan Sirkulasi Zhou Tian Besar. Meski tidak pelit dengan ilmu pada teman-temannya, sayangnya jurus-jurus dari kitab rahasia bela diri langka ini tidak bisa dipelajari orang lain. Berlatih sendirian terkadang terasa membosankan. Kini teknik sirkulasi ini semakin dikuasainya. Tidak hanya memulihkan kondisi fisik, setiap kali Qi Tempur Laut-nya juga meningkat sedikit... Tapi apakah ini akan meledak jika terus berlanjut? Pikiran aneh ini membuat Kaisar cepat-cepat menggelengkan kepala. Orang tampan seperti dirinya pasti tidak akan mati muda.
Berbaring sendirian di tempat tidur menatap langit-langit, bayangan masa kecilnya bersama Elina dalam tong anggur gelap gulita muncul di benaknya. Kegembiraan dan keheranan saat pertama kali melihat Elina... serta sedikit kepanikan yang tetap terasa mengasyikkan untuk diingat.
Tok-tok...
Siapa yang datang di waktu seperti ini? Tunggu, langkah kaki ini!
Di luar pintu, Elina masih melihat ke sekeliling, dan dalam sekejap ia menyadari dirinya sudah dipeluk masuk ke dalam ruangan.
"Hihi, Putri yang cantik, apakah merindukan ksatria Anda, sampai bertemu diam-diam di tengah malam?"
"Jahat banget, jahat banget! Aku datang dengan niat baik mengunjungimu, malah membuatku kaget!"
Saat ini Elina benar-benar menunjukkan sikap seperti putri kecil. Turnamen duel telah mengubah mereka menjadi figur publik, membuat rencana kencan diam-diam semakin sulit. Untungnya aturan di area peserta sangat ketat, orang luar tidak bisa masuk. Wanita yang sedang jatuh cinta sebenarnya lebih impulsif dan gigih daripada lelaki. Tak tahan dengan rindu, Elina pun menyelinap datang.
"Kita benar-benar telepati! Baru saja aku memikirkanmu!" Kaisar mencium pipi Elina. Seiring perkembangan hubungan mereka, keberaniannya semakin besar.
Elina malu-malu menempel di dada Kaisar. Gerakan kecil sekalipun antara kekasih bisa membuat jantung berdebar. "Hmph, siapa tahu kamu memikirkan siapa. Kaisar-ku, hamba datang memberi salam."
"Hmm, baik. Permaisuri, bangunlah." Kaisar berpura-pura bersuara kasar, tapi di tengah kalimat sendiri sudah tak tahan tertawa.
“Kamu ini, benar-benar... Tapi gelar ini aku suka, baru pantas untukmu!” Elina jarang menunjukkan sisi mempesonanya. Sebenarnya gadis Suku Naga Laut sangat patuh di hadapan lelaki yang benar-benar mereka kagumi. Tiga kepatuhan dan empat kebajikan juga menjadi ajaran bagi perempuan Suku Naga Laut. Tentu saja sebagai lelaki harus lebih unggul darinya, kalau tidak posisi sang suami akan sulit.
Mata mereka saling bertatapan, sesaat enggan bicara. Kadang mereka berharap bisa menjadi rakyat jelata tak dikenal, agar bisa bersama setiap hari. Tidak seperti sekarang yang jarang bertemu. Namun setiap pertemuan singkat menjadi ingatan paling berharga.
“Kenapa diam?” Kaisar bertanya lembut.
Elina melirik malu lelaki pujaan hatinya, “Aku sampai pusing dibuatnya oleh performansimu hari ini. Mau melakukan apa saja aku tak tahu.”
Perlahan ia menutup mata. Kecantikannya yang memancar membuat Kaisar terpaku tak bisa berpaling. Sesaat ia lupa apa yang harus dilakukan, hanya refleks mendekat. Perlahan mereka saling menghirup udara satu sama lain, hingga akhirnya menyatu sepenuhnya.
Tok tok tok, tok tok tok...
"Rangkaian ketukan pintu yang mendadak membangunkan sepasang kekasih yang sedang menikmati ketenangan... Siapa lagi ini? Seharusnya bukan orang asing. Kalau sampai ada yang melihat Elina di kamarku bisa bermasalah." Awalnya mereka berpura-pura tidak ada orang, tapi ketukan terus berlanjut. Kedua telinga Kaisar berkedut beberapa kali, sepertinya sudah menebak siapa pelakunya.
Ini adalah si kecil nakal yang tak mungkin membuat dia maupun Elina marah.
Clarisse berdiri di depan pintu sambil memeluk bola dan menarik tangan Xiao Yao. Begitu pintu terbuka, dia langsung masuk memisahkan mereka berdua, lalu memandangi mereka dari atas ke bawah dengan tatapan menuduh seolah keduanya melakukan kesalahan.
"Kak Kedua, kalian berdua tidak sedang melakukan hal tidak sopan, kan?"
"Tuan, Xiao Yao merindukanmu!"
Xiao Yao langsung menempel ke sisi Kaisar tanpa peduli situasi. Kaisar langsung pusing tujuh keliling. Demi Dewa Laut, Elina ada di sebelah sini! Ini benar-benar tindakan bermain api!
Dengan sigap tapi tak mencolok, Kaisar mengalihkan perhatian Xiao Yao, "Bukankah lebih baik bersama dua kakak perempuan ini? Ikut aku pasti hanya akan menderita."
"Tapi aku ingin tetap bersama Tuan!" Mata Xiao Yao dipenuhi tekad. Jika Kaisar sedikit saja melunak dan mengangguk, pasti dia akan langsung menetap di sini.
Xiao Yao bisa masuk karena statusnya sebagai anggota keluarga Putri. Tentu saja orang-orang istimewa seperti Kepala Sekolah juga memiliki akses masuk. Hal-hal semacam ini sangat wajar terjadi.
"Mendengar ini, Elina dan Clarisse sangat paham sifat Kaisar yang mudah berbaik hati pada perempuan. Menaruh si pesona menggoda seperti Xiao Yao di kamar Kaisar, berduaan pria-wanita, terlalu berbahaya, mutlak berisiko!"
"Xiao Yao yang baik, panitia punya prosedur. Kalau ketahuan kamu tinggal di sini, Kakak Kedua bisa dicabut kualifikasinya. Lagi pula harus fokus untuk pertandingan, kehadiranmu di sini tidak nyaman."
Clarisse dan Elina segera membentuk aliansi perang sementara.
Kedua perempuan sudah menolak, mana berani Kaisar menahan? Dia takkan melakukan hal yang membuat Elina tidak senang.
Piqu akhirnya merangkak keluar dari neraka kelembutan, melompat ke badan Kaisar. Kaisar mengangkat makhluk kecil ini, memeriksa perutnya, mencolek dengan jari,...banyak daging.
