Di bawah perbaikan maksimal para perajin, semua arena duel telah direnovasi. Seratus ahli sihir tingkat tinggi siap siaga. Delapan pertandingan per hari dibagi menjadi dua sesi (masing-masing empat pertandingan). Setiap pertandingan akan melibatkan dua puluh penyihir untuk membuat formasi pertahanan magis, sehingga mengurangi kerusakan antar kedua tim. Kemungkinan terciptanya bencana akibat penetasan perisai pertahanan ini sangat kecil.
Ini bukan berarti kemampuan dua puluh penyihir tersebut luar biasa kuat, melainkan mereka memiliki waktu cukup untuk menyusun formasi magis ditambah dukungan kristal tinta dan peralatan lengkap. Hal ini jelas berbeda dengan situasi pertempuran sesungguhnya.
Di balik kedamaian ini tetap ada kejadian tak biasa. Kamar Putri Clara ternyata dimasuki penyusup yang jelas-jelas ahli langka, bukan hanya dalam hal kemampuan tapi juga pengalaman lapangan. Beruntung sang putri tiba-tiba rindu ibu malam itu sehingga pulang ke istana, sehingga tidak memicu kerusuhan. Beberapa dayang hanya pingsan. Namun tindakan berani menghina martabat keluarga kerajaan duyung ini membuat Yang Mulia Alexis murka. Penyidikan diam-diam telah dilakukan meski belum membuahkan hasil.
Berita ini juga diblokade, jika tersebar pasti akan menjadi aib. Tapi Kaisar mengetahuinya karena di kamar Clarisse sebenarnya ada sesuatu yang terjadi - pakaian dalamnya hilang dan tempat tidur berantakan. Sebagai putri yang sedikit perfeksionis, Clarisse merasa jijik melihat pemandangan itu sampai sulit tidur. Pikirannya terus membayangkan pakaiannya berada di tangan si cabul, membuatnya gelisah. Tapi masalah ini tak bisa diceritakan ke siapa pun. Untungnya bagi Clarisse, Kaisar bukanlah "orang lain".
Mendengar kabar ini, sebuah nama langsung terlintas di benak Kaisar. Tapi dia harus memastikannya. Bagaimanapun juga, pentingnya Clarisse hanya di bawah Elina. Kaisar sepenuhnya sadar akan rasa suka dan keterikatan sang putri kecil padanya. Dia sendiri juga menyukai Clarisse yang cantik, menggemaskan, dan berbakat itu. Tapi hubungan mereka masih terasa ada jarak. Namun itu tak berarti Clarisse tak penting di hatinya. Reaksi pertama Kaisar saat mendengar kabar ini adalah ingin mencabik-cabik si bajingan tak tahu malu itu. Kegagalan pertama mungkin akan diikuti percobaan kedua. Dia harus menemukan pelakunya. Berani bertindak di tempat seperti ini, jelas si pelaku sangat percaya diri dengan kelincahannya.
Masalah ini tak bisa diserahkan ke Yisa. Meskipun menghubunginya adalah metode paling langsung, dan dia tahu identitas Billy, tapi hal ini akan merusak martabat keluarga kerajaan jika tersebar. Apalagi Kaisar sudah berjanji pada Clarisse untuk tidak memberitahu siapa pun. Terpaksa Kaisar harus menggunakan metode lain!
Di dasar laut, selain keluarga kerajaan yang memiliki jaringan informasi luas dan ada di mana-mana, masih ada dua entitas lain: Keluarga Carol dan Asosiasi Petualang yang omnipresent!
Markas Besar Asosiasi Petualang di Kerajaan Duyung.
"Tuan Petualang terhormat, ini adalah markas besar Asosiasi Petualang yang tidak terbuka untuk umum. Jika membutuhkan layanan kami, silakan kunjungi gedung di seberang. Semua kebutuhan Anda akan terpenuhi di sana."
Penghalang Kaisar adalah putri duyung paruh baya berperangai ramah. Meski terlihat lemah, jari-jarinya secara reflek bergerak terampil - kebiasaan penyihir tingkat tinggi. Asosiasi Petualang memiliki enam markas besar, masing-masing di setiap kota kerajaan, setidaknya secara resmi demikian.
Jabar sudah terbiasa menghadapi orang yang nekat masuk markas. Petualang berbaju hitam ini meski terlihat muda dari pengalaman, intuisi memperingatkannya bahwa orang ini berbahaya.
"Informasi yang kubutuh tidak ada di sana. Bagaimana cara masuk?"
"Hmm, Tuan, seperti Anda ketahui, setiap level hanya bisa mengakses informasi sesuai tingkatannya - ini berlaku bahkan untuk keluarga kerajaan. Untuk masuk ke sini, minimal level lima bintang. Jika bisa menunjukkan sertifikat terkait, saya dengan senang hati akan membantu."
Sebelum kalimat selesai, sertifikat petualang berkilau dengan enam bintang emas sudah terhampar. Jabar menahan decak kagum, tapi sebagai veteran dia tetap menjaga profesionalisme.
“Dengan membungkuk 90 derajat yang dalam, ia berkata dengan penuh hormat: 'Yang Mulia Abyss Grand Adventurer, saya mewakili seluruh anggota Asosiasi Petualang Putri Duyung menyambut kedatangan Anda. Silakan ikuti saya.'”
Langkah penyihir paruh baya itu gemetar. Di usia dan posisinya, dia telah bertemu banyak tokoh penting. Meski Prajurit Petualang Bintang Enam adalah figur legenda bagi dunia luar (setidaknya masih ada), Abyss Grand Adventurer adalah legenda di antara legenda. Hanya tokoh inti yang mengetahui informasi nyata tentangnya. Bahkan di internal Asosiasi Petualang, kabar tentangnya masih simpang siur. Dan dia... benar-benar bertemu sang legenda secara langsung.
Efisiensi Asosiasi Petualang sangat tinggi, jauh melebihi keluarga kerajaan. Tak lama setelah Kaisar masuk, seluruh markas besar ditutup. Meski jalanan terlihat tenang, sebenarnya situasi telah berubah. Kini lingkungan sekitar sepenuhnya dalam kendali Asosiasi Petualang. Tak ada lagi orang asing yang bisa memasuki area ini.
Kerahasiaan memang merupakan keahlian utama Asosiasi Petualang.
Hanya satu orang yang menyambut Kaisar. Bukan berarti Asosiasi Petualang tidak memberinya perhatian khusus - justru sebaliknya, ini adalah penghormatan tertinggi. Yang menerimanya adalah kepala cabang Kota Raja Duyung dari Asosiasi Petualang, seorang putri duyung tua berkacamata kristal tebal.
“Yang Mulia Grand Adventurer, adakah yang dapat hamba layani untuk Anda?”
“Siapa yang menyusup ke kamar Putri Clarisse?” Kaisar tidak menyembunyikan suaranya. Di level ini, mustahil dia tidak tahu identitasnya.
Putri Duyung tua tetap tersenyum standar, "Yang Mulia Grand Avonturir, Anda pasti tahu aturan Asosiasi Putri Duyung kami. Kami hanya menyediakan intel netral. Masalah identitas petualang lain tidak bisa kami berikan."
Di balik cadar, Kaisar menyunggingkan senyum dingin, "Oh, tidak tahukah pandangan Asosiasi Petualang tentang peringkat pertukaran budaya kali ini?"
Putri Duyung tua tertegun, kilatan tajam muncul di balik lensa kristalnya, lalu terkekeh: "Hehe, Grand Avonturir yang terhormat, informasi tentang petualang memang tidak boleh dibocorkan. Tapi secara pribadi, saya bisa beri saran: keraguan dalam hati Anda adalah jawabannya. Belakangan dia melakukan banyak kasus. Tekanan dari keluarga kerajaan juga besar. Tapi menyinggung Grand Avonturir jelas keputusan paling bodohnya."
"Terima kasih."
"Ah, saya tidak melakukan apa-apa."
"Aduh, ke mana si Bos menghilang? Dari kemarin malam tidak ada. Pertandingannya sebentar lagi mulai! Kalau peserta tidak muncul saat pertandingan dimulai, kualifikasinya akan dibatalkan!"
Kao gelisah seperti ikan kecil dalam jaring.
"Hoi! Kalian tidak punya hati! Kok tidak ada yang khawatir kepala kita hilang? Jangan biarkan si itu menang tanpa bertanding!"
“Sayangnya Yisa, Zhebie, mereka tidak khawatir. Hanya Kao yang berteriak. Hampir semua orang yakin Kaisar akan menang dalam pertandingan ini, karena lawannya hanyalah orang yang tidak dikenal. Tapi sampai sekarang Kaisar belum muncul, membuat pendukungnya mulai cemas.”
“Kalau kamu yang hilang, kami mungkin akan mencari dengan panik. Kaisar anak yang matang, pasti akan datang tepat waktu.” Kata Yisa dengan tenang, membuat hati teman sekelas Kao yang rapuh kembali terpukul.
“Kamu, maksudmu... aku tidak matang?”
Yisa melirik ke atas ke langit, balik bertanya, “Apa kamu pikir dirimu matang?”
Kao yang malang sangat membutuhkan dukungan penuh saudara laki-laki sebangsa. Sayangnya, yang lain sibuk melihat langit atau sepatu, tak ada yang memandangnya. Ah, zaman sekarang memang harus mengandalkan diri sendiri.
Pertandingan akan segera dimulai. Billy sudah naik panggung. Sungguh luar biasa seorang petarung tak dikenal bisa sampai sejauh ini. Sebelumnya tak ada yang tahu bentuk wajah Billy, tapi kini semua tahu ada ahli selevel ini. Sayangnya keberuntungannya berakhir di sini, karena lawannya adalah favorit juara paling misterius - Sang Kaisar Agung.
Ekspresi Billy tidak menunjukkan kepercayaan diri maupun ketakutan. Wajah tampannya memancarkan senyum santai, matanya sesekali menyapu kerumunan penonton. Setiap orang memiliki sejumlah pendukung, termasuk dirinya meski jumlahnya lebih sedikit. Tidak sedikit pula cewek-cewek manis. Ia belum pernah merasakan sensasi menggoda fansnya sendiri. Menikmati perhatian sambil membuka identitas, lalu menguasai orang itu dalam ketakutannya... pasti menjadi pengalaman baru yang menarik. Apakah Kaisar itu kabur ketakutan karena dirinya?
Setelah menyaksikan duel sebelumnya, Billy tidak akan arogan sampai segitunya. Lawannya adalah ahli langka yang menguasai sihir dan bela diri sekaligus. Ia sendiri tidak terlalu yakin bisa menang. Jika bisa menang tanpa bertarung, reputasinya pasti akan melambung tinggi. Siapa tahu ada kesempatan mencicipi rasa sang putri. Beberapa orang mungkin punya skill bertarung bagus, tapi kemampuan mendekati cewek jauh tertinggal. Cukup beri dia sedikit celah, dia bisa membuat wanita itu jatuh cinta mati... Wangi Putri Clarisse begitu memikat. Dorongan untuk menguasainya bergolak dalam diri. Untuk wanita secantik ini, mati pun tidak rugi.
Tanpa sadar Billy menjilat bibirnya. Ini benar-benar hal yang membuatnya bersemangat hanya dengan membayangkannya.
Saat pertandingan hampir dimulai, semua orang mulai khawatir. Wasit dan juri terus memeriksa waktu. Lao Jiao yang berwatak keras sudah murka menyuruh murid dan guru mencari Kaisar. Dasar brengsek Kaisar ini, meski berbakat tapi suka membangkang. Jangan sampai gagal di saat genting... Dia sudah memasang taruhan. Jika kalah... akan dibuatnya jadi budak tiga keturunan!
