Pertarungan dimulai. Clarisse sengaja tidak menjaga jarak. Tongkat Mercury Shamanro diangkat tinggi-tinggi, senjata suci itu memancarkan cahaya putih terang. Di bawah terik matahari, tirai air berwarna-warni turun bertubi-tubi. Elemen air di udara berbondong-bondong menuju senjata suci, sementara laut di kejauhan bergejolak hebat merasakan kekuatannya.
Tirai air yang terus mengecil perlahan membentuk lapisan tipis berbentuk oval. Ini sangat berbeda dengan perisai magic biasa atau perisai air para penyihir, lebih tepat seperti perbedaan antara perisai kayu dan baja.
Magic pertahanan top sihir air——Berkat Dewa Laut!
Clarisse yang dikelilingi pancaran warna-warni bagaikan bidadari turun ke bumi, sungguh sangat indah.
Senjata suci dengan mudah menggores lingkaran besar, pita elemen air putih yang terkonsentrasi membentuk rantai di dalam lingkaran, bersamaan dengan itu, Naga Air demi Naga Air menerjang sambil meraung keluar.
Jurus Naga Air di bawah kendali senjata suci bukanlah sihir rendahan biasa. Ukurannya mungkin tak jauh berbeda, tapi kualitasnya sama sekali berbeda. Kekentalan dan kepadatan elemen air yang terasa jelas memberi tahu semua orang bahwa terkena serangan ini pasti tidak ringan.
Seketika dua belas Naga Air menyerbu dari segala arah ke arah Kaisar yang juga terkejut. Kekuatan senjata suci benar-benar tak bisa diremehkan, ternyata mampu memicu kekuatan Clarisse sampai tingkat ini.
Tak berani lengah, dua belas bola api terkompresi langsung meluncur menyambut serangan, menghentikan Naga Air di tengah jalan. Meski ukurannya kecil, ini adalah bola api terkompresi - masalah kualitas, bukan sekedar ukuran besar.
Di satu sisi mengendalikan dua belas Naga Air, di sisi lain dua belas bola api terkompresi. Magic berputar-putar di tengah mereka, naik turun, menunjukkan kendali magi yang luar biasa. Biasanya mengendalikan tiga-empat Naga Air dengan bebas saja sudah dianggap kendali magi bagus. Situasi saat ini benar-benar spektakuler - dua elemen yang bermusuhan saling beradu strategi, tak ada yang mau mengalah.
Dan di saat ini, di sudut yang jauh, muncul lima tamu tak diundang.
"Menarik. Tak kusangka klan laut punya ahli sihir api seperti ini. Rupanya pengetahuan kita masih kurang luas."
“Benar, kita terus berkembang, klan laut juga tak tinggal diam. Sepertinya mereka belajar dari kesalahan. Orang itu mungkin dari klan gunung berapi.”
Yang lain mengangguk setuju. Meski klan gunung berapi laut tak ikut Perang Bulan Suci, sama seperti klan laut yang memahami bangsa manusia, manusia pun paham betul tentang klan laut - sama-sama.
“Gadis itu sungguh cantik, belum pernah kulihat kecantikan sepertinya. Pasti menyenangkan bisa makan malam bersamanya, kan, Senior?”
“Hehe, itu Putri Clara dari putri duyung, gadis tercantik seantero klan laut. Dia takkan mau makan malam dengan kita.”
“Jangan mempermalukanku kalian berdua! Perhatikan baik-baik pertarungan mereka. Kekuatan Tongkat Air Samanro masih sama hebatnya seperti dulu.”
Dua yang lebih tua tampak terkesan, sementara tiga pemuda itu bersemangat. Andai saja kedua Guru tak melarang, pasti mereka sudah turun membuat keributan.
Di atas panggung, Kaisar dan Clarisse mulai meningkatkan level magic. Setelah Naga Air menghancurkan bola api terkompresi, lima raksasa air raksasa dan lima manusia api muncul dari tanah, saling menyambar dengan ganas. Ledakan sambung-menyambung di arena... Elemen api bertemu elemen air, benar-benar pertemuan musuh bebuyutan. Tak perlu dikendalikan pun pasti bertarung sampai hancur-habisan.
Sedangkan Kaisar dan Clarisse juga tidak diam. Ice Age milik Clarisse terus-menerus dilepaskan. Dalam hal kehalusan sihir, Clarisse yang telah diasuh sejak kecil jauh lebih mahir dibandingkan Kaisar yang lebih mengandalkan teori. Efek senjata suci juga dimanfaatkannya dengan sangat komprehensif. Alexis dan Christina sangat memanjakan satu-satunya putri mereka. Sejak kecil, senjata suci sudah diberikan sebagai mainan - suatu perlakuan spesial yang tidak dimiliki putri mana pun. Karena itu, koordinasi Clarisse dengan senjata suci sangat baik.
Selang-seling Ice Age dikombinasikan dengan sihir es raksasa magis, membuat Kaisar gemetaran. Sebenarnya Kaisar sengaja memberi kebebasan pada Clarisse untuk unjuk gigi, namun karena sedikit meremehkan kemampuannya, sempat kewalahan menghadapi serangan. Jika Clarisse tidak punya kemampuan, tentu tidak akan sampai di sini.
Nona kecil itu semakin senang melihat Kaisar dalam keadaan gemetaran.
Dengan pasrah, Kaisar mengerahkan Qi Tempur Laut dan melayang ke udara. Munculnya Salib Qi Tempur Laut langsung memancing sorak penonton. Kemampuan melayang yang kuat ini menuai kekaguman tak terbatas, karena merupakan salah satu tanda ahli sejati.
Begitu berada di udara, semua serangan Clarisse kehilangan arah. Merasa kesal, nona kecil itu mengerutkan bibir menatap langit, "Kakak Kedua, jangan curang! Turun sekarang!"
Huh... Ini lebih mirip permainan rumah-rumahan pangeran dan putri daripada pertandingan hidup-mati.
Langkah Kaisar ini membuat kelima orang asing terkejut bukan main.
"Kedua orang tua itu juga saling bertukar pandang penuh tanya, serentak berseru: 'Ahli sihir-sekaligus-prajurit!'"
"Tiga pemuda sombong itu juga membelalakkan mata tak percaya,... Ahli sihir-sekaligus-prajurit saja sudah luar biasa, qi tempur yang mampu mengendalikan udara - jangankan klan laut, di seluruh dunia manusia pun hanya segelintir yang bisa, apalagi masih muda!"
"Hehe, rupanya kedatangan kita kali ini tepat. Dengar Styralia menemukan pemuda menakutkannya di klan laut, duel dengannya sampai imbang. Orang ini akan jadi musuh terbesar umat manusia. Waktu itu kukira dia berlebihan, sekarang baru terasa menarik."
"...Guru, qi tempurnya tidak terlalu kuat ya?"
Braak~~~
"Bego! Masih belum kelihatan? Bocah itu sedang main-main dengan sang putri. Kalau kau yang ada di posisinya, perlu keluarkan semua tenaga?"
Murid yang dipukul itu mengusap-usap benjolan di kepalanya, masih tak mau mengakui kehebatan Kaisar yang terbang di udara. Bisa terbang pun belum tentu hebat.
Kaisar di udara tersenyum kecut lalu mendarat. Memenangkan pertandingan dengan elegan sambil membahagiakan si gadis kecil Clarisse ini benar-benar ujian berat.
Clarisse tak sungkan. Dengan senyum licik, tubuhnya memancarkan cahaya menyilaukan. Tiba-tiba muncul Clarisse kembaran persis di sampingnya. Keduanya segera mengepung Kaisar.
Sihir air tingkat tertinggi - Hukum Cermin.
"Lihatlah, inilah puncak ilusi, nyata sekaligus khayal. Tak kusangka para pemuda klan laut sudah mencapai level seperti ini. Rupanya bukan hanya generasi manusia kita yang luar biasa."
"Guru, ini biasa saja. Paling-paling kita anggap satu lawan dua."
Adik seperguruan berkata dengan polos, tak merasa ada yang perlu dikhawatirkan.
Dua guru itu hanya bisa saling lirik ke atas, menyerah untuk mendidiknya lebih lanjut.
"Lao Ma, kedua muridmu memang punya karakter unik!"
"Ah, dua muridku ini terlalu banyak bicara. Muridmu tidak suka berbicara, andai bisa dikombinasikan."
Seorang paruh baya lainnya mengangguk, wajahnya biasa saja namun pedang panjang di punggungnya sangat mencolok. Muridnya hanya diam membayangi lapangan.
Jika manusia biasa melihat mereka, pasti akan sujud takjub. Sebab yang satu adalah Markzhi, salah satu Tiga Magister Sihir manusia. Lainnya adalah Rekumen, Jian Sheng yang telah mencapai level Saint Domain.
Ke mana pun mereka pergi selalu mengagetkan. Pantas saja lima orang ini berani masuk daerah terlarang klan laut. Dengan kemampuan mereka, tak ada tempat yang tak bisa dijangkau.
Kaisar tak ingin menang dengan Qi Tempur Laut. Mengalahkan magic Clarisse semacam ini mudah baginya. Tapi tujuannya bukan sekadar menang, melainkan juga membuat Clarisse bahagia. Dulu hanya Pak Senior yang menjadi keluarganya, kini ditambah Elina dan Clarisse - satu kekasih, satu perasaan ambigu. Yang pasti, dia takkan membiarkan Clarisse terluka.
Dua bayangan cermin Clarisse secara bersamaan melepaskan Embun Beku Galaksi yang tak kenal ampun tanpa celah. Ini adalah magic area ofensif-sekaliigus-defensif beberapa level lebih tinggi dari Cincin Es Iblis.
Jelas saat ini menggunakan sihir api hanya akan memicu ledakan lebih besar. Kaisar juga merasa frustrasi. Tampaknya ingin menyenangkan orang lain, diri sendiri harus menderita. Dengan kedua tangan terentang, dia mengeluarkan jurus andalannya.
Setelah bisa menguasai magic api tingkat tinggi, Kaisar terus berusaha menembus batasan magic lain namun sia-sia. Meski demikian, bukan tanpa hasil. Karena bisa menggunakan magic kompresi, artinya kontrol terhadap elemen ada, hanya tidak bisa dalam bentuk rantai kompleks level tinggi, melainkan lebih sederhana. Ini juga bukan tanpa nilai.
Di tangan Kaisar muncul dua perisai air murni berbasis elemen air. Perisai air dasar ini berbeda—elemennya tersusun rapat. Tak berguna terhadap serangan fisik, tapi efektif menangkal sihir air... Sayangnya ahli sihir air dengan kekuatan magi dan kontrol sehebat ini takkan melakukan hal tidak efisien. Tapi Kaisar tak punya pilihan.
Embun Beku Galaksi Clarisse akhirnya berhasil dihalangi. Kali ini Kaisar tak berani lengah. Sihir api dikeluarkan bertubi-tubi. Jika tak serius, belum tentu tidak mengalami kekalahan memalukan.
Pertama dua bola air terkompresi diluncurkan, disusul nyala ledakan, rentetan bola api, hingga sihir naga api—semua disemburkan sekaligus.
Keributan ini membuat lima manusia yang awalnya cuma menyaksikan keramaian langsung ciut nyalinya.
“Goblok, Markus, apa ini hantu? Baru saja menggunakan sihir api, langsung disusul sihir air?”
Jian Sheng tampak tidak percaya, sementara Markus yang ahli di bidangnya sebagai Magister Sihir pun mengernyit. Meski pernah menyaksikan banyak keanehan, fenomena ganjil semacam ini baru pertama kali ia saksikan. Ahli sihir dwi-elemen sendiri sudah langka, apalagi yang mampu menguasai level setinggi itu – minimal harus memiliki kendali magi setara Grand Magus. Kombinasi sihir air dan api yang saling bertentangan benar-benar belum pernah terdengar. Dirinya yang menguasai elemen tanah dan api saja memilih kombinasi yang tidak saling meniadakan,... tapi penyihir ini bahkan juga ahli qi tempur.
Mati gaya.
