Ruang berkedip sesaat, Prometheus sudah muncul di samping Kaisar. Pukulan keras tanpa variasi menghantam dada Kaisar, melambungkan tubuhnya ke udara. Prometheus yang "mungil" tidak berhenti, menendang keras untuk mencapai posisi di atas Kaisar lebih dulu. Kaisar berbalik menendang, tapi dengan mudah dihindari Prometheus yang langsung membalas dengan pukulan mematikan yang sempurna.
Kaisar terhempas ke tanah. Prometheus yang sedang terjun bebas terus menghujani puluhan pukulan aura Paus ke permukaan tanah.
Plok.
Prometheus mendarat, menyelesaikan serangan bagai badai.
Sepi menyelimuti stadion. Transformasi Paus sehebat ini? Meski sebelumnya juga mengalahkan Batistuta, tapi lawan kali ini bukan Bati melainkan Kaisar Agung!
Apakah sudah berakhir? Jangan-jangan Kaisar terlalu meremehkan?
Kao dan kawan-kawan enggan menarik kesimpulan. Transformasi Paus yang dilakukan Prometheus di bawah stimulasi ganda Rafael dan Kaisar hampir mencapai kesempurnaan. Di usia muda, sangat sedikit anggota klan paus yang mencapai tingkat kesadaran ini. Rafael pun mengangguk puas, akhirnya tidak mengecewakan.
"Astaga! Serangan yang gilaaa! Inilah kekuatan prajurit paus terkuat di klan laut kita! Kaisar sama sekali tak berkutik. Penghitungan dimulai. Mari berdoa untuk teman sekelas Kaisar!"
Shakespeare merapatkan kedua tangan memandang langit, dengan ekspresi sok suci... yang menjengkelkan.
"Aku mau remuk dia!" gerutu Kao, sudah lama tak suka dengan penyair keliling ini.
Namun permukaan tanah bergetar beberapa kali, Kaisar melayang keluar dari kawah dan mendarat di tanah, dengan santai menyapu debu di bajunya.
"Oh, Dewa Laut di atas, doaku berefek nyata! Teman sekelas Kaisar selamat keluar dari neraka. Oh, bajunya yang keren ada sobekan."
Carasso memandang penuh minat ke penyair cerewet ini, "Apakah dia orangmu?"
Alexis menggeleng sambil tersenyum, "Dikirim Asosiasi Petualang, sepertinya perantara generasi ini."
Carasso mengangguk penuh arti, pertanda benar-benar dimulai. Bahkan Asosiasi Petualang mengirim perantara laut, ck ck, pantas saja sepuluh Senjata Suci berkumpul.
Zaman kacau melahirkan banyak pahlawan.
"Saudara Xiumi, kepalan tanganmu keras sekali."
"Hehe, Saudara Kaisar meremehkanku. Jika mau menyimpan kemampuan tim untuk pertandingan berikut, kau akan menyesal!" Prometheus mengepalkan tangan, aura Paus yang memancar menunjukkan kondisinya sedang puncak.
Kaisar melirik ke arah tribun VIP tak jauh, pandangan lain juga menyapu keluar, bertabrakan seperti kilat.
"Kaisar? Tunjukkan kemampuan timmu padaku!"
Inilah pesan yang Carasso sampaikan ke Kaisar!
Kaisar juga tidak perlu sungkan, dia harus membuktikan di depan Carasso bahwa dirinya benar-benar layak memiliki Putri Alena.
Diteriakkan~~~
Qi Tempur Laut meledak, tumbuh tak terbatas lalu dikompresi, tumbuh lagi lalu dikompresi. Inilah menakutkannya qi tempur - integrasi serangan dan pertahanan dalam qi tempur adalah energi emas sang Raja.
Qi tempur yang terus bergetar akhirnya mereda. Kaisar yang sepenuhnya baru muncul. Masih menggunakan Qi Tempur Laut, tapi kini kekuatannya sejati. Warna qi tempur berubah menjadi biru cerah. Jelas Kaisar tidak sengaja menyebarkan semangat, namun Qi Tempur Laut sudah memberikan tekanan tertentu pada Prometheus.
Prometheus juga tersenyum. Baru ini yang berkesan! Aura Paus dilepaskan, cahaya putih menyambar Kaisar. Kaisar tak berniat menghindar. Aura Paus langsung terhempas ke Qi Tempur Laut. Tubuh Kaisar hanya bergoyang beberapa kali.
"Saudara Xiumi, mari mulai dari tujuh puluh persen!"
"Baru tujuh puluh persen? Kau benar-benar meremehkanku!"
Prometheus berlari lurus ke depan. Kaisar mengayunkan tangan dengan keras. Prometheus yang sedang sprint tiba-tiba melindungi tubuhnya dengan kedua tangan. Seluruh tubuhnya terpental, disusul serangkaian serangan tak kasatmata yang memaksanya bertahan total.
Penonton kembali bingung,......sihir? ilmu hitam?
"Apa yang terjadi? Hanya terlihat Kaisar melambaikan tangan dengan cepat, sementara Prometheus terhuyung-huyung. Tubuh kuat Suku Paus pun tak berani menghadapi langsung."
"Oh, teman-teman, lihatlah! Teknik tekanan udara Pemain Kaisar luar biasa. Ini adalah serangan qi tempur yang menyatu dengan sihir udara, menciptakan tekanan omnipresent!"
Shakespeare berteriak sekuat suaranya, hampir ingin menyanyikan pujian untuk teknik legendaris ini.
Kombinasi qi tempur dan sihir udara?
Sudah mencapai tingkat kesadaran yang tak terpahami oleh Klan Laut.
Carasso juga terus mengangguk. Bukan hanya qi tempur lawannya yang unik, pemahamannya tentang teknik pertarungan pun sampai pada tingkat yang mengherankan. Meskipun Prajurit Naga bisa meniru sihir, umumnya terbatas pada sihir air. Kabar tentang pemuda serba bisa ini ternyata ada benarnya.
Prometheus yang sepenuhnya bertahan menahan amarah di dada. Kombinasi sihir udara dan qi tempur yang luar biasa! Tapi dia adalah Prometheus - calon Raja Paus, keturunan pewaris terhebat. Bagaimana bisa bertahan sepasif ini?
Tidak!
Prometheus menurunkan kedua tangan yang menghalangi, membiarkan serangan tekanan udara menghujam tubuhnya. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah... Akhirnya Prometheus bertahan. Tubuhnya beradaptasi dengan pukulan ini melalui kombinasi fisik dan mental yang ekstrem.
Selama belum mati, takkan pernah tumbang!
—Penghancur Gempa Silang.
Kepalan tangan Prometheus menghantam tanah dengan keras, aura Paus menembus tanah dan merambat ke arah kaki Kaisar.
Kekuatannya benar-benar luar biasa, dia telah menunjukkan kemajuan pesat sejak pertemuan terakhir mereka. Tapi bukan hanya dia yang berkembang - Kaisar telah melalui lebih banyak pengalaman.
Kaisar hanya menghentakkan kakinya ke tanah, serangan aura Paus langsung tercerai-berai oleh Qi Tempur Laut yang lebih kuat. Batu-batu hancur menjadi debu di antara tarik-menarik dua kekuatan ini.
Menghadapi lawan yang layak dihormati, Kaisar tak bisa tidak memberikan satu kesempatan. Intuisinya mengatakan bahwa Prometheus masih menyimpan sesuatu.
Prometheus berdiri perlahan, darah masih mengalir dari dadanya. Bajunya telah hancur diterjang tekanan qi. Senyum tipis mengembang di wajahnya, "Meski tak ingin menggunakannya... tapi keinginanku untuk mengalahkanmu lebih besar."
Prometheus membuka kotak, menampilkan sabuk biasa yang sudah usang dan bernoda darah.
Inilah harta karun klan Paus - Sabuk Kekuatan Gudara, salah satu dari Sepuluh Senjata Suci Bangsa Laut.
Dengan ini, seluruh Sepuluh Senjata Suci Bangsa Laut akhirnya terungkap. Penonton menantikan pertarungan sengit - kemenangan satu pihak terlalu mudah justru takkan menunjukkan kehebatan sang pendukung.
Prometheus perlahan mengeluarkan ikat pinggang, menatap Raja Paus Rafael di tribun. Wajah sang ayah tak berubah, namun ia tahu sang ayah memberinya ikat pinggang kekuatan untuk meraih kemenangan. Jika dipakai, kemenangan mutlak harus diraih.
Tangan Prometheus tetap tenang. Ia mendambakan kemenangan, rela membayar harga apapun untuk kemenangan kali ini.
Semua menyaksikan dalam hening saat Prometheus mengikatkan jubah sihir di pinggangnya... Tak terjadi apa-apa. Barang sakti ini seolah tak sesuai namanya. Dengan khidmat Prometheus meletakkan tangan di piringan misterius di tengah ikat pinggang. Aura Paus merembes perlahan, tiba-tiba kilatan emas menyambar-nyambar di tubuhnya. Ekspresinya seperti menahan siksaan yang menusuk tulang.
