Memuaskan! Inilah feel yang dicari Kaisar - sudah lama tak menemukan lawan sepadan!
Namun Kaisar tetap yakin seratus persen, seolah kemenangan mutlak telah digenggamnya.
Tsukuyomi justru merasa tidak nyaman. Tujuannya memojokkan Kaisar ke situasi genting, tapi nyatanya lawannya masih punya cadangan tenaga. Semua jurusnya telah dikeluarkan, tapi misi harus tetap diselesaikan.
Tapi mengapa ada keraguan?
Hanya sebentar berada di dunia, apakah sudah timbul perasaan yang mereka sebut 'asmara' itu?
Tsukuyomi ingin tertawa, tertawa - ini juga sejenis perasaan, sedikit pahit.
Tapi dia tidak punya pilihan, juga tidak perlu memilih!
Diteriakkan~~~
Tubuh Tsukuyomi tiba-tiba menggelembung seperti gelembung sabun, kilat hitam terus menyembur dari tubuhnya. Sebuah kilatan hitam turun dari langit menyelubungi seluruh tubuhnya.
"Kaisar, kekuatan ledakan diri ini sepuluh kali lipat dari mantra terlarang tadi. Jika kau tak bisa menghentikanku, semua di sini akan hancur. Bagaimana ini?"
Suara Tsukuyomi penuh nuansa jahat, seolah menjadi sosok yang berbeda.
Kaisar jelas merasakan orang itu tidak bercanda. Di atas sana terdapat celah ruang yang terus mengalirkan kekuatan ke tubuh Tsukuyomi... Begitu melewati batas kritis, daya ledaknya benar-benar akan meledakkan area ini.
"Cepat gunakan! Itu adalah pedang yang bisa mengendalikan dunia, juga bisa mewujudkan semua keinginanmu."
Suara Tsukuyomi bagai sebuah godaan. Ada kekuatan dalam diri Kaisar yang ingin bergerak, tapi segera ditekan oleh energi lain. Kaisar sama sekali tak ada waktu memperhatikan ini - orang itu tidak sedang melebih-lebihkan.
Jurus ini sebenarnya disiapkan untuk ahli Saint Domain seperti Styralia, tak disangka harus digunakan sekarang.
Tangan kanannya meraih, pedang qi tempur muncul kembali, tanpa ragu langsung menyerang Tsukuyomi yang sedang mengembang bak tarian pedang. Setiap torehan energi pedang terhubung sempurna, kekuatan pemotongannya mampu membelah ruang.
Delapan belas jurus selesai, ruang terpisah sempurna terbentuk. Aliran energi dari luar terputus, namun ekspansi Tsukuyomi terus berlanjut. Kaisar hanya punya satu kesempatan lagi, tapi waktu hampir habis - lawan akan lebih dulu bergerak.
Di puncak kegilaannya, mata hitam Tsukuyomi tiba-tiba berkedip penuh semangat. Matanya menyapu arena, mencari sesuatu... hingga akhirnya menemukan.
Sepasang mata penuh kecemasan.
Detik-detik itu cukup bagi Kaisar. Pedang qi tempur akhirnya tertancap di tubuh Tsukuyomi.
Sreeeek~ Sreeeek~ Sreeeek~
Bruuum~~~
Semifinal pertandingan pertama dimenangkan Kaisar. Tsukuyomi di akhir mencoba teknik mati bersama lawan, namun berhasil dinetralisir. Mungkin sang genius terasa sepi, takdir menetapkannya sebagai satu-satunya. Performansi gemilang Tsukuyomi tak terbantahkan, tapi di hadapan Kaisar Agung, ia akhirnya ambruk.
"Begitu pertandingan ini berakhir, hampir semua orang yakin Kaisar akan menjadi juara turnamen kali ini, termasuk enam raja klan laut. Bukan hanya pemain muda ahli, bahkan jika mereka sendiri yang turun ke lapangan, tak ada yang berani menepuk dada menjamin pasti menang. Raja Paus Rafael yang pernah bertemu dengannya lebih merasakan hal ini. Kaisar sekarang beberapa kali lipat lebih kuat dibanding saat pertemuan terakhir, ditambah dengan kemampuannya memasuki Saint Domain, Rafael pun tak punya kepastian bisa mengalahkannya."
"Gelar Kaisar Agung telah dikonfirmasi bersama oleh klan laut, sebuah pencapaian yang sulit disaingi. Dari seluruh pertandingan, pemain Tsukuyomi terlihat terus mendesak, tapi sebenarnya tak pernah menciptakan ancaman nyata. Ritme permainan sepenuhnya dalam kendali Kaisar. Generasi muda sudah tak ada lawannya lagi. Hampir setiap hari Kaisar menunjukkan peningkatan, kecepatan yang membuat gemetar. Bahkan Kaisar sendiri merasakannya - stimulasi dari pertarungan intensif yang sering memicu peningkatan cepat qi tempur dan kekuatan spiritualnya. Kecepatan ini membuatnya sendiri terkejut, apalagi orang lain."
"Meski pengamanan sudah maksimal, lebih dari seribu klan laut mengalami luka bakar akibat api, membuktikan kekuatan serangan ini. Syukurlah Kaisar tak akan kesepian, masih ada legenda yang menantangnya."
"Ayo pergi, jangan dilihatin. Styralia, semangat apaan sih."
"Dia? Belakangan terus menyalahkan diri. Dulu ada kesempatan membereskan ancaman terbesar ini, tapi sok jadi senior. Sekarang? Mau menghajar saja, hasil akhir belum tentu, hahaha!"
“Sudahlah, kalian jangan mengolok-oloknya. Semua sudah ditakdirkan. Buat apa kita ikut campur? Menurutku pemuda ini bagus. Klan laut bagaimana, manusia pun bagaimana?”
“Cukup! Jangan bawa-bawa teori takdirmu. Kayaknya kita perlu narik satu orang lagi. Tenaga kurang nih!”
“Aku nggak ada.”
“Aku juga.”
“Aku kenal satu, tapi kalau nunggu dia datang, tahun depan baru bisa.”
“Hihi, takut apa? Ini kan duel adil. Ini bakal masuk sejarah duel besar antar dua klan lho!”
“Bangsat! Kalau kalah, kita bakal dipaku di tiang aib sejarah!”
“Loe takut kalah ya?”
“Goblok! Siapa takut siapa? Ayo kita gelut dulu!”
Dibanding enam senior, tiga murid justru lebih kalem. "Yah, kata orang badan atletis otak kosong. Kayaknya bener tuh."
“Iya. Untung guru kita masih wajar. Keberuntungan, bener-bener keberuntungan.”
“Menurutku nggak juga. Bakat guru juga biasa aja. Cuma karena sering nongkrong sama kita jenius, jadi ketularan.”
Dua murid komedian ini saling menyambut, membumbungkan diri sendiri. Enam master yang pendengarannya normal ini sampai muka merah telinga panas. Pengen... Ah sudahlah, senior nggak perlu dendam sama junior. Citra harus dijaga.
Kemenangan Kaisar sudah diperkirakan. Cuma nggak nyangka Tsukuyomi bakal sebandel itu. Tapi lawan BT segitu aja bisa dikalahkan, siapa lagi yang bisa halangi Kaisar? Semua pada sibuk ngasih selamat ke Kaisar—sebenarnya cuma cari alasan buat makan minum gratis.
“Ratu Christina dan Yang Mulia Carasso sama-sama ingin memanggil Kaisar. Orang lain bisa ditolak, tapi kedua orang ini tidak mungkin. Satu diantar oleh Clarisse, satu lagi oleh Elina. Diberi nyali sepuluh pun dia tidak berani main 'kartu besar'.”
“Meski banyak orang, mereka tetap berkomunikasi dengan tatapan mata. Kaisar adalah pria normal yang baru pertama kali mencicipi buah terlarang dan sangat mendambakannya. Meski Elina berusaha menyembunyikannya, kilauan keindahan di matanya yang tak disengaja benar-benar menggugah... Ah, Yang Mulia Carasso datang di saat yang tidak tepat, membuat keduanya sedih.”
“Tapi ketika Ayah datang, Elina tidak berani lengah. Kesalahan kecil bisa menyebabkan konsekuensi buruk. Mereka masih menyelinapkan ciuman panas saat orang tidak memperhatikan untuk meredakan rindu.”
“Hasilnya pipi merah Elina membuat Clarisse bertanya-tanya cukup lama.”
“Sepertinya semuanya sudah ditakdirkan, dan kebanyakan orang juga menganggapnya demikian. Tapi selalu ada yang berpikir sebaliknya.”
“Kolorissio duduk bersila memasuki kondisi meditasi. Dia mempersiapkan semifinal yang akan datang. Kemenangan sudah cocok dengan prediksi. Bahkan jika Diddy pulih dari cedera, hasil akhir tidak akan berubah... Lalu apa dengan Doss Licik?”
“'Kolorissio, sudah siap?'”
“Kolorissio yang sedang bermeditasi membuka matanya, 'Ya. Semuanya sudah terkendali.'”
“Hehe, ucapan yang sangat angkuh! Siapa yang berani mengklaim segalanya terkendali? Tapi aku suka. Ritual Pemilihan Raja Laut harus dihadiri, tapi Kaisar tidak boleh dibunuh.”
“Apakah dia masih punya kegunaan? Orang ini akan menjadi hambatan bagi kita!”
“Kamu tidak perlu tahu ini. Ingat saja transaksi kita.”
“Hehe, aku ingat jelas. Saling memenuhi kebutuhan, kenapa tidak?”
“Perlu kukirim orang untuk membasmi Keluarga Xiao?”
“Tidak perlu. Keberadaannya sangat berguna sebagai pelindung bagiku. Aib kecil bukan masalah.”
“Haha, bagus! Penggerak sejarah tak terikat detail. Tsukuyomi gagal, kau harus lebih hati-hati! Tidak boleh ada kesalahan lagi!”
Suara menghilang. Kolorissio menutup matanya perlahan, seolah tak terjadi apa-apa.
Pulau dan lautan kini riuh rendah. Bulan Suci bersinar terang. Pertandingan hari ini akan dikenang berbulan-bulan. Orang-orang berulang kali berdiskusi detailnya - selain duel itu sendiri, hal-hal di luar arena: Senjata Kaisar yang disebut Tsukuyomi itu apa? Kaisar yang tak tertandingi, apakah Para Raja Laut akan tergoda turun tangan? Juga pertanyaan yang banyak digosipkan berbagai ras: Kapan Kaisar yang masih lajang bahkan tanpa pacar ini akan mengakhiri status jomblonya?
Tapi setelah penyelidikan sedetail itu, Kaisar memang punya teman perempuan. Yang dekat ada Nona Yisa dari Keluarga Carol - bukan Nona Isabella, tapi ada hubungan kekerabatan. Namun kemungkinannya kecil. Ada Nona Kailin, cucu Kepala Sekolah, terlihat jelas Nona Kailin sangat mengagumi Kaisar, tapi sepertinya Kaisar hanya menganggapnya sebagai adik perempuan. Sebaliknya, Pangeran Kao justru sering memberi perhatian khusus padanya, meski hasilnya kurang maksimal.
Guru Yamila, kabarnya selama di akademi sering mengajak Kaisar berdiskusi tentang magic sepulang kelas. Tentang apa sebenarnya yang mereka diskusikan, tidak ada yang tahu.
Xiao Yao si gadis misterius, polos namun memancarkan daya tarik memikat. Tipe yang sulit ditolak lelaki. Konon hubungannya dengan Kaisar sangat spesial, tapi kurang elemen untuk menjadi pasangan Kaisar.
Tapi semua itu belum seberapa. Pacar gelap sejatinya adalah dua mutiara tercantik dari klan laut - Putri Clara dan Putri Alena!
Menurut kabar burung yang tak bisa diverifikasi, kedua putri ini sudah mengenal Kaisar sejak kecil. Bagaimana cara pertemuannya? Tak ada yang tahu. Putri Alena jelas jadi idaman banyak pemuda klan laut. Tapi Suku Naga Laut dikenal paling feodal dan tak kenal kompromi. Sejarah gemilang justru jadi beban di aspek tertentu. Seluruh Suku Naga Laut pasti menolak hubungan semacam ini. Jadi meski ada sedikit rasa, kemungkinan mereka bersatu sangat kecil.
Sebaliknya, Putri Clara adalah yang paling mungkin. Konon Kaisar telah beberapa kali menyelamatkan Putri Clara. Dari gerakan intim sang putri terhadap Kaisar, Putri Duyung kecil yang cantik dan naif ini tampaknya memiliki ketertarikan pada Kaisar. Dari reaksi Yang Mulia Alexis, hal ini berpotensi terjadi. Yang tersisa mungkin hanya masalah waktu.
Jika Putri Clara benar-benar bersatu dengan Kaisar, mungkin ini akan menjadi kisah epik klan laut selama ratusan tahun. Meski para pemuda iri, menghadapi Kaisar, mereka tetap merasa pasangan ini cukup serasi.
Pahlawan dan putri, pada dasarnya adalah kombinasi paling ideal.
Tapi siapa yang bisa memahami takdir...
