Dalam pertarungan berapi-api yang sengit, Kaisar yang berjiwa prajurit tetap mendominasi, sementara peserta Kolorissio menghadapi krisis pertama sejak pertandingan dimulai.
Petarung Kolorissio sedang berjuang mati-matian, namun begitu bagian belakangnya menyentuh tanah yang menjadi titik tumpu tambahan, titik pemusatan qi tempur di tangannya pasti akan meledak dahsyat. Pertarungan Kolorissio di turnamen kali ini praktis berakhir. Terlihat jelas Kolorissio sedang bergegas bergerak mencari kesempatan untuk melepaskan tubuhnya. Tapi pengalaman Kaisar sebagai prajurit jauh melampaui lawannya, mana mungkin dia melakukan kesalahan? Qi tempur yang menyusul langsung mendorong kekuatan keseimbangan yang sudah hampir runtuh. Dengan teriakan memilukan, seluruh tubuh Kolorissio terhempas ke bawah. Kali ini dia benar-benar tak bisa menghalangi.
Semua orang menahan napas menyaksikannya hampir menghantam tanah, bersiap menyambut ledakan dahsyat. Tapi!
Menghilang!
Tiba-tiba Kaisar yang di udara berputar cepat tiga kali, sementara sebuah bola cahaya menyusur tubuhnya dan terjun bebas. Bruuum...
Cahaya menyilaukan, serpihan batu beterbangan.
Desainer lapangan final ini akhirnya menyadari kesalahan fatalnya: Untuk level pertarungan seperti ini, tak perlu membuat panggung duel mewah. Cukup gambar lingkaran lalu biarkan mereka bertempur di dalamnya.
Kaisar sendiri berkeringat dingin. Lama tak merasakan ketegangan seperti ini. Kolorissio yang hampir tamat tiba-tiba muncul di atas kepalanya lalu lenyap. Bola qi tempur yang kehilangan target langsung menyergapnya. Jika terkena serangan terkonsentrasi tanpa perlindungan, bukankah nasibnya akan hancur berkeping-keping?
Tap, tap, tap~
Kolorissio tersenyum sambil melayang di samping, "Hehe, Kaisar memang Kaisar, tetap tenang di saat kemenangan sudah di depan mata. Meski kita berbeda jalan, memiliki lawan sepertimu membuat hidup lebih berwarna."
"Sama-sama. Aku sangat ingin melihat kekuatan apa yang kau dapat dari arwah. Pasti itu hasil kerjaan Penguasa Arwah Weisseru, kan?"
"Hei, jangan melebih-lebihkan, teman sekelas Kaisar. Arwah mana? Meski kita akrab, aku tetap bisa melaporkanmu karena fitnah," kata Kolorissio tertawa puas.
"Menyedihkan. Dulu kau masih makhluk hidup, sekarang? Klan laut? Arwah? Sepertinya setengah-setengah."
Wajah Kolorissio berubah masam. Untuk mendapatkan kekuatan, ia telah mengorbankan kebanggaan klan kehidupan dan menukar jiwanya. Ucapan Kaisar tepat mengenai titik vitalnya.
"Orang sepertimu takkan pernah mengerti! Bersiaplah, pekan kedua! Rasakan sihirku!"
Kolorissio mengangkat kedua tangan. Elemen air mulai berkumpul. Kaisar memerhatikan bola-bola air kecil yang melayang di udara seperti lonceng, jumlahnya terus bertambah. Kaisar memperhitungkan: setelah mendapatkan kekuatan arwah, kemampuan sihir larangan dan dukungannya hilang, hanya menyisakan sihir kompresi.
Berbeda dengan sihir kompresi Kaisar, Kolorissio juga melakukan kompresi, namun cara pengumpulan elemen air-nya masih cukup tradisional - langsung mengumpulkan ke satu titik hingga membentuk gumpalan statis elemen air raksasa.
Kaisar mulai tertarik. Jika lawan bermain konsentrasi, dia tak boleh terlalu tersebar. Bola air berkompresi dua kali lipat juga terus dipusatkan, jumlahnya berkurang, tapi warna tiap bola air terkompresi semakin pekat.
Tak lama, di atas kepala Kolorissio mengambang gumpalan elemen air raksasa bergoyang sebesar 3-4 meter. Sedangkan di tangan Kaisar melayang bola air kecil kristalin yang elemen-elemennya terkumpul hingga nyaris menjadi karya seni fisik.
"Kendali magi dan kekuatan magi mereka hampir setara. Sayangnya bakat Kaisar jauh lebih unggul," ucap Markus sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Benar! Belum pernah kulihat orang yang mengompresi sihir seperti dia!"
"Guru, menurutku si Kolorissio bagus. Ukurannya besar, elemen yang terkumpul juga lebih banyak dari Kaisar. Cantik dan rapi kan tidak ada hubungannya dengan kekuatan serangan? Bukannya Guru sering bilang, sihir itu bukan soal kemegahan tapi kegunaan?"
Muridmu yang suka bertanya itu kembali mengoceh.
"Mida, tunjukkan pada idiot kecil ini dengan kemampuanmu."
Mida Blasuo memusatkan pikiran, wajahnya sangat serius: "Unsur magis di tangan Kaisar hanya sepertiga dari orang itu, tapi kekuatan yang terkandung tiga kali lipatnya."
“Dengar nggak sih bego, sihir kompresi ya seperti namanya, semakin tinggi tingkat kompresinya, semakin dahsyat kekuatannya. Kekuatan magis cuma salah satu poin, sihir kompresi bekerja dengan memanfaatkan gaya tolak antar unsur-unsur magis setelah dikompresi.” Markus memberi pelajaran mendalam pada muridnya, baru di saat-saat begini ia bisa merasakan sensasi menjadi Guru.
“Aduh, Guru, kalau sesederhana itu kenapa nggak kasih tahu dari dulu? Bikin kakak kelas malu saja!”
“Dasar kalian berdua kelinci! Kalau unsur bisa dikompres sembarangan, nanti semua orang di jalanan jadi Magister Sihir semua, sialan!”
Markus hampir naik pitam menghadapi dua anak didiknya, sementara Magister Sihir Farma di sebelah justru tertawa, “Haha, Markus, akhirnya aku paham kenapa kekuatan spiritualmu berkembang begitu cepat.”
Sang ahli Saint Domain di sampingnya juga mengangguk sambil tersenyum.
Siapa pun yang ditempa seperti ini setiap hari, asal tidak gila, pasti kekuatan spiritualnya melonjak drastis.
“Kaisar, bersiaplah mati!”
Kedua tim yang bertempur tak punya waktu untuk merenungkan hal ini. Meski Kolorissio memperoleh kekuatan magis dan kendali magi yang luar biasa, setiap sihir tetap membutuhkan metode – entah memerlukan bakat alami atau penelitian bertahun-tahun, dua hal yang sama-sama tak dimiliki Kolorissio.
Dari segi momentum, tubuh kompresi elemen air Kolorissio jelas unggul. Akibat penarikan massal elemen air, ruang di sekitarnya menunjukkan fenomena warna-warni akibat kekurangan unsur magis.
Menghadapi serangan orang itu, Kaisar hanya tersenyum tipis tanpa terburu-buru menyerang. Meski makhluk kecil di tangannya agak bandel, kendali atasnya masih tak bermasalah.
Elemen air terkompresi sepenuhnya menekan ke arah Kaisar dengan kecepatan luar biasa, namun volumenya masih terlalu besar. Dengan kecepatan Kaisar, serangan semacam ini mustahil menyentuhnya, membuat Kolorissio naik pitam. Rupanya pemikirannya yang mengira kekuatan magis yang cukup kuat bisa menghancurkan segalanya masih memiliki keterbatasan. Tepatnya, pemikiran itu benar, namun kekuatan magisnya belum cukup kuat untuk sepenuhnya mengabaikan faktor lain.
Kelincahan gerak tubuh Kaisar membuat elemen terkompresi yang kaku semakin kelihatan tak berdaya. Setelah berbelok beberapa kali menciptakan inersia magis tertentu, Kaisar pun menerjang Kolorissio.
Kolorissio yang melayang di udara menyeringai dingin, "Idiot, kau pikir trik ini mempan padaku?!"
Saat Kaisar hampir mendekat, Kolorissio menghujamkan pukulan berisi qi tempur tepat ke arahnya. Siluet Kaisar bergeser supercepat, elemen air terkonsentrasi menekan Kolorissio melalui bayangan semu. Namun Kolorissio menggerakkan kedua tangannya, elemen air itu melesat kencang ke arah Kaisar yang hampir menyentuhnya. Kaisar langsung terpantul ke atas sambil melemparkan bola air terkompresi dari tangannya.
Kolorissio bukanlah idiot. Sebagai penyihir kuat, ia paham betapa mengerikannya tingkat kompresi itu dan tujuan Kaisar mendekatinya. Persiapan pun telah lama disiapkannya.
Pada saat bola air terkompresi mendekat, sosok itu lenyap tanpa jejak, tiba-tiba muncul di belakang Kaisar, pukulan tunggal yang keras menghantam. Sementara di depan Kaisar terdapat agregat elemen air yang menyerang dari dua arah.
Karena gerak tubuh aneh Kolorissio, Kaisar pun terjebak dalam krisis.
Dalam kondisi ini, Kaisar justru tersenyum. Ia melepaskan teknik penguasaan udara dan tubuhnya segera terjun bebas. Kolorissio yang antusias mendapati pukulannya mengenai bola kristal kecil.
Czzzt, czzzzt~
Bruuum~~~
Ruang bergetar hebat hingga membuat otak hampir pingsan. Kaisar mendarat tenang di permukaan tanah, memandang gelombang kejut di atas kepala tanpa sukacita. Kekuatan Kolorissio melampaui imajinasi, sulit dibayangkan apa yang dia tukar untuk kekuatan ini, terutama gerak tubuhnya yang seolah bisa memindahkan ruang.
Setelah gelombang elemen berlalu, Kolorissio masih hidup... Kao yang sebelumnya berteriak pun terdiam. Apakah makhluk ini abadi? Ledakan sekuat itu tak bisa membunuhnya. Bola air terkompresi tadi kekuatannya setara mantra terlarang biasa.
Tak ada jejak darah di tubuh Kolorissio. Serangan elemen semacam ini seharusnya melelehkan segala sesuatu dengan elemen air. Tubuhnya memang memiliki cekungan meleleh, tapi qi tempur murkanya perlahan memperbaiki kerusakan. Kolorissio pun turun dari udara.
"Ini mustahil! Bagaimana kau bisa melihat melalui teleportasi spasialku!"
“Sederhana saja, saat kau menghindari kumpulan qi tempurku, gerakanmu sudah aneh. Teknik yang sama tak mungkin dipakai berulang kali. Lemparan pertamaku hanyalah bola air terkompresi dua kali lipat, tampilannya mirip.”
“Meski begitu, bagaimana kau tahu aku muncul di belakangmu!”
“Lebih mudah lagi. Depanmu ada tubuh elemen airmu. Orang yang suka serangan mendadak pasti pilih belakang. Cuma nebak, ternyata efektif.”
Meski Kolorissio tak berkata-kata, ekspresinya pasti buruk rupa. Setelah menguasai teleportasi spasial dan menjadi ahli sihir-sekaligus-prajurit, hampir tak terkalahkan di dunia... Tak disangka di mata orang lain dia tidak bisa melawan.
“Sudah tanya, gantian aku. Sebenarnya aku juga penasaran, dengan apa kau menukar kekuatanmu sekarang? Apakah kekuatan ini punya arti?”
“Arti? Hahaha, Kaisar, dengan kekuatan aku bisa bertahan hidup. Kau tanpa kekuatan akan jadi apa? Ck ck, mau tahu penukarnya? Lanjutkan imajinasimu!”
