“Zhebie menunjukkan kemampuannya dengan cantik, mata semua orang kini tertuju pada Kaisar. Ternyata keduanya melamar jadi guru. Aduh, zaman apa ini, masih muda sudah mau jadi guru.”
“Sebenarnya di Akademi Aifeier juga banyak orang berbakat tersembunyi. Beberapa murid sudah lebih hebat dari guru, tapi tidak berarti bisa langsung jadi guru. Dari mana asal kedua orang ini sebenarnya?”
Kaisar tersenyum tipis, melangkah maju, "Silakan berikan soal."
Pasukan pemanah belum bisa dianggap sebagai prajurit utama Akademi Zhebie. Umumnya, mereka yang memilih jadi pemanah adalah mereka yang kurang memahami qi tempur dan memiliki tubuh lemah. Prajurit sejati fokus pada qi tempur dan ilmu pedang.
Haywood melangkah beberapa langkah ke depan. Adanya contoh nyata terbaru dari Zhebie membuat tak ada yang berani meremehkan Kaisar. Mereka mulai merasakan sesuatu yang tak beres. Sejujurnya, Haywood yang berasal dari rakyat jelata sangat membenci campur tangan hak istimewa dalam urusan kampus. Tadi ia tidak mengamati dengan saksama. Kini terlihat jelas - tubuh pemuda ini memancarkan aura penuh tensi tinggi bak ratusan tempaan. Bukan kesombongan yang mencolok, melainkan kesan pedang tersarung yang meski dalam sarungnya sudah menguar semangat menguasai dunia. Haywood menggelengkan kepala. Feel ini sangat aneh, mengingat level qi peraknya hampir mencapai puncak. Satu langkah lagi ia akan memasuki Saint Domain legenda. Hanya satu jenis manusia yang bisa memberinya sensasi seperti ini. Sekalipun dipukuli sampai mati, ia takkan percaya bocah belum tumbuh bulu ini termasuk golongan itu!
Pasti halusinasi, pasti halusinasi!
"Tuan Kaisar, sebagai seorang prajurit, hal paling utama adalah qi tempur. Tapi Akademi Fürth kami bukan akademi biasa. Berdasarkan penelitian saya, orang dengan level qi tempur lebih tinggi menunjukkan reaksi kekuatan serangan yang lebih akurat saat tidak menggunakan qi tempur. Inilah salah satu kriteria penjenjangan level. Tolong pukul dinding kristal iblis ini. Jika nilai pertarungan di atas 50, berarti sudah memiliki qi tempur. Jika di atas 100, itu adalah qi perak." Yang Jingyi berjalan mendekati Kaisar sambil memandanginya tanpa ragu. Penelitian ini juga karyanya, jauh lebih akurat daripada tes qi tempur langsung, karena serangan qi murni terlalu kuat sehingga sulit menemukan media uji yang cocok, sedangkan tes tanpa menggunakan qi tempur lebih mudah.
Dua pelajar segera mengaktifkan kristal iblis, menunggu tes dimulai. Tapi pria bernama Kaisar ini memang sangat tampan. Jika hanya melihat wajah, mungkin tidak bisa dibilang paling rupawan - banyak yang lebih tampan. Namun keseluruhan penampilan Kaisar berbeda. Kombinasi pandangan mata, postur tubuh, dan aura-nya menciptakan daya pikat yang luar biasa.
Mungkin standar kecantikan klan laut agak berbeda, tapi bagi manusia, pesona sempurna seperti ini - semakin dilihat semakin memikat - jika wanita terlalu lama menatap matanya, mereka akan cepat tersesat.
Guru Jingyi juga merasakan keanehan, dengan canggung memalingkan wajah. Kaisar tidak menghiraukan, baginya ini hanya tes qi tempur biasa. Sungguh banyak trik manusia. Hal-hal seperti ini tidak akan dipelajari oleh klan laut.
Perlahan-lahan berjalan mendekat, memperkirakan dengan perasaan lalu mengayunkan satu pukulan Bruuum. Begitu pukulan itu terlepas, langsung menyesal. Meski hanya menggunakan 50% tenaga, secara kebiasaan dia menggunakan teknik dua lapis tenaga.
Suara ledakan keras bergema. Dinding kristal tinta berkedip-kedip tak beraturan, lalu retak dengan suara "krak!", membentuk lubang besar.
Beberapa siswa langsung terjatuh di tempat... Goblok, jangan-jangan ini rusak karena terlalu banyak terkena pukulan?
Para guru saling bertukar pandang penuh tanya. Yang Jingyi dengan ekspresi heran berjalan mendekat, mengambil pecahan di permainan tanah dan memeriksanya sejenak. "Mungkin ini akibat transisi yang berlebihan. Ini tidak membuktikan apa-apa."
Guru-guru lain mengangguk setuju. Para pelajar pun tersadar - memecahkan dinding kristal iblis tanpa qi tempur hanya bisa dilakukan ahli Saint Domain. Tahun lalu, Ksatria Naga Stradia pernah datang ke Akademi Fürth dan menunjukkan keahliannya dengan menghancurkan dinding kristal iblis dalam satu pukulan.
Kaisar menghela napas lega. Tampaknya dia tidak perlu membayar uang ganti rugi. Trauma ketakutan ganti rugi setelah sering diperas Lao Jiao membuatnya baru sadar - ternyata akademi manusia masih memiliki sentuhan manusiawi.
"Tuan Kaisar, tes ini tidak bisa membuktikan apa pun. Bagaimana jika Anda memilih salah satu guru untuk latihan sparring? Kami akan memberikan pengakuan asalkan bisa bertahan 50 jurus."
Yang Jingyi sendiri memang tidak menyukai kelompok istimewa seperti dia. Terutama sikap sok benar yang dipamerkan pria ini, sangat mengesalkan. Andaikan dinding kristal iblis tidak bermasalah, pasti di pekan pertama sudah terlempar keluar.
“Kaisar sedang bersiap memilih seseorang secara acak, tiba-tiba Kepala Sekolah tersenyum dan mencegahnya, mengulurkan tangan sambil berkata: "Guru Yang, menurut saya tes ini tidak perlu. Guru Kaisar, saya mewakili Akademi Fürth menyambut kedatanganmu, ini merupakan kehormatan bagi kami.”
Memandangi mata Kepala Sekolah, Kaisar mengerti pasti Pak Senior ini telah melihat sesuatu. Tanpa basa-basi, Kaisar juga mengulurkan tangan, "Mohon bimbingan Kepala Sekolah.”
Cek! Tangan keduanya berjabatan, wajah mereka sama-sama menunjukkan senyum ramah. Tapi melihat urat-urat menonjol di tangan, sepertinya tidak nyaman. "Guru Kaisar, akhir-akhir ini Anda sangat terkenal. Banyak teman lama yang membicarakan Anda.”
"Benarkah? Tapi orang yang saya kenal tidak banyak.”
"Hehe, awalnya saya ragu-ragu. Sekarang bisa dipastikan itu Anda. Kabarnya orang tua sombong yang suka membumbungkan tiga kehebatannya itu dibuat sengsara oleh Anda. Sungguh memuaskan!” Kepala Sekolah Fürth tersenyum licik.
"Ah, hanya trik-trik kecil saja.” Meski bicara biasa, tenaga di tangan mereka sama-sama mengerahkan kekuatan penuh, hampir menggunakan qi tempur.
"Bagus! Pemuda memang harus punya sedikit kesombongan. Sempatkan mampir ke tempat saya.”
"Tentu akan saya kunjungi.”
Mata Kaisar berkilat. Ternyata Kepala Sekolah ini juga ahli Saint Domain. Baru saat tadi terungkap dari uji coba, sepertinya level kultivasinya lebih dalam sedikit. Ck ck, lawan yang cukup menarik.
Baru kemudian melepaskan tangan, namun percakapan kedua orang itu membuat orang-orang di sekelilingnya bingung, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, sepertinya Kepala Sekolah mengenal pemuda ini. Meski terlihat ramah dan mudah diajak bicara, para guru tahu bahwa 20 tahun lalu Kepala Sekolah sudah menjadi ahli Saint Domain. Hanya saja belakangan ini jarang bertindak, sehingga kebanyakan murid tidak tahu. Mereka hanya mengenal Anumennon dan Styralia dari dojo anggar. Sebenarnya level mereka masih berbeda satu generasi. Kalau bukan karena karakter Anumennon yang sudah lebih tenang, pasti sejak dulu dia akan datang menantang. Sungguh kejadian langka bahwa Kepala Sekolah yang semakin bijaksana ini justru aktif mengundang. Seperti Haywood yang sering mendapat bimbingan beliau pun tidak terlalu diperhatikan. Dan...
Para guru yang awalnya ingin membantah kini tidak bisa berkata-kata. Pasti ada sesuatu yang aneh dalam pembicaraan ini. Bahkan disebut-sebut tentang Magister Sihir... Hal-hal seperti ini seharusnya tidak keluar dari mulut seorang pemuda biasa, bukan?
Di seluruh benua hanya ada tiga Magister Sihir. Belakangan ini perhatian terhadap prajurit lebih besar daripada magic. Kesulitan menjadi Magister Sihir melebihi menjadi prajurit Saint Domain. Puluhan tahun tidak ada Magister Sihir baru yang lolos. Ketiga orang ini hampir seperti legenda, ahli-ahli yang bisa menghancurkan langit dan bumi. Bagaimana mungkin mereka mengenal seorang pemuda?
Para guru tidak bisa menentang perintah Kepala Sekolah di depan umum. Guru logistik akhirnya membawa Kaisar dan Zhebie untuk mengenalkan kelas dan jadwal kuliah mereka. Sementara guru-guru lain mengejar-ngejar Kepala Sekolah untuk bertanya, terutama Yang Jingyi.
“Yang Mulia Kepala Sekolah, kenapa menghentikan tes yang sudah separuh jalan? Ini tidak bisa membuat orang puas!”
Memandangi Guru Jingyi yang keras kepala, sang Kepala Sekolah tersenyum misterius, “Ini juga untuk kebaikan kalian, nanti akan mengerti.”
“Kepala Sekolah, bisakah beri bocoran sedikit? Aku merasa Guru Kaisar ini agak aneh.” Haywood bertanya.
“Haywood, kapan dia jadi guru?... Paling-paling coba-coba!”
Haywood agak takut memandangi Yang Jingyi, temperamen guru akademisi ini lebih keras daripada mereka.
“Guru Jingyi, begini saja. Tugas spesifik mereka akan kalian diskusikan internal, aku tidak ikut campur.” Kata Kepala Sekolah sambil tersenyum manis, membuat orang curiga ada siasat.
“Kepala Sekolah, jangan sampai Bapak menyesali kata-kata ini nanti.”
“Nona kecil, kapan aku pernah ingkar janji?!”
“Hmph, baiklah! Orang bernama Kaisar itu akan kumasukkan ke akademiku, mengajar teori militer dan penelitian peningkatan qi tempur!”
Sang Kepala Sekolah oleng, hampir terjatuh... Aduh, jurus ini memang kejam. Pantas orang bilang hati perempuan paling beracun, belum jadi perempuan saja sudah begini hebat.
Saat Kaisar menerima surat penugasan, dia langsung layu. Delapan belas senjata seperti pedang dan tombak masih bisa diatasi... Tapi teori militer ini mau mencabut nyawanya?
Zhebie memberi pandangan tak berdaya lalu menghindar, menyisakan Kaisar dan Guru Yang yang sombong seperti angsa ini.
“Hmm, Guru Yang, ini... Bisakah diganti?” Kaisar bernegosiasi.
Yang Jingyi menengadahkan lehernya, “Semua posisi lain sudah penuh, hanya Institut Penelitian Taktik yang kekurangan satu guru, tidak ada cara lain selain ‘mengorbankan’ Guru Kaisar!”
Kata “Guru” diucapkan dengan tekanan sangat berat, seolah ingin menelan Kaisar hidup-hidup. Kaisar memandang bingung pada guru yang tampak membencinya ini,... sepertinya dia tidak melakukan hal yang merugikannya.
Kaisar juga tidak punya pilihan lain, terpaksa menyetujui. Teori militer? Aduh! Hanya pernah didiskusikan dengan Mardon saat kecil, tapi kemudian sepenuhnya tenggelam dalam ilmu bela diri, sudah lama diabaikan. Mana bisa menyaingi orang yang meneliti ini setiap hari.
“Hehe, Guru Kaisar, hari ini kamu bisa jalan-jalan dulu. Besok baru kelas resmi. Oh ya, data di sini boleh kamu baca semuanya, ini hak guru. Untuk materi besok, aku sangat berharap... belum tentu tidak akan ikut menyaksikan.”
Keringat... Sepanjang hidupnya, ini pertama kali Kaisar menghadapi masalah sangat sulit. Ini kan seperti memaksa bebek naik rak!
Melihat ekspresi kikuk Kaisar, Yang Jingyi merasa sangat puas. Baru tadi sok jagoan, besok lihat bagaimana kamu jatuh dari panggung! Bajingan, tunggu saja! Berani memecahkan rekor guru termuda yang kusimpan? Hanya karena ini saja sudah pantas kau merasakan betapa hebatnya tante ini!
"Melihat punggung Yang Jingyi yang anggun dan sombong, Kaisar hanya bisa tersenyum kecut. Di depannya menggunung buku-buku tentang teori perang dari zaman kuno hingga modern, juga beberapa tentang latihan qi tempur. Untuk latihan qi tempur dia punya sedikit pengalaman, tapi sepertinya hanya cocok untuk latihan pribadi. Terus terang, dia tak mungkin menyuruh murid-muridnya masuk ke situasi mematikan berulang-ulang seperti dirinya. Lagi pula, tidak semua orang punya sistem tubuh khusus seperti dia."
"Melihat tumpukan buku, Kaisar tiba dapat ide. 'Mengasah tombak di depan medan perang' mungkin bisa jadi solusi. Dia kan Kaisar si genius super, mana mungkin terhambat masalah kecil begini?"
"Kepala di mana? Kok lama belum kembali?" tanya Kao sambil melahap habis-habisan. Setidaknya Baron Rio bisa memastikan mereka makan sampai kenyang.
Zhebie berpikir sejenak, "Mungkin ada sedikit masalah."
Cara makan grup ini benar-benar mengerikan. Bati masih bisa dimaklumi, tapi Diddy yang bertubuh kecil dan Zhebie pun makan dengan gaya bertarung - seperti angin menyapu sisa awan. Porsi mereka yang bisa menyaupi belasan pria kekar bikin pelayan istana hampir pingsan.
"Masalah? Bagus dong! Jarang-jarang kepala ketemu masalah. Jangan-jangan berurusan lagi dengan cewek?"
"Kemungkinan besar."
"Ya ampun... Dewa, amin!"
"Bagaimana kondisi barak militer?"
“Asyik, keramaian di sini, banyak objek pelampiasan otot.”
“Kak Zhebie, hari ini Kak Kao memukul lebih dari sepuluh orang, terlalu brutal.” Diddy tersenyum sambil menelan satu paha ayam utuh.
Kao tidak menerima pandangan Diddy, “Dengarlah, jangan menyalahkan aku, dibandingkan denganmu, aku bisa dibilang lembut luar biasa.”
Diddy tidak membantah, tetap tersenyum meraih babi guling panggang yang masih kekuningan, kematian adalah kelembutan terbesar.
“Bagaimana kekuatan tempur pasukan?” tanya Zhebie, ini juga informasi yang dibutuhkan Yisa, kesempatan langka untuk menyusup ke internal pasukan manusia tanpa hambatan.
“Bagaimana ya, rata-rata kemampuan mereka di bawah kita, tapi jujur saja perlengkapan manusia jauh lebih baik, dan kesatuan pertempuran mereka benar-benar bisa menunjukkan kemampuan di atas level!”
“Kau, sudah kukatakan ribuan kali, di sini tidak ada manusia, hanya kita!”
“Iya, iya, ah, sungguh merindukan Zhebie dulu yang hemat kata-kata.”
Zhebie sekarang semakin suka mengoceh, perubahan ini akibat lingkungan yang membuatnya demikian. Dulu jika ada masalah, Yisa atau Kaisar langsung menegur, sekarang peran ini harus dia emban, tidak bisa tidak bicara.
Sementara Kaisar malang harus menggarap pekerjaan dengan perut keroncongan hingga larut malam, besok akan menghadapi "eksekusi", semampu mungkin menyelesaikan malam ini.
Awalnya Kaisar hanya berniat menghafal mentah-mentah, toh ingatannya fotografis. Tapi semakin dibaca, semakin terasa kedalaman isinya. Banyak konsep yang benar-benar merangkum kebijaksanaan kolektif manusia. Bagian penelitian Guru Yang Jingyi juga sangat menarik. Cara mengoptimalkan kekuatan tim benar-benar sebuah ilmu tersendiri. Tak pernah terdengar seseorang bisa menguasai dunia sendirian. Paling-paling Magister Sihir bisa lawan sepuluh ribu musuh. Tapi bagaimana dengan seratus ribu? Sejuta? Sepuluh juta?
Setelah membaca buku-buku ini, Kaisar banyak berefleksi. Seperti situasinya sekarang, terdesak ke laut bukan karena kemampuannya rendah, melainkan masalah hak!
Selama ini dia berpikir menjadi pahlawan akan menyelesaikan segalanya. Nyatanya, nasibnya masih di tangan penguasa klan laut. Di mata mereka, pahlawan dan prajurit hanyalah pion, alat untuk memperdaya rakyat.
Dulu Yisa pernah mengingatkannya, sayang dia tak paham. Sekarang dia mengerti sepenuhnya. Apakah Mardon juga bermaksud seperti ini? Hanya dengan memegang kendali penuh, targetnya bisa tercapai. Dalam hati Kaisar, kerinduan untuk membangkitkan Cagliari semakin membara.
Tentang peningkatan qi tempur, beberapa pandangan Guru Yang Jingyi cukup menarik, termasuk metode pengurasan total dan stimulan obat secara ganda. Metode pengurasan mirip dengan prinsip "menempatkan diri dalam bahaya untuk bangkit", namun ada perbedaan mendasar. Ini murni menguras energi sampai titik habis, lalu tubuh akan memperbaiki diri secara otomatis sehingga kapasitas qi tempur meningkat. Dengan pengulangan terus-menerus dan stabilisasi, qi tempur akan bertambah. Sementara ledakan potensi Kaisar dalam krisis ekstrem terlalu ekstrem dibandingkan metode lawan yang lebih aman meski efeknya lambat.
Stimulan obat termasuk wilayah alkemis. Istilah-istilah teknis hanya dipahami samar-samar olehnya. Dari perspektif Kaisar, daya tempur berasal dari tubuh itu sendiri. Bantuan eksternal paling-paling berupa senjata. Metode stimulan obat untuk tubuh ini tidak disetujuinya. Pemikiran seperti ini mungkin hanya dimiliki manusia.
Wajar saja. Tubuhnya bahkan lebih unggul dari Suku Naga Laut sehingga tak mempertimbangkan ini. Tapi bagi sebagian besar ras, bagaimana memperkuat tubuh fisik menjadi topik penting. Siapa yang tak mendambakan kualitas Klan Naga?
Namun stimulan obat yang didapat belakangan memiliki kelebihan dan kekurangan. Keberadaannya tak perlu diragukan lagi.
