Kaisar menyesuaikan pernapasannya, membuka kedua tangan, ruang sekitar tiba-tiba terasa membeku. Semangat dahsyat langsung menyelimuti seluruh ruang kelas dan terus menyebar. Tekanan seketika itu membuat semua pelajar merasa berada di dunia hitam-putih, kepala terasa pusing. Yang kemampuannya lebih baik masih bisa bertahan, namun kemudian Qi Tempur Laut yang kolosal menyembur ke langit.
Tubuh Kaisar mulai melayang perlahan di udara. Semua orang menyadari tubuh mereka tidak bisa bergerak sama sekali. Tekanan datang dari segala penjuru, hanya dengan semangatnya saja sudah bisa mengunci gerakan mereka.
……Kemampuan yang benar-benar di luar nalar!
Satu-satunya indera yang masih berfungsi adalah penglihatan. Telinga tidak bisa mendengar apa-apa. Mereka menyaksikan qi tempur raksasa mengalir deras dari tubuh Guru Kaisar…… Prajurit biasa saja sudah bagus jika bisa membentuk lapisan qi tempur di permukaan tubuh. Tapi qi tempur orang ini sudah mencapai skala kolosal, kemudian tetap melayang di udara begitu saja.
Apakah ini guru yang tadi terlihat penakut dan lemah, hanya bisa omong besar?
Kaisar hanya menunjukkan sedikit kekuatan Saint Domain lalu segera menariknya kembali. Hanya sesaat, tapi bagi yang kemampuannya lemah rasanya seperti setahun. Kaisar sudah menahan kekuatan, kalau tidak yang lemah pasti langsung pingsan.
Sebelum para pelajar sadar sepenuhnya, segerombolan guru berbondong-bondong masuk melalui pintu.
"Apa yang terjadi, Guru Kaisar? Kami tadi merasakan kekuatan dahsyat!"
“Ya, sangat menakutkannya, mirip dengan yang ditunjukkan Tuan Dragon Knight Stradia waktu itu. Apakah tadi ada Master Saint Domain yang datang?”
Para guru juga bertanya ramai-ramai. Kedatangan Master Saint Domain merupakan peristiwa yang luar biasa penting.
“Hehe, tidak ada apa-apa. Tidak ada yang datang. Aku sedang berdiskusi dengan para pelajar tentang teori qi tempur,” Kaisar tertawa.
Para murid di bawah diam seribu bahasa. Para guru juga tidak menemukan keanehan apapun, hanya memandang aneh ke arah kelas Kaisar beberapa kali sebelum pergi.
“Hehe, tadi itu adalah tingkat Saint Domain. Sebenarnya tidak ada yang spesial. Asalkan kalian berusaha, suatu hari nanti pasti akan mencapainya.” Kaisar merasa sebagai guru harus memberikan motivasi pada murid.
……Di bawah tetap sama sekali tidak ada suara.
Kaisar agak bingung, ……Apakah caranya salah? Kan merekalah yang meminta demonstrasi. Dulu saat orang tua mengajarinya juga selalu mendemonstrasi dulu untuk memperdalam kesan. Saat Lao Jiao mengajar juga sama. Mengapa giliran dirinya jadi terlihat seperti kekalahan?
“T-Tuan Kaisar......Berapa usia Tuan......sekarang??” Disha mengepal tangan berusaha tenang, tapi merasa kakinya gemetar dan suaranya tidak bisa dikontrol bergetar.
“Aku? Masih kurang beberapa bulan sampai dua puluh. Usia kita semua hampir sama, jadi tidak perlu kaku......Ah, waktunya habis. Ini kelas pertamaku, terima kasih atas kombinasinya. Senang bisa mengenal kalian.”
“Setelah berkata demikian, Kaisar memandang ke bawah,... Para pelajar ini benar-benar dingin, tak ada yang berbicara. Akhirnya Kaisar terpaksa mengapit buku dan menghindar duluan. Aduh, bukunya juga pinjaman.”
“Hingga Kaisar pergi, orang-orang di ruang kelas masih belum sadar. Kebanyakan masih seperti dalam mimpi, bagaimana mungkin banyak orang bermimpi kolektif seperti ini?”
“Beberapa saat kemudian, orang dengan mental terkuat mulai sadar. Tanpa bicara, langsung lari keluar. Tak lama kemudian yang lain mulai bereaksi, tak peduli pria atau wanita, seketika menghilang semua.”
“Tak lama kemudian para pelajar menemukan, ada sekelompok pelajar gila di akademi yang bermain dengan nyawa berlari bondong-bondong menuju kantor administrasi.”
“Guru, guru! Kami minta pindah ke kelas Guru Kaisar!”
“Guru, saya juga! Mohon, apapun yang terjadi izinkan saya pindah ke kelas Guru Kaisar. Seumur hidup saya bersedia jadi hamba Bapak!”
“Guru, izinkan saya pindah! Saya akan menyumbang 100 ribu koin emas ke akademi!”
“Minggir! 100 ribu juga berani nawar? Saya kasih 500 ribu!”
“Guru, guru! Saya mau seluruh jadwal mengajar Guru Kaisar!”
“Seketika kantor administrasi penuh tak bisa bergerak. Staf administrasi hampir ketakutan bersembunyi di bawah meja karena serbuan pelajar. Guru Kaisar? Kapan ada guru seperti ini?”
“Hmm, teman-teman sekelas harap tenang. Sekolah akan berusaha memenuhi permintaan kalian... Guru Kaisar itu guru yang mana ya?”
"Guru baru, cepat-cepat, nanti tak ada waktu!"
Masalah belum selesai sudah muncul lagi, sekelompok pelajar lain berdesakan masuk, "Guru, kami mau pindah ke kelas Guru Zhebie, cepatlah, Goblok, jangan dorong!"
Kantor administrasi dikepung, tren ini terus meluas dengan cepat karena beredar kabar mengejutkan: sekolah kedatangan guru level Saint Domain. Apa ada berita yang lebih heboh dari ini? Masak ada kesempatan lebih baik dari belajar langsung pada Master Saint Domain?
Awalnya ada yang tidak percaya, tapi melihat semakin banyak orang gila-gilaan masuk ke kantor administrasi, yang ragu pun ikut nimbrung.
Saat ini, Kaisar masih merenung: Jangan-jangan aku memang tidak berbakat jadi guru?
Kabar ini menyebar bak sayap dewa ke seluruh kampus. Kelas-kelas terdekat bahkan merasakan tekanan berat. Apalagi yang bicara bukan cuma satu dua orang, dan kegilaan mereka jelas bukan bohong.
Ahli Saint Domain di bawah 20 tahun, bisa meremajakan diri? Bagaimanapun, bimbingan master seperti ini pasti berkah besar. Yang pinter-pinter sudah mencatat perkataan Kaisar di kelas dan menjualnya dengan harga selangit, judulnya: "Cara Cepat Masuk Saint Domain"!
Hampir semua orang percaya, Guru Kaisar ini memiliki jalan pintas menuju Saint Domain. Kalau tidak, bahkan berlatih sejak dalam perut ibu pun mustahil secepat ini! Saint Domain Warrior termuda sebelumnya, Styralia Sang Ksatria Giok Naga, berusia lebih dari 40 tahun - selisih 20 tahun penuh. Menurut logika, orang itu mulai berlatih sejak usia 5 tahun pun hanya punya belasan tahun. Dari sama sekali tidak mengerti sampai menjadi ahli Saint Domain hanya dalam belasan tahun - mukjizat!
Saat ini, Rektor Eiffel sedang bersembunyi di kantor kepala sekolahnya. Di pintu tergantung papan bertuliskan "Jangan Ganggu", tetapi di luar sudah menunggu sekelompok orang yang usianya kebanyakan sudah lanjut.
Mendengar kabar Akademi Eiffel kedatangan Jian Sheng termuda dalam sejarah Maya, mana ada bangsawan yang tidak ingin memberikan kesempatan pada anak-anak mereka? Uang bukan masalah! Memiliki sandaran kuat seperti Jian Sheng jauh lebih penting daripada apapun!
Setelah gosip itu dikonfirmasi, hampir 90% siswa akademi prajurit mulai meminta perubahan kurikulum. Tentu saja sebagian di antaranya adalah pasukan pemanah yang ingin pindah ke kursus Zhebie.
Mereka hanya punya satu pelajaran, sudah pulang kembali. Keduanya saling bertukar pengalaman masa perjaka masing-masing. Dibandingkan dengannya, Zhebie jauh lebih baik - cukup memperlihatkan sedikit keahlian sudah lebih meyakinkan daripada seribu kata. Sementara dia sudah capek berdebat tapi tidak membuahkan hasil. Ah, rupanya memang tidak cocok untuk mengajar teori. Akan dicoba beberapa kali lagi, kalau masih tidak berhasil, akan didiskusikan untuk pindah ke kursus praktik.
"Kao dan yang lain akan tinggal di barak militer selama beberapa hari ini. Meski terlihat santai, dia sangat serius dalam menangani urusan resmi. Diddy ditugaskan sebagai kurir komunikasi. Sepertinya Kao telah menerima misi dari Yisa."
Dojo Pedang.
"Lapor, Guru! Ada rumor sangat aneh yang beredar dari Akademi Kerajaan!"
Anumennon yang sedang bermeditasi membuka matanya, "Apa yang membuatmu begitu panik?"
"Guru,... Kabarnya ada seorang Master Saint Domain tiba-tiba muncul mengajar di Akademi Kerajaan. Situasi di sana kacau balau. Pasti ini cuma gimmick promosi mereka, Guru!"
Anumennon perlahan menutup matanya kembali, "Mereka benar. Orang itu bernama Kaisar, bukan?"
"...Guru mengenalnya?"
"Pergilah. Teruskan aktivitas seperti biasa."
Murid itu tak berani mengganggu setelah melihat Anumennon kembali bermeditasi. Hubungan antara Akademi Prajurit Kerajaan dengan Dojo Pedang memang selalu tegang. Kedua pihak terus bersaing - wajar saja karena dua harimau sulit berbagi gunung. Namun selama ini, pihak akademi selalu unggul karena memiliki Jian Sheng legendaris sebagai guru. Kini para anggota dojo kehilangan bahan pamer.
Setelah muridnya pergi, Anumennon membuka mata. Sorot matanya memancarkan ancaman mematikan...
Sementara itu, Yang Mulia Raja Alexander XV dari Cagliari sedang memeriksa dokumen-dokumen resmi. Di sampingnya ada seorang wanita muda yang memesona. Sekilas, kecantikannya memang luar biasa meski bukan yang terhebat, namun pandangan kedua akan membuat siapa pun terpikat. Wanita ini memiliki daya tarik yang nyaris mistis, setiap inci tubuhnya memancarkan pesan menggoda, namun wajahnya justru menunjukkan keseriusan dan keanggunan yang membuat para lelaki tak bisa melepaskan diri.
"Yang Mulia, istirahatlah sebentar. Terlalu lelah tidak baik untuk tubuh Baginda." Wanita itu berdiri dengan lembut lalu mulai memijat bahu sang raja. Alexander bersandar nyaman di kursinya, perlahan menutup mata.
"Permaisuriku, kau sungguh berbakti. Mengurus harem sekaligus menemaniku, sementara ada orang-orang tak tahu berterima kasih yang memfitnahmu."
Sang permaisuri tersenyum tanpa beban: "Yang Mulia, Baginda justru patut bersukacita. Hamba ingin memberi kabar gembira."
"Oh? Kabar apa? Apakah tuduhan bahwa kau merayuku itu ada alasannya?" Alexander penasaran.
Sang permaisuri terus memijat dengan tekun. Mungkin karena terlalu bersemangat, tubuh mungilnya mulai kelelahan. Pipinya memerah bak bunga peach: "Meski tak senang difitnah, tapi ini membuktikan mereka mengkhawatirkan Baginda. Selama demi kebaikan Yang Mulia, hamba pun turut berbahagia."
"Bagaimana Yang Mulia Raja tidak senang mendengar ini, langsung memeluk Permaisuri dalam dekapan, 'Permaisuriku, berkat pengertianmu, andai mereka mendengar ucapan ini mungkin akan malu sampai terhempas ke dinding.'"
"Cukup Yang Mulia saja yang tahu."
Setiap gerakan wanita ini begitu sempurna membangkitkan ambisi perlindungan kaum lelaki, namun sekaligus penuh alasan.
"...Yang Mulia, setelah meninjau memorial-mentorial hamba akan melayani Paduka dengan baik, jika tidak itu akan menjadi dosa hamba."
"Baik, sejak Permaisuri sudah berkata begitu, bagaimana hamba berani menolak!"
Raja Alexander juga merasa terharu. Sejak menjadi raja, dirinya seolah langsung menua. Para menteri menuduhnya terlalu terikat pada harem, padahal ambisi besarnya justru memudar saat naik takhta. Ia sama sekali tidak mengurus urusan Permaisuri. Kehidupan sekarang dirasa cukup baik - mempertahankan takhta, perlahan membangun kerajaan. Cukup dengan mempertahankan status quo. Di usia senja, yang diinginkan hanyalah kedamaian. Para pejabat yang terus-menerus mempersoalkan Permaisuri sungguh keterlaluan. Memiliki ibu negara seperti ini adalah berkah bagi mereka. Andai Permaisuri benar-benar wanita penggoda, tentu sudah menghasutnya untuk membunuh semua orang ini. Namun sebaliknya, Permaisuri malah memuji mereka. Jika wanita seperti ini disebut penyihir, lalu siapa lagi yang layak dipercaya?
Memandangi memorial di tangannya, raja menunjukkan ekspresi muram.
"Yang Mulia, ada apa yang mengganggu hati Paduka?"
"Martie ini benar-benar tak ada habisnya! Bukankah dia sudah membawa beberapa orang dari Swiss? Sekarang dia malah merekomendasikan mereka jadi guru di Akademi Kerajaan kita. Aduh, aku sibuk sepanjang hari, mana sempat menemui orang-orang ini!"
"Mungkin mereka benar-benar berbakat?"
"Hmph, berbakat apa? Dia bilang ada anak kemarin sore di bawah 20 tahun yang ahli Saint Domain. Apa dia anggap aku idiot?" Alexander XV menggelengkan kepala dan melempar dokumen ke keranjang sampah. Namun di sudut lain, mata Permaisuri memancarkan kilau aneh.
"Yang Mulia jangan sampai sakit karena hal sepele ini. Baginda adalah tiang negara. Mungkin Pangeran Martie ingin memulihkan sedikit martabatnya setelah pernikahan batal. Biarkan saja hal ini berlalu."
"Haha, Permaisuri memang paling paham. Sudahlah untuk hari ini, temani aku tidur."
Permaisuri muda nan cantik membantu Sang Raja yang sempoyongan. Raja benar-benar mulai tua, begadang sedikit saja tubuhnya langsung lemas.
Caesar bangun sangat pagi. Semalaman dia merenungkan cara berkomunikasi dengan murid-murid. Tapi pola pikir siswa manusia mungkin terlalu aneh. Zhebie sendiri bingung - saat dia memamerkan keterampilan memanah, murid-murid langsung patuh. Tapi kenapa saat dia menunjukkan level Saint Domain, malah tak ada yang peduli?
Fenomena aneh ini pun tak bisa dipahami Zhebie. Seandainya Yisa ada, masalah kecil seperti ini pasti langsung terselesaikan.
"Begitu tiba di kampus, keduanya langsung merasakan suasana yang agak tidak beres. Secara logika, kampus di pagi hari seharusnya segar dan sunyi, paling-paling ada beberapa pelajar yang bangun pagi untuk latihan... Mengapa bisa sebanyak ini orang?"
"...Bukankah itu Guru Kaisar?"
"Sepertinya iya. Guru semuda ini, pasti mereka. Yang menggendong busur itu pastilah Guru Zhebie."
Mengusap-usap, tatapan bertanya banyak terpusat. Setelah jeda singkat, para pelajar menyerbu seperti lebah. Kaisar dan Zhebie saling bertukar pandang penuh tanya... Lihat momentum ini, target pasukan besar adalah mereka. Apakah mereka melakukan kesalahan?
Keduanya saling memandang. Jika tetap di tempat, pasti akan tenggelam dalam kerumunan. Lari duluan!
Siluet mereka bergetar, lalu menghilang dari tempat. Dengan kecepatan mereka, mata pelajar biasa tidak bisa menangkap jejak. Tapi ada beberapa ahli yang nyaris bisa melihat pola gerakan, langsung mengejar. Seluruh sekolah menjadi kacau.
"Ada urusan cari kepala sekolah", ini kebiasaan baik Kaisar yang sudah tertanam sejak di Akademi Karang.
...Pintu ruang kepala sekolah juga dipadati orang.
"Sekelompok orang melihat Kaisar masuk, segera mengerumuninya, 'Teman sekelas, kamu kan pimpinan, tolong bantu menasihati Kepala Sekolah, kami menuntut dialog damai!'"
Kaisar memandang orang-orang ini dengan bingung,...mereka ingin mengepung ruang kepala sekolah, sepertinya kemampuan Pak Tua ini lebih hebat darinya, orang-orang seperti ini benar-benar tak layak dilirik.
Kaisar masuk ke ruang kepala sekolah, Kepala Sekolah Eiffel sedang santai menikmati teh, selain itu insulasi suara ruang kepala sekolah sangat baik, Yang Mulia Kepala Sekolah sedang menikmati fajar.
"Oh, kamu datang, duduklah, mau minum secangkir?"
"Kepala Sekolah, apakah terjadi sesuatu? Suasana kampus agak misterius, untuk apa orang-orang di luar ini?"
Kepala Sekolah memandangi Kaisar dari atas ke bawah, menyesap sedikit teh, "Kenapa, kamu tidak tahu apa yang terjadi?"
"Tidak jelas, begitu masuk gerbang langsung sekelompok pelajar berbondong-bondong mendatangi, benar-benar aneh. Sebenarnya saya ingin berdiskusi dengan Kepala Sekolah tentang cara mengajar, siswa-siswa kurang menyukai metode pengajaran saya."
……tidak terlalu menerima, kalau terus menerima, akan terjadi kerusuhan kolektif.
"Dari kemarin sore sampai sekarang, sudah ribuan siswa Akademi Prajurit yang meminta pindah ke kelasmu. Kalau kamu dikatakan tidak populer, maka tidak ada lagi yang populer."
Keringat…, Kaisar sendiri juga bingung.
"Kamu ini, terlalu tidak sabar. Cukup tunjukkan sedikit kemampuan saja, langsung memamerkan kemampuan Saint Domain malah mencari masalah sendiri. Sekarang semua siswa mau ikut kelasmu, urus sendiri!"
"Aduh, Yang Mulia Kepala Sekolah seharusnya sudah memasuki Saint Domain sejak lama, mengapa mereka tidak mencari Anda?"
"Ssst… Tulang tua seperti saya tidak tahan diurus-inusi. Rahasia, rahasia. Masalah ini kita bicarakan lain waktu. Urusan saat ini kamu yang bikin, selesaikan sendiri!"
"Pak Senior duduk bersila dengan santai, bersikap acuh tak acuh seolah urusan itu bukan masalahnya."
"Kali ini Kaisar mengerti, semua orang tua sama liciknya, malas."
"Di luar, orang-orang itu berbisik, 'Eh, tadi orang itu kok tidak beres, sepertinya memakai lencana guru.'"
"'Iya, kita sudah menunggu lama di sini tapi tidak bisa masuk. Kok dia langsung bisa masuk begitu dorong pintu? Tadi beberapa guru juga diusir keluar.'"
"'...Kapan akademi kerajaan punya guru semuda ini?'"
"Suara kerumunan tiba-tiba berhenti. BRAK! Mereka berbondong-bondong ke pintu ruang kepala sekolah, gedebak-gedebuk mengetuk pintu. Para utusan keluarga kerajaan, bangsawan, dan orang kaya ini tak peduli protokol. Senjata pamungkas mereka adalah memaksa dengan senyuman."
"Mendengar suara ketukan keras itu, Kaisar mulai merasa tidak nyaman, 'Yang Mulia Kepala Sekolah, saya ada urusan lain, izin pamit dulu.'"
"'Eh, eh, jangan pergi! Masalah yang kau buat sendiri...'"
"Aduh! Kaisar sudah melompat keluar jendela. Dasar tidak tahu menghormati senior, malah melempar masalah ke orang lain."
"Sementara itu, kamar kepala sekolah sudah diterobos. Orang-orang nekat ini membuktikan bahwa tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan kekuatan fisik."
"'Tolonglah Yang Mulia Kepala Sekolah!'"
"'Benar! Pangeran keluarga kami sangat menghormati Yang Mulia!'"
……
Kepala Sekolah akhirnya mengangkat kepala, "Cukup, jangan ribut lagi. Kalian semua pulang. Saya akan membuat keputusan. Siapa yang masih ribut akan menjadi orang pertama yang diusir!"
Semua terdiam dan memandangi Kepala Sekolah dengan penuh harap. Tanpa peduli apapun, Kepala Sekolah juga pergi dengan cepat. Sungguh tidak ada yang perlu dijelaskan kepada orang-orang ini.
Di kantor guru Akademi Prajurit juga tidak sepi. Kabar angin ini tentu sampai ke telinga mereka. Zhebie yang baru datang adalah pemanah misterius. Tapi yang lebih gila adalah Kaisar, yang termuda, tapi rumor menyebutnya sebagai Master Saint Domain. Meskipun rumor berhenti di orang bijak, fakta bahwa ini masih berlanjut sampai sekarang mulai menimbulkan masalah.
Para guru pria bersemangat untuk membuktikan - mereka tidak akan percaya tanpa melihat langsung. Saint Domain adalah mimpi, mana mungkin semudah bertelur? Kaisar yang masih kecil itu mustahil! Sementara guru wanita berbisik-bisik sambil tersipu malu,... Apa mungkin rumput tua mengikat sapi muda?
