Sejak tantangan dilayangkan, Anumenon mulai menutup pintu dan masuk fase bertapa. Kaisar tetap menjalani rutinitasnya, seolah tak peduli pertarungan akhir, tetap menyelami tumpukan buku setiap hari.
Yang Jingyi sampai merasa dia terlalu sombong. Demi rencana besar, terpaksa mengingatkan: "Guru Kaisar, tak perlu bertapa?"
Kaisar mengangkat kepala dari tumpukan buku, mengedipkan mata: "Bertapa? Apa maksudnya?"
Wajah Yang Jingyi langsung terbakar tiga garis hitam,... Orang yang tak paham bertapa bisa masuk Saint Domain? Apa ada yang curang?!
“Hmm, bertapa, sesuai namanya adalah mengurung diri di tempat sepi, meningkatkan kondisi tubuh dan jiwa ke level optimal sambil mengulang pelajaran lama untuk menciptakan jurus pamungkas baru.”
Kaisar mengusap-usap kepalanya dengan canggung, "Aku tidak bisa."
Dingin...
Yang Jingyi merasa sedang berdialog dengan makhluk tidak manusiawi. Hal-hal rumit langsung dipahaminya sambil membuat analogi, tapi hal sederhana sama sekali tidak dimengerti. Pantas orang bilang genius di bidang tertentu adalah idiot di bidang lain.
"Kalau begitu kau yakin bisa menang?"
"Tidak!"
Byur...
"Hmm, tidak perlu menjawab seberani itu! Kalau tidak yakin mengapa tidak segera persiapan? Masih ada banyak kesempatan baca buku nanti!" kata Yang Jingyi dengan marah.
"...Ini bentuk perhatianmu?" Kaisar tertawa.
Wajah Yang Jingyi memerah, "Ah, siapa yang peduli! Aku hanya takut kau mati dan merusak rencana Pasukan Ksatria Naga keluarga kami."
Kaisar mengangguk serius, "Aku sudah mempelajari tesismu dan menemukan beberapa hal yang belum dipublikasikan. Bagaimana kalau jika aku menang, kau bantu latih Pasukan Ksatria Nagaku?"
“Ini bukan ide yang tiba-tiba muncul dari Kaisar. Meski guru wanita ini memiliki banyak kekurangan - terlalu idealis, temperamental, mudah menilai orang dari penampilan - tapi kemampuannya nyata. Banyak ide kreatifnya bahkan tak terpikir olehnya. Daripada belajar mati-matian sendiri, lebih baik memanfaatkan kekuatan sang penemu. Dengan imajinasinya yang dipadukan penanganan praktis darinya, pasti akan sangat membantu pembangunan Pasukan Ksatria Naga. Setelah mempelajari pasukan ksatria di kerajaan lain, mengelola grup memang jauh lebih sulit daripada mengurus diri sendiri.”
“Baik, jika kamu menang, aku akan setuju. Tapi jika jadi cacat, anggap saja aku tak pernah bilang apa-apa.”
Keringat… Mulut wanita ini tajam seperti pisau. Tidak perlu mengutuk seperti itu.
Siapapun lawannya, Kaisar selalu penuh percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri sama sekali tidak membantu dalam pertarungan.
Keluarga Yang menguasai hampir separuh industri militer Cagliari, dengan keunggulan teknis mutlak. Sebagai keluarga teknisi selama ratusan tahun, Yang Jingyi memang punya modal untuk membual seperti itu.
Usai dialog, Kaisar kembali memusatkan perhatian pada bukunya. Sebagai komandan, ia harus memahami taktik perang secara mendalam. Nanti juga bisa memberikan pelajaran untuk Kao dan yang lain.
Yang Jingyi menggelengkan kepala melihat Kaisar yang fokus. Pria ini benar-benar misterius. Semoga dia bisa menang.
Karena periode ini sangat krusial, Lulu juga diperintahkan untuk tidak mengganggu Kaisar. Bocah kecil yang kondisi fisiknya semakin pulih ini memiliki energi berlebih, membuat Istana Penasihat Negara benar-benar kacau balau. Akhirnya, sang dukun negara terpaksa mengirimnya ke putri, karena hanya sang putri yang bisa menenangkan si gadis pemberani tak kenal takut ini. Lebih baik dia membuat keributan di istana daripada di rumah.
"Kakak, sedang memikirkan apa?" Lulu terus bergerak tak henti, kini penuh tenaga dan semangat yang tak pernah pudar, cocok untuk menyalurkan energi aktifnya sebagai anak-anak.
Putri Xixi juga tipe yang aktif, tapi tak seaktif dirinya.
"Aku merasa wajah Kaisar itu familiar, tapi tak bisa mengingat di mana pernah melihatnya." Xixi menepuk kepalanya.
"Hihi, Kakak, sedang memikirkan Om ya!"
"Hmm, Lulu, bukan memikirkannya, tapi mencoba mengingat di mana pernah melihatnya!"
"Apa bedanya?"
Sang putri menatap Lulu dengan bingung... Beberapa logika memang sulit dijelaskan pada anak-anak.
"Kakak, Om mau berkelahi! Mereka semua melarangku main dengannya!" Lulu mengerutkan bibir kecilnya dengan kesal.
"Benar, Kaisar pasti sedang sibuk mempersiapkan banyak hal. Lebih baik tidak mengganggunya sekarang. Lagipula banyak tamu akan datang, seperti Paman Styralia."
“Ah, berarti Si Hijau kecil juga datang ya, hihi, bagus sekali. Aku sudah lama pengin punya satu sisik hijau buat kenang-kenangan.”
……Sungguh ide gila darinya, berani-beraninya menekan dan menggali sisik naga. Pikiran jahat seperti ini cuma bisa muncul dari dia. Xixi merasa masa kecilnya sudah cukup nakal, tapi dibandingkan Lulu masih jauh lebih lambat. Namun Lulu punya aura yang bikin orang kasmaran, sama sekali nggak bisa marah.
Tunggu, naga, ck ck, naga, iya! Bukannya dulu yang nyelametin induk naga itu dia kan?!
Mirip, hampir pasti dia. Cih, kayaknya dia sudah lama melupakanku. Benar-benar musuh bebuyutan bertemu di jalan sempit... Tapi sekarang kayaknya juga nggak bisa berbuat banyak. Pantas dulu sok jagoan, memang ada kemampuannya sih.
Kao dan kawan-kawan sangat iri dengan pertarungan yang akan dihadapi Kaisar. Meski berbahaya, tapi prajurit sejati terlahir kembali di antara kematian. Kao dan Zhebie sangat ingin, sayang kemampuan tim masih kurang. Belakangan Kao dan Bati bagaikan ikan di air di Legiun Kedua Kota Kerajaan. Kabarnya bahkan beberapa komandan sepuluh ribu pasukan sudah dimukul. Dengan dukungan Marti di belakang, orang lain juga nggak berani macam-macam. Kegaharan adalah favorit tentara - hanya dengan ini bisa meraih hormat. Kao dan Bati membuktikannya melalui aksi nyata. Kegilaan telanjang dan kebuasan mereka membuat darah binatang prajurit-prajurit mendidih.
"Kepala, sialan, kapan aku bisa masuk Saint Domain? Energi tempurku sudah meningkat banyak, tapi sama sekali tak ada rasa transformasi."
Kao merobek paha banteng sambil berkata, sementara Bati lebih gahar dengan langsung melahap setengah banteng. Cara makan yang lain juga tak kalah buruk. Jika Yisa dan Elina ada di sini, keempatnya mungkin akan lebih menahan diri. Tapi sekarang? Pelayan pasti terkejut melihat cara makan mereka yang seperti orang kelaparan sepuluh hari. Bahkan anak kecil yang selalu tersenyum itu makannya bisa menyaingi dua tiga pria kekar.
Bagi orang seperti Kaisar yang menguras energi secara ekstrem, kebutuhan tambahan pun lebih besar. Meski demikian, saat diperlukan mereka juga bisa bertahan lama tanpa makan - benar-benar makhluk yang sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan alami.
"Ini hanya bisa dirasakan, tak bisa dijelaskan kata-kata. Lagipula jangan terlalu terpaku pada Saint Domain. Itu hanyalah sekadar peringkat. Terlalu fokus justru akan merendahkan kualitasmu."
Meski bicara, Kaisar tak memperlambat kecepatan makannya. Kebiasaan ini sudah melekat sejak mereka masih menjadi petualang.
"Katanya Dewa Panah umat manusia akan datang. Gimana Zhebie, gatal untuk bertemu?" goda Kao.
Belakangan Zhebie juga jarang terlihat, waktunya di akademi semakin panjang, bahkan bersembunyi di sudut mengamati guru manusia yang jauh lebih lemah darinya mengajar. "Setiap jengkal punya kelebihan, setiap meter punya kekurangan" - dalam pikiran mereka sama sekali tidak ada masalah martabat. Selama berguna, harus dipelajari. Belakangan Zhebie semakin merasakan hal ini, seluruh tubuhnya menyembunyikan ancaman mematikan. Tidak seperti Kao dan Bati yang punya saluran pelampiasan, saat mendengar kabar kedatangan pemanah terbaik manusia ke Cagliari, dia mulai tidak bisa tenang.
Mendengar itu, gerakan Zhebie terhenti sejenak. Memandang Kaisar, tanpa perlu dijelaskan semua paham - sangat sedikit hal yang bisa membuat Zhebie tertarik. Kaisar tersenyum, "Serahkan padaku. Manusia paling menjaga martabat. Nanti langsung tantang saja."
Zhebie mengangguk. Cara klan laut memang lebih langsung. Begitu terpikir penembak kelas atas manusia akan datang, hatinya yang tenang mulai bergejolak.
Bagi mereka, cukup 30-40% peluang menang sudah bisa ditantang. Tapi tidak sembrono. Seperti Kao yang sangat paham, dia belum bisa melawan ahli Saint Domain. Tidak semua orang se-tangguh Kaisar.
"Tidak hanya itu, Yisa bilang selain ahli permukaan, ahli dari Dunia Kegelapan juga akan datang." Kao berkata.
"Dunia Kegelapan?" Diddy bertanya sambil tersenyum licik. Dia sangat peka terhadap kegelapan.
"Hmm, Diddy jangan tersenyum nakal ke arahku. Dunia Kegelapan manusia bukan seperti konsep Kegelapan versi kalian, hanya merujuk pada hal-hal seperti pembunuh bayaran atau kelompok perampok yang disebut penjahat. Mereka memiliki struktur organisasi dan aturan sendiri, tapi kemampuan tim mereka juga tidak bisa diremehkan."
Diddy menggelengkan kepala dan melanjutkan menyantap makanannya.
Tamu pertama yang tiba adalah Styralia Ksatria Naga dan Yugare Ksatria Naga dari Sekte Bulan Suci. Memiliki tunggangan terbang memang menguntungkan. Manusia bisa terbang lebih cepat daripada naga bersayap, apalagi Giok Naga milik Styralia dan Naga Petir Yugare memang ahli dalam hal terbang.
Ksatria Naga dari kerajaan manapun selalu disambut sorakan. Rijkaard tentu tidak melewatkan kesempatan emas untuk konsultasi ini. Meskipun naga beracun kalah satu level dari Giok Naga dan Naga Petir, tetap saja ini adalah naga sejati - mungkin tidak setara dengan yang terkuat, tapi jelas lebih unggul dari yang level bawah.
Popularitas Styralia di Cagliari sangat tinggi. Ksatria Naga yang relatif muda ini sangat disukai dan aktif membina generasi penerus. Hubungannya dengan Kaisar tidak bisa dijelaskan dalam satu kalimat - pertemanan mereka lahir dari pertempuran. Tanpa ragu menunjukkan kedekatannya dengan Kaisar, tak lama setelah tiba, Styralia langsung mengunjungi Kaisar di Akademi Kerajaan.
Pertemuan dua ksatria naga termuda di Maya Daratan telah menarik perhatian seluruh akademi. Siapa sangka mereka ternyata saling mengenal? Gedung pengajar fakultas taktik telah dikepung oleh para pelajar. Tentu saja Jian Sheng yang lebih muda lebih menarik perhatian pemuda, sementara Anumenon terasa seperti akan dieliminasi.
Saat Styralia melangkah masuk ke kamar, Kaisar juga mengangkat kepala dari tumpukan buku. Pandangan mereka bertabrakan dalam sepersekian detik. Para guru lain segera menghindar. Dua aura kuat saling tarik menarik sebelum akhirnya meledak. Kantor malang itu tampaknya perlu direnovasi ulang.
Mendengar suara gedebak-gedebuk dari dalam, para pelajar di luar melompat-lompat penuh antusiasme. Apakah mereka sudah mulai bertarung?
Tentu tidak.
Aura tempur Kaisar dan Styralia langsung mereda seketika. Mereka tertawa bersama, "Mengubah pandangan setelah tiga hari tidak bertemu - ungkapan ini sangat cocok untukmu."
"Kau juga tidak kalah. Tapi kemungkinan untuk mengalahkanku seperti dulu sudah tidak ada," jawab Kaisar sambil tersenyum. Jika bukan karena janji pertarungan dengan Anumenon, pasti dia sudah menantang duel.
"Ck ck, bagus! Sifatmu masih sama. Sepertinya si tua urakan Anumenon dalam bahaya. Aku akan menantimu!"
Kaisar mengangguk perlahan, menahan aura tempurnya. Styralia adalah lawan pertama yang ingin dia kalahkan setelah memasuki Saint Domain.
Usia sebenarnya Styralia tidak diketahui, tapi penampilannya paling-paling empat puluh tahun. Temperamennya agak mirip dengan Kaisar. Melihat keduanya tidak berniat berkelahi, para guru baru berani keluar dari sudut. Sangat berbahaya, untungnya mereka masih rasional. Kalau sampai berkelahi di sini, pasti mereka harus jujur.
"Kalian, kalian, ngapain lihat-lihat! Kalian berdua segera Pergi lo!" teriak Yang Jingyi dengan murka. Dia tidak peduli ksatria naga atau bukan.
Kaisar dan Styralia awalnya kaget, lalu buru-buru menghindar.
Kantor sudah hancur lebur akibat ledakan kecil mereka. Kaisar sudah sangat memahami temperamen putri bangsawan Yang ini. Sebelum dia benar-benar murka, lebih baik kabur. Sedangkan Styralia selalu memegang prinsip ksatria: perempuan sulit dihadapi.
Tempat tinggal Ksatria Naga Youjiale tentu di kuil. Ketika mendengar Pendeta Wanita dan Uskup menyebut Kaisar sebagai Inspektur Sekte Bulan Suci, dia sangat terkejut. Dia tahu Pendeta Wanita Karinina menyerahkan Lembaran Bulan Suci ke inspektur baru, tapi tak menyangka itu Kaisar. Ketika mendengar dari mulut Pendeta bahwa Kaisar menampilkan Sayap Serafim tingkat tertinggi, dia semakin terpana. Tampaknya perjalanannya ini benar-benar berharga.
“Di antara semua taruhan, yang paling kuat tetap Perdagangan Alibaba. Ini adalah organisasi dengan aktivitas komersial tersebar di Maya, bahkan ada di Negeri Utara, dan memiliki hubungan dengan Keluarga Carol dari klan laut. Perdagangan ini tidak pernah terlibat dalam perang apa pun dengan reputasi bisnis yang sangat baik. Mereka melakukan semua transaksi kecuali senjata. Lokasi markas besar mereka juga tidak diketahui, legenda mengatakan didirikan oleh seorang Pangeran dari kerajaan yang telah runtuh, bangkit selama Perang Bulan Suci, dan memiliki hubungan baik dengan Sekte Bulan Suci. Namun yang pasti, ini bukan aset Sekte Bulan Suci.”
“Perdagangan besar seperti ini disambut baik oleh setiap kerajaan. Kedatangan mereka membawa pendapatan besar dan memakmurkan pasar. Karena Kaisar Jian Sheng tidak menggunakan naga merah, kebanyakan orang lebih memilih Anumenon - usia memang bukan sekadar angka. Beberapa yang mendukung Kaisar mendapat peluang rendah, tapi Perdagangan Alibaba justru memberi peluang tinggi pada Kaisar, menarik banyak dana. Praktik aneh ini dianggap sebagai cara mencari sensasi dan strategi promosi untuk memperluas pengaruh mereka di Cagliari. Meski terkenal, operasi Alibaba di Cagliari selama ini selalu normatif. Kali ini mungkin ingin menjadikan momentum ini sebagai bahan sensasi.”
“Bagi Perdagangan Alibaba yang kaya raya, rugi dulu untung kemudian bukan hal sulit. Tentu ada juga banyak pendukung Kaisar - para pemuda, perempuan, terutama kalangan akademisi.”
“Tuan, apakah risiko kita terlalu besar?”
"Ketua Perkumpulan Alibaba saat ini sedang membungkuk ke depan di hadapan seorang pemuda. Pemuda itu menikmati anggur merah premium di gelasnya dengan puas, merah seperti darah yang membuatnya sangat nyaman, "Permainan, sebuah permainan. Karena aku menyisihkan waktu untuk bermain, harus ada yang menarik. Tapi ada satu hal yang sangat tidak kusukai, apakah perkataanku tidak diindahkan? Perintah yang sudah kusampaikan lama, sampai sekarang belum juga terlaksana!"
Ketua Alibaba gemetar, tidak berani memberikan penjelasan. Bagi orang di hadapannya ini, dia hanya melihat hasil akhir, tidak pernah menanyakan proses. Mereka sudah lama ingin bertindak, tapi tidak pernah ada kesempatan. Tak ada yang menyangka sang tuan akan datang sendiri ke sini, membuat mereka tidak siap.
"Hehe, tidak perlu takut. Hanya saja, kuharap sebelum pergi bisa mendengar kabar baik."
Sang ketua gemetar menyeka keringat di atas kepalanya, "Tuan tenang, besok akan ada kabar untuk Anda."
Pemuda itu melambaikan tangan, sang ketua segera mundur.
"Benar-benar sampah. Tidak didesak tidak mau bekerja. Kuharap bisa melihat pertunjukan bagus, kalau tidak percuma aku datang jauh-jauh."
Saat itu di wilayah Cagliari, sebuah kereta kuda melesat cepat. Di dalam kereta juga ramai bukan main.
"Guru, ini salahmu. Ngapain pergi jauh-jauh begini, sampai kami harus terburu-buru!"
"Iya, kenapa tidak carikan naga saja? Kami juga tidak perlu buru-buru!"
Wajah Magister Sihir Markus sudah hitam legam, "Kalian dua bangsat! Sudah ada tempat duduk masih mengeluh. Tidak mau duduk? Lari saja!"
“Hihi, Guru, kami sedang berdebat dengan logika. Sebagai pendidik, Anda harus menjaga citra. Lagipula, memperbaiki kesalahan itu kebajikan besar. Ini kebenaran yang dikatakan filsuf tertentu.”
“Dosa apa yang telah kupikul di generasi sebelumnya sampai harus menerima kalian dua bocah nakal ini?”
“Ah, Guru, Anda pernah berbuat dosa? Kalau begitu harus lebih baik ke kami untuk menebusnya... Guru, kalau kue gulung ini tidak mau Anda makan, berikan padaku saja.” Sebelum Markus sempat menjawab, si kecil nakal itu sudah menyambar kuenya.
Magister Sihir Markus hampir ambruk. Kue gulung itu kesukaannya, yang sengaja disimpan untuk dinikmati pelan-pelan di akhir. Tapi sekarang... direbut si bocah terkutuk ini...
Seketika Markus melompat keluar kereta kuda, meninggalkan dua muridnya tanpa peduli.
“Wah, Kakak Kelas, bertahun-tahun sudah tapi keteguhan hati Guru tetap tak berkembang.”
“Memang, jarang ada genius selevel kita bersaudara.”
“Guru benar-benar perusak lingkungan. Pasti dewa mengutus kami untuk menasihatinya.”
“Untuk membantu Guru menebus dosa, kuputuskan untuk menghabiskan buah-birannya juga.”
“Bagi setengah untukku.”
Dentuman ledakan bertubi-tubi menggema dari belakang kereta kuda. Bumi dan pegunungan bergetar ketakutan di bawah mantra terlarang sihir tanah tingkat tinggi - Longsor Besar dan Bumi Terbelah.
