Melihat kedatangan Kaisar, semangat prajurit malah semakin membara. Teriakan perang bergema, lebih mirip mempertaruhkan nyawa daripada latihan biasa.
Rio dan Julie merinding menyaksikan... Jika prajurit seperti ini bisa tersaring sampai hanya tersisa tiga ribu orang, bisa dibayangkan betapa hebatnya mereka nanti.
Julie dan Rio berkeliling sebentar lalu berpamitan. Jelas Kaisar tidak punya waktu untuk basa-basi dengan mereka. Kondisi saat ini sangat bagus, perlahan mendekati target Kaisar.
Melihat Kaisar, Kao masih sempat melayangkan pandangan ambigu. Kaisar hanya tersenyum tipis, lalu tanpa ragu memberi hadiah bola api terkompresi. Bruuum...
Saat menemukan Yang Jingyi, putri bangsawan itu sedang menatap peta. Ia tak menghiraukan kehadiran Kaisar, baru berhenti bekerja setelah melihat siluet penyihir di belakang Kaisar.
"Ini siapa?"
"Adik perempuanku, anggap saja sebagai pengawal penyihirku."
Kaisar merasa tak perlu membohongi Yang Jingyi. Kerja sama mereka saat ini sangat baik, masih banyak hal yang membutuhkan bantuannya di kemudian hari.
Yang Jingyi mengangguk, berusaha meyakinkan diri bahwa hubungan mereka murni kerja sama. Kaisar memanfaatkannya karena kemampuannya, sementara ia membantu Kaisar hanya untuk membuktikan kebenaran teorinya.
Dengan senyum cerah ia berkata, "Oh, rupanya Anda sangat protektif padanya, sampai 24/7 menjaganya."
Kaisar tersenyum tipis tanpa penjelasan. Hal seperti ini tak perlu dijelaskan.
"Guru Yang, jumlah yang tereliminasi semakin sedikit. Tampaknya kita harus menjalankan rencana berikutnya."
Yang Jingyi menatap peta sambil mengangguk, "Sedang aku pertimbangkan. Sesuai kondisi kita, level A tempat rahasia memang harus. Rijkaard juga memberi saran tentang A yang pernah ia kunjungi, memang cukup baik. Detailnya masih perlu didiskusikan."
Pegunungan Kaxili di perbatasan utara Cagliari, tempat kematian rahasia level A tersebut merupakan area terlarang manusia. Monster berkeliaran bebas, menjadi surga para petualang. Para ahli yang ingin meningkatkan kemampuan, terutama yang ingin memasuki Saint Domain sering berlatih di sana. Rijkaard adalah salah satunya.
"Tempat rahasia ini terletak di wilayah Cagliari, termasuk kategori tempat misterius pegunungan terbuka. Memang pilihan tepat untuk 10.000 anggota Pasukan Ksatria Naga. Apalagi ada pasukan militer setempat yang menjaga dan mencegah serangan monster, sekaligus menyediakan tempat tinggal bagi mereka."
"Baik, kita akan mencari lokasi lain lagi. Tempat ini bisa dipertimbangkan, sebaiknya cari data yang lebih detail. Harus menyesuaikan area latihan dengan level yang berbeda-beda."
Yang Jingyi mengangguk, "Saya sudah membuat berkas pribadi untuk setiap anggota tim, mencatat perkembangan mereka secara menyeluruh."
Kaisar tertegun, "...Mau cari sebanyak itu orang dari mana?"
Yang Jingyi mendongakkan kepala dengan bangga, "Kapten Kaisar, Anda meremehkan saya sekali. Saya kan Kepala Departemen Taktik Akademi Eiffel. Memanggil murid untuk magang itu mudah, apalagi kesempatan belajar langsung di bawah bimbingan Nona seperti saya ini adalah kehormatan besar bagi mereka."
"Menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, ya?"
Yang Jingyi menatap Kaisar dengan bingung,... Ada yang berbeda, dia bahkan mulai bisa bercanda.
"Ada satu hal lagi yang perlu bantuanmu. Saya ingin membuat set peralatan tempur. Keluarga Yang kan ahli pembuatan senjata, pasti bisa diandalkan."
Yang Jingyi agak terkejut, "Peralatan? Kayaknya tidak perlu sampai minta tolong saya. Perlengkapan Pasukan Ksatria Naga kan sudah yang terbaik."
Kaisar menggelengkan kepala, "Itu masih belum cukup, yang aku inginkan adalah baju zirah super eksklusif untuk Pasukan Ksatria Naga yang tak tertandingi. Setiap baju zirah harus diisi dengan mineral kristal terbaik. Dengan desain yang tepat, massa seluruh baju zirah bisa dikurangi sekaligus menghasilkan efek anti-sihir kelas atas. Pasukan Ksatria Naga yang tahan sihir barulah sempurna."
Ucapan Kaisar hampir membuat Yang Jingyi tertawa terbahak, "Yang Mulia Kapten, apakah Anda mengira rumahku adalah orang terkaya di Maya? Mineral kristal murni harganya selangit! Membuat satu baju zirah seperti ini mungkin masih bisa, tapi membuat untuk legiun tiga ribu orang itu keterlaluan. Kecuali Anda bisa membujuk Raja untuk menggelontorkan seluruh pajak tahun ini, dan negara lain mau menjual, mungkin baru terkumpul."
Kaisar ini memang ada masalah di otaknya. Sejak wanita aneh ini datang, dia berubah total.
Kaisar tidak menghiraukan kemarahan Yang Jingyi, "Mineral kristal bisa aku tanggung. Aku bisa menyediakan cukup mineral kristal. Tapi desain dan pembuatan baju zirahnya harus kuserahkan padamu."
"Yang Jingyi memandang Kaisar dengan tak percaya, "Hmm, Kapten Kaisar, secara kasar diperkirakan, untuk membuat baju zirah prajurit sempurna, dibutuhkan baja berkualitas - ini tidak masalah. Untuk menyempurnakan baju zirah, pasti diperlukan sejumlah Mithril - ini juga bisa diatur. Negara kita baru saja mendapatkan banyak dari perdagangan dengan klan laut, Yang Mulia Raja pasti akan mendukung. Dan soal keahlian tempa keluarga Yang tidak perlu diragukan. Tapi jika mau membuat baju zirah anti-sihir sesuai bayanganmu, setiap setidaknya butuh setengah kati untuk mencapai efek nyata. Tiga ribu set berarti seribu lima ratus kati... Ini bukan batu biasa!"
Kaisar tidak membantah, "Ini kebutuhan minimal. Berapa maksimal yang bisa ditempa?"
Yang Jingyi mematung memandang Kaisar, benar-benar tak mengerti rencana apa yang ada di benaknya. Dari mana bisa mendapatkan mineral kristal sebanyak ini? Mau merampok pun tidak ada sumbernya.
"Guru Yang, percayalah pada Kakak Kedua. Apa yang dia janjikan pasti bisa terwujud." Suara merdu Clarisse berbunyi, membuat hati siapa pun yang mendengar menjadi tenang.
"Kapten Kaisar, sungguh keterlaluan. Bagaimana bisa membiarkan seorang gadis terus memakai ini? Di sini hanya kita, lebih baik lepaskan kain penutup wajahnya. Saya sampai sesak melihatnya." Yang Jingyi tetap blak-blakan, terutama karena gadis ini memancarkan aura yang secara misterius disukai orang. Ia juga ingin memastikan apakah kemarin matanya tidak salah lihat.
Melihat Kaisar diam, Clarisse pun membuka topi ahli sihirnya... Ia sendiri juga merasa pengap.
"Yang Jingyi terdiam sejenak, "Hmm, lebih baik kita bawa ini saat keluar nanti. Pantas saja, Kaisar sama sekali tidak menghiraukan gadis cantik di sekitarnya. Sungguh, aku pun merasa kasihan melihat gadis secantik ini.""
Begitu selesai bicara, Yang Jingyi baru menyadari kekeliruan ucapannya... Dia juga termasuk wanita di sekitarnya. Baik Kaisar maupun Clarisse merasa canggung.
"Kakak Yang, kau salah paham. Kakak Kedua... sudah punya kekasih hati lain." Clarisse melirik Kaisar dengan tatapan penuh kekecewaan, bagai bunga yang jatuh tak tersentuh aliran air.
Yang Jingyi hampir terjatuh, "Tunggu, apa katamu? Dia tidak menyukaimu?" Matanya mengamati Kaisar dari ujung kepala hingga kaki, membuat sang kapten merinding.
"Kapten Kaisar, kau tidak waraskah? Nona kecil ini adalah gadis tercantik yang pernah kulihat. Kecantikannya tak terperi, bahkan sepuluh gadis tercantik Maya pun tak layak dibandingkan. Kau masih belum puas?"
Yang Jingyi hampir tak kuasa menahan dorongan untuk memukul Kaisar. Andai dia tahu identitas Clarisse - lambang kecantikan dunia Maya, putri tunggal bangsa putri duyung, gadis tercantik seantero klan laut - yang begitu setia mencintainya, orang lain mungkin sudah pingsan dibuatnya.
Kaisar tersipu malu, "Hmm, Guru Yang, bukan begitu maksudku. Sebenarnya... ceritanya cukup rumit, ini..."
Sang kapten yang biasanya tegas dan lugas ini tiba-tiba terbata-bata. Semua urusan bisa dia atasi dengan jelas, kecuali masalah yang satu ini.
Yang Jingyi memandang kedua orang itu dengan penasaran. Perempuan yang bahkan bisa memikat sesama wanita ini jelas sangat mencintai Kaisar. Yang Jingyi bukan idiot, dan penjelasan Kaisar sama sekali tidak meyakinkannya. Percakapan mereka tidak seperti hubungan atasan-bawahan. Aura kemuliaan yang terpancar dari gadis ini juga mustahil disembunyikan, sama sekali tidak seperti orang biasa. Bagaimanapun, orang seperti ini jelas sangat pantas untuk Kaisar.
"Kakak Yang, calon istri Kakak Kedua harus lebih cantik, baik hati, cerdas, dan lebih perhatian daripada aku," jelas Clarisse.
Alis Yang Jingyi berkedut. "Oh, aku tidak percaya. Mana ada perempuan yang lebih cantik darimu? Kecuali hantu! Pasti insting pria ini bermasalah."
Entah mengapa, setelah mengetahui tidak ada hubungan khusus antara Clarisse dan Kaisar, Yang Jingyi langsung memihak Clarisse dan mulai memusuhi sosok yang belum pernah dilihatnya itu.
"Hmm, Dua orang, sekarang ini jam kerja. Topik kita harusnya baju zirah, kok malah ngomongin ini?"
Kaisar segera menghentikan mereka. Jika diteruskan, mungkin dia akan jadi sasaran kritik.
Yang Jingyi akhirnya memberinya sedikit martabat. Tapi dia mulai tertarik pada perempuan misterius itu. Perempuan macam apa yang bisa membuat pria seperti Kaisar begitu tergila-gila? Bahkan menolak wanita seperti Clarisse? Tidak bisa dibayangkan.
“Tapi dia juga sangat mengagumi Kaisar. Kalau diganti lelaki lain, pasti sudah menimbun banyak selir. Ini hal yang wajar di benua ini, bahkan bangsawan kecil yang merosot pun berusaha mati-matian mengambil selir, apalagi orang seperti Kaisar. Bisa dibilang berapa pun yang dia mau tak ada yang berani protes... Lelaki anggun di depan mata ini ternyata biji cinta monogami?”
Kaisar merinding dilihat oleh Yang Jingyi. Untungnya dia bukan lagi anak kecil bodoh dulu, masih punya daya tahan. Sebelum memerah, Kaisar cepat-cepat mengalihkan topik, "Guru Yang, mineral kristal sepenuhnya tanggung jawabku. Aku beri 2000 kati, kamu buatkan 3000 set zirah Pasukan Ksatria Naga untukku, bagaimana?"
Yang Jingyi menatap Kaisar. Ekspresi serius orang itu tak seperti bercanda. Dia merenung sejenak lalu mengangguk sungguh-sungguh, "Jika benar bisa dapatkan, akan kubuatkan peralatan grup terkuat Maya untukmu. Sepenuhnya gratis! Soal kerahasiaan tenang, departemen kami memang menguasai rahasia tertinggi Cagliari!"
Yang Jingyi juga wanita berani. Rencana Pasukan Ksatria Naganya sedang menuju kesempurnaan langkah demi langkah. Meski harus rugi tenaga kerja, tetap worth it.
“Bagus!”
Akhirnya mineral kristal yang dijaga Panpas bisa digunakan. Prajurit Pasukan Ksatria Naganya selamat dari neraka dengan susah payah, wajar jika harus menggunakan alat terbaik.
“Kapten Kaisar, jika tidak ada urusan, Anda bisa keluar. Biarkan nona kecil ini tinggal bersamaku, kebetulan aku juga butuh teman perempuan.”
Kaisar ragu sejenak. Ia sebenarnya ingin membawa Clarisse ke mana-mana, tapi barak militer penuh dengan lelaki dan ia harus ikut latihan. Dibandingkan itu, meninggalkannya di sini memang pilihan terbaik.
“Kalau begitu, merepotkan Guru Yang.”
“Tenanglah, aku tidak akan memakannya.”
“Kakak Kedua, silakan urus tugasmu. Lala anak baik.” Mata Clarisse berkedip manja. Kaisar pun merasa lega.
Saat Kaisar melangkah keluar tenda, aura keseluruhannya langsung berubah drastis.
Inspeksi rutin barak militer. Kaisar tak pernah menganggap jabatan kapten memberi hak istimewa. Kebiasaan ini warisan statusnya sebagai rakyat jelata yang bisa menyatukan diri dengan prajurit. Mereka melihat kesamaan semangat pada dirinya yang sangat kontras dengan para bangsawan sombong. Pasukan Ksatria Naga yang istimewa justru membutuhkan pemimpin seperti ini.
Begitu melihat sang kapten datang, para prajurit berlatih dengan semangat berlipat ganda.
"Ketika Kaisar menemukan Zhebie, sekelompok orang tergeletak lemas di tanah. Satu sesi latihan telah membuat saraf mereka tegang maksimal. Melihat Kao dan yang lain berkeringat deras, Kaisar merasa haru yang tak terduga. Meski dia manusia, Kao dkk menganggapnya bagian dari klan laut. Senang rasanya melihat Kao, Zhebie, Bati bisa akrab dengan prajurit manusia. Pertarungan punya alasannya sendiri. Sungguh konyol jika hanya beda ras lalu harus berperang."
"Kapten!"
Orang-orang yang tergeletak langsung berdiri serentak. Dua muridmu yang suka bertanya dari Magister Sihir Markus yang sedang istirahat seketika bersinar matanya. "Hihi, Kakak Kelas, rupanya para pengacau ini malas ya? Masih ada tenaga tapi pura-pura mati. Lain kali jangan mau dibohongi kelinci lagi."
"Benar, Adik Sepelajaran. Kita terlalu baik. Menurutku kita perlu tingkatkan level magic. Menahan daya tempur terus-terusan bikin tidak nyaman!"
Keduanya beraksi kompak. Wajah para prajurit di tanah berkerut masam, jelas masih trauma dengan siksaan tangan magic dua manusia aneh itu. Hanya satu-satunya kapten wanita yang terlihat lebih baik. Keringat membasahi bajunya, layak disebut ikon kecantikan alternatif. Meski dadanya tidak putih mulus seperti salju, pesona sawo matangnya justru lebih menggoda.
"Namun kapten wanita ini sama sekali tidak menganggap dirinya sebagai perempuan, dan sama sekali tidak menghiraukan pandangan yang kadang melirik ke arahnya. Awalnya, para prajurit mungkin akan memberikan keringanan karena dia wanita, tapi setelah menjadi kapten, situasinya berubah total. Kapten wanita bagi para lelaki bukanlah pukulan kecil, tapi setelah berkali-kali gagal dalam tantangan, posisi satu-satunya kapten wanita ini akhirnya mantap."
"Jika mengesampingkan gender, daya tempurnya tak tercela, benar-benar setara level kapten."
"Ah, Kakak Kaisar, kamu datang. Dengar-dengar kalian mau jalan-jalan, bawa juga kami saudara seperjuangan ya."
"Begitu melihat Kaisar, kedua orang ini tiba-tiba berubah dari 'penuh tipu daya' menjadi polos dan menggemaskan. Mata berkaca-kaca mereka berputar-putar mengikuti gerakan Kaisar, takut dibuang begitu saja... Beberapa hari terakhir mereka sudah menyadari bahwa mengikuti Kaisar lebih seru daripada mengikuti Guru."
"Melihat teknik perubahan wajah bumi dan langit dari keduanya, dua belas kapten hanya bisa saling bertukar pandang penuh tanya, mengeluh tentang moral zaman sekarang. Bagaimana bisa muncul dua penyihir super bajingan seperti ini, tipikal penindas yang lemah dan takut pada yang kuat."
"Kaisar mengangguk. Membawa kedua orang ini sangat berguna. Keduanya adalah penyihir generasi muda terbaik yang pernah dia lihat, bahkan lebih baik dari sihir Clarisse. Bakat mereka mungkin saling bersaing ketat. Meski terlihat santai dan tidak serius, setiap hari mereka rutin meditasi tak tergantikan, secara pribadi juga saling latihan sparring. Saat berlatih, kedua saudara ini sama sekali tidak sungkan memberikan pukulan keras."
“Kao dan mereka sebenarnya sangat mengagumi sihir kedua orang itu, cuma mulut kedua bajingan ini lebih hebat lagi, bisa bikin orang mati kesal.”
Begitu Kaisar setuju, keduanya langsung melompat kegirangan ke samping.
Kaisar melambaikan tangan, para prajurit lain segera berbaris dan pergi. Di dalam ruangan kini hanya tersisa 12 kapten Pasukan Ksatria Naga, Zhebie, serta Diddy yang sibuk menyajikan teh dan air untuk mereka sambil tersenyum. Diddy selalu mengerjakan tugas-tugas ringan seperti membersihkan meja atau mengantarkan air untuk para prajurit, layaknya tukang serabutan di Pasukan Ksatria Naga.
Kaisar menatap 12 kapten yang matanya berkilat-kilat. Dia tahu, kedua belas orang ini selalu menjadikan dirinya sebagai target untuk dikalahkan. Target itu sangat bagus, tapi!
“Menurut kalian, seberapa kuat kemampuan tim kita?”
“Hihi, Kepala, kecuali ahli Saint Domain, kami benar-benar nggak takut siapa-siapa!” Kao si mulut besar yang pertama kali terkekeh. Kehidupan di sini jauh lebih seru dibandingkan di klan laut, setiap hari berkelompok berlatih untuk meningkatkan kemampuan, benar-benar berani.
Rijkaard telah memulihkan mentalnya melalui latihan keras di Pasukan Ksatria Naga. Naga Beracun mati, langit belum runtuh, dia masih punya kesempatan!
“Seperti kata Kao, kecuali menghadapi ahli level Kapten sepertimu, kami sebenarnya cukup percaya diri. Belakangan ini kemampuan semua anggota memang sedang berkembang pesat.”
Sepuluh kapten lainnya tetap diam, hanya menatap Kaisar. Mereka tahu sang Kapten pasti punya maksud tertentu.
"Kalian pasti sudah menyadari akhir-akhir ini jumlah orang yang tereliminasi semakin sedikit. Latihan level ini sudah tidak bisa membedakan kemampuan tim. Karena itu kita bisa melaksanakan Rencana Tahap Kedua Yang Jingyi: seluruh anggota biasa Pasukan Ksatria Naga akan menjalani A-level kematian, hidup dalam kondisi ekstrem selama sebulan! Sedangkan kalian—"
Kaisar tiba-tiba berhenti bicara, matanya mengawasi kedua belas orang ini, "Tempat tujuan kalian adalah Pegunungan Cross Toras!"
Keduabelas kapten tertegun. Jelas mereka tidak menyangka akan diminta memasuki S-level tempat rahasia yang mematikan—area yang sama sekali tidak layak huni bagi manusia.
"Ada keberatan?"
Keduabelas orang saling pandang, lalu serentak berseru: "Tidak ada!"
"Bagus! Jawaban yang berani. Aku akan bicara blak-blakan: kalian lemah. Sangat lemah. Terlalu lemah untuk menjadi 12 kapten Pasukan Ksatria Naga-ku! Seorang kapten di pasukanku harus bisa mandiri, bahkan berani menghadapi ahli Saint Domain sekalipun. Kalau bertemu Jawara Pedang, biar aku sebagai komandan yang turun tangan. Tapi kalau lawan cuma mengirim orang picik saja sudah harus kuhadapi sendiri, itu terlalu merendahkan martabatku! Jadi target latihan kalian sederhana: minimal mencapai ambang Saint Domain!"
Wajah kedua belas orang itu pucat, namun mereka paham kemampuan tim mereka jauh di bawah Kaisar.
Kaisar menunjukkan senyum yang dalam, "Aku tahu kalian tidak menerima, tapi aku baru mendapat kabar yang mungkin sangat menarik bagi semua, tentang Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api. Empat wakil kapten mereka semuanya ahli Saint Domain, bagaimana ini? Pasukan Ksatria Naga kita harus menginjak mereka, tak boleh kalah!"
"Kapten, aku akan mencapai Saint Domain sebelum kembali."
Yang berbicara adalah Luo Ruo, satu-satunya perempuan di antara para kapten.
"Baik! Sayangnya aku tak peduli yel-yel. Kalian bisa berangkat besok. Yang selamat kembali akan duel. Yang terkuat bisa jadi wakil kaptenku. Pemenang adalah raja!"
"Besok aku ikut mereka berangkat." Zhebie berkata lembut. Setelah cederanya sembuh total, Zhebie seolah memasuki tingkat kesadaran baru, menjadi lebih tenang. Jelas ia ingin melakukan latihan khusus.
Di level kemampuan tim mereka sekarang, untuk menembus batas, harus (berjuang di ujung maut untuk meraih kehidupan baru)!
"Hmm, Diddy. Kamu ikut Zhebie. Kalian bebas beraktivitas. Untuk anggota Pasukan Ksatria Naga lainnya, aku yang pimpin. Ingat! Hanya satu tujuan: menjadi lebih kuat!"
