Kaisar menutup pintu. Intuisinya mengatakan Clarisse tidak menyukai lingkungan seperti ini. Putri kecil ini sebenarnya tidak pantas mengalami semua ini: kekerasan berdarah, kekejaman, kelelahan, pengembaraan, dan berbagai ucapan kotor.
"Lala."
"Kakak Kedua, tidak apa. Aku mau mandi dulu."
Kini Clarisse sudah sangat memahami Kaisar. Dibesarkan di istana kerajaan yang serba dimanja, memang belum pernah melihat begitu banyak kejahatan. Selama di dunia manusia ini, dia sudah menyaksikan banyak hal, mengalami banyak peristiwa, dan menjadi jauh lebih matang.
Kaisar mengangguk, memandang siluet Clarisse. Tiba-tiba Kaisar merasa dirinya benar-benar idiot, sibuk urusan ini-itu hampir melupakan perasaan Clarisse. Bagaimanapun dia manusia, berdarah manusia, tumbuh di lapisan bawah yang punya daya adaptasi lingkungan kuat. Tapi Clarisse hanyalah putri kecil ikan duyung yang biasa jadi pusat perhatian. Di sini, dia sering diam-diam memandang punggungnya yang menjauh, tak pernah merajuk. Perang, bahaya, dia selalu mendampingi tanpa keluh.
Jantung Kaisar tiba-tiba sakit tak tertahankan. Tapi hatinya langsung waspada... Tidak boleh! Terus dia ingatkan diri: seumur hidup hanya boleh mencintai Elina, tak boleh menyakiti hatinya. Pada Elina, perasaannya tak berubah. Tapi kini perhatiannya pada Clarisse makin besar. Hati manusia memang lembut. Seiring waktu yang dihabiskan bersama, tekadnya mulai goyah. Namun ingat pengorbanan Elina berjuang untuknya di Suku Naga Laut, dia tak boleh berbuat khianat.
Ah...
Jantung Kaisar berdebar kencang. Apa terjadi sesuatu? Sial, tadi kehilangan fokus! Ini kan Kota Dosa.
Dengan kecepatan kilat, Kaisar melesat ke kamar mandi. Matanya bersinar lebih terang dari mentari, kekuatan di tanggan sanggup menghancurkan lawan mana pun.
...Clarisse tertegun memandang Kaisar... Sepertinya tak ada orang ya?
“Lala, ada apa?”
“Ke-Kedua, Kakak Kedua, tidak apa, aku kira ini hidup.” Clarisse menunjuk model laba-laba di atas meja kamar mandi,……wanita pasti bereaksi saat melihat benda berkaki banyak seperti ini, apalagi anggota klan laut.
Baru kemudian Kaisar menarik napas lega, tiba-tiba wajah mereka berdua memerah,……teman sekelas Kaisar juga berperangai tebal muka, entah sudah berapa lama tidak pernah malu.
Sosok Clarisse yang nyaris sempurna sepenuhnya terpapar di hadapan Kaisar, dengan tetesan air yang berkilauan, kulit putih salju, rambut panjang yang indah, kaki jenjang nan mulus, menyatu tanpa celah sedikit pun, dada yang tidak terlalu besar maupun kecil, tegap dan alami, semburat kemerahan di puncaknya bagai mimpi, puncak kesempurnaan adalah kecantikan yang tak tertandingi di dunia - inilah gadis tercantik di Maya.
Kaisar yang terkenal dengan keteguhan hatinya pun terpana.
Clarisse merasa senang sekaligus malu, senang karena Kakak Kedua sangat menyukainya, malu karena dirinya tetap seorang gadis yang berdiri seperti ini, tidak tahu harus bergerak atau diam.
“Ke-Kakak Kedua, apakah Kakak akan terus berdiri seperti ini?” Kepala Clarisse hampir menyentuh dadanya sendiri.
Saat itulah Tuan Kaisar akhirnya tersadar, kelincahan seorang Jawara Pedang akhirnya berguna, menghilang dalam sekejap mata.
Clarisse tertawa Pfft, Kakak Kedua tetap seorang yang bijak. Clarisse sangat percaya diri dengan kecantikannya. Ibu juga sering mengatakan, kecantikannya sudah melampaui imajinasi, tidak tahu lelaki seperti apa yang bisa memiliki "berkah" ini. Sejak kecil Clarisse selalu membayangkan pasangan hidupnya, sampai akhirnya bertemu si brengsek berani memukulnya di penjara bawah tanah. Sejak saat itu, kerinduan itu seperti sihir yang mengikatnya. Lama-kelamaan ketika hampir melupakannya, Kaisar tiba-tiba muncul lagi. Ini seperti takdir, Clarisse benar-benar jatuh cinta.
Membayangkan ekspresi bodoh Kakak Kedua tadi, Clarisse merasakan manisnya cinta. Meski merasa bersalah pada Nana, dia sendiri tak kuasa menahan diri. Cinta memang tidak mengenal rasional.
Clarisse sedang dalam mood sangat baik, bersenandung kecil dengan merdu. Beberapa peri air muncul di permukaan air menari mengikuti irama suaranya. Aliran air dengan lembut membasahi kulitnya - ini adalah penggunaan sehari-hari sihir air.
“Kaisar tidak sebijak yang dibayangkan Clarisse. Dia tetap lelaki normal, apalagi Elina sudah lama tidak di sisinya. Mendapat stimulan sebesar itu butuh waktu lama untuk tenang. Tapi mustahil ambisi bisa mengendali Kaisar. Hanya saja dia merasa tindakannya terlalu gegabah, mungkin karena terlalu khawatir. Sejujurnya, dia ingin memperlakukan Clarisse seperti adik. Tapi jika suatu hari Clarisse menikah dengan lelaki lain, dia tahu dirinya takkan bisa menerima, bahkan tak ingin dia bersentuhan dengan lelaki mana pun.”
“Kaisar merasa dirinya sangat egois, tapi tak bisa mengatasinya.”
“Aduh, kalau bingung jangan dipikir! Saat ini Sang Jawara Pedang seperti anak-anak, menutupi kepala dengan bantal untuk tetap tenang.”
“Creek... Pintu terbuka. Tentu saja Clarisse yang baru mandi melangkah keluar dengan langkah lembut.”
“Lala, tidur lebih awal. Besok Kakak ajak jalan-jalan di Fàbregas.”
“Iya, Kakak Kedua. Kamu juga tidur lebih awal ya.”
Tidur lebih awal? Malam ini tidak insomnia saja sudah bagus, batin Kaisar. Menjadi lelaki memang nasibnya sulit.
……Lampu mati, Kaisar berusaha keras menenangkan hatinya dan memasuki meditasi. Qi tempur biru lautnya terus bersirkulasi tanpa henti. Sejak menemukan metode operasi ini, qi tempur Kaisar mengalami peningkatan luar biasa. Harus diakui, keterampilan bertarung yang diciptakan senior itu memang sangat hebat. Pertumbuhan yang melambat akhir-akhir ini disebabkan kekuatan Kaisar yang semakin kuat - semakin tinggi tingkat kesadaran, semakin sulit untuk meningkat. Aliran qi tempur sekarang tiga kali lipat lebih tebal dari sebelumnya, dan metode siklus pemulihan ini paling cocok untuk perang berkepanjangan. Bahkan jika menghadapi Jawara Pedang dengan qi tempur sedikit lebih kuat, Kaisar tetap percaya diri bisa mengalahkannya... Dia memang tipe yang terlahir percaya diri, tak peduli lawan seperti apa yang dihadapi.
……Ada orang... mendekat!
"Kakak Kedua, Kakak Kedua, apa kamu sudah tidur?" tanya Clarisse dengan hati-hati.
Kaisar membuka mata. Clarisse mengenakan gaun tidur putih, terlihat seperti peri suci dalam cahaya bulan temaram. Pandangan matanya penuh ketergantungan. Mental manusia memang sangat lemah di malam hari... Konon sinar bulan bisa mempengaruhi hormon.
"Ada apa?"
"Lala tidak bisa tidur."
Keringat... Jika masih tidak mengerti maksudnya, Kaisar benar-benar idiot plus bajingan. Dalam hati ia menghela napas. Rasionalitas menyuruhnya menolak, tapi masalahnya dia tidak bisa mengatakannya.
Kaisar menggeser tubuhnya ke samping. "Ayo, tidur di sini. Kakak akan ceritakan kisah untukmu."
"Clarisse yang gelisah langsung masuk dengan gembira, wajah kecilnya yang riang membuat hati terasa hangat. Melihat senyum polos dan murni itu, hati Kaisar pun tenang, yang tersisa hanyalah kelembutan tak terhingga."
"Aku paling suka dengar cerita!"
Saat ini Clarisse patuh seperti hewan peliharaan kecil, mata besarnya yang seperti bintang berkedip-kedip, membuat pandangan Kaisar sedikit silau.
"Nona kecil pejamkan matamu, aku akan bercerita, kamu tidur."
"Lala paling patuh."
Berkata begitu sambil mematung memejamkan mata.
"Aku akan menceritakan dongeng indah tentang pangeran dan putri. Dahulu kala, ada seorang putri bernama Snow White yang pingsan di hutan karena dikerasi Ratu jahat. Tiba-tiba muncul tujuh lelaki berjenggot tebal menyeretnya ke kedalaman hutan lebat."
Tiba-tiba Clarisse membuka mata lebar-lebar, pipinya memerah, "Kakak Kedua, jahat sekali ceritakan kisah seperti ini, benar-benar kejam!"
"Hmm, Putri Clarisse yang mulia, dengarkan sampai habis dulu, jangan buru-buru menyimpulkan." Kaisar menahan tawa, melanjutkan dengan serius.
Setelah lama, "Inilah kisah Putri Snow White dan Tujuh Kurcaci."
"Sangat terharu, tapi aku tak bisa tidur. Bagaimana kalau Kakak menyanyikan lagu?"
"Baiklah."
Terhadap suara Clarisse, Kaisar sungguh kagum hingga tak bisa berkata-kata.
Suara lembut mulai terdengar, Kaisar segera masuk ke tingkat kesadaran lain mengikuti nyanyian tersebut, jiwa mencapai relaksasi ekstrim, bahkan akhirnya tertidur dengan cepat.
Clarisse sama sekali tidak mengantuk. Sengaja menyanyikan lagu pengantar tidur lembut. Memandangi wajah Kaisar yang terlelap, Clarisse terus menopang dagu sambil memandanginya...
Keesokan paginya, Kaisar merasa jiwa luar biasa segar. Seolah setelah kelelahan ekstrim lalu tidur tiga hari tiga malam, efeknya sangat baik. Persiapan untuk menghadapi urusan mendatang juga semakin matang.
Hari ini semua bertindak mandiri untuk mengenal lingkungan Fàbregas sembari mengumpulkan intel. Hanya dengan mengenali diri dan lawan bisa menang dalam setiap pertempuran. Meski kombinasi Magister Sihir dan Jawara Pedang, kemampuan tim lain juga tak bisa diremehkan.
Mardon sudah menghilang sejak pagi. Kaisar membawa Clarisse keluar dari Xiu Luo Jing. Tidak ada yang mengikuti dari belakang. Jika pun ada, metode khusus digunakan dari jarak jauh. Mengikuti Jawara Pedang secara terbuka adalah tindakan bodoh, hal ini semua orang tahu.
Kaisar dan Clarisse benar-benar berwisata, menikmati kemakmuran yang dibangun di atas dosa. Clarisse membeli banyak barang lucu. Ambisi belanja alami perempuan dimaksimalkan. Tampaknya suasana hati Clarisse juga sangat baik.
“Di kota segera terdengar sembilan tembakan meriam, ada tokoh penting yang datang lagi. Kali ini formasi mereka sangat besar, sepertinya ada konvoi kendaraan. Banyak orang berbondong-bondong menuju arah konvoi.”
“Kak Kedua, ada keramaian nih. Ayo kita ikut lihat.”
Kaisar otomatis mengikuti. Tampaknya ada kompetitor baru yang datang.
“Lima keluarga besar Paviliun Chenxiang berkumpul di satu kota. Ini peristiwa bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Entah apakah mereka akan tampil bersama di panggung.”
“Ah, kalau pun ada, bukan untuk kita. Kayaknya mereka datang karena tokoh-tokoh top ini. Wanita Paviliun Chenxiang cuma tertarik pada lelaki macam ini.”
“Goblok! Reputasi gue juga nggak kalah.”
“Sudahlah, kita cuma bisa mengintimidasi orang sembarangan. Akhir-akhir ini lebih baik berhati-hati. Katanya banyak ahli tewas karena menyinggung pendatang. Bangsat, nggak nyangka Fàbregas bisa kaya gini.”
Penduduk lama Kota Dosa punya kenyamanan dan kesombongan tersendiri terhadap kota ini. Tapi belakangan para pendatang baru terlihat ingin membayangi tuan rumah.
Lima kecantikan legendaris Paviliun Chenxiang bersembunyi di mobil mewah, tapi tidak mengurangi antusiasme orang. Yang berpengalaman tahu kemampuan Paviliun Chenxiang tersebar di seluruh Maya. Makanya mereka berani mengirim lima wanita lembut ini ke sarang serigala.
Saat ini kelima wanita sedang bercanda riang, sama sekali tidak menganggap serius tempat ini.
“Kedua Kakak, benarkah Kaisar itu sehebat yang kau katakan? Menurutku agak berlebihan. Orang-orang cenderung melebih-lebihkan. Mengingat usianya, kupikir kemampuannya terbatas.”
Cheng Xiang tersenyum tipis, “Adik Kelima, nanti kalau kau melihatnya sendiri akan tahu. Kaisar adalah tipe orang yang langsung teringat sekali dilihat, semakin dekat semakin terkesan. Bisa dibilang sangat berbahaya.”
Para wanita itu tertawa riang, “Kalau Kedua Kakak sampai bicara serius begini, berarti Kaisar ini memang luar biasa. Tapi orang istimewa kali ini bukan hanya dia. Pangeran Ottoman juga datang. Dari kondisi saat ini, dialah bandar terbesar.”
Cheng Xiang merenung sejenak, “Tidak, Kakak Besar. Memang kemampuan Pangeran Ottoman sekarang luar biasa, dukungan di belakangnya juga kuat. Tapi itu saja tak cukup. Untuk menjadi Yang Mulia, harus punya 'keberuntungan'. Menurutku, Kaisar adalah orang dengan energi nasib terkuat yang pernah kulihat.”
“Lihatlah, Kedua Kakak sudah memujinya bagai bunga. Bagaimanapun, kita lima bersaudara sedang mencari target. Semua sudah punya beberapa kandidat. Masih ada waktu, kita amati perlahan. Lambang Qinglong ini adalah ujian pertama - lihat apakah Pangeran Ottoman lebih unggul atau keberuntungan Kaisar Jian Sheng lebih baik.”
Benda sakti seperti Lambang Qinglong jelas bukan bisa didapat hanya dengan kemampuan. Keberuntungan adalah sesuatu yang tak terpahami, namun pentingnya tak terbantahkan. Ada yang menyebutnya dewa, ada yang menyebutnya takdir.
Paviliun Chenxiang tetap memiliki pengaruh di Kota Dosa, meski tidak sesombong Empat Raja, tetapi di tempat rumit seperti ini juga tak boleh diremehkan.
"Kak kedua, banyak gadis cantik datang loh, tertarik tidak? Tenang, aku tidak akan lapor ke Nana." Clarisse berkata dengan nakal.
"Ah, kalau mereka setengah cantiknya Lala, baru aku tertarik."
"Wah, pujian manis Kak Kedua semakin membaik. Tapi Lala pasti senang mendengarnya."
Bruuum...
Gempa mengguncang hebat, pintu gerbang Fàbregas terkoyak.
Peristiwa seperti ini belum terjadi puluhan tahun. Siapa yang berani sesombong ini?
Di jalan tergeletak dua sosok berbaju hitam - bawahannya Garuda. Berani-beraninya ada yang membunuh orang Empat Raja terang-terangan di Fàbregas!
Siapa? Siapa yang berani sesombong ini!
Konvoi kavaleri beraura dingin membuka jalan. Rombongan perlahan memasuki Fàbregas. Melihat bendera berkibar tinggi, orang-orang langsung paham siapa yang berani bertindak semena-mena.
Kekaisaran Pertama Maya Daratan - Ottoman!
Pantas saja tidak menganggap Fàbregas berarti.
Selain sang Pangeran, rombongan terdiri dari Jian Sheng, Dewa Panah, Magister Sihir Terhebat Maya, serta kapten Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api yang misterius. Ini baru yang terlihat permukaan.
Formasi sehebat ini pasti dihormati di mana pun. Orang-orang di pinggir jalan bergegas minggir. Selain orang hebat, ya hanya orang hebat!
Guncangan semacam ini jelas bukan terbentuk dalam satu dua tahun. Meski Kerajaan Ottoman belum menyatukan Maya, sebagai salah satu kerajaan tertua, reputasinya terlalu besar. Terutama selama Perang Bulan Suci, mereka menjadi termasyhur di Maya. Fàbregas berani meremehkan dunia, tapi tak berani merendahkan Kerajaan Ottoman.
Entah sejak kapan, Zhebie muncul di samping Kaisar. Matanya tak berkedip memandang David Copperfield yang sedang menunggang kuda. Tak disangka pertemuan kembali terjadi secepat ini.
Kaisar tak menoleh. Ia sudah merasakan detak jantung Zhebie yang semakin cepat. Zhebie jarang bersemangat. Jika dia mulai bersemangat, berarti sudah tak bisa menahan diri.
Balas dendam untuk musuh, selesaikan dendam untuk kebencian. Barulah ini lelaki sejati!
Zhebie yang kembali dari Pegunungan Cross Toras, kini telah memiliki kekuatan untuk bertarung melawan Coppfield.
Kaisar tersenyum tipis. Siluetnya menghilang, lalu dalam sekejap mata muncul di tengah jalan utama. Saat itu warga Fàbregas sudah ditaklukkan semangat Kerajaan Ottoman, sejak lama mengosongkan jalan. Tak ada yang menyangka masih ada orang berani mengusik harimau tidur.
Pasukan kavaleri tak peduli. Siapa pun yang menghalangi jalur Kerajaan Ottoman pasti mati. Tapi tiba-tiba mereka menemukan penghalang tak terlihat. Kuda perang mereka menolak bergerak sedikit pun, sekeras apa pun mereka mencoba mengendalikan.
Konvoi berhenti mendadak. Suasana berubah misterius.
Tak disangka sebelum pasukan Raja Garuda tiba, orang asing malah lebih dulu mau berkelahi. Siapakah yang berani menghadang jalan Kerajaan Ottoman?
Tubuh Kaisar bergetar halus, semua penunggang kuda langsung turun agar kuda-kuda tidak celaka. Rupanya Kaisar tidak punya kebiasaan berbicara dengan orang yang masih menunggang kuda.
Magister Pedang Lucio melangkah maju, "Kapten Kaisar, lama tak jumpa. Apa maksudmu menghalangi jalan kami?"
Begitu dua jawara pedang bertemu, tekanan tak kasat mata langsung menyebar. Mereka belum bertarung fisik, ini murni pertarungan spiritual antara dua kekuatan puncak.
Namun ini sudah di luar batas daya tahan orang biasa. Untungnya pasukan Fàbregas bukan orang sembarangan. Mereka terpana menyaksikan duel level dewa ini - reputasi tak ada artinya dibanding bukti mata!
Zhebie muncul dengan semangat menyala-nyala. Busur Bakuretsu-nya beradu pandang penuh kebencian dengan David Coppfield yang tak mau kalah, dua kilatan dingin saling gesek.
"Hehe, ini cuma urusan kecil. Saudaraku banyak belajar dari bimbingan Tuan David waktu lalu. Kini kami ingin membalas budi dengan kesempatan latihan bersama lagi."
Goblok! Duel jawara pedang vs jawara pedang, dewa panah melawan pemanah muda yang bahkan bisa bertahan seimbang!
Hiss... Situasi mulai rumit. Tapi Ottoman unggul jumlah. Magister Sihir Romário turun dari kereta, membuat keseimbangan kekuatan mulai miring.
Tapi Mardon perlahan muncul dari kerumunan.
“Magister Sihir Romário yang selama ini menutup mata dan diam, tiba-tiba membuka kelopaknya. Seketika langit terasa menggelap di pandangan orang-orang.”
Angin berhembus.
Mardon berjalan maju sambil tersenyum.
Dua kekuatan spiritual bertabrakan bagai halilintar sunyi, lebih mengerikan daripada benturan dua Jian Sheng sebelumnya.
Wanjir... Dua Magister Sihir!
Hanya satu pikiran gila yang terlintas: Kerajaan Ottoman vs Kerajaan Cagliari! Jian Sheng lawan Jian Sheng, Magister Sihir lawan Magister Sihir!
Tapi Ottoman masih di atas angin. Mereka masih punya cadangan... Masalahnya, tak seperti karakter pribadi Ottoman yang seharusnya, mereka tampak sedikit khawatir pada Kaisar Jian Sheng.
Dibandingkan para senior yang sudah terkenal, Kaisar terlalu muda. Keberadaannya terasa janggal.
Mata Lucio menyipit. Jelas ia menyadari kemajuan Kaisar. Pemuda ini berkembang dengan kecepatan monster. Bukan itu saja - yang paling mengkhawatirkan, Lucio bahkan merasakan aroma Bahaya dari tubuhnya, sesuatu yang tak terasa sebelumnya.
Tiba-tiba suara riuh memecah ketegangan, "Wah, ada tontonan seru! Kenapa tidak mengajak orang tua ini?"
Markus muncul dari kerumunan bersama dua badutnya, melangkah dengan santai di antara dua aliran qi yang berbeda tingkat.
"Hmph, Markus. Kau masih hidup rupanya."
“Hihi, Romário, kau masih hidup, aku jauh lebih muda darimu, tentu lebih sehat!”
Dingin……
Tiga Magister Sihir - Magister Sihir Markus!
Dari situasi ini, hubungan Magister Markus dan Magister Romário tampak tidak harmonis. Kali ini kekuatan cenderung ke Cagliari, penambahan satu magister langsung memberi tekanan ke pihak Ottoman.
Bunyi gesekan zirah terdengar, seorang ksatria berbaju zirah hitam melangkah maju. Aura pembunuh dinginnya langsung memantulkan tekanan itu.
Kapten Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api yang legendaris!
Pasti ahli level Saint Domain!
Kekuatan kembali seimbang, situasi mulai rumit.
Tiga Jawara Pedang, tiga Magister Sihir, dua pemanah super. Kedua tim membawa puluhan bawahan - satu sisi kapten Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api, sisi lain kapten Pasukan Ksatria Naga.
Jika mereka berkelahi di sini, pasti akan terjadi pukulan destruktif 100%.
Formasi yang benar-benar gahar!
Tak ada yang berani melerai di situasi seperti ini. Bahkan beberapa penonton sudah mulai minggir, "Dasar sialan! Kalau mereka berkelahi, yang jadi korban pasti orang kecil sekitar."
Kreek... Pintu bus Kerajaan Ottoman terbuka. Seorang berpakaian pangeran mewah turun.
Matanya tak berkedip memandang Kaisar, senyum lebar mengembang di wajahnya.
“Bagus, bagus, bagus! Kapten Kaisar memang sesuai reputasinya. Tuan David, saya yang memutuskan duel kali ini. Sebagai Dewa Panah Maya, sudah seharusnya saya membina generasi penerus!”
Di Maya, hanya ada satu orang yang berani bicara seperti ini - Pangeran Ottoman!
Kemampuan berpura-pura cool-nya memang bagus, sayangnya bersikap begitu di depan Kaisar adalah kesalahan besar.
“Gelombang baru menggantikan yang lama, generasi muda menggantikan senior. Pangeran Ottoman, pola pikir kita anak muda harus lebih progresif!”
Sambil mengarahkan pandangan mata tajam ke depan.
Ottoman sudah lama ingin menguji Kaisar. Setelah mengetahui kemajuan kemampuannya, dorongan ini semakin tak terbendung sehingga nekat datang melawan saran penasihat istana.
Dia ingin menjadi Raja Maya, dan harus menguasai lawan dari segala aspek.
Meski Ottoman kuat, hati-hati dalam beberapa hal, dan perencanaannya matang, namun dalam hal kemampuan sejati, masih ada jurang lebar antara dia dengan Kaisar!
Begitu Ottoman muncul, Ksatria Armor Hitam dan Lucio langsung merasa tidak beres. Terutama Lucio yang segera meningkatkan tekanan, mengingat sang Pangeran baru mencapai Saint Domain sedangkan Kaisar sudah memasuki tingkat kesadaran yang tak terprediksi.
Tapi Lucio juga salah hitung. Semangat yang dilepaskannya seolah menabrak dinding kokoh lalu memantul kembali, membuatnya bergidik ngeri.
Saat itu tubuh Ottoman sedikit goyah, namun dengan muka masam berhasil menahan diri. Gigi terkunci rapat - biar mati pun tak boleh mempermalukan diri di acara resmi seperti ini.
"Mayoritas orang bisa melihat, Pangeran Ottoman langsung mendapat kerugian diam-diam di awal, sekaligus terkejut, Kaisar ternyata masih bisa mengeluarkan jurus di saat seperti ini, jangan lupa di hadapannya masih ada Jian Sheng Lucio yang terus memberikan tekanan."
Wajah anggota Pasukan Ksatria Naga mulai menampakkan senyum, benar-benar idiot kecil yang pura-pura cool di depan sang kepala, dia masih jauh tingkatannya!
Melihat sang pangeran mendapat kerugian diam-diam, pengikut Ottoman tentu murka membara, pertarungan sepertinya tak terhindarkan.
Saat itu, empat bayangan manusia muncul di antara kedua pihak.
Mereka adalah Empat Raja Fàbregas: Raja Asura, Raja Yaksa, Raja Garuda, Raja Pisaca!
