Pemandangan Xiu Luo sangat meriah. Dari Empat Raja, mungkin Xiu Yi si Raja Xiu Luo yang paling beruntung. Sebelumnya jarang yang menduga Kapten Kaisar akan jadi pusat perhatian. Waktu itu orang mengira pemuda itu hampir pasti kepala berat kaki ringan. Siapa sangka dasarnya kokoh melebihi imajinasi.
Bahkan Pendeta Wanita Karinina yang mulia sendiri datang berkunjung!
Di antara wanita berpengaruh di Benua Maya, yang paling menonjol adalah Pendeta Wanita Karinina dan Putri Xixi dari Cagliari. Ck ck, sepertinya keduanya punya hubungan khusus dengan Kapten Kaisar.
Ditambah lagi Putri Clara dari klan putri duyung, di mata orang lain Kaisar sudah jadi playboy sejati. Mau dia menyangkal juga percuma, kata-kata bisa menghancurkan reputasi.
……Pendeta Wanita Karinina sama sekali tidak berniat menghindari apapun, malah seperti sengaja menonjolkan hubungan mereka. Unicorn yang langsung berhenti di depan pintu pasti menarik perhatian.
Belakangan ini Unicorn terlihat agak gelisah. Makhluk suci yang cerdas ini telah merasakan kekuatan besar yang akan muncul. Sayangnya orang-orang tak menyadari ketakutan yang tersembunyi dalam kegelisahannya.
Dua biarawati mengantar Pendeta Wanita hingga ke gedung. Mengingat banyak orang tak dikenal di bawah, Kaisar sendiri yang keluar menyambut. Bukan bermaksud berlagak, tapi dia menganggap Karinina sebagai teman.
Tampak Pendeta Wanita Karinina telah berdandan sedikit. Kesuciannya memancarkan aura jernih yang mempesona. Begitu melihat Kaisar, senyumnya langsung merekah.
Dua biarawati melirik Kaisar lalu mundur diam-diam ke pintu. Mereka yakin di bawah perlindungan Kaisar, tak ada yang bisa menyakiti Pendeta Wanita.
Karinina tanpa sungkan menarik tangan Kaisar, membuat orang-orang di bawah hampir terhempas ke dinding. Mereka ingin melihat tapi takut, hanya bisa melirik-lirik. Saat menyaksikan adegan ini, mereka langsung membatu.
……Pendeta Wanita inisiatif menggenggam tangan lelaki???
Mau itu Jian Sheng atau apalah, tapi dia kan pria!
"Beneran nih? Apa mataku yang salah lihat?"
Seorang pria di samping menelan ludah, bergumam, "Baru hari ini aku tahu arti 'di luar gunung masih ada gunung'. Ya, Pendeta Wanita pun tetap wanita biasa."
"Ekspresinya terkesan seperti penggila cinta, agak mirip dengan Kaisar yang saling menghargai, tapi semua orang di sekitarnya mengacungkan jari tengah."
"Kurasa 80% Sekte Bulan Suci ingin merayu Kaisar Jian Sheng."
"Salah Bung, meski Kaisar Jian Sheng kuat, Sekte Bulan Suci tak perlu begini. Lagipula, kalau mau merayu, tak perlu Pendeta Wanita melakukan gerakan seperti ini. Secara logika Pendeta Wanita tak boleh mesra dengan lelaki!"
"Hihi, aku punya jawaban benar. Siapa yang mau kasih uang minuman?"
Shakespeare baru rugi besar, sampai hampir tak punya celana. Terpaksa cari uang kecil.
"Tuan, kalau bisa kasih jawaban benar, kami pasti tak pelit. Yang ada di sini semua kaya dan dermawan. Silakan!"
Perut Shakespeare berbunyi memalukan, tapi tetap elegan mengipas lemah, "Sederhana: Kaisar Jian Sheng bisa pakai mantra terlarang pasif malaikat, Sayap Serafim level tertinggi. Jawaban ini cukup?"
Langsung ada yang keluarkan uang. Pantas saja!
Bahkan Pendeta Wanita Karinina sulit pakai Sayap Serafim, tapi Kaisar malah bisa pakai level tertinggi... Tunggu, Kapten Kaisar ini prajurit atau penyihir?
Tanpa disadari, orang-orang terkejut menyadari bahwa kemampuan sihir Kaisar Jian Sheng ternyata tak kalah hebat dari qi tempurnya. Sepanjang sejarah Maya, belum pernah muncul sosok seperti ini—seorang ahli sihir-sekaligus-prajurit sejati.
"Demi Dewa! Baru saja dia menggunakan mantra terlarang unsur api dengan kemahiran yang hampir menyamai Magister Sihir, sekejap kemudian sudah bisa menggunakan mantra terlarang malaikat... Itu dual elemen!"
"Salah! Sepengetahuanku, Kapten Kaisar setidaknya juga menguasai sihir air yang luar biasa!"
Mereka terdiam sejenak. "Bagaimana Tuan mengetahui hal ini?"
"Aku berasal dari Kota Kerajaan Fürth."
Orang itu menjawab dengan penuh kesombongan.
Terlihat jelas saat menyebut diri sebagai warga Cagliari, pandangan sekitar mulai berubah. Manusia takkan pernah bisa melenyapkan rasa kenyamanan akan asal-usul. Performansi gemilang Kaisar memaksa semua orang memandang Cagliari dengan mata baru.
"Kak Kedua, katanya kamu kembali menunjukkan keperkasaan?"
Begitu Karinina membuka mulut, Kaisar langsung merasa situasi akan memburuk.
Benar saja, Putri Clara tiba-tiba muncul dari suatu tempat dan menyelak di antara Karinina dengan Kaisar. "Hmm, bukankah ini Pendeta Wanita? Tak pantas bersikap mesra dengan lelaki seperti ini."
"Inikah Putri Clara, gadis tercantik seantero klan laut yang legenda itu?" Karinina bertanya sambil tersenyum manis.
"Salah! Bukan legenda, tapi nyata adanya!"
“Kapan terakhir kali kalian melihat Putri Clara bersikap saling beradu strategi seperti ini? Masalahnya… Pendeta Wanita Karinina juga berubah total seolah orang lain,” “Yang Mulia Putri, seorang wanita dinilai dari aura yang dipancarkannya, kecantikan fisik hanyalah pajangan!”
“Kamu!”
“Aku!”
Dua pasang mata indah nan besar saling bertatapan, gedebak-gedebuk percikan api bertebaran. Kaisar pusing tujuh keliling, Karinina yang biasanya lemah lembut dan Clara yang belakangan sudah mulai matang serta lebih pengertian, kenapa tiba-tiba kembali ke sikap kekanak-kanakan.
Kaisar mulai memandang ke empat penjuru mencari pertolongan, tapi para pengintip tadi tiba-tiba menghilang semua, dasar sekumpulan...
“Yang Mulia Pendeta Wanita, Yang Mulia Putri, citra! Orang luar sedang memperhatikan kalian, jaga sikap!”
Keduanya cemberut manja lalu menata postur tubuh. Clara hari ini juga berdandan serius, dengan kecantikan alaminya yang dipadukan perhiasan top klan laut kesayangannya... Benar-benar memesona.
Masalahnya Pendeta Wanita Karinina juga wanita yang unik dengan gaya khasnya, bahkan pesona memikat itu tak bisa menindih karismanya.
“Kak kedua, ayo kita masuk dan ngobrol baik-baik.”
“Hmph, kakak kedua adalah kakakku dan Nana! Bukan milikmu!”
“Akulah Nana!”
“Malu-maluin! Mana bisa kamu disamakan dengan Nana!”
Para pengendap di dalam ruangan menyembulkan telinga, “Hoi Kao jangan dorong-dorong! Rijkaard jangan serobot! Dasar keparat, gue nggak kuat nahan nih.”
Bruuum...
Pintu kamar roboh, sekelompok orang jatuh bertumpuk seperti formasi piramida.
"Hmm, Kepala, mereka yang mendorongku."
"Omong kosong! Jelas kau yang menindihku."
"Dia yang menyempitkan aku!"
Sekelompok preman mulai memamerkan keahlian andalan mereka: saling lempar tanggung jawab.
"Kakak Kedua, di sini terlalu berisik, lebih baik kita ke tempatmu."
"Setuju!"
Demikianlah sang Kapten Kaisar yang sombong itu digiring pergi oleh kedua Pangeran.
Yang Jiu Cheng menggeleng-gelengkan kepala sambil memandangi sang kapten, tak kuasa berkata, "Sama-sama hidup, kok bisa beda banget ya?"
Kao menutup mulut sambil terkekeh: "Masalah karma!"
"Kao, aku bertarung habis-habisan denganmu!" teriak Yang Jiu Cheng dengan wajah merah padam. Ini adalah titik sensitifnya - pria tampan ini sudah tiga kali gagal dalam percintaan dengan alasan konyol: karmanya terlalu baik. Apa karma baik bisa jadi alasan putus cinta?!
SO, si Tampan Yang benar-benar tak tahan dengan stimulan ini.
"Bangsat! Siapa takut? Ayo bertempur seratus ronde!"
"Hmm, Dua Nona... Bolehkah aku berjalan sendiri?" desah Kaisar dengan keringat dingin. Ternyata temperamen putri bangsawan mereka masih sama, hanya menunggu waktu untuk meledak. Untung tak ada orang sekitar, malu setebal apapun takkan sanggup menahan ini.
Kedua gadis itu melepaskan Kaisar dengan wajah merah padam, sorot mata mereka beradu seperti petir. Tampaknya pertarungan energi mereka berakhir separuh kati sama delapan liang.
"Sebenarnya Clarisse sama sekali tidak perlu marah. Jika ada yang bisa membuat Kaiser melakukan kesalahan selain Elina, mungkin hanya dia. Karinina masih jauh dari tingkat itu."
"Putri Clara, Pendeta Wanita Karinina, silakan masuk. Berapa lama kalian berencana berdiri di luar pintu?"
Roque Santa Cruz tertawa, "Benar-benar dua gadis kecil."
Karinina memandangi wanita dewasa seksi berotot ini dengan sedikit kebingungan.
"Ini Kapten Roque Santa Cruz dari Pasukan Ksatria Naga." Clarisse memperkenalkan dengan bangga.
"Ah, Kakak benar-benar kebanggaan kita para wanita." Karinina berkata dengan kekaguman.
Dingin...
Kaiser merasa dua malaikat kecil ini tiba-tiba tumbuh tanduk.
Mendapat pujian dari Pendeta Wanita Karinina adalah hal yang langka. Roque Santa Cruz antara ingin tertawa dan menangis, tapi tetap merasa senang.
"Silakan masuk, Yang Mulia."
Keduanya nyaris bersamaan masuk. Kaiser dan Roque Santa Cruz saling bertukar pandang, sementara Roque tersenyum ambigu sebelum pergi, meninggalkan Kaiser sendirian dalam situasi canggung.
"Apakah Nina datang juga untuk Bab Qinglong?"
Kaiser berusaha mengalihkan pembicaraan ke urusan resmi.
"Hehe, tidak masalah. Sekte Bulan Suci tidak terlalu mempermasalahkan ini. Jika Kakak Kedua menginginkannya, aku bisa membantumu."
Dingin...
"Hmph, Kakak Keduaku tidak butuh bantuan kalian! Kalian jangan coba-coba mengambil keuntungan darinya!" Clarisse langsung membalas.
"Kalian lanjutkan diskusi. Aku... aku keluar dulu sebentar!"
Kaisar langsung kabur dari kepungan, dua gadis kecil ini terlalu merepotkan. Saat ini lebih baik bersembunyi, pintu gerbang terbakar, ikan di kolam ikut jadi korban.
Saat berjalan di koridor, Kaisar juga merasakan sesuatu yang tidak beres. Sebenarnya bukan hanya dia, Zhebie dan yang lain juga terlihat muram. Baru saja, aura Qinglong seolah meningkat drastis. Orang-orang di level tertentu bisa melihat seluruh wilayah Fàbregas diselimuti cahaya hijau kebiruan.
Dan cahaya ini seolah membawa aura pembunuh yang pekat,... Ini agak berbeda dengan legenda yang beredar.
Tiba-tiba teriakan Clarisse dan Karinina terdengar dari kamar. Kaisar menyambar masuk seperti kilat, hanya untuk melihat mereka seperti menghadapi musuh besar - satu sedang menyiapkan mantra terlarang, satu lagi memancarkan cahaya suci, sementara targetnya adalah keluarga kecoak yang sedang berlarian seperti pengungsi.
Si kecil-kecil ini tak bersalah. Mereka tak kenal pendeta wanita atau putri, juga tak peduli mantra terlarang maupun cahaya suci. Mereka tetap menjalani rutinitasnya. Beberapa yang kurang ajar malah merayap mendekati kaki mulus Clarisse dan Karinina. Bagi mereka, banyak jalan menuju Roma. Karinina langsung melayang seperti tersetrum. Clarisse yang tak punya tempat berlindung langsung melompat ke badan Karinina, nyaris membuat keduanya terjatuh.
Begitu Kaisar masuk, ia langsung mengayunkan tangannya menyapu. Seketika, kecoak beterbangan di mana-mana. Kaisar pun mengerutkan alis. Awalnya hanya ingin membersihkan, tak menyangka serangga ini bisa terbang. Terpaksa menggunakan qi tempur untuk menghancurkannya.
Melihat Kaisar, keduanya langsung menyambar ke pelukannya,……Kaisar menghela nafas. Bisa-bisanya takut sampai segitunya, itu juga sebuah kemampuan.
Anggota lain yang melihat sang Kapten selingkuh kiri kanan, serentak mengacungkan jempol. Keren, bukan sembarang keren! Hanya Kaisar yang paham rasanya.
Sayangnya dia tak punya waktu menikmati ini. Semangat Makhluk Suci dari Empat Penjuru semakin menguat. Kecepatan peningkatannya sekarang puluhan kali lipat dibanding sebelumnya.
Dengan momentum ini, kemunculan Qinglong sudah di depan mata!
Bayangan-bayangan manusia berkelebat. Berbagai kemampuan tim bermunculan di puncak bangunan. Keramaian sebelumnya tak relevan. Sekaranglah momen penentuan kemenangan atau kekalahan.
Pertengkaran Clarisse dan Karinina harus ditunda. Kaisar dan Mardon saling pandang. Siluet mereka berkelebat, satu per satu bayangan muncul di puncak Pemandangan Xiu Luo.
Fàbregas memandang seluruh kota raksasa yang diselimuti cahaya hijau. Para warga Fàbregas penasaran menyaksikan fenomena ini. Namun tak ada yang menyadari perubahan aneh yang perlahan terjadi.
Di mana cahaya hijau menyentuh, perasaan orang mulai gelisah. Ahli dengan level kultivasi jiwa sudah mencurigai ini. Mereka yang levelnya lebih rendah akan dipenuhi niat membunuh, memandang segala sesuatu dengan kebencian.
Di gedung-gedung tinggi Fàbregas, para ahli puncak menunggu dengan tenang kemunculan Qinglong, meski ada sedikit keraguan di hati mereka.
Begitukah cara Qinglong muncul?
Bumi mulai bergetar, kekacauan muncul di beberapa bagian Fàbregas. Penduduk Kota Dosa yang memang haus perang menjadi semakin tak terkendali akibat pengaruh suasana aneh ini.
Ekspresi Mardon semakin tegang, "Tidak, ini bukan Qinglong, melainkan Baihu!"
Saat ini bukan hanya Mardon, Magister Sihir Romário dan beberapa master senior lainnya juga menyadari keanehan. Cahaya hijau semakin kuat namun warnanya memudar mendekati putih.
Baihu menguasai kehancuran. Setelah Baihu muncul, barulah Qinglong akan tampak.
Orang cenderung berharap untuk hal baik, tapi siapa yang tahu tentang Baihu? Pertanda kemunculannya sangat mirip Qinglong, namun sekarang bisa dipastikan yang muncul di Fàbregas adalah Baihu!
Baihu memang akan muncul di tempat terkutuk seperti ini!
Kekacauan di Kota Fàbregas semakin parah, pertarungan mulai terjadi di seluruh penjuru kota.
Anggota klan laut menunggu dengan tenang, "Ternyata Baihu. Pantas saja terasa aneh, udara penuh bau teknik haus darah." Kata Xiusdimann sang Raja Hiu dengan datar. Pengaruh ini belum cukup mengganggu mereka, tapi jika terus begini, Fàbregas akan menjadi sejarah.
“Kekuatan Makhluk Suci dari Empat Penjuru terletak pada jangkauan pengaruhnya, seluruh wilayah Kota Dosa telah terselimuti.”
Di tempat Kaisar, pengikut Sekte Bulan Suci telah tiba, “Yang Mulia Pendeta Wanita, mohon segera memimpin gambaran keseluruhan, Baihu akan muncul!”
Karinina juga tidak berani menunda, tempat kelahiran Baihu akan berubah menjadi puing-puing, dia sudah merasakan aura negatif itu!
Dua biarawati membawa Karinina pergi secepat kilat, unicorn meraung panjang melepaskan frustasinya, makhluk biologis yang peka sudah mulai melarikan diri seperti kecoak dan tikus, meski lemah tapi memiliki firasat terkuat akan bencana.
“Kapten, Bab Qinglong sudah hilang, apa yang harus kita lakukan?”
Kaisar menatap langit dimana awan putih mulai berkumpul di satu titik, semangat di pusat rotasi itu semakin kuat, “Qinglong atau Baihu, selama sudah datang, kita harus menyaksikannya!”
Situasi Kerajaan Ottoman hampir sama, Pangeran Ottoman tersenyum licik, “Sungguh menarik, Qinglong tak kunjung datang malah Baihu muncul. Pertanda kehancuran? Aku suka, kehancuran adalah simbol Kekaisaran Ottoman kami. Apa pendapat kalian?”
“Hehe, ini hanya aura magis kekacauan skala besar. Makhluk suci hanyalah bentuk kehidupan biasa, tak ada bedanya antara Qinglong dan Baihu. Pasti ada pertanda tertentu pada tubuh Baihu.”
Romário menatap ke udara, bagi eksistensi seperti dirinya yang kekuatan sudah mencapai batas tertentu, makhluk supranatural seperti Makhluk Suci dari Empat Penjuru merupakan kesempatan berharga yang sangat langka.
Mereka yang berada di Dianfeng bahkan tidak menganggapnya Baihu, apalagi semakin tinggi level seseorang semakin besar rasa ingin tahunya. Mengenai hancur atau tidaknya Kota Dosa, itu urusan yang tidak terkait dengan mereka.
Namun tidak semua orang seperti itu.
Seluruh anggota Pasukan Ksatria Bulan Suci dan regu biarawati di bawah pimpinan Pendeta Wanita Karinina mulai melantunkan kitab suci. Nyanyian suci yang membawa efek stabilisasi perlahan menyebar. Skala sepuluh ribu orang memang sangat besar, namun tetap kalah pengaruh dibanding Baihu.
Karinina terpaksa menggunakan Sayap Serafim yang bisa memaksimalkan amplifikasi magic malaikat. Di bawah pimpinan pendeta wanita, Sekte Bulan Suci sedang berusaha keras menetralkan kekuatan dari Baihu.
Penduduk Kota Dosa berusaha tetap tenang merasakan kekuatan ini. Jelas situasi tidak beres - satu kesalahan kecil bisa membuat kota hancur dan penduduk tewas.
Berbeda dengan pergulatan orang biasa, minat pihak lain justru semakin membesar. Lokasi pasti kelahiran Baihu telah terungkap. Ratusan bayangan bergerak cepat. Kemunculan Baihu masih berada di tepi luar Kota Dosa yang memang mudah dipertahankan, persis di atas tebing curam.
“Tebing curam yang menjulang tak mampu menghalangi para ahli legendaris ini. Magic qi tempur menyembur ke langit, dalam sekejap beberapa bayangan manusia telah muncul di puncak jurang.”
“Kaisar, Ottoman, Beifate, Jian Sheng, Magister Sihir, Raja Laut - berkumpul bersama. Kali ini target bersama mereka hanya satu: simbol pembantaian, Baihu!”
“Aura menggentarkan Baihu yang menyelimuti langit-bumi tak cukup untuk menakuti para perwakilan terunggul makhluk cerdas Maya ini. Sebaliknya, justru membangkitkan ambisi membara di hati mereka - ambisi untuk bertempur.”
“Impuls untuk menantang kekuatan setara dewa.”
“Di pusat konsentrasi energi itu terlihat kabut putih samar, tekanan dahsyat yang terus-menerus mengalir berasal dari sana.”
“Sepertinya ukuran makhluk ini tidak akan kecil.”
“Banyak pendeta, sedikit daging. Yang dikhawatirkan justru tidak cukup untuk dibagi!”
“Kepercayaan diri manusia tak mengganggu Baihu. Tiba-tiba, langit gelap seketika. Bruuum...”
“Graaawrr...”
“Bumi bergetar hebat. Di pusat awan yang terkumpul, seekor makhluk suci raksasa menampakkan diri!”
“Baihu dari Makhluk Suci Empat Penjuru!”
“Perkiraan ukurannya setara belasan naga biasa. Sebuah raungannya bagai memicu sihir tanah tingkat tertinggi. Ekspresi para hadirin langsung berubah serius. Kekuatan Baihu terus melonjak drastis - semua yang terjadi sebelumnya hanyalah sedikit qi-nya. Bagaimana mungkin Baihu kalah jauh dari Fenghuang?”
Dan situasinya jauh lebih buruk dari yang dibayangkan, sepasang mata pembunuh Baihu menatap tajam sekelompok orang di tebing tinggi.
Selain kekuatan, dia juga memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Orang-orang inilah yang menjadi ancamannya.
Kemunculan makhluk suci selalu disertai krisis, Fenghuang begitu, Baihu juga begitu. Siapa yang menyentuh Baihu, mati!
Baihu mengepakkan sayap raksasanya, tiba-tiba kekuatan dahsyat mengalir dari tubuhnya, seluruh badan terselimuti bola cahaya. Dengan raungan menggelegar, bola cahaya besar dari tubuh Baihu melesat seperti kilat, terarah tepat ke Fàbregas.
Baihu mengepakkan sayap raksasanya, tiba-tiba kekuatan dahsyat mengalir dari tubuhnya, seluruh badan terselimuti bola cahaya. Dengan raungan menggelegar, bola cahaya besar dari tubuh Baihu melesat seperti kilat, terarah langsung ke Fàbregas.
Mereka tertegun, sama sekali tak sempat bereaksi. Warga Fàbregas dengan bantuan Sekte Bulan Suci berhasil menekan sifat bengisnya, perlahan berhenti saling membunuh. Meski suka bertarung, mereka paham pengaruh misterius Baihu, sisa kemauan habis untuk melawan kegilaan mental, tak sempat memikirkan hal lain.
Serangan datang tiba-tiba, tak ada yang siap menghadapi kematian. Mungkin tak ada yang menyangka akan mati. Baru saja rumor Qinglong bertebaran, sekejap berubah menjadi Baihu yang menyimbolkan malapetaka.
Tapi kematian terjadi di saat yang tak terduga.
Semua ahli tak berada di kota, mustahil menghentikan serangan seperti ini. Bagi klan laut, kematian manusia sama seperti semut mati. Bagi umat manusia selain Empat Raja, keberadaan Fàbregas tak ada hubungannya dengan mereka. Apalagi ini sarang kejahatan manusia, salah satu markas Dunia Kegelapan - siapa yang peduli?
Hanya satu yang menjadi fokus pandangan mereka: Baihu!
