Boneka ajaib, mahakarya para alkemis, telah memiliki sejarah ratusan tahun. Dalam peperangan masa lampau, legiun boneka ajaib pernah sangat populer dan menjadi pasukan wajib bagi berbagai kerajaan besar, sekaligus kristalisasi kecerdasan manusia. Namun seiring meluasnya penggunaan magic dan qi tempur yang meningkatkan kemampuan individu manusia, boneka ajaib perlahan menghilang dari panggung sejarah. Alasannya sederhana - gerakan mereka terlalu lambat untuk memenuhi kebutuhan perang, sementara boneka level tinggi biaya pembuatannya terlalu mahal sehingga tidak bisa diproduksi massal.
Seiring waktu, boneka ajaib kini hanya menjadi permainan para alkemis. Lebih pantas disebut mainan daripada pasukan tempur. Tapi dalam situasi tertentu, boneka ajaib kuat bahkan bisa melawan naga. Mereka tidak memiliki nyawa dan tidak takut hidup-mati, membuatnya sangat menakutkan dalam pertarungan.
Tidak diketahui bagaimana Dokter Iblis mendapatkan cara membuat boneka ini. Meski dua boneka di depan mata ini memiliki desain yang buruk, kekuatannya luar biasa terutama dalam hal kemampuan menahan pukulan. Cambuk Roque Santa Cruz hanya bisa menyisakan serpihan material tak dikenal, sementara boneka terus maju menekan.
Sejak kembali dari latihan di Toras, sudah lama ia tidak menghadapi situasi tertekan seperti ini. Keyakinan di awal pertarungan kini berubah menjadi krisis yang mengelilinginya.
“Kasihan sekali, boneka iblis sang tuan telah ditempa ratusan kali khusus untuk menangkal qi tempur. Bagaimana? Tuanku memang jenius ya! Ck ck, serangan gadis seksi sama sekali tak efektif. Oh, jangan melotot, di sini ada aturan: keroyokan dilarang. Harus beradab, beradab!”
Mata Iblis berbicara dengan penuh keyakinan, sama sekali mengabaikan dua boneka yang sedang mengepung Roque Santa Cruz.
Kaisar tidak berkata-kata, hanya memandang Roque yang sedang bertarung sambil mengerutkan alis. Pertarungan seharusnya tidak seperti ini. Roque mulai kehilangan koordinasi saat menyadari serangannya tak mempan, sementara boneka-boneka itu meski belum bisa menyentuhnya, terus memberikan tekanan defensif dengan tubuh raksasa dan serangan dahsyat yang memaksa Roque terus menghindar.
Roque saat ini mulai panik. Boneka-boneka ini seolah tak memiliki kelemahan. Mereka tak bernyawa, cara termudah mengalahkannya adalah dengan menghancurkan sumber tenaganya. Tapi sumber tenaga boneka biasanya tersembunyi di tempat paling aman. Apalagi perajin boneka tingkat tinggi bisa menyembunyikannya dengan sangat licik. Dua boneka raksasa ini bahkan tak perlu dicari - sumber tenaganya mustahil ditemukan. Andai Mida Blasuo ada, kondisinya pasti berbeda. Kekuatan supernaturalnya bisa langsung mendeteksi sumber tenaga yang tersembunyi. Tapi sekarang Roque harus menyelesaikannya sendiri.
Kecepatan Roque Santa Cruz masih mendominasi mutlak, dua boneka sihir tidak mungkin memaksanya masuk ke jalan buntu, tapi dia juga tak bisa menimbulkan luka mematikan pada mereka. Dalam kondisi lain, mungkin Roque Santa Cruz bisa lebih tenang, tapi dengan Kaisar di samping, dia tak bisa menghindari rasa panik.
Cambuk menyapu keras ke kepala salah satu boneka, tapi boneka itu malah menggigit cambuk dengan mulutnya. Boneka satunya menekan Roque Santa Cruz dengan braaak, meski tak bisa menyerang langsung, tekanan tinjanya mustahil dihindari - hanya bisa dihalangi dengan qi tempur.
"Hu hu, gadis cantik malang, percuma. Dua boneka tuan ini dilatih selama belasan tahun. Setiap jahitan di tubuh mereka adalah hasil latihan keras. Hihi, bahkan ahli Saint Domain pun takkan mudah menghancurkannya. Terima nasib, Nak, atau gantian orang lain? Tuan bilang, siapapun yang bisa mengalahkan mereka boleh."
Roque Santa Cruz melepaskan cambuk, menghindar dari serangan. Gigih hingga gigi gemeretak, mustahil baginya menyerah. Jika menyerah karena hambatan kecil seperti ini, dia bukan lagi Roque Santa Cruz.
Kehilangan cambuk tidak mempengaruhi serangan Luo Ruo. Pedang pendek juga merupakan keahliannya. Dalam pertarungan jarak dekat, Luo Ruo memang memiliki keahlian khusus. Dengan gesit ia bergerak di celah dua boneka iblis, pedang pendeknya terus menyerang kepala salah satu boneka. Karena tidak bisa menemukan kelemahan boneka, satu-satunya cara adalah menghancurkannya. Di bawah tekanan kuat dua boneka ini, Luo Ruo terpaksa menggunakan keterampilan tersimpan paling dalamnya.
Tiga Belas Tusukan Hujan Gerimis - teknik ini diperolehnya dari pengalaman selama hari-hari hujan berturut-turut. Di level yang sama, lelaki biasanya mendominasi di semua aspek, sementara wanita harus mengandalkan kelincahan mereka.
Sayangnya kali ini nasib Luo Ruo kurang baik. Dua boneka ini justru menjadi penangkal alami gaya bertarungnya. Melawan boneka hanya membutuhkan kekuatan ekstrem, sama sekali tidak perlu teknik. Kedua makhluk ini bahkan tidak menghindar. Meski qi tempur Luo Ruo sudah termasuk level ahli, dua boneka ini benar-benar luar biasa. Serangan sekuat ini pun belum menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Tiga Belas Tusukan Hujan Gerimis Luo Ruo bertujuan menutupi kekurangan tenaga dasarnya, mirip dengan konsep dua lapis tenaga. Teknik ini menggunakan serangan beruntun pada titik-titik tertentu untuk mendapatkan kekuatan serangan lebih tinggi. Jika teknik dua lapis tenaga dianggap sebagai teori mikro, maka Tiga Belas Tusukan Hujan Gerimis adalah makro. Andai ia bisa mengeluarkan tiga belas lapis tenaga, bahkan Tuhan pun bisa dihancurkannya.
Dengan kecepatan tertinggi mencari sudut serangan yang paling tepat, sekaligus memastikan tidak terganggu oleh lawan lain saat menyerang. Pedang pendek melesat dengan kecepatan tinggi yang tak terlihat mata manusia, jurus pamungkas yang mengandalkan qi tempur dan gerakan ultra-cepat pergelangan tangan serta bahu. Menggunakan kecepatan untuk menciptakan daya mematikan, ini juga menjadi senjata andalan Roque Santa Cruz dalam pertarungan jarak dekat. Sangat berbahaya, dalam pertempuran normal jarang ada yang bisa menghindarinya, dan serangan bertubi-tubi pada titik tertentu sangat efektif untuk menghancurkan qi tempur.
Mustahil bagi boneka iblis untuk menghindar dengan kecepatannya, lagipula boneka itu sama sekali tidak berniat mengelak. Tetap mengarahkan pukulannya ke Roque Santa Cruz, sementara serangan Roque jauh lebih cepat. Seketika, sepertiga kepala boneka bertambal itu hancur. Roque pun puas, ia tahu jurus mautnya pasti berguna. Mengalahkan satu saja sudah cukup.
Tapi di detik kehilangan fokus itu, tinju boneka sudah menghampiri. Meski sebagian kepalanya hancur, serangan boneka sama sekali tak terpengaruh. Kepala boneka ternyata padat, dan mereka tidak memerlukan mata untuk menyerang target. Artinya, Roque salah memilih titik serang.
Roque Santa Cruz adalah Roque Santa Cruz. Dia segera bereaksi dan menghindar dengan kecepatan tinggi, namun tetap terkena sapuan boneka iblis. Saat itulah momen paling berbahaya tiba. Pasti ada hubungan tertentu antara dua boneka iblis ini. Serangan boneka iblis kedua yang awalnya meleset, kini tepat mengarah ke Roque Santa Cruz yang terlempar.
Mata Iblis segera memicingkan matanya seolah tak tega melihat. Kaisar sama sekali tidak menunjukkan niat untuk turun tangan.
Pertarungan tidak mengenal belas kasih. Keberuntungan Roque Santa Cruz berakhir di sini. Dia terkena pukulan telak boneka iblis raksasa, membuat qi tempurnya langsung hancur berantakan. Darah mengucur dari sudut bibirnya. Untungnya, tidak terdengar suara tulang retak. Pada momen yang tak terhindarkan itu, Roque Santa Cruz masih bisa memanfaatkan sebagian kecil kekuatan, namun sebagian besar daya pukul tidak bisa dinetralisir.
Braaak...
Roque Santa Cruz terpeleset lurus ke belakang lebih dari sepuluh langkah sebelum berhenti. Mata Kaisar menyipit seperti garis tipis, namun dari awal sampai akhir dia tidak turun campur.
Mata Iblis kembali membuka matanya yang besar. "Malang... sungguh malang. Wanita seksi ini malah dihajar habis-habisan monster. Sayang sekali! Hoi, kau ini lelaki atau bukan? Berani-berannya melihat wanita sendiri dipukuli."
Seolah-olah Mata Iblis kini berada di pihak Kaisar, dia mulai membela Roque Santa Cruz.
Kaisar tetap tenang. Menatap Roque Santa Cruz yang terus dipojokkan boneka iblis, dia hanya berkata datar: "Aku percaya padanya."
"Suara itu sangat pelan, tapi Roque Santa Cruz mendengar, Mata Iblis tertegun... Apakah ini bisa dianggap alasan? Wanita ini sama sekali tidak bisa menembus pertahanan boneka iblis, melanjutkan pertarungan hanya akan berakhir kematian. Apa lelaki ini pengecut? Ck ck, pantas tuan sering bilang, lelaki adalah makhluk yang paling tidak bisa diandalkan."
Roque Santa Cruz bangkit dari puing-puing batu, tubuhnya limbung. Biasanya dia menghindari pertarungan jarak dekat, tapi jika terpaksa harus menggunakan taktik berbahaya dalam waktu singkat. Ini strategi yang disesuaikan dengan kondisi nyata.
"Kapten, aku pasti akan menyelesaikan misi ini!"
Bruuum...
Roque Santa Cruz nyaris menghindari serangan dua boneka iblis. Rasa lumpuh di tubuhnya belum sepenuhnya hilang. Untung dia memang tidak malas berlatih - untuk level wanita, qi tempurnya cukup solid. Kalau tidak, serangan tadi sudah merenggut nyawanya. Kaisar tidak akan menerimanya kalau tidak seperti ini.
Roque Santa Cruz adalah wanita yang gigih, harga dirinya melebihi lelaki. Kaisar sangat tahu ini. Membantunya sekarang justru akan meninggalkan bayang-bayang dominasi selamanya, mungkin membuatnya hancur mental. Tapi Kaisar sudah menilai: serangan tadi belum mematikan. Setiap orang harus menghadapi bahaya sendiri.
Manusia harus bergantung pada diri sendiri - ini pelajaran Kaisar dari ribuan pertarungan hidup-mati. Jika masih ada pemikiran mengandalkan orang lain, seseorang takkan pernah mencapai tingkat kesempurnaan.
sekarang lebih ekstrem dari yang dipikirkan Kaisar. Jika Kaisar bertindak saat ini, akan lebih menderita daripada mati. Dia harus membuktikan diri, terutama di depan Kaisar. Mungkin terlihat ekstrem dan tak masuk akal, tapi memiliki keberadaan yang terasa dan prinsipnya sendiri.
Jiwa memasuki kondisi pemusatan tinggi. Pada saat genting hidup dan mati, dia justru mencapai kondisi terbaik. Dia tahu sang Kapten telah sepenuhnya mempercayakan permainan ini padanya, terbukti dari tidak campur tangan tadi. Dia harus membalas kepercayaan ini.
"Ah, wanita terindah, sebentar lagi akan meninggalkan dunia yang indah ini. Sayang sekali, Youyou pun sedih." Sambil mengucapkan itu, Mata Iblis berbalik ke Kaisar, "Maaf, kalau antusiasme saya naik suka keluar ingus. Sebenarnya Youyou sangat menjaga kebersihan."
Kaisar mengabaikannya. Kondisi akhirnya kembali tenang - seharusnya memang begini dari awal. Jika kekuatan tak cukup, harus memanfaatkan kecepatan superior untuk menggunakan kekuatan lawan menyerang balik. Konfrontasi langsung adalah strategi terburuk.
menyelinap di celah antara dua boneka iblis, memancing serangan mereka - terutama yang sudah kehilangan separuh kepala. Gerakannya jelas masih terganggu. Dia tak percaya tak bisa menipu dua kayu mati ini.
Benar saja saat Luo Ruo berhenti di jangkauan serangan kedua boneka iblis, kedua boneka itu langsung menyerang. Luo Ruo tidak bergerak - dia harus menunggu momen paling berbahaya baru menghindar, baru saat itu bisa memberikan ingatan mendalam pada dua kepala batu ini.
Kunci di sini adalah penguasaan timing yang tepat, tidak memberi mereka kesempatan mengubah taktik.
Luo Ruo tetap tenang meski terluka, kondisi mentalnya sangat prima. Tapi boneka iblis ini memberi kejutan tak terduga pada semua orang, termasuk Kaisar.
Lengan kedua boneka iblis itu tiba-tiba terlepas dan meluncur! Di jarak dekat seperti ini, Luo Ruo yang tak menduga sama sekali tak sempat bereaksi... Boneka-boneka ini ternyata menjebaknya!
Kaisar pun tertegun. Saat seperti ini, bahkan teleportasi instannya pun tak akan bisa menyelamatkan. Sungguh kecerobohan!
Mata Iblis tertawa riang, "Haha, tuanku adalah genius, maka hamba-hambanya pun otomatis genius. Meski para majikan terlihat bodoh, sebenarnya mereka sangat cerdas. Siapa yang menilai dari penampilan, pasti akan celaka."
Di saat hidup dan mati, seluruh pengalaman dan kekuatan Luo Ruo meledak. Dia segera menjatuhkan tubuhnya ke bawah sambil melemparkan pedang pendek di tangannya, bertahan mati-matian dari serangan sisi lain.
Bruuum...
Serangan telak kembali menghantam.
Tubuh Luo Ruo kembali terlempar. Saat wanita itu terpental, pemandangannya terasa lebih tragis - terutama menghadapi dua boneka iblis besar yang buruk rupa, menciptakan kesan heroik yang menyentuh.
Kaisar tidak bisa menahan diri untuk turun tangan. Dia tetap tidak bisa benar-benar kejam. Mungkin membiarkan Roque Santa Cruz menghadapi masalah serius sendirian adalah yang terbaik baginya. Tapi menanggung risiko kematian seperti ini—kalau Kaisar tidak menyaksikan mungkin tidak apa, tapi selama dia ada di tempat, dia harus ikut campur. Roque Santa Cruz sudah tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi.
Tapi baru saja melangkah, Roque Santa Cruz sudah bangkit berdiri. "Kapten, kau bilang percaya padaku!"
Kaki Kaisar yang sudah melangkah ditarik kembali. Menatap mata yang penuh tekad itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Roque Santa Cruz jauh lebih keras kepala dari yang dia bayangkan.
Mungkin benar ada kapten seperti apa, ada anggota seperti itu. Sebenarnya Kaisar sendiri juga tidak jauh lebih baik dari Roque Santa Cruz. Apalagi lawannya lebih berbahaya, sampai-sampai Clarisse harus menahan banyak ketakutan.
Saat Roque Santa Cruz bangkit kembali, kedua boneka sihir berhenti sejenak sebelum tetap mendekatinya. Mereka tidak mengerti rasa belas kasihan pada putri.
Pertarungan terus berlanjut. Kondisi tubuh Roque Santa Cruz sekarang semakin tidak lincah. Metode mengatur boneka saling menghancurkan sudah pasti tidak mungkin. Hanya bisa mencari celah untuk melancarkan serangan beruntun.
Tapi aksi boneka sama sekali tidak melemah. Jelas terlihat Roque Santa Cruz mulai tak sanggup menahan. Makhluk hidup tidak bisa menyaingi daya tahan benda mati.
Setiap detik Roque Santa Cruz berada dalam bahaya. Beberapa kali terhuyung-huyung diterpa angin pukulan, tapi tetap menolak menyerah.
“Aduh, tuan baru saja bilang, asalkan dia menyerah, kita bisa ganti orang. Tuan sangat menyukai karakternya, lalu apa?”
Tanpa melihat Mata Ajaib, berkata datar: "Dalam kamus Pasukan Ksatria Naga, tak pernah ada kata 'menyerah'!"
"Pasukan Ksatria Naga?"
Mata Ajaib menggigil ketakutan.
Saat ini Roque Santa Cruz terkunci oleh angin tinju boneka sihir, qi tempur pertahanannya mulai goyah dan sangat fluktuatif. Inilah yang membuatnya terjebak dalam formasi angin tinju boneka. Dua boneka sihir ini benar-benar menakutkannya, seolah bukan produk zaman ini. Jika semua boneka sekuat ini, dengan membuat puluhan ribu, 100% bisa menghancurkan Maya tanpa teknik khusus - cukup injak saja saat maju. Bahkan Jian Sheng berkumpul pun tak berguna. Yang Jingyi adalah pakar dalam meningkatkan pertahanan magis.
Tapi saat ini jiwa Kaisar sudah sepenuhnya tegang, jarak teleportasi instan telah sepenuhnya terkunci. Roque Santa Cruz mungkin tak bisa menghadang serangan ini.
Mata Roque Santa Cruz sekarang sudah kosong, pertarungan sengit sedang terjadi dalam kedalaman pikirannya.
"Tidurlah, semua akan berakhir saat tertidur. Kita bisa melewati momen terindah dalam mimpi, bersama kapten yang paling kamu kagumi."
“Tidak, harus bertahan, tidak boleh ambruk, sama sekali tidak, kamu bisa, Roque Santa Cruz, kamu yang terbaik, tinggal sedikit lagi, hanya perlu sedikit lebih kuat lagi, ayo, kita berusaha bersama, keluarkan semua kekuatan, agar kamu bisa selamanya berada di sisi kapten. Mimpi itu palsu, dunia nyata yang nyata, jika sekarang menutup mata, selamanya tidak akan bertemu lagi dengannya.”
Hanya dalam sekejap, kesadaran kacau yang samar, tiga kata itu adalah "tidak bertemu", mungkin tiga kata inilah yang menjadi stimulan bagi Roque Santa Cruz, memicu potensi terakhirnya.
Keunggulan makhluk hidup atas non-hidup adalah potensi!
Setiap orang memiliki bagian terpenting, bagi Roque Santa Cruz, cinta antara pria dan wanita mungkin belum banyak, tetapi Kaisar adalah yang paling ia kagumi. Kaisar tak pernah mendiskriminasikan gender, juga tak memberi keistimewaan, selalu memandangnya setara. Tak pernah ada lelaki yang bisa melakukan ini, bagi Roque Santa Cruz, bertemu Kaisar sendiri sudah merupakan berkah terbesar.
Dan ia tidak mau kehilangan.
Kekuatan spiritual wanita umumnya sedikit lebih kuat dari lelaki, wanita yang mengamuk pasti seratus kali lebih menakutkan dari lelaki yang mengamuk, ini telah dibuktikan sejarah.
Seketika, mata Roque Santa Cruz terbuka, memancarkan kilau dingin.
Qi perak yang samar tiba-tiba meledak, bahkan memancarkan kilau emas samar, sementara serangan boneka ajaib juga tanpa keraguan.
Bruuum...
Penjepitan dua arah.
Kekuatan bergolak, permainan tanah mengeluarkan debu batu.
Sangat sunyi.
"Mata Iblis segera menarik kelopak matanya ke bawah, khawatir matanya akan kemasukan debu. Asap langsung tersapu angin lembah. Tubuh Roque Santa Cruz memancarkan energi emas samar-samar, dengan satu di kiri dan satu di kanan menahan kepalan tangan kedua boneka iblis."
"Roque Santa Cruz saat ini hanya memandang Kaisar dengan sedikit kegembiraan, 'Kom...andan, aku berhasil.'"
Syuut, syuut~
"Siluet Kaisar seolah tak pernah bergerak, tapi Roque Santa Cruz sudah berpindah dari antara dua boneka iblis ke tangannya. Roque Santa Cruz tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka parah. Meski sudah mulai memahami energi emas, tingkat penguasaannya masih terlalu rendah. Beruntung tulangnya belum remuk oleh boneka iblis yang sepertinya masih menahan sebagian tenaga tadi."
"Kaisar meletakkan Roque Santa Cruz dan Clarisse perlahan di tanah. Baru saja berdiri, Sayap Serafim raksasanya mengembang. Aura mengerikannya membuat Mata Iblis lari terbirit-birit ke dalam hutan, tapi karena tak melihat jalan, kepalanya menghantam batang pohon hingga jatuh limbung."
"Sayap Serafim Kaisar memancarkan kehangatan ke tubuh Roque Santa Cruz. Baru ditarik kembali setelah wajah pucat Roque Santa Cruz mulai memerah. Mata Iblis juga kebagian keberuntungan, terbang limbung sambil menikmati sisa-sisa energi suci itu."
"Sementara itu Sayap Serafim Kaisar sudah sepenuhnya menghilang."
"'Harus mengalahkan dua boneka iblis ini?'"
"'I-i-itu, sepertinya.' Mata Iblis menjawab dengan gagap."
"Karena ia teringat pada legenda mengerikan yang baru-baru ini beredar, membuat seluruh klan monster cerdas gemetar ketakutan."
Begitu suara Mata Iblis menghilang, siluet Kaisar telah lenyap dari tempatnya, kemudian muncul di depan boneka iblis, dan sekejap kembali ke posisi semula.
Mata Iblis berkedip-kedip mengira halusinasi, dua boneka masih berdiam di tempat - tapi tiba-tiba terdengar dua ledakan keras, keempat kaki boneka hancur berantakan, dua raksasa itu terjatuh.
Tanpa kaki, mana mungkin mereka menyerang dengan merangkak?
Kaisar bisa saja menghancurkan boneka-boneka itu, tapi dia datang untuk meminta bantuan. Harus ada kelonggaran. Lagipula sebelumnya boneka-boneka itu jelas memberikan keringanan, kalau tidak Roque Santa Cruz pasti mati atau cacat. Hanya karena ini, dia harus membalas keringanan.
Kaisar menggendong Clarisse dan Roque Santa Cruz, menatap Mata Iblis yang masih terdiam, "Ujian apa lagi dari Dokter Iblis? Keluarkan sekaligus, akan kuselesaikan semuanya."
Mata Iblis masih menggigil, "Kau...kau K-Kaisar?"
"Akulah Kaisar!"
Bruuum! Mata Iblis yang pertama menghindar. Kaisar tak menyangka makhluk yang biasanya bergerak santai ini bisa terbang secepat kilat, menghilang ke dalam hutan lebat tanpa jejak.
Seandainya punya tangan, Kaisar pasti akan mengusap wajahnya sendiri. Apakah wajah tampan ini begitu mematikan?
Masih jauh lebih wajar daripada Mata Iblis itu, juga lebih baik dibandingkan dua makhluk raksasa yang merangkak di tanah.
Masalahnya kita kehilangan pemandu. Mau tidak mau harus mencari sendiri.
Terbang ke udara, mengingat Tabib Iblis adalah manusia, pasti tidak akan berkemah setiap hari.
Ternyata tidak jauh dari sana ada pondok kayu yang indah. Pasti itu kediaman Tabib Iblis. Kaisar pun melesat dengan qi tempur, tiba-tiba sudah berada di depan pintu pondok, mendarap halus.
Ziiiikk~~~
Pintu terbuka. Bayangan putih.
Akhirnya senyum merekah di wajah Kaisar. Inilah target akhir perjalanannya - Tabib Iblis Rorodesa.
Hanya saja punggung yang menjauh ini di luar perkiraan Kaisar. Dalam bayangannya, Tabib Iblis harusnya pria tua jahat, minimal Om setengah baya. Tapi pondok ini terlalu anggun, tidak cocok dengan selera orang tua.
Siluetnya sangat elegan. Hanya Ratu Christina yang memiliki keanggunan serupa. Baju prajurit ketat putih polos, rambut ungu panjang yang memancarkan daya tarik magis di antara dominasi warna putih.
Sosok putih itu berbalik perlahan, tersenyum samar: "Kapten Kaisar, kehormatan bagi saya. Saya Tabib Iblis Rorodesa."
“Jika yang berbalik adalah kerangka, Kaisar pasti menganggapnya wajar. Tapi yang muncul justru seorang wanita dengan topeng batu yang bisa berubah sesuai ekspresi wajah. Terlihat jelas, telinganya sedikit lebih panjang dan runcing dari manusia biasa, terutama ujung telinganya yang sangat anggun. Namun aura Tabib Setan terasa aneh - bukan manusia, bukan klan laut, tapi juga bukan makhluk jahat seperti arwah. Usianya pun sepertinya tak terlalu tua.”
“Aku Kaisar.”
Kaisar bukan datang untuk sensus penduduk. Yang dicarinya adalah dokter. Sekalipun lawan bicaranya setan, transaksi tetap bisa dilakukan.
“Maksud kedatangan Kapten Kaisar sangat jelas bagi saya. Tegasnya, kondisi Putri Clara hanya bisa saya obati di seluruh dunia ini.”
Mendengar jawaban itu, senyum tulus merekah di wajah Kaisar. “Sebutkan syaratmu. Selagi bisa kupenuhi, tak akan ada penolakan.”
“Hehe, Kapten Kaisar. Jangan terlalu gegabah berjanji. Jika saya minta kau bunuh diri, mau? Atau bunuh wanita di samping sang putri, mau? Jangan asal berikrar.”
Kaisar tak marah. Dengan tenang ia berkata, “Sudah kukatakan, selama dalam kemampuanku. Hal-hal yang tak pantas dilakukan, tak akan kulakukan. Saya datang untuk bertransaksi.”
“Hehe, begitu? Dari raut Kapten Kaisar langsung terlihat sosok yang sangat percaya diri, bertindak selalu berpegang pada prinsip. Baik, silakan masuk. Mari kita bahas perlahan.”
"Mungkin karena sang tuan ada di dekatnya, nyali Mata Iblis akhirnya agak berani, terbang melayang-layang, 'Silakan, silakan masuk.'"
"Tapi ketegangan makhluk ini belum membaik, seolah-olah Kaisar bisa memakannya dalam sekali gigit."
