Waktu perayaan nasional Cagliari pasti masuk lima berita terbesar tahun ini di Maben, tak kalah dengan kemunculan Baihu. Yang terpenting, titik pusat semua peristiwa ini bernama sama: Caesar!
Tepatnya adalah Yang Mulia Pangeran Caesar Alexander.
Berita ini langsung menyebar bagai angin topan ke seluruh Maya Daratan, bahkan sampai ke klan laut. Tidak heran, nama Kaisar terlalu terkenal. Ketika Cagliari mengetahui bahwa Kaisar adalah sang Pangeran yang selamat dari Badai Bulan Suci, seluruh negeri bersukacita. Harus diakui Alexander XIV adalah raja yang patut dihormati. Dengan kerja kerasnya, ia membangkitkan Cagliari yang terpuruk menuju kemakmuran: memotong pajak, mendorong perkembangan sains dan teknologi di bidang pertanian dan perdagangan. Inilah yang dilakukannya. Berkat dia, Cagliari mencapai prestasi gemilang seperti sekarang. Alexander XV paling-paling hanya memetik buahnya. Rakyat sangat mencintai kakek Kaisar, apalagi terhadap sang Pangeran yang kembali ini yang tak lain adalah Kaisar sendiri!
Keberadaan Mardon dan dukungan bangsawan seperti Yang Du segera mengkonfirmasi identitas Kaisar. Dibandingkan potret masa muda raja, memang ada sekitar 70-80% kemiripan, hanya saja Kaisar lebih tampan dan lebih berwibawa.
Kematian Alexander XV juga merupakan kabar yang cukup signifikan. Yang Mulia Raja meninggal karena keracunan, sejenis racun kronis. Racun ini tidak berbahaya jika dikonsumsi biasa, namun ketika bercampur dengan pemicu tak beracun lainnya akan berubah menjadi zat mematikan. Proses keracunan ini telah berlangsung lama. Sebelum menghadiri perayaan nasional, Raja telah memerintahkan pasukan kerajaan untuk menangkap secara diam-diam seluruh jaringan kekuatan Paman Permaisuri Rockefeller, di mana sebagian besar telah dieksekusi diam-diam. Ditambah dengan surat pengampunan Raja dan kematian Permaisuri Angelina, semua fakta ini menjadi bukti yang tak terbantahkan.
Yang Jingyi telah ditugasi menangani urusan utama ibu kota. Harus diakui Putri bangsawan Yang memang memiliki sikap kepemimpinan yang mumpuni. Meskipun banyak tugas, semuanya tertata rapi. Sementara pasukan kerajaan kini sepenuhnya berada dalam kendali Kaisar. Dalam situasi darurat, tindakan khusus diperlukan - anggota Pasukan Ksatria Naga telah disebar di seluruh titik vital kota.
Sebagai kapten Pasukan Ksatria Naga, Kaisar sama sekali tidak kesulitan mengurus hal-hal teknis. Yang utama adalah dukungan rakyat. Namun situasi justru lebih baik dari perkiraan. Berkat insiden di Lapangan Kemenangan, masyarakat telah menerima identitas baru Kaisar dengan dukungan penuh. Garis keturunan memegang peranan krusial - sekalipun Alexander XV masih hidup, tahta tetap harus diserahkannya.
Dalam arti tertentu, Alexander XV bisa disebut sebagai perebut kekuasaan. Selama bertahun-tahun ini tidak ada pencapaian berarti, meski kesalahan yang dibuat juga minim. Semua berjalan datar saja. Prestasi yang muncul belakangan pun sesungguhnya merupakan hasil kerja Kaisar.
Penyebab kematian Yang Mulia Raja telah diblokade, bagaimanapun ini merupakan aib negara. Permaisuri ternyata adalah mata-mata Kerajaan Ottoman. Meskipun setelah terekspos media akan menghapuskan kecurigaannya, hal ini justru akan menjadi bahan tertawaan negara lain.
Kuncinya terletak pada Putri Xixi. Kaisar tidak ingin menyulitkannya, mengakui identitas putrinya dan membiarkan semuanya tetap seperti semula. Namun Xixi tidak ingin tinggal di Cagliari, ia ingin kembali ke Sekte Bulan Suci untuk melanjutkan latihan. Kaisar juga tidak menghalangi, sementara sang putri melakukan sesuatu untuk Kaisar: mengumumkan bahwa ayahnya meninggal karena kelelahan, mengingat kondisi tubuh Yang Mulia Raja memang selalu lemah ditambah dengan insiden pingsannya yang disaksikan banyak orang pada hari itu.
Terhadap spekulasi pihak lain, Yang Jingyi tidak mengkhawatirkan. Jangankan jika bukan Kaisar yang melakukannya, bahkan jika iya pun itu wajar. Setiap penguasa baru pasti mengganti para pejabat, apalagi dia sendiri dulunya merebut takhta dengan cara serupa. Tidak ada yang perlu diperdebatkan. Bagi penguasa, yang penting adalah mengendali opini publik. Kematian Alexander XV berhasil diredam dalam waktu singkat.
Masalahnya tidak di sini. Meskipun mendapat dukungan banyak bangsawan dan kecenderungan dukungan rakyat sangat menguntungkan Kaisar, statusnya sebagai Pangeran tidak diragukan lagi. Pewarisan takhta hanyalah masalah waktu. Namun yang mendesak saat ini adalah urusan Pangeran Martie dan dukun negara.
Keduanya masih memegang kendali atas empat legiun utama Cagliari lainnya. Jika benar-benar terjadi perpecahan, ini akan sangat merugikan Cagliari saat ini. Kaisar sebenarnya tidak takut, namun tidak ingin kemampuan tim terkuras oleh konflik internal.
"Kediaman Penasihat Negara dan Pangeran Martie telah diawasi ketat, keduanya dikarantina. Pergantian wewenang selalu memakan korban, begitulah sejak zaman dahulu."
"Dalam masalah ini, Pasukan Ksatria Naga bekerja sangat efektif. Pasukan berkuda naga sering terlihat di jalanan, daya gentar mereka sempurna untuk menjaga keamanan - terutama di masa genting seperti ini, mencegah penjarahan baik dari dalam maupun luar negeri."
"Utusan asing tak luput dari pengawasan untuk mencegah aktivitas mencurigakan. Jaringan intelijen yang dibangun Mardon berperan di sini. Akhirnya kemampuan magister sihir yang bertahun-tahun diasah bisa digunakan. Dengan formasi pertahanan sekuat ini, pemberontakan kecil langsung ditumpas."
"Dari awal sampai akhir, Elina terus mendukung Kaisar diam-diam di sampingnya, sesekali memberi masukan tepat. Bahkan Prometheus dan Roradman banyak membantu - meski mereka hanya menyukai karakter Kaisar. Yisha lebih sibuk lagi, mengaktifkan seluruh jaringan intelijen Keluarga Carol di Maya Daratan untuk dioperasikan Kaisar. Persiapan ini sudah dimulai sejak kedatangan Kaisar ke Cagliari, meski agak terburu-buru."
"Saat ini di Istana Penasihat Negara."
"Wajah Penasihat Negara tenang, dihadapannya berdiri keponakannya Rijkaard."
"Dasar anak kurang ajar! Urusan sebesar ini tidak kabari pamanku lebih dulu!"
“Rijkaard membiarkan sang Paman meluapkan amarahnya, ‘Paman, jangan marah lagi. Sekalipun saya beri tahu, bisakah Paman menghalanginya? Cagliari pasti akan berkembang pesat di tangannya. Setelah bergaul lama dengannya, saya rasa jika ada satu orang yang bisa membuat Rijkaard tunduk dan mengikutinya dengan sepenuh hati, dialah orangnya!’”
“‘Apa yang kau tahu? Dari awal sampai akhir saya terus melawannya. Begitu dia naik tahta, mana mungkin saya bisa selamat!’”
“‘Paman, proses naik tahta Sang Kapten berbeda dengan orang lain. Ini memang posisi yang menjadi haknya. Saya juga mengerti karakter Sang Kapten. Asalkan Paman menyerahkan pengaruh militer, saya berani menjamin keselamatan Paman. Bahkan posisi Paman tidak akan berubah. Saya tahu bakat Paman!’”
“Sang Dukun Negara menghela nafas, matanya menatap langit-langit. Saat ini dia seperti burung dalam sangkar. Sebenarnya dialah yang paling tidak memiliki modal. Dirinya bukan keluarga kerajaan, sementara Kaisar bersama Mardon – satu sosok misterius, satu Magister Sihir. Melawan orang-orang seperti ini sungguh tidak menguntungkan. Pasukan pun mungkin sudah mendapat kabar dan belum tentu mau mendengarkannya. Bagaimanapun, Kaisar bukan memberontak, tapi merebut kembali haknya. Pedang Kemenangan semakin menambah faktor pendukung.”
“Melihat keponakannya sendiri, konflik di hati bisa dimengerti. Kemampuan tim Kaisar paling dipahami oleh Rijkaard. Selama ini dia memperlakukan Kaisar seperti anak sendiri. Jika ada seberkas harapan, pasti dia akan melepaskannya pergi.”
“Paman, meskipun kau tidak memikirkan diri sendiri, pikirkanlah Lulu. Hubungannya dengan Kapten sangat baik, dan nyawanya pun diselamatkan oleh Kapten.”
“Biar aku berpikir dulu.”
Rijkaard menghela napas, diam di sudut. Melawan Pasukan Ksatria Naga sangat tidak bijaksana. Dalam kondisi yang diidamkan semua orang ini, perlawanan keras hanya akan berakhir buruk. Karena tidak tertarik pada kekuasaan, pandangannya justru paling jernih.
Di sisi lain situasinya serupa. Yang Mulia Pangeran Martie, Baron Rio, dan Yang Mulia Putri Julie sama-saga bermuram durja. Mereka tak menyangka munculnya Cheng Yaojin tiba-tiba. Kaisar yang tadinya dianggap remeh tiba-tiba berubah layaknya katak menjadi pangeran – kisah yang biasanya hanya ada dalam dongeng penyair keliling, kini terwujud hidup-hidup di depan mata.
“Ayah, sebaiknya kita meninggalkan kota kerajaan! Kaisar mungkin akan menjadikan kita kambing hitam!” ujar Julie dengan kekhawatiran.
“Bodoh! Kau kira kita bisa pergi sekarang? Jika kau lebih berjuang keras, kita takkan begini!” Martie melototi putrinya yang selalu mengklaim tak ada lelaki bisa menarik hatinya, tapi gagal menjalin hubungan dengan Kaisar.
Berbeda dengan Baron Rio yang lebih tenang, “Ayah, menurutku kita tak perlu panik. Kalau dipikir-pikir, kita selalu baik pada Kaisar dari awal. Seharusnya dia takkan melawan kita. Jika ada yang membuatnya tak nyaman, mungkin itu dua legiun di tangan kita.”
“Kakak, tanpa pengaruh militer, kita bukan apa-apa lagi!”
"Tunggu, kata Rio ada benarnya. Sekarang kondisinya sudah berbeda. Kaisar seharusnya adalah pangeran sejati. Jika kita tidak bisa membaca situasi saat ini, dia tidak akan memberikan keringanan. Belum tentu pasukan mau mendengarkan kita. Bahkan jika mau, apakah kalian percaya diri menghadapi Pasukan Ksatria Naga dan kelompok magi? Belum lagi pembunuh bayaran dari Pasukan Ksatria Naga?"
Pangeran Martie juga sudah tua. Dia tidak tahan lagi dengan gejolak. Jika anak-anaknya memiliki bakat dan ambisi, dia tidak takut untuk mengambil risiko.
Tapi jelas Rio masih kalah dari Rijkaard. Julie bahkan lebih tidak kompeten. Dalam kondisi seperti ini, pilihan sulitnya tidak banyak.
"Yang Mulia Pangeran... Utusan Pangeran Kaisar telah datang."
Ruangan itu hening sejenak. "Bilang padanya, kami akan segera datang."
Di persimpangan hidup, seseorang harus membuat pilihan. Hidup atau mati adalah pilihan sendiri. Sayangnya Martie dan dukun negara bukanlah tiran sejati. Meski memegang kendali pasukan, mereka diam selama bertahun-tahun. Selain saling bertengkar mulut manis untuk mencari uang, sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Ini membuktikan mereka tidak memiliki keberanian sebesar mata-mata wanita dari Kekaisaran Ottoman.
Permukaan Kota Kerajaan Elina tampak tenang. Tapi dengan banyaknya pengawal di jalanan, semua merasakan ketegangan. Situasi buruk mungkin memicu perang saudara besar, meski hingga kini belum ada tanda-tanda. Banyak penonton yang ingin melihat keramaian, tapi keramaian itu belum juga pecah.
"Sedangkan Kerajaan Ottoman saat ini, kondisinya tidak jauh berbeda dengan Cagliari. Raja tua telah jatuh dari panggung, Pangeran Ottoman naik takhta, tetapi Pangeran terus menghilang tanpa jejak."
"Kasra memasuki ruang Kegelapan itu. Ruang ini bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang. Orang biasa yang tersesat akan langsung kehilangan semua darah esensi mereka, tapi Kasra sama sekali tidak terganggu."
"Para penyihir yang dulunya setia kepada Osaroti sekarang mulai menjadi sombong terhadap Ottoman. Mungkin yang mereka ikuti hanyalah kekuatan itu sendiri."
"Yang Mulia, ada sedikit perubahan kecil."
"Kolam darah bergelegak, sebuah kepala manusia perlahan mengapung ke permukaan. Sepasang mata merah darah menatap tajam ke arah Kasra."
"Bicaralah."
"Yang Mulia, Alexander XV telah meninggal sesuai rencana. Namun Kaisar tiba-tiba menjadi Pangeran Cagliari dan menggunakan kunci untuk mengaktifkan patung dewa, mengambil Pedang Kemenangan. Menurut pandangan hamba, tidak lama lagi Cagliari akan berada dalam kendalinya."
"Ottoman tertekan sejenak, senyum misterius mengembang di wajahnya. 'Benarkah? Pangeran Kaisar... Sungguh menarik. Bagus, sangat bagus!'"
"Yang Mulia, sampah Rockefeller itu telah dibunuh, jaringan bawah tanah kita juga tercabut. Apakah kita perlu menciptakan masalah untuk mereka saat ini?"
"Kasra, kau semakin mundur. Yang kumaksud 'bagus' adalah kita tidak hanya tidak boleh merebut, jika memungkinkan bantulah dia. Masih ada orang yang menarik minatku di dunia ini, bukankah ini menyenangkan?"
Mata Kasra juga berkilau penuh semangat, "Ya, Yang Mulia, perasaan Baginda sangat saya pahami!"
"...Bagaimana dengan Angelina?" tanya Ottoman dengan datar.
"Mati. Bunuh diri."
Ottoman di kolam darah terdiam sejenak tanpa bicara. Tak ada yang tahu apa yang dipikirkannya. Mata merahnya yang tak berkedip perlahan tenggelam ke dalam kolam darah...
Hanya dalam dua hari, Pangeran Martie dan dukun negara bersama-sama menyatakan kesetiaan pada Kaisar. Mereka membuat keputusan teraman seumur hidup. Dengan karakter pribadi Kaisar, setelah mengambil kembali pengaruh militer, memang tak akan terjadi apa-apa pada mereka. Kerajaan yang luas ini memiliki hubungan kekerabatan yang mengakar antara keduanya, sehingga pembersihan besar mustahil dilakukan karena akan melemahkan kekuatan. Namun zaman keemasan mereka sudah berakhir. Secara alami Kaisar mulai mempromosikan pemain baru: orang-orang Yang Jingyi, pengikut Mardon, anggota unggul Pasukan Ksatria Naga, serta bakat-bakat brilian Yisha di Cagliari. Langkah ini sudah diprediksi oleh Martie dan dukun negara. Sekarang mereka tak bisa menyesal lagi, hanya bisa menerima takdir. Selama tidak melakukan hal-hal pemberontakan, hidup nyaman sebagai bangsawan sama sekali tidak masalah.
Pendeta Wanita Karinina dari Sekte Bulan Suci segera mengumumkan kegembiraannya atas kepulangan Pangeran Kaisar, sebagai anugerah Dewa Tertinggi. "Tuhan akan memberikan tugas besar kepadanya, pasti akan membuatnya melalui cobaan terlebih dahulu," ujarnya. Setelah melewati ujian Dewa Tertinggi di bawah saksi Bulan Suci, Kaisar dipastikan akan memimpin Cagliari menuju kemakmuran dan kejayaan.
Dukungan besar Sekte Bulan Suci memang telah diduga banyak pihak. Mukjizat yang ditunjukkan Kaisar bahkan melampaui performa Uskup. Namun sikap terlalu antusias sekte ini memicu kecurigaan bahwa Pendeta Wanita Karinina punya hubungan spesial dengan Pangeran Kaisar. Banyak yang beranggapan wanita sehebat apapun takkan sanggup menolak daya tarik Pangeran.
Kabar angin tak berhenti di situ. Ada yang menyebut kedatangan klan laut dalam perayaan nasional semata-mata untuk menghormati martabat Kaisar. Legenda kemenangannya atas Baihu dikabarkan menjadi stimulan besar bagi bangsa yang mengagumi ahli ini. Namun beredar rumor lain tentang hubungan istimewa antara Pangeran Kaisar dengan Putri Alena, putri ketiga Suku Naga Laut. Beberapa saksi mengaku melihat keduanya kerap terlihat intim di tempat umum.
Untungnya, kabar ini tidak menyangkut Yisha. Sebenarnya, Yisha terkadang juga mau ada skandal asmara menimpanya. Hanya saja, dia tidak seoptimis orang lain. Baru ada tanda-tanda awal, urusan baru saja dimulai. Ke depannya, Kaisar akan memikul lebih banyak tanggung jawab. Sebuah Cagliari sama sekali bukan masalah, dibandingkan dengan tugas yang akan dipikulnya di masa depan, ini hanyalah hal sepele.
Harus diakui, Yisha adalah wanita yang sangat kuat. Inilah perbedaannya dengan Elina dan Clarisse. Dia bisa mengubur asmaranya dengan keteguhan dalam hati, menyaksikan lelaki yang dicintainya bersama wanita lain.
Dengan kehadiran Elina dan Yisha, banyak hal yang tak terpikirkan oleh Kaisar bisa diselesaikan dengan sangat teliti. Yang Jingyi menangani urusan resmi, sedangkan Yisha mengurusi hal-hal di bayangan. Keduanya seolah saling mengetahui keberadaan pihak lain, namun tak pernah bertemu, namun kombinasi kerjasama mereka sangat tepat.
Urusan Kaisar tidak banyak, hanya dua: dukungan rakyat dan Pasukan!
Ini adalah tugas yang diberikan Yisha. Yisha selalu bisa membuat keputusan tersederhana dan tersah di saat rumit. Saat seperti ini, Kaisar sama sekali tak perlu memusingkan urusan sepele. Merasakan denyut nadi rakyat dan menyemangati pasukanlah yang harus dilakukannya. Dan Kaisar memang paling ahli dalam urusan semacam ini.
Pasukan adalah yang paling dengar perintah. Pasukan Ksatria Naga tak perlu diragukan lagi. Dua legiun besar Kota Kerajaan sejak Pertempuran Yerusalem, sudah lama memendam kekaguman yang luar biasa pada Kaisar. Tentu saja kecuali sebagian kecil yang berniat jahat. Pewarisan takhta oleh Kaisar jelas menjadi suntikan semangat bagi faksi progresif.
Sedangkan untuk dukungan rakyat, ini lebih sederhana. Kaisar yang terbiasa hidup sebagai rakyat jelata sangat memahami pemikiran orang biasa. Dia juga tidak takut pada upaya pembunuhan. Jika ada pembunuh bayaran, itu justru bisa menjadi kesempatan berolahraga. Sayangnya, dia paham hal ini, dan semua lawannya juga mengerti. Tak ada yang mau menyia-nyiakan pembunuh bayaran handal untuk misi mustahil ini.
Bersamaan dengan itu, Kaisar bersama Karinina membuka katedral di kota kerajaan untuk memberikan perawatan kepada warga biasa yang sakit atau terluka. Dengan kerjasama Karinina dan para uskup, efek Sayap Serafim Kaisar jauh lebih baik dibanding saat di klan laut. Selain itu, kemampuan Kaisar sekarang sudah jauh berbeda dari sebelumnya.
Tak ada yang lebih efektif secara propaganda selain menyembuhkan penyakit kronis dan menyelamatkan nyawa. Pangeran yang kembali ini bagaikan dewa bagi Cagliari. Reaksi berantai terjadi, ditambah prestasi Kaisar sebelumnya dan konfirmasi keberadaan Pedang Kemenangan. Dalam waktu singkat, sorakan gembira memenuhi Kota Kerajaan Elina. Bagi Kaisar, rakyat Cagliari terus-menerus bersorak tanpa henti.
Uang menjadi masalah besar. Di awal, Kaisar membutuhkan dana sangat besar untuk operasional, terutama setelah mengambil alih kerajaan. Beberapa pihak mencoba membuat masalah kecil, namun dengan dukungan kuat dari Keluarga Carol, Banamala, dan Rombongan Dagang Yarlung Tsangpo, kesulitan ini segera teratasi.
Namun dana ini bisa dianggap sebagai dana politik. Terutama uang Yisha yang lebih banyak harus diinvestasikan ke usaha dasar laut. Pekerjaan di sana lebih melelahkan dan rumit. Keluarga Carol bukanlah sumber dana tak terbatas, apalagi Yisha sendiri juga menghadapi tekanan internal.
Ada yang bilang, niat baik akan mendapat balasan baik.
Kaisar tidak terlalu memedulikan kalimat ini, niat baik mungkin mendapat balasan baik, tapi belum tentu juga. Namun jika ingin melakukan, lakukan saja tanpa mengharapkan imbalan.
Setelah melakukan banyak hal positif, pasti ada satu bentuk balasan. Orang Kerdil Gua Miche membalasnya. Setelah tiba di Fürth, mereka tinggal dengan sangat nyaman. Kaisar membantu membuka toko senjata dan toko konstruksi untuk mereka, bahkan menyediakan area khusus yang tenang untuk membangun gua. Utamanya karena Kaisar hanya menganggap Beckham sebagai teman, sejak awal tidak berharap balasannya. Apalagi Bati sangat menyukai kelompok Orang Kerdil itu. Setiap melihat Bati tertawa lepas, Kaisar merasa semuanya sudah sepadan.
Tapi harga diri Orang Kerdil sangat tinggi. Berkali-kali Beckham mendengar orang membicarakan, "Kenapa Kapten Kaisar membawa pulang sekumpulan sampah seperti ini? Sepertinya orang-orang seperti ini tidak layak dibuat Kaisar repot."
Saatnya Orang Kerdil membalas. Keahlian konstruksi Orang Kerdil Gua Miche memang tidak bisa membantu banyak saat ini. Tapi ada satu hal yang mutlak bisa: sensitivitas bawaan mereka terhadap tambang. Tak ada cadangan mineral yang bisa lolos dari indera perasa mereka.
Orang Kerdil membalas jasa Kaisar dengan menemukan enam cadangan mineral raksasa yang belum pernah ditambang di wilayah Cagliari - bijih besi, emas, dan perak. Setiap tambang ini bernilai selangit, tersembunyi dengan sangat baik. Hanya Orang Kerdil gua yang ahli mengebor tanah dan sensitif terhadap logam yang bisa menemukannya. Selain Orang Kerdil Michele, tak seorang pun mampu menambang dengan metode penggalian tambang dalam seperti ini. Mereka adalah pakar sejati di bidang ini.
Cadangan mineral baru ini cukup untuk membalas budi Panama dan Weiden, sekaligus menyediakan dana besar. Jalan yang akan ditempuh Kaisar membutuhkan dukungan koin emas yang masif. Semuanya baru saja dimulai.
Satu bulan. Hanya dalam waktu satu bulan, Cagliari telah memulihkan tatanan lamanya. Setiap warga Cagliari kini menantikan raja baru mereka, Caesar Alexander.
Di istana saat ini, semua tokoh inti kerajaan baru telah berkumpul. Namun mereka semua harus menunggu di luar, bahkan Elina sekalipun. Para Dragon Rider tak henti-hentinya membandingkannya dengan Putri Clarisse. Roque Santa Cruz dan Yang Jingyi pun demikian. Tapi... akhirnya mereka memahami kebenaran pepatah "tidak bisa memiliki ikan dan telapak cakar beruang sekaligus". Seandainya mereka lelaki, pilihan pun tetap mustahil dibuat.
Terlepas dari itu, Kaisar yang kini telah menjadi Alexander XVI sedang menerima "teguran".
Di Maya, hanya ada satu orang yang berani berbicara seperti ini kepada Kaisar...
