Kaisar memiliki semua faktor untuk mendirikan dinasti baru, sementara hambatan yang disebut-sebut itu tidak berarti di hadapannya. Apalagi dalam kondisi sensitif seperti ini, beberapa pihak yang ragu-ragu juga mendukung penguasa baru seperti Kaisar. Segera, berbagai negara mengirimkan pernyataan ucapan selamat kepada Kaisar. Negara-negara kecil yang berada di bawah Cagliari otomatis harus memberikan upeti seperti gadis cantik dan sejenisnya.
Ini adalah masalah lain yang membuat Kaisar pusing. Terhadap para gadis ini, dia sama sekali tidak memiliki pikiran yang tidak senonoh. Tapi jumlah gadis yang begitu banyak jelas membuatnya kewalahan. Alexander XV dulu juga memiliki banyak, namun sebagian besar dibubarkan oleh Kaisar dan dipulangkan. Awalnya ingin membubarkan semuanya, tapi dihentikan oleh Yang Jingyi. Sekarang Keluarga Yang telah menggantikan Pangeran Martie dan dukun negara, menjadi keluarga legendaris yang sangat berpengaruh. Satu lagi adalah Magister Sihir Mardon, semua Legiun Penyihir berada di bawah kendalinya. Mardon adalah salah satu dari sedikit orang yang sepenuhnya dipercaya Kaisar.
Kaisar sendiri mutlak tidak mau naik tahta sekarang, paling-paling membiarkan orang menyapanya sebagai Pangeran. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan. Tentang hal ini, Yang Jingyi dan para menteri senior tidak memperdebatkannya, karena bagaimanapun dia perlu melalui proses penyesuaian dengan kehidupan kerajaan.
Atas saran Yang Jingyi, Kaisar merapikan harem, hanya saja... jumlah dayang tidak berkurang malah bertambah. Ini memang tak terhindarkan sebagai seorang Pangeran. Tidak mungkin membiarkan istana kerajaan yang megah sepi, tamu pun tak bisa dilayani. Namun harapan mereka agar Kaisar melakukan sesuatu mustahil terwujud. Kecantikan mempesona di Istana Putri Duyung saja tak mampu menggugah hati Kaisar, apalagi yang level ini.
Tentu Kaisar sama sekali tidak melarang untuk memperkenalkan dayang-dayang ini pada Zhebie dan kawan-kawan. Dulu tak ada sumber daya, sekarang melimpah ruah. Kaisar sangat berharap mereka bisa menyelesaikan masalah internal pribadi, terutama Zhebie dan Kao.
Semuanya berjalan lancar dan damai. Baik politik, ekonomi, maupun militer berkembang teratur. Yang terus membebani pikiran Kaisar adalah syarat yang pernah dijanjikannya pada Tabib Hitam Roro Desa - darah Fenghuang. Sejujurnya, meski Kaisar sekarang sangat kuat, menghadapi Fenghuang tetap tak punya peluang menang. Kenangan akan wibawa Fenghuang yang sendirian mengalahkan puluhan naga es masih membekas. Tapi demi Clarisse, Kaisar harus menepati janjinya.
Jaringan intel Cagliari sekarang dikendalikan oleh Zhebie. Dia berhasil mengintegrasikan jaringan lama dengan warisan Yisha dengan cepat. Harus diakui, Zhebie adalah sosok lain yang membuat Kaisar tenang. Lembaga penting seperti ini harus berada di tangan orang semacam dia.
Tugas mencari jejak Fenghuang telah diumumkan, alasan Kaisar merasa sedikit yakin adalah karena pernah melalui suka dan duka bersama Fenghuang,... mungkin masih ada kemungkinan untuk menukar setetes darah, namun jika benar-benar harus bertempur akan sangat sulit, mengambil darah Fenghuang dari semburan api yang membara benar-benar tak terbayangkan, dibandingkan itu dia lebih memilih berhadapan dengan Baihu.
Di sisi lain, Ottoman XIII dari Kerajaan Ottoman secara mengejutkan mengirim ucapan selamat. Jujur saja, Kaisar tidak terlalu memperhatikan Ottoman, bahkan jika pun memperhatikan hanya karena statusnya sebagai Pangeran Ottoman. Jika Ottoman tahu hal ini, mungkin akan terhempas ke dinding karena marah, dia menganggap Kaisar sebagai lawan terbesarnya, sementara Kaisar... bahkan tidak terlalu ingat wajah Ottoman.
Surat ucapan selamat yang aneh itu memang membuat banyak orang bingung. Kabinet telah dibentuk terdiri dari Yang Jingyi, Mardon, Zhebie, Pangeran Martie, dan Dukun Negara. Bagaimanapun Martie dan Dukun Negara tidak bisa sepenuhnya disingkirkan, pengaruh mereka masih sangat kompleks di berbagai bidang. Dalam pembangunan kerajaan baru, kedua politikus tua ini juga tidak bisa dicela, kemampuan oportunistik adalah keterampilan dasar mereka.
Sebagai bentuk kesopanan, Kaisar tentu juga harus memberikan ucapan selamat kepada Pangeran Ottoman. Kontak dan pertukaran resmi tingkat kerajaan antara keduanya secara resmi dimulai.
Kaisar yang sedang memeriksa dokumen kerajaan tiba-tiba merasakan tekanan kesedihan yang sangat berat. Kondisi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, hanya muncul saat menghadapi musuh terbesar. Musuh seperti apa yang bisa memberikan tekanan seperti ini?
Sebuah teriakan menggelegar mengguncang seluruh Kota Kerajaan Elina. Orang-orang menatap langit dengan panik. Sejak Kaisar naik tahta, kepercayaan diri rakyat Cagliari melambung tinggi. Mereka tak pernah khawatir apapun, bahkan Kerajaan Ottoman pun tak dianggapnya. Namun saat melihat siluet raksasa di angkasa, hati orang-orang dipenuhi ketakutan.
Bukan hanya kekuatannya, tapi juga makna yang diwakilinya!
Baihu!
Macan putih pembawa malapetaka penghancur, makhluk paling jahat di antara Makhluk Suci Empat Penjuru. Kemunculan pertamanya mengakhiri keangkuhan Fàbregas dalam sekejap. Kini ia muncul kembali di Kota Kerajaan Elina.
Balas dendam!
Ini hampir menjadi reaksi pertama semua orang, karena yang mengalahkannya dulu adalah sang Raja mereka, Kaisar Alexander!
Kekhawatiran menyergap. Ini lebih menakutkan daripada pasukan musuh yang mengepung gerbang kota. Ke mana pun Baihu pergi, kehancuran pasti menyertai. Apakah ibu kota Cagliari akan lenyap begitu saja?
Begitu teriakan itu bergema, Kaisar langsung tahu sumber tekanan itu. Hati yang tenangnya pun menggigil.
Perlu diketahui, saat mengalahkan Baihu sebelumnya, sebagian besar ahli puncak Maya bersatu. Namun Cagliari sekarang hanya memiliki tiga level Saint Domain ditambah seorang Magister Sihir. Formasi seperti ini menghadapi Baihu benar-benar terjepit. Meskipun kota kerajaan memiliki dua legiun besar dan Pasukan Ksatria Naga yang lengkap, level ini sama sekali tak berguna melawan Baihu. Apalagi sebelumnya ada tekanan dari mantra suci kolektif Pasukan Ksatria Bulan Suci, kali ini...
Berbeda dengan kekacauan warga, dua legiun besar yang berjaga di luar kota kerajaan dengan cepat berkumpul ke pusat kota. Namun kuda perang sudah tidak bisa digunakan. Saat itu kuda-kuda itu seperti kelinci ketakutan, bergetar ketakutan di tanah dan tak bisa ditarik, apalagi mengangkut orang.
Socrates Ironhead Dragon dari Pasukan Ksatria Naga juga sangat agresif. Klan naga memiliki perasaan sangat kuat terhadap perbedaan level sesama klan, namun menjadi sangat gila saat menghadapi lawan. Masalahnya level Makhluk Suci dari Empat Penjuru terlalu tinggi dan kuat. Gerombolan Frost Dragon bisa duel fisik dengan Fenghuang, sedangkan kelompok Socrates Ironhead Dragon ini jauh lebih lemah. Meski lebih baik dari kuda perang, reaksi Baihu terasa aneh.
Hal ini bahkan disadari oleh Kaisar dan Mardon. Baihu saat ini bukanlah Baihu di masa kejayaannya. Meski masih kuat, kekuatan tak terkalahkan yang mirip dewa dan tak tertahankan itu sudah hilang. Setidaknya seluruh penduduk kota tidak terpengaruh Baihu hingga saling membunuh, hanya terhipnotis legenda Baihu dan kekuatan yang dihasilkannya. Orang biasa mana pernah menyaksikan kekuatan sehebat ini.
Pasukan berkumpul dengan sangat cepat, ini berkat reformasi struktur pasukan baru-baru ini. Banyak darah segar di jajaran komando militer adalah ateis, guncangan dari Baihu hanya sesaat. Kaisar memberikan wewenang besar kepada Yang Jingyi. Reformasi militer pasti membutuhkan otorisasi, dan Yang Jingyi telah mendapatkannya. Begitu Baihu muncul, situasi buruk langsung diketahui. Perintah segera disampaikan dengan cepat. Jika dulu, reaksi dua legiun pasti lambat, namun kini telah menunjukkan disiplin luar biasa, terutama Legiun Pemanah dan Legiun Penyihir yang langsung mengambil posisi.
Mardon dengan Legiun Magister Sihir, Zhebie bersama Pasukan Ksatria Naga bahkan datang segera. Menghadapi Baihu lagi, Zhebie dan Mardon sama-sama tenang. Dengan kemampuan saat ini, keduanya bisa tetap datar meski Gunung Tai runtuh di depan mata. Namun dengan kekuatan seperti sekarang, mereka tidak optimis.
Baihu tidak mengambil inisiatif menyerang, melainkan terus meneriakkan sesuatu, seolah sedang menyampaikan pesan atau menunggu sesuatu.
“Pangeran, sepertinya Baihu datang untuk balas dendam.” Melihat kedatangan Kaisar, Mardon berkata dengan wajah serius.
Kaisar sangat menentang panggilan formal ini, sayangnya Lao Ma adalah golongan konservatif yang teguh, bersikukuh menggunakan sebutan resmi. Kaisar tak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya, para Dragon Rider masih memanggilnya "Kapten Kaisar" yang terasa lebih akrab dan sudah menjadi kebiasaan. Secara de facto, Zhebie sebenarnya adalah kapten sejati Pasukan Ksatria Naga. Meski seorang pemanah, tak ada yang berani meragukan kemampuannya. Di bawah pandangan sang penembak jitu, Socrates Ironhead Dragon yang galak hanya bagaikan kelinci raksasa.
“Dia mengincarku.” Kaisar menatap Baihu di udara. Ekspresinya tetap tenang, namun dalam hati ia sangat menyadari: Baihu memang datang untuknya.
Ia tak tahu bagaimana Makhluk Suci dari Empat Penjuru ini menemukannya. Sejak awal sudah ada intuisi bahwa Baihu belum mati, tapi tak menyangka mereka benar-benar datang - justru di saat genting ini. Bisa dikatakan krisis terbesar dalam hidup Kaisar telah tiba.
Di udara, Baihu langsung berhenti menerjang begitu Kaisar muncul. Meski terpisah jarak sangat jauh, mata manusia dan makhluk suci itu langsung bertatapan tajam.
Saat pandangan mereka bertabrakan, Kaisar langsung merasakan tekanan dahsyat seolah turun dari langit. Qi tempur di tubuhnya meledak hebat, memaksa Zhebie dan Dragon Rider di sekitarnya menyingkir. Hanya Mardon yang tetap seperti patung di bawah tekanan ini, meski wajahnya sangat berkerut. Sejujurnya, kenaikan takhta Kaisar yang mulus ini membawa kebahagiaan tak terkira bagi Mardon. Akhirnya dia bisa membalas budi Pangeran dan Permaisuri - atau lebih tepatnya, membuktikan pilihan hidupnya sendiri. Dalam banyak hal, Kaisar ibarat anak kandung bagi Magister Sihir ini. Bagaimanapun juga, para Magister tetaplah manusia biasa. Tidak semua bisa mengesampingkan nafsu dan keinginan, setidaknya Mardon dan Markus termasuk yang gagal melakukannya.
Di bawah, pasukan darat sedang berkumpul dengan cepat. Bagaimanapun Cagliari adalah negara besar dengan tradisi, dan telah melewati ujian Perang Bulan Suci. Mereka tidak akan hancur begitu mudah. Begitu perintah turun, serangan ke Baihu akan segera dimulai. Tapi Kaisar tahu serangan seperti itu sia-sia menghadapi makhluk level ini. Hanya akan menambah korban jiwa. Yang benar-benar berbahaya adalah jika Baihu menunjukkan sikap kurang ajarnya yang sebenarnya.
Kini dia adalah Raja Cagliari, pewaris wasiat Ayah dan Ibu. Kota Kerajaan Elina tak boleh binasa di tangannya.
Manusia di darat belum sempat bereaksi ketika suara bergemuruh yang aneh dan mekanis menggema di telinga semua orang. Nada dan intonasinya asing, namun setiap kata langsung tercerna dalam pikiran.
“Manusia, kau telah menodai harga diri Baihu yang Maha Tinggi, aku menantangmu bertarung, gunakan darahmu untuk membersihkan aib ini!”
Tidak diketahui bagaimana semangat Makhluk Suci dari Empat Penjuru terbentuk, namun tekanan yang diberikan Baihu kepada orang biasa terlalu dahsyat. Meski kekuatannya saat ini belum mencapai separuh masa Dianfeng, tetap bukan sesuatu yang bisa dihadapi manusia biasa.
Jelas terlihat Baihu membawa ancaman. Kecerdasan Makhluk Suci dari Empat Penjuru sangat luar biasa. Dalam perkataannya tersirat ancaman: jika tidak setuju, pasti seluruh kota kerajaan akan diratakan dengan tanah.
Mardon segera menarik Kaisar. Dia terlalu paham kemampuan tim Kaisar. Dengan formasi saat ini, Kaisar yang maju pasti akan mati. Tapi jika Kaisar mau mundur, bahkan Baihu pun tak bisa menghentikannya.
Warga Kota Kerajaan Elina sedikit banyak menebak bahwa "manusia di udara" yang dimaksud Baihu adalah Yang Mulia mereka yang masih muda. Meski tak tahu mengapa Baihu tidak mati, jelas ia datang untuk balas dendam.
Harus diakui, orang-orang agak bingung. Bahkan ada yang menganggap Kaisar membawa malapetaka - ini wajar sebagai manusia biasa. Menghadapi makhluk biologis luar biasa seperti ini, tekanan pasti ada. Tapi mayoritas tetap percaya pada Kaisar: jika sudah mengalahkannya sekali, takkan takut untuk kedua kalinya.
“Pangeran, serahkan Baihu padaku. Mohon Pangeran menyingkir sejenak.”
Mardon menatap Baihu di udara dengan tenang berkata, di tempat ini yang memiliki kemampuan untuk melawan Baihu hanyalah dia. Orang seperti Roque Santa Cruz dan Mida Blasuo masih terlalu hijau. Bukan ingin bertarung, tapi dia berniat mati bersama lawan. Begitu seorang Magister Sihir memutuskan bermain dengan nyawa, semua orang pasti khawatir. Yang harus dilakukan Mardon adalah mengalihkan perhatian Baihu.
"Pak Senior, biar aku saja. Tulang-tulangmu sudah tak kuat berlarut-larut!" Kaisar tersenyum. Dia tidak takut, meski masih banyak yang dia rindukan. Tapi semua itu hanya melintas sekejap di situasi seperti ini.
"Kepala, jangan banyak bicara dengan makhluk ini! Mari kita serbu bersama, injak-injak dia!" Kao sudah erat menggenggam kapak perang. Meski ingin melontarkan lelucon, tapi dirinya sendiri tak punya rasa itu. Prajurit boleh menantang yang lebih kuat, tapi jika jurangnya terlalu lebar, ini bukan masalah keberanian lagi. Dia bahkan belum tentu bisa menyentuh bulu Baihu.
"Bangsat! Cuma binatang kok sok jago! Ayo kita serbu bareng, mana mungkin tidak bisa mengalahkannya!"
Roque Santa Cruz dengan tegas segera memanggil dua boneka iblis raksasa. Dalam pertarungan level ini, pelit tak ada gunanya. Biarkan dua makhluk ini menghalangi serangan Baihu sekali pun, itu sudah sepadan. Dalam persaingan antar ahli, selisihnya hanya sehelai rambut.
Yang lain berpura-pura percaya diri dan tak acuh. Kaisar mengerti maksud semua orang, tapi dia lebih tahu situasi sebenarnya. Diayunkannya tangan, "Biarkan aku yang menyelesaikan. Kalau dulu bisa mengalahkannya, kali ini juga sama!"
Biasanya mereka memiliki 100% kepercayaan diri pada Kaisar, tapi kali ini bahkan Kaisar sendiri tidak yakin, apalagi mereka yang pernah menyaksikan keganasan Baihu. Jelas Kaisar ingin mengalihkan perhatian Baihu sendirian.
Wajah Mardon berubah pucat, "Yang Mulia, jangan sampai! Biarkan hamba yang melakukannya!"
"Tambahkan aku. Setidaknya bisa membuatnya mendapat pelajaran." Zhebie berbicara santai, mungkin dia memang selalu tak peduli pada segala hal. Tapi nada penuh keyakinannya jelas menunjukkan keinginan untuk tidak membiarkan Kaisar menghadapi ini sendiri. Sekalipun harus mati, saudara seperjuangan harus mati bersama-sama.
Mida Blasuo melangkah maju, "Tambahkan aku. Saat ini setidaknya aku bisa menghalangi satu serangannya."
"Tuan, biarkan Bati yang melakukannya!"
Diddy diam saja, tapi jelas tidak mungkin membiarkannya tidak berbuat apa-apa. Keras kepalanya Doth Kegelapan bukanlah hal biasa.
Para Dragon Rider lainnya jelas menunjukkan sikap "jika harus mati, biarlah bersama-sama". Naga Pasukan Ksatria Naga tidak bisa digunakan, tapi pasukan yang tersusun rapi telah berkumpul di lapangan. Di saat seperti inilah terlihat perbedaannya - Pasukan Ksatria Naga jelas memiliki semangat yang jauh lebih besar dibanding pasukan lain.
Yang Jingyi tiba-tiba muncul, "Pangeran, harap pertimbangkan matang-matang!"
Gadis cantik itu bermuka masam. Menurutnya masih banyak metode mengalihkan perhatian Baihu, belum sampai tahap putus asa. Bahkan dia bisa merasakan betapa menakutkannya Baihu ini.
Baihu di udara mulai tidak sabar, "Jika kau tidak bertarung, aku akan menghancurkan makhluk biologis rendahan ini!"
“Kao yang berwatak panas ini tak tahan lagi menyilangkan tangannya ke arah Baihu di udara sebagai bentuk penghinaan, dasar Taote, mana ada kelakuan makhluk suci yang sampai bisa mengancam!”
Pikiran semacam ini memicu kerusuhan di seluruh kota kerajaan. Begitu kata-katanya meluncur, Kaisar tanpa ragu melepaskan qi tempur dan terbang ke udara. Mardon dan yang lain segera menyusul, mereka takkan membiarkan Kaisar mengambil risiko sendirian.
Tiba-tiba Kaisar menoleh ke belakang. Ini pertama kalinya Mardon melihat ekspresi seperti itu pada wajah Kaisar.
“Jika kalian masih menganggapku saudara, jangan ikut campur! Siapa yang berani ikut, aku akan bunuh diri di tempat ini!”
Suara Kaisar tegas dan pasti. Ini pertama kalinya dia bicara dengan nada seperti itu pada Zhebie dan Mardon. Kaisar sangat paham: dalam pertarungan ini, jumlah personil tak berpengaruh. Masalah ini dia yang picu, tak boleh libatkan mereka dalam bahaya maut.
Sikap keras Kaisar membuat Mardon dan kawanan panik. Di bawah tatapan Kaisar, mereka perlahan turun ke tanah.
Kao mulai panik. Andai bisa terbang, pasti sudah dia kejar. “Aduh, Zhebie! Kau gila biarin kepala pergi sendirian!” Kao yang jarang marah ini benar-benar kalap. Andai bisa membantu, takkan ragu. Tapi dia tak mampu.
Zhebie juga tidak berbicara. Ia bisa melihat tekad Kaisar saat ini, hanya bisa menunggu kesempatan dengan diam-diam. Tentu saja ia tidak benar-benar mendengarkan perkataan Kaisar, namun juga tidak bisa memaksa Kaisar di saat seperti ini. Inilah konsensus yang langsung tercapai antara dirinya dan Mardon dalam sekejap. Keduanya memang si pembuat onar level tenang.
Melihat Mardon dan yang lain turun, Kaisar langsung melupakan segalanya saat berbalik. Kini satu-satunya lawan sejati dalam pandangannya adalah Baihu. Ia tidak boleh mati, harus bertahan hidup, siapapun lawannya!
"Manusia, kau cukup berani. Bisa kau sebutkan namamu!"
Ini adalah pemandangan di mana tak terhitung orang menatap ke langit, seekor makhluk suci Baihu raksasa yang menjadi simbol malapetaka tak terkalahkan, sesuatu yang tak bisa dilewati atau ditantang. Di sisi lain berdiri raja mereka. Jika sebelumnya kesan belum mendalam, saat ini orang-orang pasti takkan bisa melupakan.
"Kaisar Alexander, Raja Cagliari! Aku akan membuatmu selamanya mengingat marga sombong ini. Ikuti aku!"
Tanpa menunggu reaksi Baihu, sinar biru melesat menembus batas kota. Siluet raksasa Baihu berhenti sejenak, lalu segera menyusul dengan gaya teleportasi. Targetnya hanya Kaisar. Mungkin setelah menghabisi sang Kaisar, ia akan membabat habis kota ini sekalian.
Kebijaksanaan Baihu cukup hebat. Setelah dihancurkan menjadi roh, dia bersembunyi di tempat aman sambil terus memulihkan energi dan dengan cepat menyerap pengetahuan manusia. Ini tidak sulit bagi Baihu, tapi akibat pedang iblis yang menghantamnya, dia sama sekali tidak bisa kembali ke puncak performa. Hal ini memperdalam dendamnya - selama ini dia yang selalu mengganggu orang lain, kapan pernah mengalami ketidakadilan seperti ini? Tapi dia juga belajar menjadi pintar, menyadari bahwa di antara manusia yang dianggap remeh ini ada yang bisa mengancamnya. Setelah sekali mengalami kerugian akibat dikepung, kali ini dia tentu tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Jika dulu, tanpa basa-basi dia langsung akan membantai.
Kaisar dan Baihu terbang keluar kota secara berurutan, langsung membangunkan pasukan dan penduduk. Harus diakui manusia terkadang pengecut, tapi di saat lain mereka memang yang terkuat. Saat Kaisar sendirian mengalihkan perhatian Baihu, darah mereka mendidih - paling-paling mati. Sebagai orang Cagliari, mereka malah membiarkan pangeran mereka menghadapi ini sendirian. Orang-orang tiba-tiba merasa sangat terhina.
Entah siapa yang berteriak, "Goblok! Belok lagi paling cuma dapet bekas luka sebesar mangkuk, gue bertarung habis-habisan!" Seruan balasan bergema. Darah yang sedang mendidih itu langsung meledak, orang-orang berbondong-bondong mulai menuju ke luar kota. Baihu apaan sih? Sekalipun mati harus menggigitnya sekali. Jika Yang Mulia mati karena ketakutan mereka sendiri, orang Cagliari pasti takkan bisa lagi angkat kepala sebagai manusia. Mana pantas disebut manusia!
Begitu manusia mengatasi rasa takut, tidak ada lagi yang perlu ditakuti di dunia ini!
