Ucapan itu membuat Kaisar sedikit pusing. Jangan-jangan ada yang memanfaatkan amnesianya untuk menipu dengan trik tipu muslihat.
"Jujur saja, saat ini aku belum terlalu memahami identitasku. Jika kalian bisa memberitahuku itu akan sangat baik. Langsung saja katakan apa yang perlu disampaikan, aku tidak suka bertele-tele."
Tetua yang memimpin tersenyum lebar, "Identitas tidak penting, sebenarnya kami pun tidak terlalu paham. Asalkan kaulah orang yang kami cari, itu sudah cukup."
Seorang perempuan dari klan raksasa menghidangkan mangkuk besar... Kesederhanaannya bisa dimaklumi, tapi ukuran kepalanya benar-benar mengerikan - bola sepak bisa berdansa di tepinya... Hanya saja jika tidak hati-hati jatuh, bisa langsung mandi. Meski perempuan raksasa ini mungkin dianggap menarik oleh kaum mereka, tapi dari sudut pandang kriteria estetika manusia normal, ini agak memprihatinkan.
Para raksasa mulai duduk. Kelebihan raksasa adalah tidak banyak bicara seperti manusia. Hanya tetua pemimpin yang terus berbicara. Di tubuhnya terdapat lencana kelelahan yang tidak dimiliki yang lain, dan posisinya di bagian tengah jelas menunjukkan statusnya yang berbeda.
“Tuan Kaisar, saya Aristoteles, Kepala Suku Klan Raksasa. Sebelum memulai, izinkan saya menceritakan sebuah kisah, atau lebih tepatnya legenda,” Tetua Raksasa membersihkan tenggorokannya, matanya yang besar terlihat terkejut sejenak saat melirik tubuh Piqiu tapi cepat kembali normal, “Maya saat ini hanya dikuasai bangsa manusia dan klan laut. Tapi dahulu kala tidak demikian. Di masa itu, Maya Daratan memiliki belasan ras yang makmur. Sedangkan manusia dan klan laut saat itu, hehe, kondisinya mirip seperti kita sekarang. Jangan mengira ras-ras itu lemah. Meski catatan sejarah tidak lengkap, menurut analisis kami, banyak ras saat itu jauh lebih kuat dari sekarang. Contohnya ras Klan Binatang Menakutkan di laut, klan naga di darat, bangsa peri, Orang Kerdil petarung, bahkan simbol kekuatan di antara kami raksasa - Dewa Titan Super Raksasa, dan lain-lain. Tapi semua ras ini musnah atau menghilang seperti kami dalam malapetaka itu.”
“Apakah Tetua memanggilku hanya untuk bercerita tentang legenda?”
“Hehe, Tuan Kaisar, jangan panik dulu. Tidakkah aneh bagi Anda bahwa begitu banyak ras kuat bisa musnah dalam satu perang? Perang Bulan Suci antara manusia dan klan laut selama sepuluh tahun dianggap yang paling mengerikan dalam ratusan tahun terakhir. Tapi hasil akhirnya? Tidak terlalu berdampak bagi kedua ras. Perang seperti apa yang bisa memicu malapetaka seperti itu?”
Melihat kepala suku raksasa yang berbicara lancar, Kaisar tiba-tiba mengucapkan, "Apakah pertanda malapetaka waktu itu adalah Baihu?"
"Hehe, Tuan Kaisar, akhirnya kita sampai ke inti pembicaraan!" Aristoteles tertawa, sementara raksasa lainnya menatap Kaisar tanpa berkedip seolah ingin menembus pikirannya.
"Seperti yang dispekulasikan dunia luar, klan raksasa kami bukan bagian dari Manusia, melainkan hanya cabang dari ras raksasa. Malapetaka saat itu hampir memusnahkan klan kami. Setelah bencana, manusia dan klan laut berkembang perlahan, sementara ras-ras seperti kami terpaksa bersembunyi dan memulihkan diri. Beberapa ras gagal melawan takdir dan punah, tapi klan raksasa bertahan dengan berpegang pada ajaran leluhur. Kini Baihu muncul kembali, malapetaka menghancurkan lainnya akan segera dimulai. Jika tidak mempersiapkan diri, mungkin akan terjadi bencana besar lagi."
"Hehe, Tuan Aristoteles, selain masalah keaslian legenda ini, bahkan jika itu nyata, satu orang lebih atau kurang seperti saya tidak akan mengubah keadaan, bukan?"
Kaisar mengangkat bahu dengan pasrah. Baik memiliki ingatan maupun tidak, dia bukan seorang pahlawan. Paling tidak, dia tidak akan mengambil semua urusan ke pundaknya sendiri. Namun, terhadap perkataan kepala suku raksasa, dia agak merasakan sesuatu. Bati adalah keturunan ras Klan Binatang Menakutkan. Bisa dibayangkan, jika klan itu berada di puncak kejayaannya, betapa menakutkannya kekuatan ras tersebut. Sedangkan Suku Naga Laut mungkin hanya salah satu cabang dari klan naga. Bangsa manusia juga memiliki legenda dan mitos tentang Zaman Ratusan Klan, namun semuanya tidak bisa diverifikasi. Lagipula, membuktikannya pun tidak ada artinya.
Kaisar sama sekali tidak menyadari bahwa dia dengan natural membicarakan urusan Baihu.
Kepala suku tersenyum, "Tuan Kaisar, ada beberapa hal yang aku juga tidak ingin percayai, tapi tidak bisa tidak. Ras-ras yang selamat seperti kami, seberapa pun terpuruknya, setiap keturunan kepala suku mewarisi sebuah ramalan rahasia: Ketika Baihu muncul kembali, itulah saat Maya akan hancur. Kecuali..."
Di sini Kaisar tak tahan tertawa, "Tuan Aristoteles, ramalan lagi? Sepertinya dulu aku juga sering mendengar hal serupa, tapi setiap versinya berbeda. Kali ini apa lagi?"
Aristoteles bukannya membantah, malah semakin bersemangat, "Ini wajar. Dahulu kala hanya ada satu ramalan. Sepengetahuanku, sumber aslinya berasal dari Putri Surga Phoenix, klan spiritual terkuat saat itu. Tapi klan Phoenix sebagai salah satu pilar utama telah musnah total dalam malapetaka itu. Namun ramalan ini bertahan dan tersebar di berbagai ras. Seiring waktu, versinya semakin beragam tapi intinya tetap sama. Manusia dan klan laut hanya mendapat secuil info - mereka cuma tahu Baihu menandakan malapetaka besar."
"Maksudmu, Baihu memang bisa mendatangkan bencana? Sepertinya sebelumnya juga pernah muncul." Kaisar masih merasakan nuansa mistis. Klan Phoenix... Ya, klan naga saja ada, wajar kalau klan Phoenix juga ada. Tapi Kaisar sulit percaya klan naga yang mengendarai naga, ditambah Putri Surga Phoenix, klan Titan Super Raksasa - formasi sekuat itu bisa punah. Benar-benar tak terbayangkan.
"Hehe, memang. Tapi Empat Makhluk Suci belum pernah berkumpul. Kali ini, Phoenix sudah muncul, Baihu muncul, Xuanwu sebenarnya juga sudah muncul. Tinggal Qinglong yang tersisa. Ini hanya masalah waktu. Bila Empat Makhluk Suci berkumpul, pasti menandakan malapetaka besar."
Kaisar tak menyangka raksasa ini begitu pandai beretorika, "Oke, aku percaya. Tapi kau belum jelaskan hubungan semua ini denganku. Aku tidak merasa bisa mengubah apapun."
Para raksasa memandangnya dengan sorot mata berapi-api, "Kamu bisa! Karena kaulah yang menghancurkan Baihu!"
Kalimat itu seperti duri yang menusuk Kaisar, untungnya rasa sakit menusuk itu berlalu sekejap, "Benarkah? Lalu kenapa? Baihu cuma simbol malapetaka, sementara aku benar-benar tak melihat bencana apa yang bisa seberlebihan ini."
"Hehe, banyak yang tidak percaya, jadi punah. Klan raksasa kami, klan Titan Dewa terkuat juga tinggal sedikit. Setiap generasi hanya bisa menghasilkan satu keturunan. Inilah harganya. Ramalan yang ditinggalkan Putri Surga Phoenix menunjukkan, semua ras di Maya harus bersatu untuk melawan malapetaka. Yang bisa mengalahkan Macan Putih adalah Pemimpin."
Kaisar akhirnya mengerti alasan pandangan antusias para raksasa ini satu per satu. Rupanya mereka mau menjadikannya bahan peluru.
"Kalian begitu percaya padaku?" Kaisar mengangkat bahu. Jika ada banyak raksasa penurut, ini akan menjadi kabar bagus. Setidaknya bisa membuat kakak beradik Mijie hidup lebih baik.
"Tentu tidak." Pemimpin raksasa berkata dengan tenang.
Dingin...
Kaisar agak pusing, kepala suku ini benar-benar berani, sudah tidak percaya masih ngomong panjang lebar.
"Seperti yang kau katakan, sudah lama waktu berlalu. Kami tak bisa sepenuhnya percaya ramalan, tepatnya kami bukan tidak percaya ramalan, tapi tidak percaya padamu. Klan raksasa kami dari 100 lebih anggota susah payah berkembang sampai 200.000 lebih, mana mungkin dengan mudah menyerahkan nasib ke tangan orang asing."
“Oh?” Kaisar terkejut, seolah orang luar berspekulasi klan raksasa paling-paling sekitar sepuluh ribu orang. Tak disangka jumlahnya mencapai 200.000 lebih, angka yang benar-benar mengerikan. Dengan jumlah sebanyak ini, mudah saja bagi para raksasa untuk menghancurkan negara kecil dan merebut wilayah yang lebih nyaman.
Raksasa yang mengantar Kaisar tadi mulai berbicara, “Tuan Kaisar, pertama-tama Anda harus mengalahkan saya untuk membuktikan identitas Anda.” Baistesebam jelas tak terlalu mempedulikan kabar kemenangan Kaisar atas Baihu. Seolah kekuatannya sendiri juga setara, namun Kaisar memang tak bisa merasakan kedalaman kekuatannya. Sang kepala suku menjelaskan, “Baistesebam adalah gelar untuk raksasa terkuat setiap generasi. Meski klan Titan Dewa telah punah, DNA mereka masih ada dalam tubuh klan raksasa. Hanya saja probabilitas kemunculannya sangat rendah, sekitar sekali dalam ratusan tahun. Mungkin karena merasakan datangnya malapetaka, dialah prajurit terkuat klan raksasa dalam 200 tahun terakhir, keturunan Titan Dewa.”
Cahaya antusiasme memancar dari mata Baistesebam. Rupanya dia sudah lama merindukan pertarungan dengan Kaisar. Terutama di levelnya, sulit mencari lawan sepadan. Lagipula klan raksasa dilarang meninggalkan wilayah, paling jauh hanya sampai Xishuangbanna. Di daerah seperti itu tak ada yang layak dia serang.
Kaisar perlahan bangkit berdiri, para raksasa juga ikut berdiri. Aristoteles berkata dengan penuh semangat, "Tuan Kaisar, asalkan Anda bisa mengalahkan Beast, klan raksasa kami akan menandatangani perjanjian perang suci denganmu!"
Semua orang menanti jawaban Kaisar, namun ia melakukan gerakan yang mengejutkan semua orang, "Maaf, saya tidak tertarik."
Setelah berkata demikian, siluetnya sekejap menghilang dari aula besar. Beast menatap kepala suku.
"Jangan kejar. Beberapa hal sudah ditakdirkan. Siapa bisa melawan takdir? Dia pasti akan kembali mencari kita. Kalian juga bersiaplah, pilih elit dari setiap suku hingga terkumpul seribu orang."
"Kepala Suku, apakah benar dia? Apakah kita terlalu terburu-buru?" Seorang tetua raksasa bertanya, masih meragukan karakter dan kemampuan tim Kaisar.
"Menghitung waktu, seharusnya memang dia. Lagipula di tubuhnya masih tercium aura Baihu dan Fenghuang, hampir bisa dipastikan."
"Lalu mengapa Kepala Suku masih ragu?" tanya tetua raksasa lainnya.
Aristoteles diam sejenak, "Di tubuhnya tersembunyi kekuatan malapetaka. Meski samar, masih bisa terdeteksi. Ini menyangkut kelangsungan hidup ras kita, harus hati-hati. Beast, saat menyerang harus mengerahkan seluruh kekuatan."
"Siap, Kepala Suku."
"Kepala Suku, apakah ini terlalu berhati-hati? Kekuatan Beast terlalu dahsyat, bagaimana jika..."
"Jika dia bahkan tak bisa mengalahkan Beast, bagaimana mungkin memimpin kita melawan kehancuran? Lagipula kalau kita tidak menguji, ras lain pasti akan melakukannya!"
“Apakah ras-ras lain juga mulai bergerak？”
Kepala suku mengangguk diam-diam. Meski banyak ras telah dihancurkan, masih ada yang bertahan, bahkan beberapa berkembang pesat. Contohnya Suku Naga Laut yang awalnya cabang dari klan naga – mungkin satu-satunya yang tersisa, meski tak diketahui apakah mereka masih mengingat ramalan yang ditinggalkan Fenghuang Tiannv.
Tapi Aristoteles sangat paham: para keturunan yang tersisa ini tak cukup. Kini pilar utamanya adalah bangsa manusia dan klan laut. Evolusi selama puluhan tahun membuat mereka sangat kuat. Begitu identitas Kaisar terkonfirmasi, klan raksasa bertanggung jawab membantu Kaisar menyelesaikan Perjanjian Besar Seratus Klan.
Pangeran dari Kerajaan Cagliari manusia, bukankah ini takdir?
Hal yang tampak kebetulan sebenarnya keniscayaan. Tak ada yang bisa menjelaskan, bahkan Fenghuang Tiannv yang dulu menguasai bidang ramalan pun tak mampu. Dia meramalkan segalanya, tapi akhirnya diri sendiri dan klan Fenghuang tak luput dari bencana.
Kaisar bergerak cepat ke luar kuil, menerima kemampuannya secara alami layaknya insting tubuh. Raksasa-raksasa di luar memandang penasaran pada manusia yang bisa masuk kuil ini. Bagi manusia mungkin ini reruntuhan, tapi bagi raksasa tempat ini sangat suci. Apalagi manusia ini dibawa langsung oleh Yang Mulia Basteseban – status yang amat mulia. Raksasa-raksasa memandang dengan takzim, beberapa bahkan memberi hormat, membuat Kaisar antara ingin tertawa dan menangis.
“Mengapa raksasa di luar begitu lugas,... sedangkan otak-otak di dalam begitu rumit, ternyata raksasa juga berbeda-beda.”
“Bola, mengapa aku selalu ingin menghindari sesuatu? Apakah aku tidak berguna?” Kaisar meletakkan bola di telapak tangannya sambil bertanya.
Bola menatap dengan mata besar berkaca-kaca, menyemburkan gelembung seperti memberi semangat, sepasang sayap kecilnya menggenggam menyerupai kepalan tangan. Kaisar mengusap gelembung air di wajahnya, tak kuasa menahan ejekan diri sendiri, “Mungkin kau benar, aku harus lebih berani. Tapi praktiknya agak sulit, setiap menyentuh bagian itu rasanya seperti akhir segalanya. Ternyata diriku dulu juga biasa-biasa saja, delapan puluh persen kurang nyali,... lihat saja dari caraku memelihara hewan impulsif sepertimu.”
Mendengar itu, Bola langsung mengangkat kaki,... Kaisar sekarang benar-benar membuatnya tidak tahan.
Ketika Kaisar akhirnya tiba di pintu, saudara Aragorn juga datang tepat waktu dengan membawa tim utama raksasa. Di belakangnya ada Cassi yang riang gembira. Dia sangat senang, belum pernah merasakan sorotan seperti ini. Membawa sekelompok raksasa ke kakak perempuannya benar-benar keren. Penculik kakaknya ternyata adalah pria yang sudah lama mengincarnya. Mengetahui Mark akan pergi ke pasar hari ini, si penculik membawa dua raksasa untuk menculik sang kakak. Sayangnya, dua raksasa itu langsung ingin menghindar ketika melihat saudara Aragorn. Tapi bagaimana mungkin raksasa biasa bisa lolos dari dua Sesban level 4? Apalagi ada belasan raksasa lain di sekitarnya. Namun mereka tidak membunuh kedua raksasa itu, hanya memukul sampai pingsan lalu langsung mengangkutnya. Terlihat jelas ada hubungan istimewa antar raksasa, bahkan yang membelot pun tidak ditangani terlalu kejam.
Ini ada hubungannya dengan sejarah. Setelah mengalami pelajaran pahit yang begitu parah, klan raksasa memberi perhatian khusus pada setiap bangsanya. Sampai-sampai kejadian seperti ini pun tidak ditindak. Sebenarnya tidak masalah, keduanya hanya tidak mau hidup miskin ala klan raksasa. Hal semacam ini bukan pertama kalinya dalam sejarah klan mereka. Hanya saja kedua raksasa ini tidak lari ke titik yang cukup jauh, benar-benar bodoh.
Adapun si sialan itu dihajar habis-habisan oleh Cassi. Luka fisiknya tidak parah, paling-paling cacat wajah. Mati tidak sampai mati, hanya saja sisa hidupnya harus menjadi 'Yang Tak Terkalahkan dari Timur'.
"Mijie juga baik-baik saja. Persiapan Tuan Maling ini cukup banyak, ditambah lagi selera permainannya yang unik, kedatangannya tepat waktu. Yang tak disangka adalah Mijie yang terlihat lemah lemah ternyata punya nyali besar. Setelah diselamatkan, dia tetap tenang sampai-sampai para raksasa memberi thumb-up."
Perasaan Cassi sangat senang. Dengan kondisi ini, kedua tim sudah menjalin hubungan. Kedepannya di Xishuangbanna pasti punya dukungan. Si kecil ini dasarnya memang suka bermain. Sejak kedatangan Kaisar, dia semakin terbuka. Para raksasa juga ramah pada anak kecil yang bisa diajak main ini. Sebenarnya mereka juga rindu berkomunikasi, hanya terhalang hukum suku.
Hukum suku raksasa memang masuk akal. Begitu terjadi kontak, pasti membawa masalah. Meskipun pengembangan dengan bertapa dan mengunci klan berjalan lambat, cara ini memang tidak pernah mendatangkan malapetaka bagi klan raksasa. Berkembang stabil sampai sekarang.
"Kaisar, Kaisar! Kami pulang! Barusan seru banget! Nggak tahu kan waktu aku menyepak ke bawah, mantapnya! Dari dulu pengen nendang dia! Hihi... Eh, kenapa kamu keluar? Para raksasa sangat ramah pada teman. Aragorn dan yang lain tadi mau mengajak aku dan kakak perempuan makan. Ayo kita makan bersama!"
Jelas terlihat Cassi kecil sangat puas dengan tendangan 'keadilan'nya. Setiap ketemu orang langsung dipuji-puji.
"Cassi kecil, kalau aku yang nendang, pasti orangnya langsung meledak!" kata Aye Gong dengan serius.
"Kamu belum ngerti ya? Yang kuredam bukan sekedar nyawa kecilnya, tapi sesuatu yang lebih berharga. Ini namanya seni!"
Melihat Aye Gong menggaruk-garuk kepala, sepertinya dia tidak mengerti seni semacam ini. Bukankah meledakkan semuanya sekaligus akan memberi efek yang lebih baik? Manusia selalu suka membuat kerumitan pikiran.
"Cassie, ayo kita pergi." Kaisar mengangguk, sebagai bentuk terima kasih pada raksasa. Mengapa hanya karena mereka meramalkan sesuatu, dia harus percaya dan bertindak sesuai?
"Tidak mungkin, ini sangat seru! Lagipula kakak perempuan sudah kembali, biarkan aku tinggal lebih lama." Cassie sama sekali tidak memahami situasi, namun Mijie di sampingnya menarik lengan Cassie sambil mengibaskan tangan dengan lembut, penuh kasih sayang tapi juga sedikit mencela.
Meski nakal, Cassie paling patuh pada kakak perempuannya. Meski enggan, dia akhirnya menerima nasib. Bagaimanapun, akan ada banyak kesempatan nanti. Kalau orang lain tidak bisa, dia adalah tamu kehormatan yang bisa datang dan pergi dengan bebas di klan raksasa. Ternyata raksasa tidak terlalu menakutkan, malah menyenangkan. Rupanya postur tubuh dan kecerdasan berbanding terbalik.
Anak-anak itu tidak mengerti, tapi Mijie dengan sensitif menyadari Kaisar sedang tertekan. Namun dia tidak bisa bertanya maupun berkata apa-apa. Sepanjang perjalanan pulang, hanya Cassie dan bola yang sangat antusias. Kaisar tampak berat pikiran, perkataan raksasa membuatnya tidak bisa mengabaikan: Apa pekerjaannya sebelumnya? Mengapa ingatannya hilang? Mengapa ada penolakan terhadap ingatan masa lalu?
Bagi manusia, ada satu jenis emosi yang sangat kuat: rasa ingin tahu.
Hilangnya Kaisar dalam pertempuran melawan Macan Putih telah menimbulkan kontroversi besar di Cagliari. Apalagi dengan kematian Mardon, meski ada dukungan tinggi dari rakyat, para pengkhianat tidak berani bertindak gegabah. Namun situasi ini tidak bisa bertahan lama, terutama di wilayah perbatasan kekuasaan kerajaan. Beberapa pihak mulai menyusun rencana. Dulu Cagliari begitu perkasa, tapi kini? Magister Sihir telah tiada - ini bukan sekadar masalah individu, namun berpengaruh signifikan. Secara tiba-tiba, kekuatan nasional Cagliari merosot drastis. Dalam pertempuran legiun magic, kehilangan seorang Magister Sihir adalah pukulan mematikan. Apalagi nasib Kaisar yang tidak jelas, membuat Cagliari seakan jatuh dari puncak gunung ke lembah kekalahan dalam semalam.
Yang Jingyi dan Zhebie bertahan dengan susah payah. Dengan dukungan Keluarga Yang dan para menteri senior, mereka hanya bisa mempertahankan situasi sementara. Harus diakui, sifat jujur Pangeran Martie turut berperan. Sebenarnya Martie yakin Kaisar telah tewas bersama Macan Putih, sehingga tidak perlu mengambil risiko. "Giliran pasti akan tiba padanya." Sementara pihak Dukun Negara, mungkin karena pengaruh Rijkaard atau alasan lain, tetap menunjukkan performansi yang stabil tanpa gejolak berarti.
Jaringan intel yang tersebar di seluruh Maya mulai melacak jejak Kaisar. Mereka semua menolak percaya bahwa Kaisar tewas,... Juga tidak bisa menerima kenyataan. Jika Kaisar tiada, semua yang dilakukan sekarang menjadi tidak berarti sama sekali. Bisa dikatakan begitu faksi lama berkuasa, segalanya akan kembali seperti semula. Cagliari akan merosot lagi. Adapun Zhebie, Kao dan yang lain, pasti akan kembali ke laut lepas. Kaisar adalah satu-satunya alasan mereka bertahan di sini. Tanpa komandan berbakat, apa arti Pasukan Ksatria Naga?
Mida Blasuo juga pasti akan pergi. Alasannya bergabung dengan Pasukan Ksatria Naga karena Kaisar ada di sini. Kaisar memberinya harapan untuk mengalahkan Raja Naga Laut Carasso. Jika harapan itu hilang, tak ada artinya tetap tinggal.
Tapi sebelum kepastian didapat, mereka semua menolak percaya.
Kabar ini dengan cepat menyebar di kalangan tertentu klan laut yang berniat jahat. Yang pertama tahu adalah Yisha Beier, meski dia juga tidak percaya. Dengan mengerahkan seluruh kekuatan Keluarga Carol di dunia manusia untuk melakukan pencarian, keyakinannya justru semakin kuat. Pusat seluruh rencana ini adalah Kaisar. Bagaimana jika pusatnya hilang?
Yisha akan mati.
Karena itu, dia harus memastikan Kaisar bertahan hidup. Mungkin wanita lain menjadikan tinggal di samping lelaki pujaan sebagai target akhir. Tapi dia, Yisha Beier bukan wanita biasa-biasa saja. Dia ingin seluruh Maya tahu bahwa pria pilihannya adalah yang terbaik di Maya. Dia ingin menjadikan Kaisar sebagai yang terunggul. Banyak yang akan menganggapnya gila setelah memahami ambisinya.
Tapi baginya, ini sudah cukup.
