Ksatria Naga dibagi menjadi beberapa tim termasuk ketua regu untuk mencari Kaisar ke segala penjuru. Bendigo dan Bella bertanggung jawab di wilayah ini. Jika tidak ditemukan sampai perbatasan Cagliari, sementara daerah lain juga tak ada kabar baik, situasi akan rumit. Tekanan Yang Jingyi semakin berat. Pencarian di dalam negeri masih mungkin, tapi jika tak ditemukan disini, hampir mustahil menemukannya di Maya yang luas. Apalagi negara lain hanya menyaksikan keramaian, tidak menghalangi saja sudah baik - siapa yang mau membantu mereka?
“Gubernur Greenland menunjukkan senyum paling polos dan ramah sejak lahir, ekspresi ini telah ia latih lama di depan cermin dengan bimbingan pakar. Saat kedua sosok itu muncul, sang Gubernur segera melesat keluar dengan pantat terangkat – sebelumnya beliau selalu butuh dituntun saat keluar, tak disangka ada hari di mana kelincahannya seperti ini.”
Seluruh kota berada dalam suasana riuh. Meskipun terpencil, nama Pasukan Ksatria Naga telah menggema di telinga. Di hati rakyat biasa, Pasukan Ksatria Naga adalah sesuatu yang begitu jauh dan tak terjangkau, seperti dewa pelindung mereka. Selama Pasukan Ksatria Naga ada, tak ada kerajaan yang berani menyerang Cagliari.
Sedangkan Dragon Rider bagaikan sosok dari legenda.
Kemunculan Bendigo dan Bella memicu sorakan warga. Pujian dan bunga tidak bisa membuat mereka bahagia. Hati mereka berat – ini adalah harapan terakhir. Jika di sini tak ditemukan, mereka harus kembali dengan tangan hampa. Tanpa kapten, hilanglah sosok sentral. Mereka tak bisa membayangkan kondisi apa yang akan dialami Cagliari.
Atau bahkan tak berani membayangkan sama sekali.
Menjaga kesopanan, mereka tetap membalas sorakan orang-orang. Bagaimanapun ini mencerminkan posisi Pasukan Ksatria Naga di hati rakyat. Tak disangka pengaruh pasukan ini begitu besar bahkan di daerah terpencil sekalipun.
“Tuan Bendigo, Nyonya Bella, selamat datang di Greenland. Saya adalah Gubernur Greenland Xiong Mu Shaoxiang.”
"Yang Mulia Gubernur, kami berdua memikul tugas penting. Pekerjaan di sini masih membutuhkan kerjasama penuh dari Yang Mulia."
"Tentu, tentu. Akan kukerahkan segenap tenaga. Kedua Tuan yang datang jauh-jauh pasti lelah. Silakan ikut saya beristirahat sebentar di kediaman."
"Yang Mulia Gubernur, jangan repot-repot. Kami ingin langsung ke kantor Anda. Waktu sangat mendesak." Bendigo sangat paham sistem birokrasi, tapi sekarang dia tidak punya tenaga untuk urusan seperti ini.
Gubernur tertegun sebentar, namun berkat pengalaman bertahun-tahun di dunia politik, segera tersenyum lebar sambil mengangguk, "Dua Tuan yang tak kenal lelah ini patut diteladani. Urusan negara harus diutamakan. Silakan ikut saya."
Tiba-tiba seorang ksatria yang kerepotan mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Gubernur. Wajah si gendut berkerut sesaat sebelum cepat kembali normal.
"Yang Mulia Gubernur, apakah ada masalah?"
Bella bertanya. Keduanya sekarang sangat sensitif. Sedikit gerakan saja langsung mereka kaitkan dengan Kaisar.
"Hehe, tidak apa-apa. Masalah kecil saja. Silakan kedua Tuan."
Bella dan Bendigo sedikit kecewa, tapi sudah terbiasa. Sepanjang perjalanan mereka telah mengalami banyak kekecewaan.
“Harus diakui, dalam proses mencari Kaisar, nama Dragon Rider semakin menggema di Cagliari. Meski Kaisar belum ditemukan, banyak pejabat korup dan birokrat busuk yang dihukum, terutama para preman dan kelompok kriminal yang disebut-sebut. Tak perlu bantuan pasukan, seorang Dragon Rider saja cukup menyelesaikannya. Bisa dikatakan angin puyuh Dragon Rider telah menyapu seluruh negeri, hanya daerah perbatasan dengan akses informasi terbatas yang belum tahu.”
“Yang Mulia Gubernur, apakah ada keanehan di wilayah kekuasaanmu belakangan ini, terutama fenomena langit seperti celah ruang?”
Perkataan Bella membuat Gubernur tertegun, mana mungkin orang seperti dia mengerti apa itu celah ruang.
“……Bisa...jelas?”
Mereka saling pandang, akhirnya memutuskan memberitahu kondisi Kaisar. Rahasia semacam ini mustahil disembunyikan. Gubernur pun sudah mendengar kabar burung - ada yang bilang Pangeran sudah tewas, ada yang bilang hilang, atau sedang beristirahat di istana. Sejak Pertempuran Macan Putih, Pangeran memang tak pernah muncul di publik. Tapi urusan internal istana jelas di luar jangkauan pejabat level rendah seperti Xiong Mu Shao Xiang, informasi ke perbatasan membutuhkan waktu lama.
Usai mendengar, raut Gubernur menjadi serius. “Yang Mulia tak perlu khawatir, hamba pasti jaga rahasia. Segera hamba perintahkan penyelidikan, mencari wajah asing mencurigakan. Daerah ini selain rombongan dagang, jarang ada pendatang.”
"Sangat bagus, waktu kita terbatas. Jadi kami memohon Yang Mulia Gubernur untuk segera bertindak."
"Dua Yang Mulia telah berjuang keras. Silakan beristirahat sebentar, saya segera mengurus ini."
Bendigo dan Bella hanya bisa mengangguk. Di tempat seperti ini, mencari sendiri tidak ada harapan.
Setelah mengatur Bendigo dan Bella, Yang Mulia Gubernur Greenland akhirnya lega. Dengan urusan sepenting ini, pasti tidak menyasar dirinya. Jika bisa menemukan Pangeran di wilayahnya, itu akan menjadi prestasi besar... Tapi kemungkinannya nol besar. Delapan puluh persen Pangeran tidak akan ditemukan. Bagaimanapun pergantian kekuasaan politik, daerah terpencil seperti ini tidak diperhatikan. Asal tidak menimbulkan konflik, dia tetap bisa menjadi kaisar lokal.
Tapi berani-berannya membunuh pasukan penjaga kota! Ini pemberontakan! Jika diketahui utusan khusus, konsekuensinya akan parah. Gagal mengelola daerah kecil begini adalah kehilangan martabat besar. Bisa-bisa langsung dicopot dari jabatan, menyesal pun sudah terlambat.
"Bawa dua ribu pasukan! Musnahkan mereka! Semua yang berani menghalangi dihukum sebagai pemberontak - habisi! ...Tunggu! Wanita itu biarkan hidup. Cari dua perawan cantik untuk melayani dua Yang Mulia!"
"Siap, Yang Mulia Gubernur!"
Yang Mulia Gubernur sangat kesal. Biasanya rakyat patuh seperti domba, sekarang malah berulah saat utusan khusus datang. Tampaknya klan raksasa mulai menggeliat. Harus diwaspadai. Makhluk otak kosong badan atletis ini harus diberikan pelajaran.
“Ngomong-ngomong, dua duta ada di sini, ini kesempatan emas. Dragon Rider di seluruh Maya Daratan termasuk ahli langka, hihi, kalau tidak dimanfaatkan sekarang kapan lagi, ck ck, benar-benar !”
Gubernur sangat senang, memuji keputusan bijaknya sendiri. Jika bisa membereskan klan raksasa, masalah besar di hatinya akan berkurang, lagipula siapa yang mau ada orang tidur lelap di samping ranjangnya?
Bendigo dan Bella saat ini tidak punya waktu untuk istirahat. Setelah minum air sedikit, mereka mengusir pelayan. Sepanjang perjalanan mereka melihat banyak hal, termasuk korupsi dalam birokrasi. Harus diakui, kebijakan di atas, solusi di bawah. Selain area sekitar kota kerajaan yang reformasinya cukup tuntas, kota-kota yang agak jauh semuanya pura-pura patuh sambil main kotor, trik-triknya tak terhitung. Efek reformasi tidak terlalu bagus. Dragon Rider sambil mencari Kaisar juga punya misi inspeksi, setidaknya membuat para ofisial ini serius melaksanakan perintah atasan. Sesekali membunuh beberapa orang bisa memberi efek contoh hukuman. Tapi yang terpenting tetap menemukan Kaisar, kalau tidak semuanya sia-sia.
“Kita cari kapten dulu atau mengunjungi klan raksasa?” tanya Bella.
“Cari kapten dulu, klan raksasa belakangan.”
“Aku benar-benar tak mengerti, perlu buang-buang jiwa untuk ras seperti ini? Klan raksasa, ngomong-ngomong, aku jarang melihatnya. Kalau mereka benar-benar punya kemampuan tim, ngapain bersembunyi di tempat seperti ini.” Bella mencibir, tampak tidak setuju.
“Secara latar belakang, Bendigo jelas lebih unggul. Dia adalah contoh sempurna bangsawan dalam membina elit. Sejak kecil memiliki wawasan luas, ilmu pedang warisan keluarga juga sangat hebat. Yang paling langka, semangat kompetitifnya tidak kalah dari rakyat jelata. Dalam hal wawasan, memang lebih baik dari Bella.”
“Wajar jika belum pernah melihat. Klan raksasa sebenarnya sama seperti manusia maupun klan laut kita, termasuk ras cerdas. Hanya populasi mereka terlalu sedikit dan selalu menjaga profil rendah, sama sekali tidak terlibat dalam perebutan kekuasaan di benua. Seluruh klan bersembunyi di pegunungan terpencil yang penuh monster. Siapa yang mau peduli? Secara tidak langsung menjadi sistem pertahanan Cagliari kita. Dari sudut pandang politik, kita harus merangkul mereka. Wajar jika kita berdua menyapa. Hubungan mereka dengan Kerajaan Cagliari selalu harmonis, tapi raksasa hanya menghormati ahli. Ini juga alasan mengapa kita yang pergi.”
“Hehe, ahli? Bagus. Aku memang mau melihat ras lain selain manusia dan klan laut. Sayang Bati tidak datang, biar mereka tahu seperti apa raksasa sejati.”
Menurut Bella, Pasukan Ksatria Naga adalah yang terbesar. Bendigo tidak berkomentar. Tapi dari pengetahuannya, ukuran tubuh klan raksasa memang tidak sebesar Bati. Entah Bati dari ras apa, yang jelas tidak mirip manusia normal.
Tapi Bati adalah pengawal paling setia Pangeran. Tidak ada yang iseng menyelidiki asal-usulnya.
“Bagaimana pendapatmu tentang gubernur ini? Si gendut ini sama sekali tidak seperti pejabat resmi.”
“Wajar, sepanjang perjalanan gue sudah mengamati kondisi daerah terpencil ini. Membangun sampai tingkat sekarang masih cukup baik, lagipula tidak ada keluhan masyarakat. Selama tidak muncul masalah besar, kita tak perlu ikut campur.”
Sebagai bangsawan Bendigo, dia lebih paham taktik politik. "Kalau semua ofisial dibunuh, siapa yang akan mengelola? Harus ada yang bertugas. Sekalipun mau reformasi, harus bertahap. Langkah drastis pasti bikin kekacauan. Apalagi saat ini Pangeran tidak ada di tempat - bisa memicu pemberontakan. Sebelum Yang Mulia kembali, mereka harus menjaga status quo!"
"Bangsat! Gue nggak betah duduk diam. Lo bisa tetap tenang bagai di panggung memancing, tapi gue nggak tahan. Gini aja, Gubernur si gendut itu lo yang hadapi. Gue mau keliling lihat situasi, belum tentu nggak nemu jejak."
Bella berdiri sambil bicara.
"Oke, urusan intel memang bidang lo. Kita bagi tugas."
Sekali mengangguk, siluet Bella sudah menghilang. Untuk melacak seseorang, jaringan bawah tanah di dunia maya sering lebih efektif.
Tak peduli besar kecilnya kota, pusat informasi tetaplah sama. Memang penampilan Bella tidak beraura bangsawan seperti Bendigo, sehingga mudah menyamar di berbagai tempat.
Saat itu 2.000 pasukan penjaga kota bergerak keluar kota dengan gagah. Mereka ingin balas dendam! Sudah bertahun-tahun tak ada yang berani melawan pasukan penjaga kota, apalagi cuma dua orang - bahkan air liur massal pun bisa menenggelamkan mereka!
Sebenarnya Kaisar tidak menunggu lama sebelum ditarik paksa oleh saudara-saudara Aragon. Ia sungguh tidak enak menolak, dan dalam hatinya juga tidak ingin membunuh para prajurit ini. Mereka hanya menjalankan perintah, perbedaan gaya hidup saja. Jika benar-benar ingin menyelidiki biang keladi, harus menemui Gubernur itu.
Ketika pasukan penjaga kota tiba, rumah sudah kosong. Namun mereka segera menemukan jejak raksasa di sekitar. Pasukan tentu tidak kekurangan ahli pelacakan, apalagi Aragon sama sekali tidak berniat menyembunyikan sesuatu dan tidak punya pengalaman dalam hal ini. Jelas, pasukan penjaga kota tidak ingin berhenti sampai di sini. Mereka tidak percaya klan raksasa berani melawan Kerajaan Cagliari. Dua ribu pasukan penjaga kota bergerak dalam jumlah besar menuju klan raksasa. Tentu mereka hanya ingin memberi tekanan agar klan raksasa menyerahkan pelakunya. Selama bertahun-tahun, klan raksasa selalu menghindari konflik dengan manusia, ini yang menjadi dasar kepercayaan diri mereka.
Sayangnya zaman sudah berbeda.
Kaisar, Cassi, dan Miji menerima perlakuan tingkat tertinggi di klan raksasa. Kepala suku dan para tetua tidak datang. Baist Seban yang bertugas menjamu mereka, tapi sama sekali tidak menyinggung urusan lain. Namun sesekali terjadi gesekan antara Kaisar dan Baist, itu adalah persilangan semangat dua ahli tingkat atas yang sulit tidak bereaksi. Hanya saja keduanya tidak berniat menyerang.
Kaisar membutuhkan alasan, sementara Baist menunggu. Klan raksasa sangat religius, dan Baist sama sekali tidak panik. Ia percaya pada takdir, seperti bagaimana klan raksasa bisa selamat dari malapetaka.
"Sejak lahir, Cassie tidak pernah sebahagia ini. Ada raksasa yang begitu menghibur, tidak perlu khawatir soal keamanan, kakak perempuannya pun sudah bisa bicara lagi. Dunia ini sungguh indah."
Melihat Cassie yang bahagia, Miji juga turut senang. Sejak menyelamatkan Kaisar, kehidupan mereka seolah berubah dalam semalam. Siapakah sebenarnya pria misterius ini? Di balik raut wajah tenangnya, ia tampak sanggup menanggung segalanya.
Tanpa sadar, Miji semakin terpaku memandangnya.
Kedatangan pasukan penjaga kota mengusik kedamaian klan raksasa.
"Aku adalah Kapten Russell dari Pasukan Penjaga Kota Greenland, Kerajaan Cagliari! Serahkan pelaku yang melukai keponakan Gubernur! Jika tidak, kami tidak akan segan-segan bertindak!"
Russell duduk angkuh di atas kuda, memandang dua raksasa penjaga pintu. Makhluk berbadan atletis itu sungguh menjengkelkan.
Saudara Aragorn sama sekali mengabaikan orang-orang ini. "Ini wilayah klan raksasa! Tidak ada pelaku kejahatan di sini, hanya tamu kehormatan! Maju selangkah lagi, kami tidak akan segan!"
Sikap keras raksasa itu mengejutkan Russell. "Hmph! Panggil yang berwenang bicara! Tahukah kau, menyembunyikan pelaku berarti menghina hukum Kerajaan Cagliari! Kalian pantas dihukum!"
Aragorn tertawa menggema: "Setiap anggota klan raksasa adalah saudara! Setiap perkataan kami setara! Dan kami tak pernah takut ancaman!"
Russell tertegun. Apa otak raksasa ini bermasalah? Tiba-tiba berani melawan? Matanya berputar licik. Jangan-jangan klan raksasa ingin memberontak?
"Ini prestasi besar, tapi dengan dua ribu orang di depan mata mau menyerang klan raksasa, itu cuma bercanda. Dia tidak sebodoh itu."
"Dia bisa duduk di posisi ini karena otaknya, bukan sekadar kemampuan. Orang berotak kosong sudah mati di medan perang."
"Baik! Klan raksasa mau memberontak, Gubernur akan memberikan pengadilan adil untuk kalian. Kita pergi!"
Sekelompok orang pergi dengan gegap gempita. Saudara Aragorn bingung, manusia-manusia ini aneh sekali. Datang dengan garang, pergi dengan garang, hanya untuk mengobrol?
Ayegon melambaikan tangan. Ratusan raksasa mundur tertib. Ancaman tak mempan pada klan raksasa yang selalu siaga perang. Pengalaman bertarung mereka jauh melebihi pasukan penjaga kota.
Bella merasa lelah. Berlarut-larut tapi tak dapat info berguna. Saat mau pulang tidur, dilihatnya pasukan penjaga kota berdatangan. Alisnya berkerut. Mobilisasi besar-besaran pasti ada masalah. Gubernur ini main apa? Ada sesuatu yang tidak beres?
