Mengetahui alasan pasukan penjaga kota bergerak bagi Bella mudah sekali. Mendengar kabar pemberontakan klan raksasa dengan manusia ahli yang menghadang serangan ratusan orang, hatinya langsung waspada.
"Mampu menghalangi seratus lebih 'barang' seperti ini, di Pasukan Ksatria Naga pun banyak yang bisa. Tapi masalahnya, tiba-tiba muncul seorang ahli di daerah terpencil seperti ini, patut dipertanyakan."
"Apalagi orang ini dilindungi oleh klan raksasa, semakin aneh. Menurut pengetahuan Bella, meski klan raksasa tidak eksklusif, mereka sangat menjaga batas dengan manusia. Tapi sekarang berani melawan Kerajaan Cagliari hanya untuk menampung beberapa penjahat manusia, ini benar-benar masalah."
"Membayangkan ini, hati Bella berdebar kencang. Daya tarik kepala suku kan luar biasa, menguasai klan raksasa pasti semudah membalikkan telapak tangan?"
"Pertanyaannya, kalau benar itu kapten, kenapa dia tidak kembali? Apa ada urusan penting yang harus diselesaikan?"
"Meski mungkin, lebih banyak teka-teki. Tapi sampai sekarang, bahkan kesempatan satu persen pun tidak boleh dilewatkan."
"Saat ini di klan raksasa."
"Kepala suku, jika kita melakukan ini, usaha puluhan tahun bisa sia-sia. Bagaimana jika dia bukan Orang Itu? Apakah kita tidak punya jalan kembali?"
"Segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Baihu sudah muncul, tidak akan ada orang lain lagi." Aristoteles sama sekali tidak panik. Meski mereka meremehkan pasukan penjaga kota, mereka tidak boleh menyepelekan kekuatan Cagliari. Klan raksasa memang kuat, tapi mustahil melawan pasukan besar manusia. Dia sedang berjudi, hanya saja dengan keyakinan 100%.
"Kepala suku, tidakkah kita mengizinkan saya bertarung dengannya?"
“Beast, kau kuat, tapi kekuatan satu orang tetap terbatas. Kita sudah menunggu begitu lama, mengapa tidak menunggu sebentar lagi? Aku rasa tak butuh waktu lama, dia akan menghubungi kita sendiri.”
Aristoteles tersenyum tipis, berkata dengan penuh keyakinan. Yang lain tak bisa berkomentar. Mereka juga berharap, hanya saja masih ada keraguan terhadap Kaisar. Bagaimanapun, banyak ahli di luar sana, bahkan ahli Saint Domain tak sedikit. Terlalu riskan untuk berkonfrontasi dengan manusia tanpa verifikasi dari Beast.
Tapi para raksasa sangat menghormati keputusan kepala suku. Yang lain tak membahas masalah ini lagi. Namun klan raksasa telah memasuki kondisi siaga tinggi dengan persiapan sempurna.
“Bagaimana proses seleksi personil?”
“Masih berlangsung. Banyak yang menentang. Jika Kaisar tak menunjukkan kemampuan yang benar-benar luar biasa, sulit untuk membuat orang tunduk.”
Seorang tetua mengungkapkan kekhawatiran. Klan raksasa berkarakter lugas. Memang sulit diterima banyak orang untuk tunduk pada komando manusia.
“Semua akan terselesaikan. Tenang saja. Kita hanya perlu menunggu. Begitu dia menginjakkan kaki di wilayah raksasa, Roda Takdir tak mungkin diputar balik!”
Entah mengapa Kaisar tak mau tidur, atau memang tak bisa terlelap. Tanpa stimulan, ingatan itu mengalir perlahan. Sering dengar orang bilang, orang amnesia butuh stimulus serupa untuk pulih. Tapi sepertinya kasusnya berbeda. Beberapa hal muncul begitu saja. Haruskah dia menghindarinya?
Mungkin waktu memang bisa mengikis banyak hal. Orang tua, kau benar-benar tak tahu diri, pergi begitu saja. Kini di dunia ini, hanya tersisa dia seorang.
Meski sering menghilang, Kaisar tahu pasti dia bersembunyi di sudut Maya. Tapi sekarang tidak lagi.
Untuk apa hidup ini?
Refleks menyentuh gelangnya. Wajah anggun Elina muncul di depan mata. Clarisse, selain wanita pendamping, Kao, Bati,... banyak orang.
Pasti mereka semua menunggunya. Pasti sangat cemas.
Dirinya bukan sendirian!
Tiba-tiba Kaisar merasa hatinya hangat. Orang tua itu tewas menyelamatkannya. Jika terus terpuruk, pasti akan membuat marah almarhum. Harus hidup dengan baik, hidup yang bermakna.
Apa keinginan orang tua itu?
Berharap dia bisa menyatukan Maya Daratan, menjadi Yang Mulia penguasa Maya!
Kaisar mengepal tangannya keras-keras. Baik untuk yang telah tiada maupun yang masih hidup, keadaan dirinya sekarang terlalu memalukan.
Prak...
Kaisar menampar dirinya sendiri. Meski sakit, tapi jadi lebih sadar. Hanya pengecut yang lari.
Siluet-siluet bermunculan dalam pikiran Kaisar. Baru sekarang dia sadar betapa banyak tanggung jawab yang dipikul. Manusia tak bisa hidup hanya untuk diri sendiri. Elina, Clarisse, Kao, Zhebie, Bati, Diddy,... begitu banyak janji yang dia ucapkan.
Sebagai lelaki, harus menepati janjinya.
"Semangat berapi-api mendidih dalam tubuh Kaisar, perlahan-lahan bersujud di bawah pohon, 'Orang tua, aku pasti akan mewujudkan keinginanmu! Kaisar, harus membuat Maya selamanya mengingatmu!'"
Langkah kaki terdengar, Mijie perlahan mendekat, memandang Kaisar dengan tatapan khawatir.
"Kau, ……nggak, ada kabar apa-apa."
Mijie berbicara kata demi kata dengan susah payah.
Kaisar menoleh sambil menunjukkan senyum percaya diri, "Terima kasih, aku baik-baik saja, bahkan belum pernah sebaik ini!"
Ucapan Kaisar mengandung banyak makna - takdir, ramalan, atau apapun itu, biarlah datang. Dia akan menghadapi semuanya, ingin melihat seperti apa dunia ini akan berubah.
Saat itu mata Kaisar dipenuhi kebijaksanaan. Mijie tiba-tiba menyadari lelaki ini semakin menjauh darinya. Meski masih orang yang sama, namun terasa sangat berbeda.
Kini Kaisar telah kembali menjadi Kaisar Alexander!
Sudah waktunya untuk pulang.
Saat itu Gubernur sedang menyeringai sambil melapor pada Bendigo dan Bella tentang pemberontakan klan raksasa. Dia telah mengerahkan seluruh pasukan penjaga kota, siap mengikuti arahan kedua utusan.
Bendigo dan Bella tetap tenang, namun pemberontakan klan raksasa bukan perkecil sepele. Tampaknya mereka harus menyelesaikan urusan klan raksasa dulu. Apalagi target kecurigaan Bella juga ada di sana. Dari berbagai pertimbangan, mereka harus pergi ke sana.
"Tuan Gubernur, bagaimana kemampuan tempur klan raksasa?"
"Yang Mulia tak perlu khawatir. Klan Raksasa paling-paling punya sekitar sepuluh ribu orang. Setelah dikurangi yang tua dan sakit-sakitan, yang bisa bertempur hanya beberapa ribu. Di sini kita bisa mengerahkan 20 ribu pasukan reguler, ditambah kehadiran Yang Mulia berdua, mereka pasti akan menyerah tanpa perlawanan!"
Gubernur sangat senang. Jika bisa memanfaatkan kesempatan untuk menghabisi klan raksasa sialan itu, di masa depan dia benar-benar tak punya hambatan lagi. Sungguh menyenangkan!
"Baik, lakukan persiapan! Kita harus berangkat secepat mungkin!"
"Haha, semua mengikuti perintah Yang Mulia berdua. Seluruh pasukan dalam siaga penuh, siap bergerak kapan saja!"
Bendigo dan Bella juga melakukan persiapan untuk menghadapi pertempuran sengit. Meski ada kepentingan pribadi Gubernur, tapi perlindungan terang-terangan klan raksasa terhadap penjahat tetap menjadi masalah. Apalagi mereka tetap meremehkan Kerajaan Cagliari meski pasukan penjaga kota meminta penyerahan tersangka. Jika tak diberi pelajaran sekarang, mereka pasti akan semakin merajalela.
Pasukan besar yang megah tiba di kaki gunung wilayah klan raksasa. Klan raksasa pun kalang kabut. Menghadapi pasukan sebesar ini membuat mereka cemas. Pertempuran ini sangat berisiko. 3.000 prajurit raksasa telah berkumpul di kaki gunung dengan senjata seadanya, tapi kemampuan tempur mereka jauh melampaui legiun manusia.
“Gubernur telah mendapatkan dukungan dan berganti baju zirah, meski postur tubuhnya yang gemuk agak merusak citra militer. Bendigo dan Bella yang mendampinginya memandang serius para raksasa di hadapan mereka. Sebagai ahli, mereka langsung tahu akan menghadapi masalah - pasukan penjaga kota yang mereka bawa meskipun banyak jumlahnya, mungkin bukan tandingan klan raksasa ini. Dari tubuh dan pandangan orang-orang itu terlihat jelas pengalaman puluhan tahun pertempuran, sementara kebanyakan pasukan penjaga kota hanya berlevel biasa.”
Keduanya saling memandang, tampaknya harus mengubah strategi.
Saudara Aragón melangkah maju: "Manusia, apa kalian berani menantang klan raksasa kami?"
Bendigo dan Bella mengendarai kuda mendekat: "Cagliari selalu hidup damai dengan klan raksasa. Tapi kalian tidak seharusnya melindungi pembunuh!"
"Hmph! Bajingan itu pantas dibunuh! Kaisar dan Cassie adalah orang baik!"
Saat mendengar nama Kaisar, Bendigo dan Bella hampir terjatuh dari kuda, berusaha mati-matian menahan semangat di hati.
"Kai...sar?"
"Benar! Dia tamu kehormatan kami. Jika ingin menangkapnya, kalahkan dulu klan raksasa!"
Saudara Aragón bersikap langsung: Di mata mereka hanya ada kawan dan lawan.
"Cepat perlihatkan dia pada kami!"
"Tidak bisa! Kalian semua penjahat! Ingin menemuinya? Kalahkan kami dulu!"
Kesabaran Bendigo dan Bella sudah habis. Menghadapi dua orang keras kepala ini, mereka memilih tak berbasa-basi. Mengabaikan pasukan, tubuh mereka melesat ke udara menerjang ke dalam perkampungan raksasa.
Gubernur dan pasukan penjaga kota saling bertukar pandang penuh tanya. Ada apa ini? Dua Dragon Rider terlihat lebih panik daripada mereka. Tanpa perintah, para prajurit klan raksasa tetap diam dalam posisi konfrontasi. Hanya Saudara Aragon yang maju untuk intercept.
Meski keduanya level 4 Saber, keselarasan batin membuat kekuatan gabungan mereka setara level 5 Saber.
Bendigo dan Bella mana mau sia-sia membuang waktu. Saat ini mereka ingin segera terbang mencari Kaisar. Qi perak menyembur ke langit.
Begitu keempatnya bersentuhan, terdengar Bruuum! Saudara Aragon terlempar. Bendigo dan Bella mendarat dengan aura berubah Yan Su [Serius].
Saudara Aragon tak menyangka tenaga kedua lawannya melebihi manusia biasa. Namun sesuai tugas, mereka takkan mengizinkan siapapun lewat.
Klan raksasa memberi perhatian khusus pada pertarungan adil. Bendigo vs Aragon, Bella vs Ayegon. Pertarungan sengit segera mulai.
Harus diakui kemampuan kedua bersaudara cukup baik. Tapi terlalu banyak kesalahan: memisahkan formasi, aksi individu yang mengorbankan kelemahan sendiri untuk menyerang keunggulan lawan, apalagi level mereka memang di bawah.
Keduanya sudah murka sungguhan. Banyak orang mencari kapten, baru ada secercah harapan. Mana bisa menahan diri? Begitu panik, serangan pun jadi mematikan.
“Bendigo!” pekikan membahana, bayangan pedang memerangkap Aragorn dari segala penjuru. Aragorn sama sekali tak bisa menghalangi secara efektif. Kekuatan serangan kelompok mereka memang mumpuni, namun kemampuan berduel satu lawan satu sangatlah kurang.
Jarum Bella bahkan lebih tak tertahankan bagi para raksasa. Hanya dalam dua kali serangan, Aragorn dan saudaranya Ayegon sudah terkapar. Para raksasa saling bertukar pandang penuh tanya. Mereka sangat bangga akan kemampuan timnya, namun baru saja bersentuhan langsung sudah dirobohkan oleh dua manusia kecil, membuat mereka tak bisa menerima kenyataan.
Memang para raksasa sangat kuat, namun kelemahan mereka juga jelas terlihat: peralatan tempur yang buruk dan mengabaikan pertahanan. Harus diingat, tubuh mereka terbuat dari daging, bukan kebal senjata atau abadi.
Jika digunakan dengan tepat, mereka akan menjadi pisau tajam di medan perang. Namun jika salah mengelola, hanya akan menjadi bakpao raksasa.
“Siapa yang berani menghalangi, hukum mati tanpa ampun!”
Beberapa raksasa segera membawa Aragorn dan saudaranya kembali. Barisan raksasa membuka jalan, Baxter dan beberapa Sabans level lima maju. Tapi Bella sama sekali tak menghiraukan, matanya hanya tertuju pada seseorang di tengah barisan raksasa.
Saat semua mengira Tuan Bendigo dan Nyonya Bella akan menunjukkan kesaktian, tiba-tiba mereka berlutut satu lutut. Baxter yang cerdik segera menghindar, diikuti raksasa-raksasa lain yang membuka jalan.
Pasukan penjaga kota tertegun,... Apakah kedua petinggi ini kehilangan akal?
“Meski tubuh Gubernur cukup gemuk, tapi otaknya tidak bodoh. Setelah terkejut, dia segera meluncur turun dari kuda dan lari terbirit-birit menghampiri, lalu langsung bersujud, "Gubernur Greenland Xiong Mu Shao Xiang menghadap Pangeran, hidup ribuan tahun!”
Melihat gubernur berlutut, semua pasukan penjaga kota segera berderai-derai bersujud serentak......Apakah mungkin orang yang mereka buru adalah Pangeran Agung?
Hati mereka merinding...
Yang paling sial adalah gubernur. Butir-butir peluh menetes dari dahinya—kali ini benar-benar parah!
Memandang Bendigo dan Bella, Kaisar menunjukkan senyuman tulus dari hati, "Kalian berdua, bangunlah. Tak kusangka bisa menemukan tempat ini, pantas mendapat hadiah!”
“Haha, Kapten, akhirnya kami menemukanmu! Jika tidak, Pasti Zhebie akan menjadikan kami target latihan!”
Ketiganya berpelukan erat. Semangat Bendigo dan Bella sudah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Para raksasa tak perlu dikatakan. Banyak dari mereka tak tahu asal-usul Kaisar, mereka hanya tahu manusia ini adalah tamu kehormatan kepala suku. Namun bahkan klan raksasa terpencil pun pernah mendengar nama yang mengguncang:
Kaisar Alexander!
Bukan karena dia adalah Yang Mulia dari Cagliari, tapi karena dia adalah Kaisar!
Ahli terhebat yang bisa berduel satu lawan satu dengan Macan Putih!
Klan raksasa adalah penyembah Sang Pemberani terbesar. Seketika pandangan mereka pada Kaisar bertambah penuh hormat.
CASSY hampir tidak percaya dengan telinganya sendiri, ... Kaisar yang ini benar-benar ... Kaisar yang itu?
Benar atau palsu? Tingkat kemungkinannya sama seperti mentari terbit dari barat!
Pantas saja, selain Kaisar, siapa lagi yang memiliki kemampuan tim seperti ini di usia segitu.
Mungkin kebanyakan orang sangat antusias, tapi Miji merasa kesepian. Kaisar Alexander adalah pangeran yang tak terjangkau. Meski muda, legenda tentangnya sudah tak terhitung. Wanita pendampingnya adalah putri, putri bangsawan, bahkan gadis tercantik se-Maya, Putri Duyung.
Pahlawan tak pernah kekurangan gadis cantik di sisinya. Sedangkan dia, hanyalah sebatang rumput liar di pinggir jalan, begitu tak berarti.
Pertarungan tak mungkin terjadi. Pasukan penjaga kota patuh menunggu perintah di tempat. Bendigo dan Bella 24/7 mengawal Kaisar, bahkan ke toilet sekalipun. Putri bangsawan Yang berpesan: "Begitu menemukan jejak Kaisar, bahkan Dewa Tertinggi datang pun jangan pergi!" Bella segera mengirim utusan ke ibu kota. Menemukan Kaisar dalam kondisi sama sekali tidak terluka adalah suntikan semangat terpenting saat ini.
Keduanya sudah terlalu gembira sampai lupa diri. Yang paling parah adalah Gubernur. Dia tahu semuanya berakhir. Dari sekian banyak orang, kenapa harus menyinggung orang paling berkuasa di Cagliari? Sesaat dia bahkan ingin memicu pemberontakan, tapi segera urungkan niat. Mata semua bawahannya dipenuhi kekaguman.
“Siapa pemuda di hadapannya ini?”
Bukan hanya seorang Pangeran, melainkan Jian Sheng termuda, bahkan Magister Sihir, Baihu, Makhluk Suci dari Empat Penjuru, simbol malapetaka yang membuat Kota Dosa hancur hingga debu tak tersisa dalam sekejap, namun akhirnya harus tumbang di bawah pedangnya.
Dengan kualitas prajurit seperti ini, ini sama saja menghadapi maut. Apalagi pasukan ini belum tentu mau mematuhinya.
Keputusasaan terjadi saat ini juga. Para perwira yang lebih cerdik telah mengamankan Gubernur, hanya menunggu keputusan Kaisar.
Bendigo dan Bella saling bertatapan, mundur serempak ke depan barisan pasukan. Mereka menghunus pedang mereka sendiri dan berseru bersama:
“Cagliari tak terkalahkan! Hidup Pangeran!”
Prajurit yang bersujud segera menghunus pedang mereka sambil meneriakkan sorakan "Hidup!", gelombang suara bergema di seluruh pelosok kota terpencil ini.
Kaisar tidak terburu-buru kembali ke ibu kota. Setelah membereskan Gubernur yang sial, perhatiannya tertuju pada klan raksasa. Kekuatan, kekuatan dahsyat—inilah yang dibutuhkannya. Tak diragukan lagi, klan raksasa merupakan kekuatan luar biasa yang bisa menjadi aset besar bagi Cagliari jika dimanfaatkan dengan baik.
Jika Elina membuatnya menyadari harus menjadi lelaki sejati, maka kematian Mardonlah yang benar-benar mematangkannya. Menjadi lelaki berarti harus bertanggung jawab, berjuang habis-habisan. Jika tidak, orang tercinta dan kekasih hati bisa saja meninggalkannya.
Untuk takdir, Kaisar memutuskan untuk menghadapinya. Apapun keinginan terakhir klan raksasa, saat ini semuanya sangat menguntungkan dirinya. Daya tempur beberapa legiun Cagliari mustahil mencapai Dianfeng dalam waktu singkat, tidak bisa dibandingkan dengan Kerajaan Ottoman yang telah bertempur bertahun-tahun. Dia tidak percaya Pangeran Ottoman akan baik hati dan hidup damai bersamanya. Perang hanyalah masalah waktu. Begitu Kaisar memutuskan untuk menghadapi, banyak urusan menjadi jelas.
Bella dan Bendigo tertegun setelah memahami kondisi sebenarnya klan raksasa. Lebih dari 200.000 orang - jumlah yang menakutkannya - ternyata bersembunyi di sini. Gubernur di sini benar-benar idiot! Meski hidup damai, minimal harus kenali dirimu dan lawanmu. Sekitar separuh dari mereka kemungkinan bisa langsung ikut pertarungan, apalagi prajurit elit. Jika menginvasi Cagliari, pasti akan menjadi gelombang dahsyat. Jika Pangeran bisa merebut kembali klan raksasa, ini akan menjadi urusan super penting bagi Cagliari, setara dengan perluasan wilayah.
Dalam diskusi strategis Yang Jingyi, Kerajaan Ottoman selalu menjadi musuh potensial utama Cagliari. Namun dari berbagai aspek, Cagliari jelas berada dalam posisi inferior. Jika mendapat dukungan klan raksasa, kekuatan militer mereka akan meningkat signifikan - bisa langsung membentuk legiun raksasa sebagai pasukan infantri berat super. Ditambah Pasukan Ksatria Naga, pasukan kavaleri musuh akan menerima pukulan mematikan. Bahkan dalam pertahanan, legiun raksasa bersenjata lengkap bisa sepenuhnya melindungi pasukan pemanah dan penyihir. Bayangan legiun setan berbaju zirah lengkap di benak mereka sungguh menggetarkan.
Bendigo tetap tinggal untuk membantu Kaisar menangani urusan, sementara Bella bergegas kembali ke kota kerajaan untuk melaporkan situasi. Hanya mengandalkan sistem pos relai dinilai kurang aman. Kaisar memutuskan mengirim Bella pulang untuk memastikan keamanan laporan.
Klan raksasa tetap tenang seolah tidak panik, padahal para tetua telah berkumpul. Mereka tahu Kaisar pasti akan datang menemui mereka.
Kehidupan sehari-hari Kaisar masih diurus oleh Mi Jie. Sejak mengetahui identitas asli Kaisar, sikapnya menjadi sedingin air - tak terlihat sedikit pun perubahan emosi. Tentang wanita pendamping Kaisar, seluruh Maya telah mengetahuinya. Dia sadar semakin dalam jatuh cinta, yang terluka hanya dirinya sendiri dan akan menyulitkan Pangeran. Kaisar adalah orang besar, sementara dia hanya perempuan biasa. Justru Cassi yang antusias berteriak ingin bergabung dengan Pasukan Ksatria Naga setiap hari.
“Berita kemunculan kembali Kaisar menyebar secepat kilat ke seluruh Maya Daratan, bahkan sampai ke laut lepas yang tak bertepi.”
Markus dan dua muridnya sedang bertengkar memperebutkan sepotong paha ayam, dengan gaya berpakaian khas petualang.
“Guru, masa nggak ngerti etika ke anak muda? Giliran gue yang dapet paha ayam ini!”
“Bangsat! Gara-gara ngurusin kalian, gue susah-susah. Hormati yang tua dong!”
“Guru, sayap ayam ini hakku! Nanti kami bisa nggak mau nafkahin elu. Udah level segini masih aja kere!”
Ketiganya menyamar dalam rombongan dagang. Maklum, Magister Sihir bukan koki. Markus juga nggak jago cari uang. Katanya, ngurusin dua murid sampai gede itu susah banget. Setiap orang punya prioritas masing-masing. Sama seperti dua murid kesayangannya, Markus pun nggak betah lama-lama di satu tempat. Kebebasan adalah tujuan mereka.
“Denger-denger, Pangeran Kaisar muncul! Rumor tidak berdasar itu langsung hancur. Katanya Yang Mulia lagi jadi tamu kehormatan klan raksasa!”
“Kan udah gue bilang! Pangeran kita adalah orang termulia di Maya. Macan putih kecil kayak Baihu mana bisa ngalahin Beliau!”
Seorang petualang dari Cagliari berkata dengan bangga.
Yang lain meski nggak terima, tapi nggak bisa membantah. Nyatanya Kaisar memang membunuh Baihu. Pangeran mereka adalah ksatria naga magic! Naga Sihir! Itu konsep tingkat tinggi! Katanya waktu bunuh Baihu pakai mantra terlarang level dewa. Orang hebat emang satu kata - nggak bisa nggak ngaku!
“Wah, Guru dengar tidak, Kaisar belum mati!” Dua muridmu yang suka bertanya langsung melompat, sementara Markus memanfaatkan kesempatan menyumpit paha ayam ke mulutnya sendiri - inilah pengalaman.
“Aku tahu, bocah itu mana mungkin mudah mati, ck ck... Tapi Baihu ya, menarik... Mardon juga bisa dikatakan mati terhormat, ah, berkurang lagi seorang teman.”
“Jangan terlalu sedih Pak Senior, ada kami yang merawatmu, tidak akan separah itu... Paha ayam... Gue lawan kamu habis-habisan!”
Saat dua anak didik ini selesai berfilosofi, mereka menemukan paha dan sayap ayam paling lezat sedang tersumpit di mulut orang tua itu, langsung mengacungkan tongkat sihir.
“Stop, stop! Kalian berdua pengkhianat! Hormati guru... Hati-hati, jangan dibakar! Jubah ini harganya satu koin emas! Aduh, dua bangsat!”
Di Zona Kematian level A yang biasanya sepi, kini terdengar tawa riang. Tiga orang sedang asyik menyantap makanan.
“Roye, dasar kamu kejam! Ternyata selama ini bersembunyi di tempat angker begini!”
Jika ada yang melihat pasti terkejut: Masa depan klan laut - Pangeran Roye dari Suku Naga Laut, Pangeran Prometheus dari Paus Raksasa, Yang Mulia Roradman dari Suku Hiu - bertiga compang-camping penuh luka, tapi kondisi mentalnya sangat prima.
Roye tersenyum tipis tanpa berucap.
“Xiumi, Jangan-jangan Kaisar benar-benar mati? Kalau begitu, gue jadi hilang semangat!”
“Tidak akan!” Roye berkata singkat.
Roradman tertegun, lalu tertawa: "Benar atau tidak, bagaimana kamu tahu? Jangan bilang kamu punya telepati dengannya?"
Roye melototi Roradman, orang ini benar-benar berani bercanda sembarangan, "Ini sejenis intuisi dari klan naga kami."
"Aduh, kalian Suku Naga Laut benar-benar aneh, sampai segitunya! Tapi kamu benar-benar mau bertarung habis-habisan dengannya ya? Ck ck, tapi sepertinya masih kurang!"
"Aku juga rasa bocah itu tidak akan mati. Meski Baihu sangat kuat, tapi belum sampai mengambil nyawanya."
"Kalian salah. Orang tua saya, plus anggota keluarga kalian, Raja Naga Laut, separuh ahli Maya - formasi ini kalau menghentakkan kaki saja bisa mengguncang Maya tiga kali. Bersama-sama baru bisa mengalahkan Baihu sekali. Aku agak kehilangan kepercayaan diri!"
Saat itu, liontin giok di dada Roradman tiba-tiba berkedip. Roradman menekannya, langsung terdengar suara.
"Pangeran, sesuai perintah Yang Mulia, kami mendapat kabar terbaru: Pangeran Kaisar Cagliari telah muncul!"
Ketiganya terkejut, "Benarkah? Akurat?" tanya Roradman.
"Akurat. Menurut intel, Kaisar sekarang berada di kota perbatasan Cagliari Greenland. Katanya tempat itu wilayah permukiman klan raksasa, detailnya tidak jelas."
Roradman mematikan alat komunikasi magic. Mereka saling bertukar pandang penuh tanya. Meski dalam hati percaya Kaisar belum mati, kabar ini tetap mengejutkan... Kaisar benar-benar hidup kembali.
Roye diam seribu bahasa berdiri, lalu berjalan menuju kedalaman Laut Mati.
"Roradman buru-buru membereskan barang, 'Si bocah ini terstimulasi, ayo kita pergi juga, jangan sampai tertinggal jauh oleh Kaisar! Dia benar-benar tidak menghargai martabat, semakin tak tertahankan!'"
Siluet ketiga orang menghilang di kedalaman Laut Mati. Sebagai pangeran, dengan kemampuan mereka saat ini, sebenarnya bisa menikmati kehidupan tingkat atas. Tapi mereka meninggalkan identitas dan kemewahan.
Tujuan mereka hanya satu: suatu hari bisa mengalahkan Kaisar.
Lelaki, harus berperang!
Ketika orang-orang seperti ini benar-benar mengambil keputusan berani, sangat menakutkan. Saat mereka muncul kembali, pasti akan menciptakan gelombang raksasa.
Berusaha belum tentu dapat hasil, tapi tidak berusaha pasti takkan dapat apa-apa!
Kerajaan Ottoman.
"Pangeran, kondisi Yang Mulia sangat baik. Waktu keluar dari meditasi sudah dekat!" Penyihir Kegelapan berkata dengan hormat.
Ottoman memandangnya dingin, "Kudengar ada kabar tentang Kaisar."
"Benar, katanya muncul di wilayah klan raksasa. Sekarang seluruh dunia menyebutnya sebagai ahli terbaik di Maya Daratan."
Sorot dingin muncul di mata Ottoman. Penyihir itu mundur beberapa langkah gemetar, tubuhnya bergetar.
"Nomor satu di dunia... nomor satu di dunia..."
Ottoman tidak mengamuk. Dinginnya justru semakin dalam. Dia hanya perlu menunggu sebentar. Biarkan Kaisar menikmati kebahagiaannya sekarang - ini akan memberinya kesenangan lebih besar nanti.
Naik semakin tinggi, jatuh semakin sakit. Wajah tampan Pangeran Ottoman menyiratkan aura jahat. Dia sangat berharap, justru karena harapan inilah dia sanggup menahan penderitaan tak manusiawi ini. Kolam darah mulai bergolak...
Saat ini, Kaisar memandang Kuil klan raksasa dengan tenang, merasakan harga diri dan kemuliaan yang telah berusia lama. Namun klan raksasa yang megah ini justru sunyi senyap. Di hadapannya hanya ada satu orang.
Ahli terhebat klan raksasa. Dia tak memiliki nama, tapi menyandang gelar termulia - Battersea Saban!
Eksistensi tertinggi klan raksasa, keturunan Titan, simbol kekuatan.
Malam ini, mereka akan menentukan masa depan klan raksasa!
