Surat undangan itu melayang di atas kolam darah. Tidak seperti biasanya yang hanya menampakkan kepala, kali ini Ottoman menampakkan hampir seluruh tubuhnya. Berbeda dengan merah darah kolam, kulitnya putih seperti marmer Han, tegas seperti granit, tanpa jejak luka sama sekali - postur tubuh sempurna. Di tepi kolam berdiri Penyihir Kegelapan yang terus menyuntikkan sesuatu ke dalam darah, sementara Kasra berdiri di pinggir.
"Kasra, sampaikan balasan: Kerajaan Ottoman pasti akan hadir!"
"Paduka Pangeran, menurut analisis intelijen kami, ini seolah menyasar Kaisar." Kata Kasra hati-hati. Intelijen menunjukkan adanya konflik tersembunyi antara klan laut dengan Kaisar, mungkin terkait kasus Putri Clara. Klan laut mungkin memanfaatkan kesempatan ini untuk menekan Kaisar.
"Hmph, sekumpulan badut. Keberadaan Kaisar membuat dunia ini semakin indah. Dia milikku, akan kurobek-robek dengan tanganku sendiri, hehe. Sebelum itu, tak ada salahnya mempermainkan ikan-ikan terbelakang ini. Turnamen duel manusia maupun klan laut, hihi. Apakah Carasso juga akan datang?"
"Seharusnya iya."
"Kasra, menurutmu bagaimana kekuatanku sekarang?" Tiba-tiba Ottoman menatap Kasra. Bahkan Kasra yang dingin merasa seperti katak yang diawasi ular.
"Yang kurang dari Pangeran adalah pengalaman praktik."
"Oh, kalau kau sudah bilang begitu, aku harus ikut acara sampah ini. Kirim dua surat terpisah ke Cagliari dan Siglolo. Turnamen duel kali ini akan kami selenggarakan bertiga."
"Siap, Pangeran."
Latihan di kolam darah berjalan lebih lambat dari perkiraan. Meski menyerap kekuatan si Paus tua, mencernanya sangat sulit. Tanpa bantuan si tua itu memang rumit. Sayangnya dia juga seorang genius, genius yang bisa mengatasi segala rintangan.
Hanya genius setara levelnyalah yang pantas menjadi lawannya. Satu-satunya di dunia ini.
"Ngomong-ngomong, carikan beberapa orang untuk kucoba."
"Siap!"
Dengan suara kreek-kreek baju zirah, Kasra menghilang. Seluruh ruang menjadi gelap, berangsur memerah tua. Hanya terdengar napas berat seperti binatang buas...
Siglolo.
"Edermon, bagaimana pendapatmu?"
“Edermon tampak bersemangat, jelas senang karena berhasil menjaga Magister Sihir Farma. "Bisa dipastikan klan laut ingin menunjukkan kemampuan mereka, sekaligus mungkin juga menargetkan Kaisar. Tapi ini juga kesempatan bagi kita, bukan, Yang Mulia Pangeran?"
Beffet terdiam sejenak. Ia tak terlalu yakin dengan kemampuan kerajaannya yang masih kalah dari Kerajaan Ottoman, tapi mungkin sebanding dengan Cagliari.
"Yang Mulia, Magister Sihir Farma baru orang pertama dalam rencana. Saya akan melanjutkan sesuai daftar nama satu per satu, tenanglah."
Beffet memandang Edermon yang lembut dengan puas. "Ini semua tergantung padamu. Di saat diperhatikan ribuan mata, kita tak boleh mempermalukan diri."
"Tenang, Yang Mulia. Masih ada setengah tahun, waktu kita cukup. Lagipula Kaisar dan Ottoman pasti akan sibuk." Edermon mengipasi diri dengan kipas kecilnya.
"Haha, Edermon, kau benar-benar licik."
"Yang Mulia, pujianmu terlalu berlebihan."
Pertemuan tak langsung antara manusia dan klan laut pasca Perang Bulan Suci menyedot perhatian seluruh benua, bahkan kerajaan-kerajaan jauh pun ikut serta.
Bagi banyak pihak, latihan sparring ini jelas bertujuan memilih ahli nomor satu di dunia.
"Enam raja klan laut, bersama para ahli lainnya, Magister Sihir Jian Sheng dari umat manusia, semuanya adalah jawara di bidang masing-masing. Kali ini mereka akan benar-benar menentukan kemenangan. Dalam beberapa aspek, artinya tidak kalah penting dari sebuah pertempuran. Jika seimbang mungkin tidak masalah, tapi begitu ada yang kalah, pihak yang kalah mungkin akan terjepit lama. Jika sampai kekalahan memalukan, konsekuensinya akan lebih parah. Jadi kedua tim tidak akan main-main."
"Kali ini semua yang punya kemampuan akan datang secara sukarela, karena ini menentukan takdir gelar 'nomor satu dunia' pertama sepanjang sejarah. Dulu masing-masing mengklaim sendiri, sekarang akhirnya ada panggung skala Maya."
"Mana ada petarung sejati yang mau diam? Meski mereka mungkin puas secara material, tapi terhadap nama, tak ada yang bisa menolak. Gelar nomor satu dunia, siapa yang bisa menolak? Ditambah kesempatan bertarung dengan ahli langka, ini adalah impian mereka."
"Acara belum mulai, situasi sudah seperti Angin Berhembus dan Awan Berkumpul."
"Murid-murid! Gurumu memutuskan akan memberikan latihan khusus selama setengah tahun ini... Hoi! Dengarkan guru bicara, jangan cuma makan!" Markus berkata dengan marah.
"...Guru, tadi bilang apa...... agak hambar."
"Hmm, garamnya kurang. Adek mau tambahin?"
"Iya, Kak... Keriput guru makin banyak. Ah, waktu seperti pisau yang mempercepat penuaan. Kasihan guru."
Bruuk...
"Kalian dua bangsat! Enam bulan lagi ikut turnamen duel lawan ahli sihir klan laut!"
“Berantem?”
“Ini duel resmi!”
“Sama aja, Guru suka main diksi.”
“Bikin-bikin misterius aja!”
“Ada untungnya nggak?”
Alis Markus sudah jadi empat helai. Dulu ada senior bernama Luu Xiaofeng yang juga punya empat alis, jangan-jangan dia punya murid seperti ini?
“Dasar kurang ambisi! Gurumu ini Magister Sihir, minimal kalian bisa jadi ahli sihir top 2 generasi muda dong!”
“Juara pertama bisa buat makan?”
“Apa kalau pamer gelar juara satu langsung dikasih makan gratis?”
Markus sudah memuntahkan sisa 2 liter darah terakhirnya.
“Ah, Guru mulai mancur-mancur lagi.”
“Makin banyak muntah, makin banyak makan. Guru terlalu licik.”
Saat Cagliari menerima undangan klan laut, Kaisar mulai bertanya-tanya apa maksud Dewan Tetua. Dari enam raja klan laut, beberapa punya hubungan dekat dengannya, beberapa netral, tapi dengan Dewan Tetua sendiri ada permusuhan sengit yang tak terdamaikan. Ingatannya tentang pemburuan takkan pernah pudar - sekalipun dia manusia, apa perlu sampai habis-habisan?
Saat Derck York tewas dihadapannya, Kaisar yang biasanya tak pendendam ini memutuskan: begitu kekuatannya cukup, dia akan menagih hutang pada Dewan Tetua.
Mereka harus membayar mahal. Tapi Kaisar juga yakin Dewan Tetua takkan melepaskannya begitu saja. Sekarang mereka belum bisa berbuat apa. Jangan-jangan lewat duel ini mereka ingin menghabisi dirinya?
Kaisar refleks menjilat bibirnya, ancaman mematikan!
Bisa memicu keinginan membunuh Kaisar itu sangat sulit, membuat Zhebie dan yang lain merinding.
Baiste tidak terlalu memperhatikan klan laut. Di masa kejayaan klan raksasa, klan laut bahkan tidak dianggap. Sekarang situasi sudah berubah, tapi raksasa itu tetap penasaran dengan kekuatan tempur klan laut.
Ada masalah besar di sini: Zhebie dan yang lain berasal dari klan laut. Ini pertarungan antara klan laut dan manusia, jadi mereka tidak bisa mewakili pihak manusia. Ini bukan masalah pribadi, tapi menyangkut gambaran keseluruhan. Kaisar sangat paham, Zhejie juga mengerti, terutama Kao. Meski tinggal di dunia manusia, dia tetap Pangeran She'oubei yang tidak mungkin mengabaikan kehormatan keluarganya.
Di antara Dragon Rider juga banyak petarung handal. Mida Blasuo dan Roque Santa Cruz termasuk dua di antaranya, sisanya masih kurang. Pertemuan terakhir dengan Prometheus dkk, meski tidak bertarung, terlihat kemajuan besar pada keduanya. Bukan hanya Kaisar yang berkembang.
Tapi waktu masih panjang, mungkin ada unsur ketidakpastian. Kaisar sendiri menilai, dari ahli klan laut yang muncul sejauh ini, hanya Carasso yang bisa menjadi ancaman baginya. Tapi Kaisar yang sudah dewasa ini tahu: Dewan Tetua bisa mendominasi klan laut selama ini pasti tidak sederhana. Saat memburunya dulu, mereka langsung mengerahkan dua ahli Saint Domain sekaligus.
Tidak diragukan lagi, pertempuran pasti terjadi. Kao tidak bisa ikut serta. Sekalipun dia mau, Kaisar tidak akan mengizinkannya tampil. Yisha sudah memiliki rencana. Situasi Suku She'oubei saat ini sangat , tidak boleh dirusak. Zhebie, Diddy, dan Bati tidak memiliki beban. Jika mereka ingin bertempur, Kaisar tidak akan menghalangi, tapi juga tidak akan meminta secara inisiatif.
Mengenai urusan aliansi antar kerajaan, para ofisial dari tiga negara yang akan menanganinya. Kaisar tidak perlu ikut campur. Namun saat ini Kaisar memiliki masalah: kontrak perbudakan dengan Tabib Hitam Roro Desa yang dibuat untuk menyelamatkan Clarisse sudah waktunya dipersiapkan. Tapi jejak Fenghuang sangat sulit dilacak. Cagliari telah mengirimkan misi level A ke Asosiasi Petualang, sekaligus mengerahkan sistem intelijen nasional untuk mencari.
Di antara Makhluk Suci Empat Penjuru, Fenghuang termasuk yang paling spesial. Keberadaannya bisa dilacak, pasti berada di daerah dengan aktivitas vulkanik dan panas bumi tinggi, namun lingkungannya sangat ekstrem. Namun hingga saat ini belum ada kabar.
Ini juga menjadi beban pikiran Yang Jingyi dkk. Meski Kaisar memiliki dukungan Fenghuang, mendapatkan darah Fenghuang bukan hal mudah. Bahkan dalam legenda pun belum pernah ada cerita tentang mengalahkan Fenghuang. Dari Makhluk Suci Empat Penjuru, yang paling sulit ditaklukkan dalam hal serangan adalah Fenghuang. Daya hancur unsur api terlalu kuat, dan tidak mungkin menarik Fenghuang ke laut lepas untuk bertempur. Dari segala aspek kondisi tidak menguntungkan. Untuk mendapatkan darah Fenghuang, Kaisar harus menghadapi tantangan yang jauh lebih sulit daripada melawan Macan Putih. Bagaimanapun juga, Macan Putih adalah tipe yang bisa "makan" semua serangan sihir dan qi tempur.
Apapun hasilnya, Kaisar harus mencoba. Yang Jingyi dan kawan-kawan hanya bisa berharap Fenghuang mau memberikan setetes darahnya. Dalam legenda, tak ada yang bisa mengalahkan Fenghuang, namun ada contoh orang mati hidup kembali karena mendapat darah Fenghuang. Sepertinya semuanya bukan didapat dengan cara merebut paksa lewat pertarungan.
Jelas Kaisar pernah menolong Fenghuang sekali, setidaknya ini bisa menjadi peluang untuk berkomunikasi.
Turnamen duel pertama antara bangsa manusia dan klan laut telah memicu gelombang besar ilmu bela diri di seluruh wilayah Maya. Terutama mereka yang berkualifikasi, harus memanfaatkan enam bulan ini untuk mencapai puncak kemampuan demi menyambut tantangan ini.
Ini mungkin kabar baik bagi kedua tim.
Kehadiran klan raksasa memberi lawan latihan baru bagi Pasukan Ksatria Naga. Prajurit yang ditempa dengan metode ekstrem ini jelas luar biasa.
Namun situasi tak pernah tenang. Pemberontakan muncul kembali di wilayah Cagliari dengan skala mengerikan. Masalah terbesar bukanlah besarnya pemberontakan, melainkan dukungan rakyat. Penduduk daerah pemberontakan justru mendukung pemerintah pemberontak. Ini benar-benar pukulan telak bagi Cagliari yang sedang dalam proses pemulihan.
