Diddy tidak terlalu menyukai lingkungan gelap dan sepi. Meski dia Doth Kegelapan, saat melihat "cahaya", senyum Diddy merekah manis karena melihat seseorang.
Ling yang terbungkus jubah hitam juga menatap Diddy. Di antara mereka tiba-tiba muncul hubungan misterius - resonansi darah kegelapan murni.
Ling agak penasaran. Meski sama-sama ahli kegelapan, mengapa Diddy di depannya terlihat sangat berbeda dengan mereka?
Diddy melangkah mendekati lawannya dengan gaya jenaka. "Bolehkah aku menciummu sekali?"
……
Tubuh Ling goyah, hampir terjatuh. Ini... sama sekali tak terduga. Untung tidak ada orang di sekitar, musuh maupun sekutu pasti akan terkejut dengan Diddy.
Diddy sama sekali tak bersiap-siap. Dia berjalan sampai di depan Ling. Pembunuh bayaran tingkat atas bawahan Tuan Piao ini malah tidak memanfaatkan kesempatan untuk menyerang.
Memang, selain Zizai Piao, orang lain tidak dianggap sebagai nyawa. Tapi anak polos yang memancarkan aura Kegelapan pekat ini membuatnya ragu. Tentu saja kalimat yang terlontar darinya sama sekali tidak murni.
Bagi Diddy, nyawa Kaisar dan Kao pun tak berarti. Makhluk Kegelapan selalu kesepian. Tapi ketika dua makhluk Kegelapan bertemu, pasti ada resonansi. Dibanding kedewasaan Ling, Diddy lebih polos. Itu ambisi sederhana: dia menyukai kehangatan orang ini yang menghilangkan kesepiannya. Bahkan Kaisar sekalipun hanya dianggap andalan, tanpa feel sejenis.
Semua ini berada dalam kendali satu orang: Indra. Memang dia bukan orang dengan kemampuan tim kuat. Dalam pertarungan sesungguhnya, siapa pun di sini bisa membunuhnya dengan Braak! Tapi dialah yang paling dipercaya Zizai Piao di antara Sepuluh Pembunuh. Intinya memata-matai. Kali ini yang terpenting bukan menang/kalah, tapi merekam situasi pertarungan.
Harus diakui lima lokasi pertarungan membuat Indra terpana. Situasi sudah di luar kendali. Orang Cagliari memang hebat! Tapi terhadap Ling, bahkan para pembunuh bayaran pun takut. Di antara Sepuluh Pembunuh, mungkin hanya Cali Frank yang bisa jadi lawannya. Membunuh seorang Dragon Rider seharusnya bermasalah!
Tangan Ling diletakkan perlahan di atas kepala Diddy. Yingda tahu si idiot kecil ini akan sial—terhipnotis oleh kecantikan wanita. Pantaskah orang seperti ini disebut Dragon Rider?
……Masalahnya, Yingda juga tertegun. Ling sama sekali tidak bertindak cepat untuk membunuhnya. Saat ini, sedikit saja tekanan diberikan, Dragon Rider atau pasukan kavaleri biasa sekalipun akan melihat hantu. Tapi Ling juga seperti gila, tangannya bergetar ketakutan sambil membelai kepala Diddy, menampilkan senyuman manis yang belum pernah terlihat sebelumnya—kaku tapi secerah es yang mencair.
Bagaimana bisa begini? Zafu hancur. Kalifran memberontak. Tiga lainnya dalam kerugian. Orang-orang dalam grup ini jelas bukan tandingan mereka—terutama Kaisar, yang sama sekali bukan manusia melainkan iblis serba bisa. Jika dia Kalifran, mungkin reaksi pertama bukan menyerah tapi bunuh diri. Tapi setidaknya Ling harus merebut kembali satu kemenangan di sini.
"Kakak perempuan, mau hidup bersama aku?" tanya Diddy sambil memicingkan mata nyaman dibelai. Untuk pertama kalinya, keinginan selain makanan muncul dalam diri Diddy.
Makhluk Kegelapan pun punya asmara, meski tingkat kemunculannya sangat rendah. Tapi Diddy mengalaminya—kelembutan tangan itu sangat ingin dia miliki.
Ling terdiam sejenak, lalu tiba-tiba bergerak gesit menjauh dari Diddy. Ekspresinya kembali dingin. "Tidak bisa."
"Mengapa?" Diddy bertanya bingung.
"Kalian adalah musuh bebuyutan Tuanku. Aku harus membunuhmu!"
"Kalau begitu, bunuhlah aku." Diddy berkata dengan santai, membuat Ling antara ingin tertawa dan menangis. Seandainya orang lain, pasti sudah dia bunuh seperti memencet semut. Tapi kali ini dia ragu.
Tapi dia tak bisa mengkhianati Zizai Piao. Dialah yang membuatnya menyadari eksistensi diri, mengenyangkan anak yang dibuang orang tua hingga harus mengais sampah dan berebut makanan dengan anjing liar, memberinya rasa hormat dan kehangatan.
Dia tak bisa mengkhianatinya!
Dengan cepat Ling kembali tenang. Dia tahu perasaan tadi hanyalah tarikan energi kegelapan murni, bukan perasaan sesungguhnya. Tapi demi peringatan persahabatan, "Begitu aku bertindak, tak akan ada keraguan. Jangan harap aku akan memberikan keringanan!"
Siluet Ling menghilang dari tempatnya, sebenarnya melakukan gerakan super cepat hingga tiba-tiba muncul di depan Diddy. Siku sederhana menghantam, tubuh Diddy terlempar. Suara tulang remuk terdengar.
Ling tertegun, Kaisar dan yang lainnya yang baru tiba juga terpaku.
Kemampuan Ten Killers memang bagus. Jika Carlifran dkk melakukan pembunuhan gelap terhadap 1-2 Dragon Rider, mungkin akan sukses. Tapi berduel satu lawan satu dengan meninggalkan teknik pembunuhan? Ini jelas bunuh diri. Tapi ini permintaan Zizai Piao, mereka tak punya pilihan.
Bast adalah ahli level kedua setelah Kaisar. Mida Blasuo dan Roque Santa Cruz sama-sama ahli Saint Domain. Hanya Ling dan Carlifran yang bisa melawan mereka, tapi keduanya malah punya misi masing-masing.
"Melihat Diddy dikulumahkan, mereka memang terkejut, ternyata sama sekali tidak melawan."
"Tuan, perempuan ini bernama Ling, ditemukan oleh Yang Mulia Zizai Piao. Berfisik Kegelapan murni, jarang ditemui bahkan di dunia Kegelapan, kemampuannya luar biasa."
Sebagai bayangan yang setia, Kaliflan menjalankan tugasnya dengan baik memperlihatkan nilai diri.
Ling menatap dingin sang pengkhianat, "Kaliflan, kau sudah pikun ya, berani melakukan pengkhianatan terhadap Yang Mulia!"
Kaliflan sama sekali tidak tersinggung, "Nona Ling, burung yang baik memilih pohon yang tepat. Berhadapan dengan Pangeran, aku merasa diri kecil sekaligus punya pemikiran baru."
"Hmph, sebagai penghuni Dunia Kegelapan, harga yang harus dibayar pasti kau tahu!"
"Nona Ling, jangan menakut-nakutiku dong. Kaliflan selalu menyambut semua orang yang mau mencari masalah!"
Siapa Kaliflan? Pemimpin Sepuluh Pembunuh yang cukup disegani di dunia Kegelapan. Satu-satunya yang ditakutinya hanyalah Kaisar. Pengejar kekuatan sejati ini belum pernah melihat orang sekuat dan semenakutkannya, sehingga memilih mengikuti Kaisar. Bukan sekadar takut mati, bagi orang gila yang tak peduli batasan seperti ini, maunya ya dilakukan.
Ling juga paham, memandang dengan tenang ke arah Kaisar, "Kalian mau maju satu-satu, atau serbu bersama?"
"Aku yang maju."
Selama masih ada pertarungan yang bisa diikuti, Mida Blasuo takkan pernah melewatkannya. Dia adalah mesin tempur klasik. Dalam pertempuran tadi, dia juga mengalami luka ringan. Serangan balik mematikan lawannya cukup tajam, tapi tidak cukup memuaskan. Yang dia inginkan adalah kenikmatan di ambang kematian, karena dia tahu enam bulan lagi akan bertemu Raja Naga Laut Carasso. Selama Carasso berada di laut, dia masih bisa menahan impulsnya. Tapi begitu sang raja naik ke daratan, Mida akan merasakan kegilaan yang meluap-luap.
Tidak bertempur berarti mati.
Setelah beberapa waktu bersama, Bast mulai memahami orang-orang di sekitar Kaisar... Separuhnya orang waras, separuh lagi tidak normal. Tapi yang tidak normal justru lebih kuat. Mida Blasuo ini benar-benar sinting. Kadang dia bahkan mengincar Bast sendiri. Meskipun klan raksasa selalu membanggakan keberanian mereka, tetap kalah dibanding orang gila.
Yang pengecut takut pada yang nekat, yang nekat takut pada yang tak takut mati, yang tak takut mati takut pada sinting. Mida Blasuo sekarang adalah kombinasi tak takut mati plus sinting.
"Kepala, jangan sakiti dia." Diddy bangkit dari tanah dengan tulang dada yang deformasi. Sorot mata Kaisar langsung memancarkan hawa dingin.
Luka Diddy kali ini sangat parah. Tanpa pertahanan sama sekali, dia benar-benar mempermainkan nyawanya. Di detik terakhir, Ling memang sengaja mengurangi kekuatan, kalau tidak serangan itu pasti akan menembus Diddy. Dia tak menyangka Diddy benar-benar tidak melawan sama sekali.
Jelas Kaisar dan yang lain sudah datang. Mustahil membunuh Diddy di depan mereka semua.
“Diddy, jika lain kali tidak membalas, aku tetap akan membunuhmu. Kalli Frank, konsekuensi mengkhianati Tuan Zizai Piao akan segera kau rasakan.”
Setelah berkata demikian, dia bersandar di dinding dan menyatu ke dalamnya. Tak lama kemudian barrier menghilang, muncul jalan besar menuju Kota Toronto.
Roque Santa Cruz membantu Diddy berdiri, memperbaiki tulang-tulang yang bergeser. Kali ini Diddy tidak bisa tertawa lagi, luka seberat ini bahkan untuk dirinya butuh waktu lama untuk pulih.
“Bos, aku mau dia.”
Diddy yang masih terengah-engah terus mengigaukan "Ling", membuat Roque Santa Cruz yang sedang membalut lukanya tak sengaja menarik perban terlalu kencang, “Lelaki memang tidak ada yang komoditas unggulan!”
Mereka semua berkeringat...
Tapi ini fenomena yang baik. Jarang Diddy tertarik pada sesuatu selain makanan. Ini menandakan Diddy sedang menuju matang. Kaisar selalu menganggap Diddy sebagai Diddy-nya sendiri, Kao dan yang lain juga sangat memanjakannya. Hanya sedikit wanita Doth Kegelapan yang bisa membangkitkan emosinya. Musuh atau bukan, Kaisar harus mencari cara membantunya.
“Segera pulihkan lukamu. Saat tiba di Toronto, aku akan mencari solusi,” kata Kaisar.
“Hmm, Yang Mulia, saya harus mengatakan bahwa Nona Ling benar-benar setia pada Tuan Zizai Piao. Tidak seperti orang seperti saya yang pernah meneliti orang dengan fisik Kegelapan murni - mereka jarang mengembangkan perasaan terhadap makhluk selain sesama jenisnya. Tapi begitu muncul, perasaan itu tak akan berubah, terutama terhadap lawan jenis.” Kaliflan merasa perlu memberi peringatan. Seseorang ini sama sekali tak peduli dengan statusnya sebagai pengkhianat. Dia tak butuh simpati orang lain, hanya perlu membuat Kaisar paham kegunaannya. Jika Kaisar hanya seorang petarung biasa, dia tak diperlukan. Tapi Kaisar adalah penguasa sejati, jalan yang harus ditempuhnya terlalu jauh dan sulit.
