Keempat Grand Magus menghampiri Kaisar sambil menunduk, mengangkat tongkat mereka secara horizontal. "Kasparov (Dorin, Jiāyè, Apache) bersumpah setia sampai mati pada Pangeran!"
Rakyat dan tentara Cagliari kembali menyaksikan keajaiban. Rakyat bersorak gembira, para penyihir pun bergembira karena dengan kemampuan tim seperti ini, kelompok magi mereka akan mengalami kebangkitan kembali.
“Yang Mulia Pangeran, mohon jadikan Putri sebagai kapten kami. Hanya dia yang memiliki kemampuan tim ini.” Kata Casparov. Setelah menandatangani kontrak dengan Raja Peri, mereka telah mengetahui identitas asli Aya serta kekuatan Putri Surga Phoenix.
Kaisar menatap Aya yang tersenyum dan mengangguk.
Orang-orang yang tidak tahu pun menjadi paham, ternyata kekuatan magis tadi berasal dari putri kecil di hadapan mereka, yang bahkan mampu memanggil empat Raja Peri.
Menara magic melepaskan mantra perayaan. Sorotan pada Pasukan Ksatria Naga dan kemunculan Legiun Raksasa benar-benar memberi tekanan besar pada Legiun Penyihir. Kini mereka akan kembali menjadi penguasa.
Pembahasan tentang penyapu bersih pemberontak belum usai, topik baru sudah muncul. Orang Cagliari merasa mendapat berkah. Rakyat menyebarkan cerita tentang Putri Aya, para penyair keliling takkan melewatkan topik ini. Putri tetaplah putri, seperti Pangeran, serangannya luar biasa. Meski orang biasa tak paham maksud "Raja Peri", mereka mengerti arti empat calon Grand Magus yang mungkin menjadi Magister Sihir.
“Katanya Putri kita adalah Putri Surga Phoenix dari legenda!”
“Iya, aku juga dengar. Tapi apa itu Putri Surga Phoenix?”
“Bodoh! Pangeran kita kan pernah mendapat dukungan Phoenix. Putri Surga Phoenix pasti putri Phoenix. Pantas selalu memanggil Pangeran 'Kakak'.”
“Putri yang masih sangat muda sudah menjadi Magister Sihir, hmph, gue gak percaya masih ada negara yang lebih kuat dari Cagliari kita!”
“Bener tuh! Siglolo apaan? Ottoman apaan? Zaman keemasan Cagliari udah datang! Gue udah ngirim anak gue buat wajib militer. Kalau si bangsat kecil ini gagal ujian, gue pasti kuliti dia hidup-hidup!”
“Elu cuma ngirim satu anak doang? Gue enam anak semuanya dikirim, lima di antaranya lulus ujian!”
Mereka pada keringat dingin. Elu emang jago, Pasukan Gerilya Keluarga Besar!
Legiun Penyihir masih cukup utuh dengan daya tempur yang solid. Apalagi setelah peristiwa Raja Peri, kelompok magi Cagliari jadi kelompok magi paling populer di Maya bagi para ahli sihir.
Wajib militer nasional kali ini bertujuan menyelesaikan masalah internal yang terungkap selama pertempuran. Beberapa parasit di legiun sudah tidak bisa diperbaiki dengan pendidikan atau hukuman – harus dibersihkan total dan diganti darah segar. Dulu semangat wajib militer rendah, ikut cuma buat ngindarin pajak atau cari makan. Sekarang? Mereka benar-benar membawa kemuliaan negara – belum pernah terjadi sebelumnya!
Orang Cagliari senang, tapi negara lain terutama negara-negara kuat malah sewot. Begitu kabar ini menyebar, seluruh negeri mereka gempar.
Empat Raja Peri, empat calon Magister Sihir, plus satu Magister Sihir baru yang tak tertembus – mana mungkin tidak bikin khawatir.
“Edermon, bagaimana pendapatmu? Mungkinkah ini hanya gimmick orang Cagliari?” Beifit bergoyang-goyang di atas takhta. Kemunculan kejadian tak terduga ini menghambat rencana mereka. Tak seorang pun boleh meremehkan kelompok magi seperti ini.
“Magister Sihir Farma, bagaimana pendapat Anda?”
“Putri Surga Phoenix... Jika benar itu dia, maka urusan ini memiliki kemungkinan.” Sang Magister Sihir tidak panik. Bagaimanapun dia adalah orang yang sudah berpengalaman, tidak merasa hal ini istimewa.
“Putri Surga Phoenix? Benarkah ada ras seperti itu?”
Edermon menyeruput tehnya dengan tenang, “Yang Mulia, memang ada. Di waktu senggang saya suka mengumpulkan legenda manusia aneh. Konon di zaman dahulu, sebelum kebangkitan manusia dan klan laut, ada Zaman Ratusan Klan. Saat itu klan Phoenix adalah salah satu ras terkuat, dan Putri Surga Phoenix adalah keturunan Phoenix yang dibesarkan oleh Phoenix sendiri. Dalam sejarah pun jumlahnya bisa dihitung jari.”
“Artinya, Kaisar memiliki salah satunya sekarang?”
“Kemunculan Phoenix adalah fakta yang sudah pasti. Dari sini ada kemungkinan, tapi klan-klan itu sudah punah sejak lama. Jadi masih perlu penyelidikan lebih lanjut.”
“Lalu bagaimana dengan rencana kita?”
“Saya usulkan untuk menghentikan sementara. Ketidaksabaran kecil bisa merusak rencana besar. Lagipula kita sudah menunggu lama. Sebelum perang dengan klan laut, lebih baik kita menahan diri. Membunuh dengan pisau orang lain lebih baik daripada bertindak sendiri.”
Edermon tersenyum licik.
“Guru, bagaimana pendapatmu?”
“Sepertinya saya perlu mengunjungi Markus.”
"Beifit tentu paham maksud Fama, seketika bangkit dengan semangat, 'Guru, sungguh tak tahu bagaimana cara berterima kasih pada Anda!'"
"Sudah, tak perlu menjilat. Aku hanya mencoba-coba saja."
Tampaknya Edermon dan Beifit telah berhasil membuat Magister Sihir Fama senang.
Wilayah perairan Suku Naga Laut.
"Putri, istirahatlah sebentar."
Elina telah berlatih aura naga bawaan selama lebih dari dua setengah jam. Ratu Suku Naga Laut paling menyayangi putri bungsu ini, meski dia paling merepotkan - tak menyukai siapapun kecuali manusia.
"Ibu, putri ingin mengharumkan nama klan laut kita di turnamen duel!"
"Si gadis bodoh, bertarung itu urusan lelaki. Untuk apa kau ikut campur?"
"Ibu, aku ini genius! Lagi pula, baik pria maupun wanita Suku Naga Laut adalah prajurit. Aku akan membawa kejayaan bagi kaum wanita!"
"Kau ini... Belum menikah sudah sok menyebut diri 'wanita'. Tak tahu malukah?" Sang Ratu memandang penuh kasih pada putri yang selalu membuatnya ikut campur ini. Namun setelah berbagai cobaan, sang putri telah tumbuh lebih matang dan kuat.
"Ibu..."
Elina langka menunjukkan sikap merajuk manja di depan ibunya.
"Wah, ini putri kecil kami yang angkuh? Ck ck, perempuan delapan belas kali berubah ya!"
"Benar! Sudah terpengaruh jenis kelamin lain sampai lupa jati diri naga."
Dua sosok anggun muncul. Elina langsung bangkit dengan kejutan kecil.
"Kakak Besar, Kakak Kedua! Kenapa kalian pulang?"
"Kenapa tidak menyambut kami? Kalau begitu kami pulang saja!"
"Kedua Kakak, kamu suka mengganggu aku." Elina segera menahan sang kakak.
Yang datang tak lain adalah Putri sulung Suku Naga Laut Milena, Putri kedua Tina. Tiga bersaudari langsung berpelukan.
"Adik kecil kami, akhir-akhir ini kamu benar-benar menggemparkan seluruh klan laut ya."
"Hihi, pantaslah adik kami!"
"Kalian berdua hanya pandai merusak adik!" Sang Ratu tertawa. Dua putrinya setelah menikah, mengikuti suami bertugas di wilayah perairan, jarang pulang.
"Hormat pada Ibu. Ibu semakin muda, hihi."
"Mulutmu memang manis!"
"Ada waktu pulang, kok tidak memberi kabar?" Tiga bersaudari mengerumuni sang Ratu yang juga merasa senang.
"Ini semua untuk duel dengan manusia. Sebagai pilar utama, Suku Naga Laut tentu harus mengerahkan elit. Suami kami termasuk ahli terkemuka di klan laut."
"Tidak malukah? Setiap bicara selalu menyebut suami!" Sang Ratu menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Pertemuan ibu dan anak selalu punya topik tak habis-habis. Tapi yang paling membuat dua kakak penasaran tentu kabar tentang adik mereka. Mustahil tidak tahu, karena benar-benar digemparkan seluruh lautan.
